Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PSIKOTROPIKA

TIM Penyusun:

Alfiat pradana (2101039)

Sherina ( 2101054)

Joice Mangngemba A. (2101047)

Dirman ( 2101042)

Nadillah (2101049)

Nursamsi (2101051)

Remy fidelia (2101060)

PRODI D3 KEPERAWATAN

POLITEKNIK SANDI KARSA MAKASSAR

2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
makalah dengan judul “Psikotropika” yang tersusun hingga selesai dan tidak lupa
mengucapkan terima kasih atas bantuan moral serta pikirannya.

Kami berharap makalah ini dapat berguna bagi banyak orang dan memberi
pengetahuan bagi pembaca, dan lebih jauh lagi pembaca bisa mengerti isi serta
mengimplementasikannya sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun makalah ini banyak kekurangan didalam penyusunan
makalah ini dikarnakan keterbatasan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu
diharapkan kritik dan saran pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Penulisan
4. Manfaat Penulisan
BAB ll PEMBAHASAN
1. Definisi Psikotropika
2. Sejarah Psikotropika
3. Bahaya Dan Efek Psikotropika
4. Definisi Ekstasi
5. Efek Serta Pengaruh Dari Penggunaan Ekstasi
6. Definisi Sabu Sabu
7. Sejarah Sabu Sabu
8. Efek Samping Sabu
9. Efek Sabu Ketika Obat Bekerja
10.Bentuk Sabu Sabu
BAB III PENUTUP
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Psikotropika, sebuah kata yang tidak asing lagi di telinga kita. Namun kata
ini,telah merenggut banyak kehidupan. Sungguh miris betapa banyaknya orang yang
mencari kesenangan dengan menggunakan Psikotropika. Dengan “manfaat” yang luar
biasa bagi diri mereka, banyak orang yang tidak berhenti menggunakannya walaupun
harus membayar konsekuensi pemakaian Psikotropika. Ada yang menggunakannya
secara“sadar” mengetahui efek samping obat-obatan tersebut, ada pula orang-orang
yang menggunakannya dengan kurang edukasi, sehingga terlihat lebih sembrono
dalam menggunakannya. Untuk itu, diperlukan sarana edukasi bagi orang-orang, agar
tak hanya lebih berhati-hati lagi dalam menggunakan obat-obatan, namun juga,
dengan harapan tidak ada lagi masyarakat yang merasa harus mengkonsumsi
Psikotropika.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi dari Psikotropika, Ekstasi, dan Sabu-Sabu?
2. Bagaimana sejarah dibuatnya obat-obatan tersebut?
3. Apa saja efek samping dari penggunaannya?
4. Apa saja golongan-golongan Psikotropika?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk memenuhi penugasan yang diberikan dosen
2. Agar menjadi sarana edukasi mengenai obat-obatan terlarang
3. Untuk memberikan pencerahan bagi generasi muda sehingga menjauhi
penggunaan obat-obatan terlarang
4. Agar menjadi pencegah bagi orang-orang yang ingin mencoba menggunakanobat-
obatan
D. MANFAAT PENULISAN
1. Memberikan informasi mengenai Psikotropika
2. Menambah wawasan atas obat-obatan terlarang
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI PSIKOTROPIKA
Psikotropika adalah zat atau obat yang bekerja menurunkan fungsi otak serta
merangsang susunan syaraf pusat sehingga menimbulkan reaksi berupa halusinasi, ilusi,
gangguan cara berpikir, perubahan perasaan yang tiba-tiba, dan menimbulkan rasa
kecanduan pada pemakainya.
Jenis obat-obatan ini bisa ditemukan dengan mudah di apotik, tetapi penggunaannya
harus sesuai dengan resep dokter. Efek kecanduan yang diberikan pun berbeda-
beda,mulai dari berpotensi tinggi menimbulkan ketergantungan hingga yang ringan.
Banyak pengguna yang mengkonsumsi obat-obatan tersebut tanpa ijin dari dokter.
Meski efek kecanduan yang diberikan termasuk rendah, namun tetap saja bisa berbahaya
bagi kesehatan. Data menunjukkan sebagian besar pemakai yang sudah mengalami
kecanduan, dimulai dari kepuasan yang didapatkan usai mengkonsumsi zat tersebut yang
berupa perasaan senang dan tenang. Lalu lama-kelamaan, pemakaian mulai ditingkatkan
sehingga menyebabkan ketergantungan. Jika sudah mencapai level parah, bisa
mengakibatkan kematian. Penyalahgunaan dari obat-obatan tersebut juga bisa terancam
terkena hukuman penjara. Karena itulah, meski beberapa manfaatnya sangat baik bagi
kesehatan, namun jika berlebih dan tidak sesuai dengan anjuran dokter bisa
menyebabkan efek yang berbahaya.
Golongan psikotropika dibagi menjadi 4, diantaranya adalah:
1. Psikotropika Golongan 1
Obat-obatan yang termasuk dalam golongan ini memiliki potensi yang tinggi
menyebabkan kecanduan. Tidak hanya itu, zat tersebut juga termasuk dalam obat-
obatan terlarang yang penyalahgunaannya bisa dikenai sanksi hukum. Jenis obat ini
tidak untuk pengobatan, melainkan hanya sebagai pengetahuan saja. Contoh dari
psikotropika golongan 1 diantaranya adalah LSD, DOM, Ekstasi, dan lain-lain yang
secara keseluruhan jumlahnya ada 14. Pemakaian zat tersebut memberikan efek
halusinasi bagi penggunanya serta merubah perasaan secara drastis. Efek buruk dari
penyalahgunaannya bisa menimbulkan kecanduan yang mengarah pada kematian
jika sudah mencapai level parah.
2. Psikotropika Golongan 2
Golongan 2 juga memiliki risiko ketergantungan yang cukup tinggi meski tidak
separah golongan 1. Pemakaian obat-obatan ini sering dimanfaatkan untuk
menyembuhkan berbagai penyakit. Penggunaannya haruslah sesuai dengan resep
dokter agar tidak memberikan efek kecanduan. Golongan 2 ini termasuk jenis obat-
obatan yang paling sering disalahgunakan oleh pemakaianya, misalnya adalah Sabu
atau Metamfeamin, Amfetamin, Fenetilin, dan zat lainnya yang total jumlahnya ada
14.
3. Psikotropika Golongan 3
Golongan 3 memberikan efek kecanduan yang terhitung sedang. Namun begitu,
penggunaannya haruslah sesuai dengan resep dokter agar tidak membahayakan
kesehatan. Jika dipakai dengan dosis berlebih, kerja sistem juga akan menurun secara
drastis. Pada akhirnya, tubuh tidak bisa terjaga dan tidur terus sampai tidak bangun-
bangun. Penyalahgunaan obat-obatan golongan ini juga bisa menyebabkan
kematian.Contoh dari zat golongan 3 diantaranya adalah Mogadon, Brupronorfina,
Amorbarbital,dan lain-lain yang jumlah totalnya ada 9 jenis.
4. Psikotropika Golongan 4
Golongan 4 memang memiliki risiko kecanduan yang kecil dibandingkan
dengan yang lain. Namun tetap saja jika pemakaiannya tidak mendapat pengawasan
dokter, bisa menimbulkan efek samping yang berbahaya termasuk kematian.
Penyalahgunaan obat-obatan pada golongan 4 terbilang cukup tinggi. Beberapa
diantaranya bahkan bisa dengan mudah ditemukan dan sering dikonsumsi
sembarangan. Adapun contoh dari golongan 4 diantaranya adalah Lexotan, Pil
Koplo, Sedativa atau obat penenang, Hipnotika atau obat tidur, Diazepam,
Nitrazepam, dan masih banyak zat lainnya yang totalnya ada 60 jenis.
B. SEJARAH PSIKOTROPIKAMDMA
Dipergunakan di tahun 1953 oleh tentara Amerika Serikat dalam uji coba perang,
dan muncul kembali di 1960-an sebagai obat psikoterapi untuk “menurunkan inhibisi1”.
Kemudian pada 1970-an MDMA mulai digunakan sebagai narkoba pesta.
Di awal tahun 1980-an, MDMA dipromosikan sebagai “zat kimia terbaik untuk
pencarian kebahagiaan” dan “narkoba wajib” untuk pesta-pesta akhir pekan.
Masih tidak dilarang di tahun 1984, MDMA diperdagangkan dengan nama “Ekstasi,”
tetapi di tahun 1985 dilarang untuk dipergunakan dengan alasan keselamatan.
Sejak akhir 1980-an, Ekstasi menjadi istilah “marketing” bagi penjual narkoba “jenis
ekstasi” yang secara realita, mungkin hanya sangat sedikit atau tidak ada kandungan
MDMA-nya. MDMA saja sudah dapat menimbulkan efek yang sangat merusak. Saat ini
yang dinamakan ekstasi dapat berupa campuran zat-zat dari LSD, kokain, heroin,
amfetamin dan metamfetamin, sampai racun tikus, kafein, obat anti cacing anjing, dll.
Terlepas dari logo lucu yang dikenakan oleh para pengedar pada pil-pil itu, hal itulah
yang membuat Ekstasi sangat berbahaya, sebab pengguna tidak sungguh-sungguh
mengetahui apa yang dia konsumsi.
C. BAHAYA DAN EFEK PSIKOTROPIKA
Meski memberikan efek kecanduan, namun penggunaan zat-zat tersebut
diperbolehkan asalkan sesuai dengan resep dokter. Namun sayang, saat ini
pemakaiannya justru berlebih dan melewati dosis normal sehingga manfaat yang
diberikan justru memberikan dampak buruk bagi kesehatan. Ada banyak bahaya dan
efek penyalahguaan psikotropika, beberapa diantaranya adalah:
1. Fungsi tubuh akan bekerja lebih tinggi dan bergairah sehingga pemakainya lebih
terjaga
2. Kerja organ tentu menjadi berat dan jika si pemakai tidak menggunakan obat-obatan
tersebut, badan menjadi lemah.
3. Efek kecanduan ini menyebabkan penggunanya harus selalu mengkonsumsi zat
tersebut agar kondisi tubuh tetap prima. Contoh stimulan yang sering disalahgunakan
adalah ekstasi dan sabu-sabu
D. DEFINISI EKSTASI
Ekstasi, juga disebut E, X atau XTC, adalah senyawa kimia yang sering digunakan
sebagai obat "rekreasi" yang membuat penggunanya menjadi sangat aktif. obat semula
dibuat oleh Perusahaan Farmasi Merck pada tahun 1912. komposisinya terdiri dari
Methylenediozymethamphetamine (atau dikenal dengan MDMA), dan merupakan obat
psikoaktif yang memiliki zat stimulan yang sama dengan metamfetamin. Ekstasi
diproduksi dalam bentuk kapsul dan pil, kemudian dikonsumsi melalui mulut, hidung,
juga dapat diasapkan.Ekstasi sering dijual dan dicampur dengan zat lain seperti efedrin,
amfetamin, danmetamfetamina. Pada tahun 2014, antara 9 dan 29 juta orang dengan
rentang usia 15 dan64 tahun, menggunakan ekstasi (0.2% sampai 0.6% dari populasi
dunia). Angka tersebutsecara luas hampir sama dengan persentase orang yang
menggunakan kokain, amfetamin,dan opioid, namun lebih sedikit daripada ganja.
E. EFEK SERTA PENGARUH DARI PENGGUNAAN EKSTASI
Secara umum, pengguna MDMA mulai mengalami efek subjektif dalam waktu 30
sampai 60 menit dari konsumsi, kemudian efek tersebut mencapai puncaknya pada
sekitar 75 sampai 120 menit yang stabil atau sekitar 3.5 jam. Efek psikoaktif jangka
pendek yang diinginkan para pengguna dari MDMA meliputi:
1. Euforia
2. Peningkatan kepercayaan diri, sosialisasi dan perasaan komunikasi yang mudah atau
sederhana
3. Efek entaktogenik (peningkatan empati atau perasaan kedekatan dengan orang lain
dan diri sendiri)
4. Relaksasi dan mengurangi kecemasan
5. Peningkatan emosionalitas
6. Rasa kedamaian batin
7. Halusinasi ringan
8. Peningkatan sensasi, persepsi, seksualitas
9. Gelisah Efek ekstasi bagi kesehatan meliputi:
a. Efek terhadap jangka pendek.
Berikut ini efek yang ditimbulkan 20 menit setelah mengonsumsi ekstasi:
1) Kebingungan
2) Kecemasan
3) Penglihatan kabur
4) Mual
5) Menggigil
6) Pusing
7) Peningkatan detak jantung
Dalam beberapa jam setelah mengonsumsi ekstasi, pengguna akan lebih sulit
berkonsentrasi dan sulit mengontrol pergerakan tubuh maupun menafsirkan
gerakan. Oleh karena itu, orang yang sedang berada di bawah pengaruh obat
terlarang ini berpotensi lebih besar mengalami kecelakaan saat berkendara.
Kemudian jika dosis yang digunakan tinggi (overdosis), ekstasi dapat
menyebabkan:
1) Peningkatan tekanan darah
2) Kehilangan kesadaran
3) Serangan panik
4) Kejang
5) Hipertermia
Efek-efek yang disebabkan oleh overdosis ekstasi bisa sangat berbahaya, bahkan
dapat menyebabkan gagal ginjal akut hingga kematian.
b. Efek ekstasi sub akut
Penggunaan ekstasi biasanya memiliki pola yang khas, yaitu periode terus-
menerus menggunakan ekstasi, diikuti dengan periode tanpa penggunaan
ekstasi sama sekali, kemudian diulang. Penggunaan ekstasi lama-kelamaan dapat
menimbulkan kerusakan pada jantung dan aritmia.
Selain itu, pada periode tidak mengonsumsi ekstasi sama sekali, pengguna ekstasi
bisa mengalami:
1) Depresi
2) Gangguan ingatan dan konsentrasi
3) Kecemasan
4) Agresif
5) Mudah marah
c. Efek ekstasi jangka Panjang
Dalam penggunaan jangka panjang, efek ekstasi terhadap kesehatan yang timbul
adalah:
1) Gangguan tidur
2) Depresi
3) Sulit mengontrol emosi
4) Gangguan ingatan dan konsentrasi
5) Perubahan kepribadian
Beberapa efek samping ini mungkin tidak hanya disebabkan oleh ekstasi,
melainkan juga akibat dari penggabungan ekstasi dengan beberapa zat lain,
seperti kokain, alkohol, atau ganja.
d. Efek putus obat
Ketika seseorang sudah menggunakan ekstasi dalam jangka lama, ia akan
membutuhkan dosis yang semakin tinggi untuk mencapai rasa bahagia yang
diinginkan.Apabila dosis itu tidak bisa tercapai, misalnya jika ia berhenti
memakai ekstasi, ia akan mengalami efek putus obat atau sakau.
Gejala putus obat yang bisa dirasakan antara lain gelisah, bingung, lelah, sulit
konsentrasi, hingga depresi berat. Rasa tidak nyaman inilah yang bisa membuat
orang ingin terus menggunakan ekstasi hingga akhirnya mengalami overdosis
Bila pengguna ekstasi tidak sadar bahwa dirinya sedang hamil dan masih
terus mengonsumsi ekstasi, hal ini bisa sangat berbahaya bagi janinnya. Efek
ekstasi pada kehamilan dan janin antara lain keguguran, kelahiran prematur, atau
cacat lahir.
Mengingat begitu banyak efek ekstasi bagi kesehatan, sebaiknya jangan
sekali-sekali Anda mencoba ekstasi maupun narkoba jenis lain. Jika Anda sudah
terlanjur menggunakan ekstasi, Anda sebaiknya berkonsultasi dengan dokter
untuk menjalani rehabilitasi narkoba.
F. DEFINISI SABU SABU
Metamfetamina (metilamfetamina atau desoksiefedrin), disingkat met, dan dikenal
diIndonesia sebagai sabu-sabu,adalah obat psikostimulansia dan simpatomimetik. Obat
ini dipergunakan untuk kasus parah ADHD atau narkolepsi dengan nama dagang
Desoxyn, tetapi juga disalahgunakan sebagai narkotika. "Crystal meth" adalah bentuk
kristal dari metamfetamina yang dapat dihisap lewat pipa.
G. SEJARAH SABU SABU
Amfetamina, ditemukan sebelum metamfetamina, pertama kali disintesis pada
tahun1887 di Jerman oleh ahli kimia Rumania Lazăr Edeleanu yang menamainya
fenilisopropilamina. Tak lama kemudian, metamfetamina disintesis dari efedrina pada
tahun 1893 oleh kimiawan Nagai Nagayoshi dari Jepang. Tiga dekade kemudian, pada
tahun 1919, metamfetamina hidroklorida disintesis oleh farmakolog. Akira Ogata
melalui reduksi efedrina menggunakan fosfor merah dan iodin.
Sejak tahun 1938, metamfetamina dipasarkan secara besar-besaran di Jerman
sebagai obat bebas dengan merek dagang Pervitin, diproduksi oleh perusahaan farmasi
Temmler yang berbasis di Berlin.Senyawa ini digunakan oleh semua cabang gabungan
angkatan bersenjata dari Reich Ketiga, untuk efek stimulannya dan kemampuannya
untuk terjaga dalam waktu lama.Pervitin menjadi bahasa sehari-hari dikenal di kalangan
pasukan Jerman se bagai "Stuka-Tablets" (Stuka-Tabletten) dan "Herman-Göring-Pills"
(Hermann-Göring-Pillen), sebagai sindiran sinis terhadap kecanduan Göring yang
terkenal terhadap obat-obatan. Namun efek sampingnya, terutams gejala penarikan,
begitu serius sehingga tantara secara tajam mengurangi penggunaannya pada tahun
1940. Pada tahun 1941, penggunaannya dibatasi hanya dengan resep dokter, dan militer
mengontrol dengan ketat distribusinya. Prajurit hanya akan menerima beberapa tablet
sekaligus, dan tidak disarankan untuk menggunakannya dalam pertempuran.
H. EFEK SAMPING SABU
Metamfetamin memiliki efek samping yang berbahaya, berikut efek sampingnya:
Peningkatan distraksi Mual Mulut kering dan bau mulut Pupil-pupil terdilatasikan
Gemetaran Otot berkedut Hilang ingatan Perilaku agresif atau kekerasan Gangguan
mood Masalah gigi parah Penurunan berat badan Luka kulit dari rasa gatal yang hebat
Detak jantung yang cepat atau tidak teratur Peningkatan tekanan darah
I. EFEK SABU KETIKA OBAT BEKERJA
Efek menyenangkan dari metamfetamin terjadi ketika tubuh melepaskan
neurotransmitter dopamin sangat tinggi. Dopamin merupakan bahan kimia di otak yang
berperan dalam motivasi, kesengangan dan fungsi motorik. Namun, tingkat dopamin
yang tinggi di otak dapat membantu obat tersebut menjadi lebih beracun terhadap
terminal saraf otak. Metamfetamin lebih berbahaya dengan obat stimulan lain, karena
ketika dikonsumsi efeknya bertahan lebih lama untuk memperpanjang efek
stimulan di otak.
J. BENTUK SABU-SABU
Sabu berbentuk kristal seperti butiran pecahan kaca, berwarna putih, agak berkilau,
tidak berbau, pahit, dan mudah larut dalam air. Biasanya orang menggunakan sabu
dengancara dihisap seperti rokok, dihirup, ditelan (jika dalam bentuk pil),
atau menyuntikkannya.
BAB III
KESIMPULAN
Psikotropika adalah zat atau obat yang bekerja menurunkan fungsi otak serta
merangsang susunan syaraf pusat sehingga menimbulkan reaksi berupa halusinasi, ilusi,
gangguan cara berpikir, perubahan perasaan yang tiba-tiba, dan menimbulkan rasa
kecanduan pada pemakainya. Efek kecanduan yang diberikan pun berbeda-beda,mulai
dari berpotensi tinggi menimbulkan ketergantungan hingga yang ringan.
Banyak pengguna yang mengkonsumsi obat-obatan tersebut tanpa ijin dari dokter.
Meski efek kecanduan yang diberikan termasuk rendah, namun tetap saja bisa berbahaya
bagi kesehatan. Data menunjukkan sebagian besar pemakai yang sudah mengalami
kecanduan, dimulai dari kepuasan yang didapatkan usai mengkonsumsi zat tersebut yang
berupa perasaan senang dan tenang
DAFTAR PUSTAKA
Humas BNN. (2019, Januari 02) Apa itu Psikotropika dan Bahayanya?.
Retrieved from bnn.go.id:
https://bnn.go.id/apa-itu-psikotropika-dan-bahayanya/
Putradi, P. (2019, Oktober 18) Ekstasi.
Retrieved from tribunnewsWiki.com:
https://www.tribunnewswiki.com/2019/10/18/ekstasi
Wikipedia. (2006, November 19) Metilendioksimetamfetamina.
Retrieved from id.m.wikipedia.org:
https://id.m.wikipedia.org/w/index.php?title=Istimewa:History/Metilendioksimeta
mfetamina&offset=20080905065915
Sienny, A. (2022, Mei 14)Waspadai Efek Ekstasi bagi Kesehatan Tubuh.
Retrieved from alodokter.com:
https://id.m.wikipedia.org/w/index.php?title=Istimewa:History/Metilendioksimeta
mfetamina&offset=20080905065915
Wikipedia. (2007, Agustus 10) Metamfetamjna.
Retrieved from id.m.wikipedia.org:
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Metamfetamina
Taufieq, R.A. (2022, Maret 19) Mengenal Apa itu Sabu, Risiko Kesehatan, dan Efek
Sampingnya
Retrieved from kompas.com:
https://www.kompas.com/tren/read/2022/03/19/100500565/mengenal-apa-itu-
sabu-risiko-keesehatan-dan-efek-sampingnya-

Anda mungkin juga menyukai