Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN GOUT (ASAM URAT) DAN

FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN


KELUARGA
Dosen: Ns.Vania Tampilang S.kep M.kes

Oleh :
TANIA LALURAA
(1814201050)
Kelas : A2 Kep/VI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA


FAKULTAS KEPERAWATAN
MANADO
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
GOUT (ASAM URAT)
1.Definisi
Menurut American College of Rheumatology (2012), gout arthritis adalah suatu penyakit
dan potensi ketidakmampuan akibat radang sendi yang sudah dikenal sejak lama, gejalanya
biasanya terdiri dari episodik berat dari nyeri inflamasi satu sendi. Gout arthritis adalah bentuk
inflamasi artritis kronis, bengkak dan nyeri yang paling sering di sendi besar jempol kaki.
Namun, gout arthritis tidak terbatas pada jempol kaki, dapat juga mempengaruhi sendi lain
termasuk kaki, pergelangan kaki, lutut, lengan, pergelangan tangan, siku dan kadang di jaringan
lunak dan tendon. Biasanya hanya mempengaruhi satu sendi pada satu waktu, tapi bisa menjadi
semakin parah dan dari waktu ke waktu dapat mempengaruhi beberapa sendi. Gout arthritis
merupakan istilah yang dipakai untuk sekelompok gangguan metabolik yang ditandai oleh
meningkatnya konsentrasi asam urat (hiperurisemia). Penyakit gout arthritis merupakan penyakit
akibat penimbunan kristal monosodium urat di dalam tubuh sehingga mengakibatkan nyeri
Sendi.

2. Etiologi
Berdasarkan penyebabnya, penyakit asam urat digolongkan menjadi 2, yaitu:
a. Gout primer Penyebab kebanyakan belum diketahui (idiopatik). Hal ini diduga
berkaitan dengan kombinasi faktor genetik dan faktor hormonal yang menyebabkan gangguan
Metabolisme yang dapat mengakibatkan meningkatnya produksi asam urat.Hiperurisemia atau
berkurangnya pengeluaran asam urat dari tubuh dikatakan dapat menyebabkan terjadinya
gout primer. Hiperurisemia primer adalah kelainan molekular yang masih belum jelas diketahui.
Berdasarkan data ditemukan bahwa 99% kasus adalah gout dan hiperurisemia primer. Gout
arthritis primer yang merupakan akibat dari hiperurisemia primer, terdiri dari hiperurisemia
karena penurunan ekskresi (80-90%) dan karena produksi yang berlebih (10-20%). b. Gout
sekunder
Gout sekunder dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu kelainan yang menyebabkan
peningkatan biosintesis denovo, kelainan yang menyebabkan peningkatan degradasi ATP atau
pemecahan asam nukleat dan kelainan yang menyebabkan sekresi menurun. Hiperurisemia
sekunder karena
peningkatan biosintesis de novo terdiri dari kelainan karena kekurangan menyeluruh enzim
HPRT pada syndome Lesh-Nyhan, kekurangan enzim glukosa-6 phosphate pada glycogen
storage disease dan kelainan karena kekurangan enzim fructose-1 phosphate aldolase melalui
glikolisis anaerob. Hiperurisemia sekunder karena produksi berlebih dapat disebabkan karena
keadaan yang menyebabkan peningkatan pemecahan ATP atau pemecahan
asam nukleat dari dari intisel. Peningkatan pemecahan ATP akan membentuk
AMP dan berlanjut membentuk IMP atau purine nucleotide dalam metabolisme purin, sedangkan
hiperurisemia akibat penurunan ekskresi dikelompokkan dalam beberapa kelompok yaitu karena
penurunan masa ginjal, penurunan filtrasi glomerulus, penurunan fractional uric acid clearence
dan pemakaian obat-obatatan.

3. Faktor Risiko
Berikut ini yang merupakan faktor resiko dari gout arthritis :
a. Suku bangsa /ras Suku bangsa yang paling tinggi prevalensinya pada suku maori di Australia.
Prevalensi suku Maori terserang penyakit asam urat tinggi sekali sedangkan Indonesia prevalensi
yang paling tinggi pada penduduk pantai dan yang paling tinggi di daerah Papua.
b. Konsumsi ikan laut Ikan laut merupakan makanan yang memiliki kadar purin yang tinggi.
Konsumsi ikan laut yang tinggi mengakibatkan asam urat.
c.Penyakit-penyakit yang sering berhubungan dengan hiperurisemia. Misalnya Obesitas, diabetes
melitus, penyakit ginjal, hipertensi, dislipidemia. Adipositas tinggi dan berat badan merupakan
faktor resiko yang kuat untuk gout pada laki-laki, sedangkan penurunan berat badan adalah
faktor pelindung.
d. Obat-obatan Beberapa obat-obat yang turut mempengaruhi terjadinya hiperurisemia.
Misalnya Diuretik, antihipertensi, aspirin. Obat-obatan juga mungkin untuk memperparah
keadaan. Diuretik sering digunakan untuk menurunkan tekanan darah, meningkatkan produksi
urin, tetapi hal tersebut juga dapat menurunkan kemampuan ginjal untuk membuang asam urat.
Hal ini pada gilirannya, dapat meningkatkan kadar asam urat dalam darah dan menyebabkan
serangan gout. Gout yang disebabkan oleh pemakaian diuretik dapat "disembuhkan" dengan
menyesuaikan dosis. Serangan gout juga bisa dipicu oleh kondisi seperti cedera dan infeksi.hal
tersebut dapat menjadi potensi memicu asam urat. Hipertensi dan penggunaan diuretik
jugamerupakan faktor risiko penting independen untuk gout. Aspirin memiliki 2 mekanisme
kerja pada asam urat, yaitu: dosis rendah menghambat ekskresi asam urat dan meningkatkan
kadar asam urat, sedangkan dosis tinggi (> 3000 mg / hari) adalah uricosurik.
e. Jenis Kelamin Pria memiliki resiko lebih besar terkena nyeri sendi dibandingkan
perempuan pada semua kelompok umur, meskipun rasio jenis kelamin laki-laki dan perempuan
sama pada usia lanjut. Dalam Kesehatan dan Gizi Ujian Nasional Survey III, perbandingan laki-
laki dengan perempuan secara keseluruhan berkisar antara 7:1 dan 9:1. Dalam populasi managed
care di Amerika Serikat, rasio jenis kelamin pasien laki-laki dan perempuan dengan
gout adalah 4:1 pada mereka yang lebih muda dari 65 tahun, dan 3:1 pada mereka lima puluh
enam persen lebih dari 65 tahun. Pada pasien perempuan yang lebih tua dari 60 tahun dengan
keluhan sendi datang ke dokter didiagnosa sebagai gout, dan proporsi dapat melebihi 50% pada
mereka yang lebih tua dari 80 tahun.

f. Diet tinggi purin Hasil analisis kualitatif menunjukkan bahwa HDL yang merupakan
bagian dari kolesterol, trigliserida dan LDL disebabkan oleh asupan makanan
dengan purin tinggi.

4. Patofisiologi
Dalam keadaan normal, kadar asam urat di dalam darah pada pria dewasa kurang dari 7 mg/dl,
dan pada wanita kurang dari 6 mg/dl. Apabila konsentrasi asam urat dalam serum lebih besar
dari 7 mg/dl dapat menyebabkan penumpukan kristal monosodium urat. Serangan gout
tampaknya berhubungan dengan peningkatan atau penurunan secara mendadak kadar asam urat
dalam serum. Jika kristal asam urat mengendap dalam sendi, akan terjadi respon inflamasi dan
diteruskan dengan terjadinya serangan gout. Dengan adanya serangan yang berulang – ulang,
penumpukan kristal monosodium urat yang dinamakan thopi akan mengendap dibagian perifer
tubuh seperti ibu jari kaki, tangan dan telinga. Akibat penumpukan Nefrolitiasis urat (batu ginjal)
dengan disertai penyakit ginjal kronis. Penurunan urat serum dapat mencetuskan pelepasan
kristal monosodium urat dari depositnya dalam tofi (crystals shedding). Pada beberapa pasien
gout atau dengan hiperurisemia asimptomatik kristal urat ditemukan pada sendi
metatarsofalangeal dan patella yang sebelumnya tidak pernah mendapat serangan akut. Dengan
demikian, gout dapat timbul pada keadaan asimptomatik. Terdapat peranan temperatur, pH, dan
kelarutan urat untuk timbul serangan gout. Menurunnya kelarutan sodium urat pada temperatur
lebih rendah pada sendi perifer seperti kaki dan tangan, dapat menjelaskan mengapa kristal
monosodium urat diendapkan pada kedua tempat tersebut. Predileksi untuk pengendapan
kristalmonosodium urat pada metatarsofalangeal-1 (MTP-1) berhubungan juga dengan trauma
ringan yang berulang-ulang pada daerah tersebut.

5. Manifestasi Klinis
Gout arthritis terjadi dalam empat tahap. Tidak semua kasus berkembang menjadi tahap akhir.
Perjalanan penyakit asam urat mempunyai 4 tahapan, yaitu: a. Tahap 1 (Tahap Gout Artritis
akut) Serangan pertama biasanya terjadi antara umur 40-60 tahun pada laki-laki, dan setelah 60
tahun pada perempuan. Onset sebelum 25 tahun merupakan bentuk tidak lazim gout artritis, yang
mungkin merupakan manifestasi adanya gangguan enzimatik spesifik, penyakit ginjal atau
penggunaan siklosporin. Pada 85-90% kasus, serangan berupa arthritis monoartikuler dengan
predileksi MTP-1 yang biasa disebut podagra. Gejala yang muncul sangat khas, yaitu radang
sendi yang sangat akut dan timbul sangat cepat dalam waktu singkat. Pasien tidur tanpa ada
gejala apapun, kemudian bangun tidur terasa sakit yang hebat dan tidak dapat berjalan. Keluhan
monoartikuler berupa nyeri, bengkak, merah dan hangat, disertai keluhan sistemik berupa
demam, menggigil dan merasa lelah, disertai lekositosis dan peningkatan endap darah.
Sedangkan gambaran radiologis hanya didapatkan pembengkakan pada jaringan lunak
periartikuler. Keluhan cepat membaik setelah beberapa jam bahkan tanpa terapi sekalipun. Pada
perjalanan penyakit selanjutnya, terutama jika tanpa terapi yang adekuat, serangan dapat
mengenai sendi-sendi yang lain seperti pergelangan tangan/kaki, jari tangan/kaki, lutut dan siku,
atau bahkan beberapa sendi sekaligus. Serangan menjadi lebih lama durasinya, dengan interval
serangan yang lebih singkat, dan masa penyembuhan yang lama b. Tahap 2 (Tahap Gout
interkritikal) Pada tahap ini penderita dalam keadaan sehat selama rentang waktu tertentu.
Rentang waktu setiap penderita berbeda-beda. Dari rentang waktu 1-10 tahun. Namun rata-rata
rentang waktunya antara 1-2 tahun. Panjangnya
rentang waktu pada tahap ini menyebabkan seseorang lupa bahwa dirinya pernah menderita
serangan gout arthritis akut. Atau menyangka serangan pertama kali yang dialami tidak ada
hubungannya dengan penyakit gout arthritis.

c. Tahap 3 (Tahap Gout Artritis Akut Intermitten) Setelah melewati masa Gout Interkritikal
selama bertahun-tahun tanpa gejala, maka penderita akan memasuki tahap ini yang ditandai
dengan serangan artritis yang khas seperti diatas. Selanjutnya penderita akan sering mendapat
serangan (kambuh) yang jarak antara serangan yang satu dengan serangan berikutnya makin
lama makin rapat dan lama serangan makin lama makin panjang, dan jumlah sendi yang
terserang makin banyak. Misalnya seseorang yang semula hanya kambuh setiap setahun sekali,
namun bila tidak berobat dengan benar dan teratur, maka serangan akan makin sering terjadi
biasanya tiap 6 bulan, tiap 3 bulan dan seterusnya, hingga pada suatu saat penderita akan
mendapat serangan setiap hari dan semakin banyak sendi yang terserang. d. Tahap 4 (tahap Gout
Arthritis Kronik Tofaceous) Tahap ini terjadi bila penderita telah menderita sakit selama 10
tahun atau lebih. Pada tahap ini akan terbentuk benjolan-benjolan disekitar sendi yang sering
meradang yang disebut sebagai Thopi. Thopi ini berupa benjolan keras yang berisi serbuk seperti
kapur yang merupakan deposit dari kristal monosodium urat. Thopi ini akan mengakibatkan
kerusakan pada sendi dan tulang disekitarnya. Bila ukuran thopi semakin besar dan banyak akan
mengakibatkan penderita tidak dapat menggunakan sepatu lagi
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

1. PENGKAJIAN
A. Data Umum
1. Nama Keluarga (KK) : Tn. M
2. Umur : 59 Tahun
3. Alamat : TALAUD

No Nama Jenis Hub Umur Pendidika Status


kelamin (TTL) n Kesehatan
1. Tn. M. L L Suami 59 SD Kurang
Tahun Sehat
(30-01-
2. Ny. S. D P Istri 1962) SD Sehat
53
Tahun
3. Ny. T. L P Anak (25-07- Perguruan Sehat
1968) Tingi
20 tahun
4. An. A. L L Anak SD Sehat
(15-01-
2001)
8 Tahun
(03-10-
2012)

 Genogram

Tn
Keterangan :

: laki-laki

: perempuan

4. Tipe Keluarga : minimalis


5. Suku : Sanger
6. Agama : Kristen Protestan
7. Status Sosek Keluarga : Kepala Keluarga
8. Aktivitas Rekreasi :
Tn.A Menyempatkan waktu untuk melakukan rekreasi Bersama Keluarga

B. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


9. Tahap perkembangan keluarga saat ini :
Anak pertama usia 20 tahun, jadikeluarga berada pada tahap perkembangan dengan
usia pemuda.
10. Tahap perkembangan kelurga yang belum terpenuhi :
Kurangnya berkumpul bersama
11. Riwayat keluarga inti :
Menurut Tn.A, istri dan anknya semua dalam keadaan sehat
12. Riwayat keluarga sebelumnya :
- Tn. A mempunyai Riwayat Penyakit keturunan Yaitu asam urat

C. Lingkungan
13. Karakteristik rumah :
- Keluarga Tn.A Tinggal dirumah sendiri, berukuran 6 x 8 vasilitas dan
pencahayaan rumah cukup, lantai rumah plester, kebersihan rumah Bersih.
14. Karakteristik tetangga dan komunitas RT/RW :
- Tetanggga sebelah kiri dan kanan dari Tn.M saling berhubungan baik
15. Mobilitas Geografis keluarga :
- Keluarga ini tidak pernah pindah tempat tinggal sejak menikah di tahun 1989,
menetap di Desa Teling Kec.Tombariri
16. Perkumpulan Keluarga dan interaksi dengan Masyarakat
- Tn.A selalu aktif dalam kegiatan sosialisasi lingkungan.
17. Sistem pendukung Keluarga
- Saat ini anggota keluarga dalam keadaan sehat
D. Struktur Keluarga
18. Pola Komunikasi Keluarga
- Tn.A sifatnya ramah dan pola komunikasi dengan keluarga sangat baik
19. Strutur Kekuatan keluarga
- Kepala keluarga berperan dalam pengambilan keputusan
20. Struktur peran
- Tn.A menjadi kepala keluarga, sebagai ayah dan pencari nafkah
21. Nilai dan norma Budaya
- Menyesuaikan dan nilai agama yang dianut dan norma.
Tn. A percaya penyakitnya tidak ada hubungan dengan guna-guna

E. Fungsi keluarga
22. Fungsi afeksi
- Tn.A saling menghormati dengan anggota keluarga
23. Fungsi sosialisasi
- Dalam keluarga Terjalin Hubungan yang humoris dan hubungan dengan
masyarakat sekitarnya baik.
24. Fungsi perawatan keluarga
Pemeriksaan fisik (head to toe) dan 5 tugas kesehatan keluarga.
Kepala : Rambut lurus,kulit kepalah bersih,mata simetris,hidung simetris, tidak ada
secret,terkadang merasakan sakit gigi,telinga bersih.
Leher : Tidak ada nodul
Dada : tidak ada nyeri tekan, perkusi terdengar resonan pada paru dan redup pada
jantung.
Abdomen : tidak kembung, tidak ada nyeri tekan tidak ada pembesaran hati dan
limpa
Ekstremitas : tidak ada nyeri.
Tugas Kesehatan keluarga : menjaga seluruh anggota keluarga agar tetap sehat.

F. Stress dan Koping Keluarga


25. Stressor jangka pendek dan Stressor jangka panjang :
- Tn. A mengatakan masalah yag membebaninya adalah bagaimana Tn.A harus
sembuh
26. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah :
- Keluarga mengatasi dengan membawah Tn.A untuk berobat
27. Strategi koping yang digunakan
- Jika Tn.A ada masalah dengan keluarganya, mereka akan bermusyawarah untuk
membicarakannya
28. Strategi adaptasi disfungsional
- Bila ada maslah keluarga mereka saling meredahkan emosi masing-masing.

G. Harapan Keluarga
ANALISA DATA

DATA-DATA MASALAH KEPERAWATAN


- Nyeri akut
DS :
-Tn.A mengatakan bahwa dirinya sering -Gangguan mobilitasi fisik
mengalami nyeri di bagian kaki kanan
-Tn.A mengatakan selama ini tidak -Defisit Pengetahuan
mengetahui kadar asam urat dalam
darahnya tinggi
-Tn.A mengatakan akibat dari nyeri kaki
kanan yang di alaminya, menjadi sulit
untuk berdiri ketika dari posisi duduk.
-Tn.A sering mengonsumsi makanan yang
mengandung zat purin seperti daun ubi.
DO :
-Tn.A tampak adanya tonjolan di bagian
kaki kanan
-kaki Tn.A tampak terlihat bengkak , dan
sakit ketika brjalan.
-Tn.A dan keluarga tampak banyak
bertanya tentang penyakit yang di derita
Tn.A
-TTV
TD : 120/80 mmHg
N : 100x/mnt
R : 22 x / mnt
SB : 36 C

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut
2. Gangguan mobilitas fisik
3. Defisit pengetahuan
PRIORITAS MASALAH

N Kriteria Nilai Skor Rasional


O
1. Sifat Masalah (1) 2 2
a. Gangguan kesehatan/Aktual (3)
b. Ancaman Kesehatan/Risiko (2)
c. Tidak/Bukan Masalah/potensial (1)

2. Kemungkinan masalah dapat 2 2


diubah/diatasi
a. Mudah (2)
b. Sedang/sebagian (1)
c. Sulit (0)

3. Potensi masalah dapat dicegah (1) 3 3


a. Tinggi (3)
b. Cukup (2)
c. Rendah (1)

4. Menonjolnya masalah (1) 2 2


a. Dirasakan oleh keluarga dan
perlu segera diatasi (2)
b. Dirasakan oleh keluarga tetapi
tidak perlu segera diatasi (1)
c. Tidak dirasakan oleh keluarga
(0)
Total Skor 9

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

HARI / PERENCANAAN
DIAGNISA
TANGG
KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
AL
29 juni Nyeri akut Setelah di lakukukan asuhan -Observasi TTV 1.Mengetahui keadaan
2021 keperawatan selama 1 x 24 jam, dan tingkat nyeri umum pasien dan
nyeri pasien berkurang dengan pasien tindakan selanjutnya
kriteria hasil.
-Ajarka pasien 2.Napas dalam dapat
1.TTV dalam batas normal cara napas merilekskan pasien dan
dalam mengalihkan nyeri
2.nyeri berkurang
-Edukasi pasin 3.mengoptimalkan
3.Wajah Rileks dengan keluarga pasien untuk istirahat
untuk
membatasi 4.Obat oral getik dapat
pengunjungan mengurangi nyeri

-Kolaborasi
dengan dokter
pemberian
analgetik.

Gangguan
Mobilitas Setelah dilakukan asuhan -Observasi 1.Mengetahui keadaan
Fisik keperawatan selama 1x 24 jam kemampuan umum
tidak terjadi gangguan mobilitas pasien dalam 2.ROM dapat
fisik beraktivitas mengurangi kekuatan
-Lakukan ROM otot

-Edukasi 3.Mengurangi faktor


keluarga untuk resiko
mendampingi 4.Fisioterapimengurangi
aktivitas pasien rasa nyeri.
-Kolaborasi
dengan keluarga

Defisit
Pengetahuan
Setelah dilakukan asuhan -Kaji tingkat
pengetahuan 1.Mengetahui tingkat
keperawatan selam 1 x 24 jam
pasien pengetahuan penyakit
pasien paham dengan kriteria
hasil : pasien mengetahui 2.Pendidikan kesehatan
-Berikan
penyakitnya dapat meningkatkan
pendidikan
kesehatan pemahaman pasien
tentang
penyakitnya 3.pasien paham cara
pencegahan
-Ajarkan pasien
cara mencegah 4.Pasien memahami
penyakit proses perjalanan
penyakitt
-Kolaborasi
dngan dokter
untuk
memberikan
infornasi

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Diagnosis Tanggal/jam Implementasi Evaluasi


(S O A P)
Nyeri Akut 29 juni 2021 -membina hubungan S: keluarga
saling percaya dengan mengatakan
pasien mengenai nyeri mengerti tentang
-ajarkan cara metode mengatasi
menurunkan atau nyeri
mempererat nyeri O : keluarga terlihat
-Ajarkan metode non kooperatif dalam
farmakologi untuk pemberian materi.
menurunkan nyeri A : Tindakan
keluarga tercapai
P : intervensi
terhenti.
-Dorong aktivitas
Gagngguan kreatif yg tepat S : keluarga
mobilitas fisik -Bantu klien mengatakan mampu
mengidentifikasi mengatasi gangguan
aktifitas yang di mobilitas fisik.
inginkan O : keluarga terlihat
-Bantu klien dan antusias
keluarga untuk A : Tindakan
mengidentifikaskan keluarga tercapai
kelemahan dalam P : interventi terhenti
aktivitas tertentu.

Defisit pengetahuan
S : keluarga
-Mengkaji Tingkat mengatakan
pengetahuan pasien mengerti tentang apa
terkait dengan yang di ajarkan
prosespenyakit O : keluarga terlihat
-Jelaskan mampu
patofisiologi penyakit mengaplikasikan
-Kenali pengetahuan yang telah di
pasien mengenai ajarkan.
kondisinya A : Tindakan
keperawatan
keluarga tercapai
P : interventi terhenti

Anda mungkin juga menyukai