I. Biodata
A. Identitas Pasien
1. Nama/Nama panggilan : An.N
2. Tempat tgl lahir : 21/03/2016
3. usia : 8 Tahun
4. Jenis kelamin : Perempuan
5. Pendidikan : SD
6. Agama : Islam
7. Alamat : Jl.Mannuruki Pajjaiang
8. Tgl masuk : Senin, 26 Juni 2023
2. Ibu
a. N a m a : Ny.S
b. U s i a : 46 Tahun
c. Pendidikan : SMK
d. Pekerjaan/Sumber penghasilan: IRT/Dari Suami
6
C. Identitas Saudara Kandung
6
E. Riwayat Kesehatan Keluarga
Genogram
G1
G2
G3
Laki-laki
G1 : kakek dari bapak pasien telah meninggal dan nenek dari
bapak pasien masih ada sedangkan kekek dan nenek dari ibu
Perempuan pasien sudah meninggal.
Garis ketirunan
G3 : pasien anak terakhir dari 3 bersaudara yang mengalami
kecelakaan lalu lintas dan sekarang di rawat RSUP Tajuddin
Garis satu rumah Chalid
Meninggal
Pasien
6
IV. Riwayat Sosial
Yang mengasuh : ibu kandung pasien
Hubungan dengan anggota keluarga : sangat baik
Hubungan dengan teman sebaya : sangat baik
Pembawaan secara umum : seperti anak pada umumnya
Lingkungan rumah : pasien sering di ajak jalan oleh temannya
V. Kebutuhan dasar
A. Nutrisi
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
B. Cairan
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
6
D. Istirahat tidur
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
E. Personal Hygiene
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
F. Aktifitas/Mobilitas Fisik
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
6
G. Rekreasi
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
3. Status nutrisi : ibu pasien mengatakan anaknya tidak napsu makan dan hanya menghabiskan
4. Status cairan : ibu pasien mengatakan anaknya minun air sebanyak 6 gelas atau 1,500 mL/hari
5. Obat-obatan :
6. Aktivitas : Main HP hanya di lakukan di tempat tidur dan di bantu dibawakan tiang infus ke
8. Hasil laboratorium :
6
HCT 37.1 % 35.0 - 49.0
MCV L 74.9 fL 80.0 - 94.0
MCH L 25.3 Pg 26.0 – 32.0
MCHC 33.7 g/L 32.0 – 36.0
PLT H 611 10^3/ul 150 – 400
RDW-SD H 37.0 fL 11.5 – 14.5
-CV 13.5 % 10.0 – 15.0
PDW L 7.2 fL 10.0 – 18.0
MPV L 7.7 fL 9.0 – 13.0
P-LCR L 7.4 % 13.0 – 43.0
PCT H 0.47 % 0.17-0.35
Hitung jenis
Neutrofil H 55.2 % 32 - 52
Limfosit 38.1 % 23.0 – 53.0
Monosit 4.7 % 2. 0 – 11.0
Eosinofil 1.8 % 1.0 – 4.0
Basofil 0.2 % 0–2
NLR 1.4 %
6
4. TMJ kesan baik
5. Mineralisasi tulang baik
6. Soft tissue swelling minimal
- Kesan : tidak tampak fraktur dan dislokasi kecuali soft tissue swelling minimal
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : compos mentis karena pasien sadar dan mengerti apa yang di katakana
ibunya
Lingkar kepala :-
Mata : Mata kanan dan kiri simetris, sklera baik, konjungtiva ananemis, reflex
pupil ada, refleks berkedip ada (anak dalam keadaan lemah), kornea bersih.
Hidung : Bentuk hidung normal, tidak terdapat sekret, tidak terdapat polip, dan tidak
terjadi perdarahan hidung (epistaksis).
Mulut : Mukosa bibir kering dan kuning, tidak ada sianosis, tidak terdapat
pembesaran kelenjar thyroid.
Telinga : Telinga sebelah kanan terdapat luka goresan dan di balut perban karena
KLL , dan telinga sebelah kiri tidak ada luka
Dada : Bentuk dada normal, saat inspirasi dan ekspirasi simetris kanan dan kiri,
tidak terdapat retraksi dada.
Kulit : terdapat luka gores di telinga sebelah kanan dan memar di pangul sebelah
kiri , terdapat balutan di telinga sebelah kanan karena sudah operasi plastik
6
VIII. Informasi Lain
- Tidak ada
6
ANALISA DATA
Nama Klien : An.A
Dx. Medis : 106577
Ruangan : Melati 4A
DATA MASALAH
Data Subjektif :
- Ibu pasien mengatakan anak nya sering merasa nyeri di bagian luka
,kepala dan leher
Data Objektif :
- Nyeri
P : nyeri di bagian area luka akibat KLL
Q : seperti tertusuk-tusuk
R : di kepala , leher dan terdapat luka lecet di bagian telinga kanan
yang di balut kasa
S : 5 (0-10)
T : terus menerus Nyeri akut
- Tampak Merigis
- Napsu makan berubah
- TTV
TD : 86/53 mmHg
N : 65 x/menit
P : 20 x/menit
S : 36,6 °C
- Pemeriksaan penunjang :
- Foto lumbal AP/lat : tidak tampak kelainan pada foto
- Foto kepala (skull) AP+ lateral : tidak tampak kelainan pada foto
- Lab patologi klinik : HB 12,5 / WBC H17,6 /
- Terpasang infus RL 16 TPM
- Pemberian analgetik : PCT 160 mg/6 jam/ IV
Data Subjektif :
- Ibu pasien mengatakan terdapat luka lecet di bagian telinga kanan
yang di balut kasa
- Ibu pasien mengatakan terdapat memar di pingang bagian kiri.
Data Objektif :
- Kerusakan jarigan dan /atau lapisan kulit
- Nyeri
- Hematoma
- Tampak balutan di telinga kanan
- Tampak memar di area panggul kiri
- Terdapat luka lecet di telinga Gangguan integritas
- Tampak terpasang balutan kulit
- TTV
TD : 86/53 mmHg
N : 65 x/menit
P : 20 x/menit
S : 36,6 °C
- Pemeriksaan penunjang :
- Foto lumbal AP/lat : tidak tampak kelainan pada foto
- Foto kepala (skull) AP+ lateral : tidak tampak kelainan pada foto
- Lab patologi klinik : HB 12,5 / WBC H17,6 /
- Terpasang infus RL 16 TPM
- Pemberian analgetik : PCT 160 mg/6 jam/ IV
Data subjektif Risiko defisit nutrisi
6
- Tidak napsu makan
- Tidak memnghabiskan makan
- Makan 5-6 sendok makan
Data objektif
- Pemeriksaan penunjang :
- Foto lumbal AP/lat : tidak tampak kelainan pada foto
- Foto kepala (skull) AP+ lateral : tidak tampak kelainan pada foto
- Lab patologi klinik : HB 12,5 / WBC H17,6 /
- Terpasang infus RL 16 TPM
- Pemberian analgetik : PCT 160 mg/6 jam/ IV
DIAGNOSA KEPERAWATAN
6
Nama Klien : An.A
Dx. Medis : 106577
Ruangan : Melati 4A
2 Gangguan
integritas kulit
berhubungan
28 Juni 2023
dengan factor
mekanis
(gesekan)
3 Risiko deficit
nutrisi 28 Juni 2023
berhubungan
dengan factor
psikologis
(keengganan
untuk makan)
6
RENCANA KEPERAWATAN
Nama Klien : An.A
Dx. Medis : 106577
Ruangan : Melati 4A
6
Pemberian secara tepat
analgetik : PCT - Ajarkan teknik nonfarmakologis
160 mg/6 jam/ IV untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
6
H17,6 /
- Terpasang infus
RL 16 TPM
Pemberian
analgetik : PCT
160 mg/6 jam/ IV
D.003 Risiko defisit nutrisi Setelah dilakukan Manajemen Nutrisi :
2 berhubungan dengan intervesi selama
Observasi :
faktor psikologis 3x8 jam
(keengganan untuk diharapkan status - Identifikasi status nutrisi
makan) nutrisi membaik - Identifikasi alergi dan intoleransi
dengan kriteria makan
Faktor risiko
hasil : - Identifikasi makan yang disukai
Faktor psikologis
(keengganan untuk - Identifikasi kebutuhan kalori dan
- Porsi makan
makan) jenis nutrien
dihabiskan
- Tidak napsu - Identifikasi perlunya penggunaan
(5)
makan selang nasogastrik
- Tidak - Nafsu - Monitor asupan makan
memnghabiskan makan
- Monitor berat badan
makan meningkat
- Monitor hasil pemeriksaan
- Makan 5-6 sendok (5)
laboratorium
makan - Perasaan Terapeutik :
- Pemeriksaan cepat
penunjang : kenyang (5) - Lakukan oral hygiene sebelum
- Foto lumbal AP/lat makan , jika perlu
: tidak tampak - Fasilitasi menentukan pedoman
kelainan pada foto diet(mis piramida makan)
- Foto kepala (skull) - Sajikan makanan secara menarik dan
AP+ lateral : tidak
suhu yang sesuai
tampak kelainan
pada foto - Berikan makan tinggi serat untuk
- Lab patologi klinik mencegah konstipasi
: HB 12,5 / WBC - Berikan makan tinggi kalori dan
H17,6 / tinggi protein
- Terpasang infus - Berikan suplemen makanan, jika
RL 16 TPM perlu
- Pemberian - Hentikan pemberian makan melalui
analgetik : PCT selang nasogatrik jika asupan oral
160 mg/6 jam/ IV dapat ditoleransi
Edukasi :
- Anjurkan posisi duduk, jika mampu
- Anjurkan diet yang di programkan
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian medikasi
sebelum makan (mis, preda nyeri,
ntiemetic), jika perlu
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menetukan jumlah kalori dan jenis
nutrient yang dibutuhkan ,jika perlu
6
CATATAN PERKEMBANGAN
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Nama Klien : An.A
Dx. Medis : 106577
Ruangan : Melati 4A
IMPLEMENTASI EVALUASI
6
- Berkolaborasi pemberian analgetik - Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
Hasil : PCT 160 mg/6 jam IV mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgetik
6
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menetukan jumlah kalori dan jenis nutrient
yang dibutuhkan
Hari/Tanggal: Rabu/28 juni 2023 S:
- Ibu pasien mengatakan anaknya tidak napsu
Jam: 14.00
makan
O:
Faktor psikologis (keengganan untuk makan)
Diagnosa: Risiko defisit nutrisi berhubungan
- Tidak napsu makan
dengan faktor psikologis (keengganan untuk - Tidak memnghabiskan makan
makan) - Makan 5-6 sendok makan
- Terpasang infus RL 16 TPM
Tindakan: - Pemberian analgetik : PCT 160 mg/6 jam/ IV
6
CATATAN PERKEMBANGAN
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Nama Klien : An.A
Dx. Medis : 106577
Ruangan : Melati 4A
IMPLEMENTASI EVALUASI
6
Kolaborasi Kolaborasi
6
- Porsi makan dihabiskan (4)
Tindakan: - Nafsu makan meningkat (4)
- Perasaan cepat kenyang (4)
Manajemen Nutrisi :
Observasi :
P : Lanjutkan intervensi
- meidentifikasi status nutrisi
- Hasil : tidak napsu makan dan Observasi :
hanya menghabiskan 5-6 sendok - Identifikasi status nutrisi
makan.
- Identifikasi alergi dan intoleransi makan
- meidentifikasi alergi dan intoleransi
- Identifikasi makan yang disukai
makan
Terapeutik :
- Hasil : alergi telur (gatal-gatal)
- meidentifikasi makan yang disukai - Sajikan makanan secara menarik dan suhu
- Hasil : suka makan telur yang sesuai
Terapeutik : - Berikan makan tinggi serat untuk mencegah
konstipasi
- mensajikan makanan secara menarik Edukasi :
dan suhu yang sesuai
Hasil : memberikan tampilan makan - Anjurkan posisi duduk
semenarik mungkin untuk - Anjurkan diet yang di programkan
meningkatkan napsu makan anak. Kolaborasi :
- memberikan makan tinggi serat
untuk mencegah konstipasi - Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
- Hasil : sayur dan buah menetukan jumlah kalori dan jenis nutrient
Edukasi : yang dibutuhkan
6
CATATAN PERKEMBANGAN
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Nama Klien : An.A
Dx. Medis : 106577
Ruangan : Melati 4A
IMPLEMENTASI EVALUASI
6
Edukasi - Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
- Mengajarkan teknik
nonfarmakologis untuk Kolaborasi
mengurangi rasa nyeri
Hasil : teknik bermain - Kolaborasi pemberian analgetik
(mewarnai)
Kolaborasi
- Berkolaborasi pemberian
analgetik
6
berhubungan dengan faktor
psikologis (keengganan untuk A : Risiko defisit nutrisi teratasi
makan) - Porsi makan dihabiskan (5)
- Nafsu makan meningkat (5)
Tindakan: - Perasaan cepat kenyang (5)
Manajemen Nutrisi :
P : Lanjutkan intervensi
Observasi :
Observasi :
- meidentifikasi status nutrisi
- Hasil : tidak napsu makan - Identifikasi status nutrisi
dan hanya menghabiskan 5-6 - Identifikasi alergi dan intoleransi makan
sendok makan. - Identifikasi makan yang disukai
- meidentifikasi alergi dan Terapeutik :
intoleransi makan
- Hasil : alergi telur (gatal- - Sajikan makanan secara menarik dan suhu
gatal) yang sesuai
- meidentifikasi makan yang - Berikan makan tinggi serat untuk mencegah
disukai konstipasi
- Hasil : suka makan telur Edukasi :
Terapeutik : - Anjurkan posisi duduk
- mensajikan makanan secara - Anjurkan diet yang di programkan
menarik dan suhu yang Kolaborasi :
sesuai - Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
Hasil : memberikan tampilan
menetukan jumlah kalori dan jenis nutrient
makan semenarik mungkin
yang dibutuhkan
untuk meningkatkan napsu
makan anak.
- memberikan makan tinggi
serat untuk mencegah
konstipasi
- Hasil : sayur dan buah
Edukasi :
- menganjurkan posisi duduk
Hasil : bantu anak duduk
untuk makan
- menganjurkan diet yang di
programkan
Hasil : akan meningkatkan
pencapaian dan
mempertahankan
Kolaborasi :
- Berkolaborasi dengan ahli
gizi untuk menetukan jumlah
kalori dan jenis nutrient yang
dibutuhkan
Hasil : diet sesuai dengan
kebutuhan nutrisi anak
6
WOC VULNUS LACERATUM
Etiologi Vulnus
Mekanik : benda tajam, benda tumpul, Non mekanik : bahan kimia, suhu tinggi,
tembakan/ledakan, gigitan binatang radiasi
Gangguan mobilitas
fisik
6
Daftar pustaka :
Manifestasi klinis
Klasifikasi 1. Menurut Mansjoer Effendi (2014)
a. Hematoma : pendarahan di bawa kulit manifestasi klinis vulnus laseratum
b. Countosio : luka memar adalah:
c. Albartio : kerusakan pada lapisan 2. Luka tidak teratur.
superficial (kulit) 3. Jaringan rusak.
d. Vulnus scissium : luka iris 4. Bengkak.
e. Vulnus ictum : luka tusuk 5. Perdarahan.
f. Vulnus sclopetornum : luka tembak 6. Akar rambut tampak hancur atau
g. Vulnus lacertum :luka robek tercabut bila kekerasannya didaerah
rambut.
7. Tampak lecet atau memar disetiap luka.
Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan diagnostik yang perlu dilakukan terutama jenis darah lengkap tujuannya untuk
mengetahui tentang infeksi yang terjadi pemeriksaannya melalui laboratorium.
2. Sel-sel darah putih leukosit dapat terjadi kecenderungan dengan kehilangan sel pada lesi
luka dan respon terhadap proses infeksi.
3. Hitung darah lengkap hematokrit mungkin tinggi atau lengkap.
4. Laju endap darah (LED) menunjukkan karakteristik infeksi.
5. Gula darah random memberikan petunjuk terhadap penyakit diabetes melitus.
6. MRI
7. CT-Scan
8. Ultrasonografi
Komlikasi
1. Komplikasi dini : hematoma, seroma, dan 6 infeksi
Nyeri akut
Defenisi pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan
actual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga
berat yang berlansung kurang dari 3 bulan.
Luaran
1. Keluhan Nyeri menurun (5)
2. Tidak tampak meringis (5)
3. Sikap protektitif (5)
Intervensi
Manajemen Nyeri
Observasi
- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan intensitas nyeri
- Identifikasi skala nyeri
- Identifikasi respon nyeri non verbal
- Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
- Identifikasi pengetahuan dan keyaninan tentang nyeri
- Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
- Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup.
- Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan.
- Monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik
- Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis. TENS, hipnosis,
akupresur, terapi musik, blofeedback, terapi pijat, aromaterapi, teknik imajinasi
terbimbing. kompres hangat/dingin, terapi bermain)
- Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
- Fasilitasi istirahat dan tidur.
- Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri.
Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
- Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu.
6
Perawatan luka
Defenisi mengidentifikasi dan meningkatkan penyembuhan luka serta mencegah terjadinya
komplikasi luka
Luaran
- Tidak nyeri (5)
- Tidak kemerahan (5)
- Tidak hematoma (5)
Observasi :
- monitor karakteristik luka
- monitor tanda-tanda infeksi
Trapeutik :
- lepaskan balutan dan plaster secara perlahan
- cukur rambut di sekitar daerah luka, jika perlu
- bersihakn dengan NaCl atau pemberian nontoksit, sesuai kebutuhan
- bersihkan jaringan nekrotik
- berikan salep yang sesuai ke kulit/lesi, jika perlu
- pasang balutan sesuai luka
- pertahankan teknik steril saat melakukan perawatan
- ganti balutan sesuai jumlah eksudat dan drainase
- jadwalkan perubahan posisi setiap 2 jam atau sesuai kondisi pasien.
- berikan diet dengan kalori 30-35 kkal/kgBB/hari dan protein 1,25-1,5 g/kgBB/hari
- berikan suplemen vitamin dan mineral, sesuai indikasi
- berikan terapi TENS, jika perlu
Edukasi
- jelaskan tanda dan gejala infeksi
- anjurkan mengkomsumsi tinggi kalori dan protein
- anjurkan prosedur perawatan luka secara mandiri
Kolaborasi :
- kolaborasi prosedur debridement, jika perlu
- kolaborasi pemberian antibiotik, jika perlu
6
Manajemen Nutrisi
Defenisi mengidentifikasi dan mengelola asupan nutrisi yang seimbang .
Luaran
- Porsi makan dihabiskan (5)
- Nafsu makan meningkat (5)
- Perasaan cepat kenyang (5)
Observasi :
- Identifikasi status nutrisi
- Identifikasi alergi dan intoleransi makan
- Identifikasi makan yang disukai
- Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
- Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastrik
- Monitor asupan makan
- Monitor berat badan
- Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Terapeutik :
- Lakukan oral hygiene sebelum makan , jika perlu
- Fasilitasi menentukan pedoman diet(mis piramida makan)
- Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
- Berikan makan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
- Berikan makan tinggi kalori dan tinggi protein
- Berikan suplemen makanan, jika perlu
- Hentikan pemberian makan melalui selang nasogatrik jika asupan oral dapat ditoleransi
Edukasi :
- Anjurkan posisi duduk, jika mampu
- Anjurkan diet yang di programkan
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis, preda nyeri, ntiemetic), jika perlu
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menetukan jumlah kalori dan jenis nutrient yang
dibutuhkan ,jika perlu
6
DAFTAR PUSTAKA
Herdman, T. H., & Kamitsuru, S. (2018). NANDA-I Diagnosis Keperawatan: Defnisi & Kalsifikasi
2018-2020 (11th ed.). Jakarta: EGC.
Mera Delima. (2013).Hubungan Perawatan Luka dengan Proses Penyembuhan Luka pada Klien Luka
Robek (Vulnus Laceratum) di Ruangan Bedah RSI Ibnu Sina Bukit Tinggi Tahun 2013, 05,0-7.