Tentang:
NARKOBA
Disusun Oleh:
Tania Laluraa
Dosen Pembimbing:
Dr Stevanus Timah SKM,M,Kes
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat TUHAN YANG MAHA ESA yang telah memberikan
berkat dan hikmat serta kesempatan saya , saya dapat menyalesaikan makalah
PSIKOSOSIAL DAN BUDAYA DALAM KEPERAWATAN”
Tidak lupa pula saya menyampaikan banyak-banyak terimakasih kepada dosen
pembimbing saya yaitu : Dr Stevanus Timah SKM, M,Kes yang telah membimbing serta
mengajarkan kami saya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Seperti kata pepatah “ tiada gading yang tak retak”,demikian pula dengan makalah ini,
tentu masih banyak kekurangan, makah dari pada itu kami sangat mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca demi menyempurnakan makalah ini.
Akhir kata saya sampaikan semoga makalah ini dapat berguna dan membantu proses
pembelajaran bagi mahasiswa terutama bagi saya sebagai penyusun.
DAFTAR ISI
A. KATA PENGANTAR
B. DAFTAR ISI
C. BAB 1 PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG MASALAH
2. RUMUSAN MASALAH
3. TUJUAN PENULISAN
4. MANFAAT PENULISAN
D. BAB 2 TEORI
E. PEMBAHASAN
F. PENUTUP DAN KESIMPULAN
BAB I
PENDAHULUAN
Narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA) yang biasa disebut narkoba
merupakan jenis obat/zat yang diperlukan di dalam dunia pengobatan. Akan tetapi apabila
dipergunakan tanpa pembatasan dan pengawasan yang seksama dapat menimbulkan
ketergantungan serta dapat membahayakan kesehatan bahkan jiwa pemakainya.
Penyalahgunaan narkoba pada akhir tahun ini dirasakan semakin meningkat. Dapat kita
amati dari pemberitaan-pemberitaan baik di media cetak maupun elektronika yang hampir
setiap hari memberitakan tentang penangkapan para pelaku penyalahgunaan narkoba oleh
aparat keamanan. Kebanyakan pelakunya adalah remaja belasan tahun, mereka pasti sudah
mengerti tentang bahaya mengkonsumsi narkoba, tapi mengapa mereka menggunakannya.
Berdasarkan apa yang dikemukakan dalam latar belakang maka penulis menarik suatu
rumusan masalah sebagai berikut :
Tujuan dari penelitian ini adalah terumuskannya model pemberdayaan pranata sosial dalam
menangani masalah penyalahgunaan narkoba.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Definisi Narkotika
Narkotika adalah zat yang dapat menimbulkan pengaruh tertentu bagi mereka yang
menggunakannya dengan cara memasukkan obat tersebut ke dalam tubuhnya, pengaruh
tersebut berupa pembiasan, hilangnya rasa sakit rangsangan, semangat dan halusinasi. Dengan
timbulnya efek halusinasi inilah yang menyebabkan kelompok masyarakat terutama di kalangan
remaja ingin menggunakan Narkotika meskipun tidak menderita apa-apa. Hal inilah yang
mengakibatkan terjadinya penyalahgunaan Narkotika (obat). Bahaya bila menggunakan
Narkotika bila tidak sesuai dengan peraturan adalah adanya adiksi/ketergantungan obat
(ketagihan).
Adiksi adalah suatu kelainan obat yang bersifat kronik/periodik sehingga penderita kehilangan
kontrol terhadap dirinya dan menimbulkan kerugian terhadap dirinya dan masyarakat. Orang-
orang yang sudah terlibat pada penyalahgunaan Narkotika pada mulanya masih dalam ukuran
(dosis) yang normal. Lama-lama pengguna obat menjadi kebiasaan, setelah biasa menggunakan
mar kemudian untuk menimbulkan efek yang sama diperlukan dosis yang lebih tinggi
(toleransi). Setelah fase toleransi ini berakhir menjadi ketergantungan, merasa tidak dapat
hidup tanpa Narkotika.
Banyak orang beranggapan bagi mereka yang sudah mengkonsumsi mar secara berlebihan
beresiko sebagai berikut :
1. Sebanyak 60% orang beranggapan bahwa Narkotika dapat menyebabkan kematian karena
zat-zat yang terkandung dalam Narkotika mengganggu sistem kekebalan tubuh mereka
sehingga dalam waktu yang relatif singkat bisa merenggut jiwa si pemakai.
2. Sebanyak 20% orang beranggapan bahwa pengguna Narkotika dapat bertindak nekat/bunuh
diri karena pemakai cenderung memiliki sifat acuh tak acuh terhadap lingkungannya. Ia
menganggap dirinya tidak berguna bagi lingkungannya ini yang memacunya untuk bertindak
nekat.
3. Sebanyak 15% orang beranggapan bahwa Narkotika dapat menyebabkan hilangnya kontrol
bagi si pemakainya, karena setelah mengkonsumsi Narkotika. Zat-zat yang terkandung di
dalamnya langsung bekerja menyerang syaraf pada otak yang cenderung membuat tidak sabar
dan lepas kontrol.
Narkoba meliputi :
A. Narkotika
1) Tanaman
a. Opium atau candu/morfin yaitu olahan getah tanaman papaver somniferum tidak terdapat di
Indonesia, tetapi diselundupkan di Indonesia.
b. Kokain yaitu olahan daun koka diolah di Amerika (Peru, Bolivia, Kolumbia).
2) Bukan tanaman
a. Semi sintetik : adalah zat yang diproses secara ekstraksi, isolasi disebutalkaloid opium.
Contoh : Heroin, Kodein, Morfin.
b. Sintetik : diperoleh melalui proses kimia bahan baku kimia, menghasilkan zat baru yang
mempunyai efek narkotika dan diperlukan medis untuk penelitian serta penghilang rasa sakit
(analgesic) seperti penekan batuk (antitusif).
B. Psikotropika
Adalah obat keras bukan narkotika, digunakan dalam dunia pengobatan sesuai Permenkes RI
No. 124/Menkes/Per/II/93, namun dapat menimbulkan ketergantungan psikis fisik jika dipakai
tanpa pengawasan akan sangat merugikan karena efeknya sangat berbahaya seperti narkotika.
Psikotropika merupakan pengganti narkotika, karena narkotika mahal harganya.
Penggunaannya biasa dicampur dengan air mineral atau alkohol sehingga efeknya seperti
narkotika.
1) Penenang (anti cemas) : bekerja mengendorkan atau mengurangi aktifitas susunan syaraf
pusat. Contoh : Pil Rohypnol, Mogadon, Valium, Mandrax (Mx).
Alkohol
Alkohol dalam ilmu kimia dikenal dengan sebutan etanol adalah minuman keras yang
mempunyai efek bisa memabukkan jika minumnya berlebihan.
C. Zat Adiktif
Zat adiktif adalah zat yang sangat berbahaya jika salah pemakaiannya bisa merusak tubuh, bila
keracunan bisa menimbulkan halusinasi atau mungkin yang fatal kematian.
Narkoba yang sering dikonsumsi oleh masyarakat secara salah antara lain :
A. HEROIN
Nama : Putauw, PT, bedak, putih, Brown Sugar, Benana, Smaek, Horse, Hammer, Snow White
Brown.
Bentuk : Seperti bedak berwarna putih, rasa pahit, terdapat paket hemat, dijual sebesar ujung
kuku/ibu jari dalam kemasan kertas.
Cara Pakai : Dihirup, dihisap, ditelan dan disuntikkan lewat tangan, kaki, leher.
Efek : Mual, mengantuk, cadel, pendiam, mata sayu, muka pucat, tidak konsentrasi, hidung
gatal-gatal.
Sebelum memakai :
Setelah memakai :
Bahaya :
- Mudah terserang radang paru, TBC paru, radang hati, empedu, ginjal
B. KOKAIN
Bentuk : Serbuk putih, kadang dicampur dengan beberapa macam zat berbahaya, disebut “Drug
Cocktail”
Bahaya :
- Paranoid
- Menyebabkan perkelahian
C. GANJA
Nama : Ganja, cimeng, gelek, daun, rumput, jayus, jum, barang, marihuana, bang bunga, ikat,
labang, hijau
Bentuk : Daun kering atau dalam bentuk rajangan kering, dimasukkan dalam amplop.
Cara Pakai : Dilinting seperti rokok, dihisap dan dimakan, minyak ganja bisa dioles pada rokok
biasa
- Sebenarnya hanya faktor psikis dan sugesti yang lebih dominan, apabila tidak memakai ganja.
Bahaya :
D. EKSTASI
Nama : Kancing, XTC, Inex, Adam, Hug-Drug, Essence, Disco, Biscuits, Venus, Yupie, Butterfly,
Elektrix, Gober, Beladin
- Keintiman bertambah
Bahaya :
Cara Pakai : Dibakar di atas kertas timah dan dihisap melalui alat yang disebut bong
Pemakai bisa diindikasikan : Tidak tenang (cemas), mudah marah, dapat cepat lelah, mata
nanar, tidak bersemangat, tidak beraktifitas, keringat berlebihan dan bahu, wajah pucat, lidah
warna putih, nafsu makan kurang, susah tidur (2-3 hari), jantung berdebar-debar, banyak
omong, percaya diri tinggi.
- Mudah marah
- Ngantuk
- Mudah capek
- Malas hidup
Bahaya :
- Kanker hati
- Terjadinya gejala psikotik (gila)
F. HALUSINOGEN
Nama : LSD (Lysergic Diethyl Amid), Magic Mushroom (jamur tahi kuda/sapi), STP (Serenity,
Tranquility, Peace)
Efek : - Menimbulkan serenity, tranquility dan peace (rasa tenang dan damai) sesaat
- Perasaan labil yaitu murung dan bahagia atau euforia kadang-kadang menjadi takut.
Bahaya :
Nama : Metaqualon (Mandrax), Flunitrazepam (Rohyp), Clona Zepam (RIV), Nitra Zepam (pil
koplo, pil anjing, dum, BK, MG).
Bentuk : Pil
- Mudah tersinggung
Bahaya :
- Terjadinya perkelahian
H. ALKOHOL
Jenis : Bir, wiski, gin, vodka, martini, brem, arak, ciu, saquer, tuak, johny walker (topi miring),
black and white (kam-put, kambing putih)
Bahaya :
Nama : Lem karet, aerosol spray, aceton, gas N2O2, pelumas, thinner, terpentine, DDT,
pestisida, zat pewarna
Bahaya :
- Merasa dirinya bisa terbang, sehingga bisa terjun dari tempat tinggi tanpa mati
- Keracunan kronis merusak organ tubuh otak, ginjal, paru-paru, jantung, sunsum tulang
Peran yang dilakukan oleh pemerintah sangatlah besar dalam mencegah terjadinya
penyalahgunaan Narkotika dan sejenisnya. Melalui pengendalian dan pengawasan langsung
terhadap jalur peredaran gelap dengan tujuan agar potensi kejahatan tidak berkembang
menjadi ancaman faktual. Langkah yang ditempuh antara lain dengan tindakan sebagai berikut :
1. Melakukan pengawasan terhadap tempat-tempat yang diduga keras sebagai jalur lalu lintas
gelap peredaran Narkotika.
2. Secara rutin melakukan pengawasan di tempat hiburan malam.
3. Bekerja sama dengan pendidik untuk melakukan pengawasan terhadap sekolah yang diduga
terjadi penyalahgunaan Narkotika oleh siswanya.
4. Meminta kepada instansi yang mempunyai wewenang izin sebagai penerbit tempat hiburan
malam untuk selalu menindak lanjuti surat izin pendirian tempat hiburan malam barangkali
akan dijadikan media untuk memperlancar jalur peredaran Narkotika.
2. Terhadap keluarga
3. Terhadap masyarakat
Pada pengguna Narkotika yang berlebihan dapat menimbulkan keracunan atau efek sebagai
berikut :
b. sakit kepala
a. reaksi panik
b. gelisah
b. gangguan pergerakan
a. menyebabkan khayalan
H. Kendala
1. Kurangnya kerja sama antara aparat dengan masyarakat dalam mengungkap sindikat
Narkotika .
2. Modus yang dijalankan pengedar Narkotika makin bervariasi dan terorganisir sehingga aparat
mengalami hambatan dalam pengungkapannya.
5. Banyak berdiri tempat-tempat hiburan malam ilegal yang diduga menjadi peredaran gelap
Narkotika.
6. Peredaran narkoba masih sulit diberantas karena produk hukum yang ada kurang bisa
menjerat bandar-bandar narkoba.
7. Kampanye untuk menunjukkan bahaya penggunaan narkoba masih kurang bisa menggapai
ke seluruh pelosok nusantara karena kurangnya dana.
I. Solusi
1. Mengadakan pendidikan secara mendalam pada setiap kasus Narkotika apa yang
melatarbelakanginya.
2. Menutup/menyegel tempat hiburan malam yang telah diduga menjadi sarang peredaran
narkoba
3. Menindak tegas setiap pelaku penyalahgunaan Narkotika dengan hukuman yang berat agar
mereka jera.
4. Pemerintah harus memperhatikan betul aparat-aparat penegak hukum seperti polisi, jaksa,
hakim dan lain-lain agar tidak mempermainkan kasus narkoba dengan memberi hukuman yang
ringan pada bandar-bandar narkoba yang tertangkap.
5. Dana yang dialokasikan untuk kampanye penanggulangan narkoba agar diperbesar baik dari
APBN maupun APBD.
BAB 3
PEMBAHASAN
Faktor Individu
Tiap individu memiliki perbedaan tingkat resiko untuk menyalahgunakan NAPZA. Faktor yang
mempengruhi individu terdiri dari faktor kepribadian dan faktor konstitusi.
Alasan-alasan yang biasanya berasal dari diri sendiri sebagai penyebab penyalahgunaan NAPZA
antara lain:
1. Keingintahuan yang besar untuk mencoba, tanpa sadar atau berpikir panjang mengenai
akibatnya
2. Keinginan untuk bersenang-senang
3. Keinginan untuk mengikuti trend atau gaya
4. Keinginan untuk diterima oleh lingkungan atau kelompok
5. Lari dari kebosanan, masalah atau kesusahan hidup
6. Pengertian yang salah bahwa penggunaan sekali-sekali tidak menimbulkan ketagihan
7. Tidak mampu atau tidak berani menghadapi tekanan dari lingkungan atau kelompok
pergaulan untuk menggunakan NAPZA
8. Tidak dapat berkata TIDAK terhadap NAPZA
Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan meliputi:
1. Lingkungan Keluarga --- Hubungan ayah dan ibu yang retak, komunikasi yang kurang efektif
antara orang tua dan anak, dan kurangnya rasa hormat antar anggota keluarga merupakan
faktor yang ikut mendorong seseorang pada gangguan penggunaan zat.
2. Lingkungan Sekolah --- Sekolah yang kurang disiplin, terletak dekat tempat hiburan, kurang
memberi kesempatan pada siswa untuk mengembangkan diri secara kreatif dan positif,
dan adanya murid pengguna NAPZA merupakan faktor kontributif terjadinya
penyalahgunaan NAPZA.
3. Lingkungan Teman Sebaya --- Adanya kebutuhan akan pergaulan teman sebaya
mendorong remaja untuk dapat diterima sepenuhnya dalam kelompoknya. Ada kalanya
menggunakan NAPZA merupakan suatu hal yng penting bagi remaja agar diterima dalam
kelompok dan dianggap sebagai orang dewasa.
B. TANDA DAN GEJALA NARKOBA
Tanda fisik dan kesehatan dari pecandu narkoba
Mata memerah, pupil yang mengecil atau lebih besar dari normal
Mual muntah
Pilek tanpa sebab
Sering sakit
Keluhan mulut sakit, timbul bintik-bintik di sekitar mulut
Sakit kepala
‘Mulut kapas’, sering membasahi bibir atau rasa haus berlebihan
Depresi
Keringat berlebih
Luka di kulit atau memar
Sering mimisan, yang terkait dengan obat yang dihisap melalui hidung (seperti
methamphetamine atau kokain)
Perubahan nafsu makan atau pola tidur. Kenaikan atau penurunan berat badan mendadak dan
drastis
Kejang tanpa riwayat epilepsi
Penampilan dan kebersihan pribadi yang menurun: tampak kumal, berantakan, menunjukkan
kurangnya kepedulian mengenai penampilan
Gangguan koordinasi, cedera/kecelakaan/memar yang mereka tidak mau/bisa beri tahu Anda
sebabnya, atau bahkan mereka sendiri tidak tahu penyebabnya
Bau aneh yang tercium dari napas, tubuh, atau pakaian
Gemetar, tremor, bicara melantur atau tidak dapat dipahami. Koordinasi yang rusak atau tidak
stabil
Wajah dan pipi memerah
Bekas suntikan atau jeratan di lengan atau kaki (bisa disembunyikan dengan memaksa memakai
lengan panjang, bahkan di hari yang sangat panas)
Luka bakar atau gosong pada jari atau bibir (dari bakaran rokok ganja atau menghisap substansi
lainnya)
Langkah pertama yang akan dilakukan untuk mengobati pecandu narkoba adalah dengan
melakukan pemeriksaan oleh dokter dan terapis. Tujuan dari tahap ini adalah untuk
mengetahui seberapa besar tingkat kecanduan si pemakai narkoba tersebut, pun menganalisis
efek samping yang dirasakan.
Jika ternyata si pecandu narkoba mengalami depresi, halusinasi, dan gangguan perilaku lainya,
maka terapis akan melakukan konseling terlebih dahulu. Setelah itu, baru dilakukan rehabilitasi
untuk menghilangkan candu narkoba tersebut.
2. Detoksifikasi
Cara mengobati pecandu narkoba selanjutnya yakni detoksifikasi. Tahap detoksifikasi adalah
tahapan yang cukup sulit. Pada tahap ini, pengguna narkoba harus benar-benar bebas 100
persen dari konsumsi obat-obatan terlarang tersebut. Disinilah biasanya pengguna akan
merasakan ‘siksaan’ yang ditandai dengan sakit badan dan mual.
Tak hanya itu, pemakai juga akan mengalami tekanan psikologis akibat tidak adanya asupan
narkoba yang biasa ia pakai untuk menenangkan diri. Pada kondisi ini, dokter akan memberikan
obat untuk meringankan efek samping tersebut. Pecandu narkoba juga diminta mengonsumsi
banyak air putih dan makanan bergizi untuk membantu pemulihan.
Lama proses detoksifikasi ini bergantung pada tingkat kecanduan dari si pemakai, pun niat dan
tekadnya untuk mau sembuh.
3. Stabilisasi
Setelah pecandu narkoba berhasil melewati tahap detoksifikasi, maka langkah selanjutnya
adalah melakukan stabilisasi. Tujuan dari stabilisasi adalah untuk pemulihan jangka panjang
dari si pemakai. Disini, dokter akan memberikan resep obat yang harus dikonsumsi oleh
pengguna narkoba dalam jangka waktu tertentu.
Dokter juga akan mengadakan konseling kepada pecandu narkoba perihal rencana masa depan
pasca terbebas dari jerat narkoba. Hal ini dimaksudkan agar mental dapat terjaga dan pelaku
enggan untuk kembali menggunakan narkoba di masa mendatang.
4. Pengelolaan Aktivitas
Pasca ketiga tahapan di atas, pecandu narkoba yang sudah sembuh akan kembali melakukan
aktivitas kesehariannya secara normal. Akan tetapi, hal ini tidak serta merta membuat ia lepas
begitu saja dari bayang-bayang narkoba. Banyak mantan pecandu narkoba yang sudah sembuh
kembali lagi mengonsumsi narkoba di kemudian hari.
Kontrol dari orang-orang sekitar dan keluarga sangat dibutuhkan bagi pecandu narkoba yang
sedang berada di masa-masa awal pasca sembuh. Hal ini untuk memastikan agar mereka tidak
lagi bergaul di tempat yang salah dan kembali terjerumus ke dunia gelap narkotika. Inilah cara
mengobati pecandu narkoba yang membutuhkan kontribusi orang lain selain tenaga medis.
5. Olahraga
Berolahraga juga bisa jadi cara mengobati pecandu narkoba untuk benar-benar bisa lepas dari
konsumsi narkotika. Alih-alih pecandu narkoba tidak melakukan aktivitas sama sekali yang
malah semakin membuat badan lemas, pikiran stress, dan terbayang-bayang efek samping
pemakaian narkoba yang bisa menciptakan ketenangan, lebih baik lakukan aktivitas olahraga
untuk mengalihkan pikiran negatif tersebut.
Pecandu narkoba bisa melakukan berbagai aktivitas olahraga, mulai dari lari, berenang, atau
latihan angkat beban di pusat kebugaran. Selain pikiran teralihkan, olahraga juga bisa
memulihkan kondisi tubuh yang sebelumnya buruk akibat konsumsi narkoba.
6. Terapi Akupunktur
Terapi akupunktur yang berasal dari Tiongkok ini juga dinilai efektif dalam membantu
seseorang untuk sembuh dari kecanduan narkoba. Dengan menusukkan jarum-jarum kecil ke
sejumlah titik tekan pada badan, akupunktur mampu meredam rasa tidak nyaman yang
dirasakan akibat putus obat.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bahwa Narkotika adalah obat terlarang sehingga siapapun yang mengkonsumsi atau
menjualnya akan dikenakan sanksi yang terdapat pada UU No.07 Tahun 1997 tentang
Narkotika. Dilarang keras untuk mengkonsumsi dan menjualnya selain itu di dalam UU RI No.27
Tahun 1997 tentang Narkotika hanya dapat digunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan
dan ilmu pengetahuan.
B. Saran
Harapan kami agar di negara kita terutama masyarakat umum menyadari akan bahaya
memakai atau mengkonsumsi Narkotika. Oleh karena itu, kita sebagai generasi muda
seharusnya lebih berhati-hati dalam memilih teman bergaul, sebab jika kita salah pilih teman
lebih-lebih yang sudah kita tahu telah menjadi pecandu hendaknya kita berfikir lebih dulu untuk
bersahabat dengan mereka.
DAFTAR PUSTAKA
· Abimayu, Soli dan M. Thayeb Manrihu. 1984. Bimbingan dan Penyuluhan Di Sekolah. Jakarta :
CV. Rajawali.