Anda di halaman 1dari 31

ASKEP DHF PADA ANAK

PENGKAJIAN KEPERAWATAN ANAK

I.   BIODATA
     A. Identitas Klien
          Nama                                         :   An. “ N ”
Tempat Tgl Lahir / Usia            :   Makassar 5 April 1993 / 10 Thn
Jenis Kelamin                            :   Perempuan
Agama                                       :   Kristen
Alamat                                       :   Bumi Sudiang Permai
Tgl. Masuk                                :   21 Oktober 2003
Tgl. Pengkajian                          :   22 Oktober 2003
Diagnosa Medik                         :   Observasi DHF
Rencana Therapi                        :   Pemeriksaan Hb, Ht, pemasangan infus

B.   Identitas Orang Tua


1. Ayah
    Nama                                     :   Tn. “ F “
    Usia                                        :   28 Thn
    Pendidkan                              :   SMA
    Pekerjaan                               :   P N S
    Agama                                    :   Kristen
    Alamt                                     :   Bumi Sudiang Permai

2.  Ibu
    Nama                                     :   Ny. “ M “
    Usia                                        :   26 Thn
    Pendidkan                              :   SMA
    Pekerjaan                               :   I R T
    Agama                                    :   Kristen
    Alamt                                     :   Bumi Sudiang Permai

3.  Identitas Saudara Kandung

No. Nama Usia Hubungan Status Kesehatan


1. Fransiska 12 Th Kakak Kandung Sehat
2. Mahdalena 8 Th Adik Kandung Sehat

II. KELUHAN UTAMA
          Klien mengeluh demam, sakit kepela, mual, muntah, dan malas makan, juga mengeluh susah tidur, dan
jantungnya selalu berdebar-debar. Karena klien merasa tidak enak maka klien minta diantar sama
keluarganya untuk dibawa kerumah sakit Labuang Baji saat ini klien masih merasakan keluhan yang
sama.

III.     RIWAYAT KESEHATAN
A.   Riwayat Kesehatan Sekarang.
Gejala sakit yang dirasakan klien dirasakan sejak 3 hari yang lalu setelah klien pulang dari sekolah. Klien
pada saat itu pingsan dsan kemudian klien dibawa kedokter praktek oleh dokter praktek klien dianjurkan
untuk diopname kerumah sakit untuk menghindsari hal yang tidak diinginkan, setibanya dirumah sakit
klien kemudian diopname dan klien diberi cairan infus dan dianjurkan untuk banyak minum.
B.   Riwayat kesehatan Lalu
Klien pernah mengalami gejala yang sama padsa 5 tahun yang lalu, tidak pernah masuk rumah sakit
sebelumnya dan sembuh dengan obat dsari dokter.
C.   Riwayat Kesehatan Keluarga
Genogram 3 Generasi   
 

Keterangan
:

                 : Laki-laki
  

                 : Perempuan

                
                 : Klien

                 : Garis Keturunan

                 : Tinggal Serumah

Kesimpulan :
-         Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan klien atau penyakit lain yang
dianggap berbahaya.
-         Klien tingal serumah dengan kedua orang tuanya.

IV.            Riwayat Imunisasi
No. Jenis Imunisasi Waktu Pemberian Reaksi Klien
1. BCG Umur 6 bln sekali Panas
2. DPT (I,II,III) Umur 5 bln inter 5 mg Panas
3. POLIO (I,II,III,IV) Tidak diketahui Tidak diketahui
4. CAMPAK Tidakdiketahui Panas
5. HEPATITIS Tidak diketahui Panas

A.  Pemeriksaan fisik
1.     Berat badan              : 25 Kg
2.     Tinggi badan             : 130 cm
3.     Waktu tumbuh gigi   : 6 bulan, tanggal gigi umur 4 tahun

.     Perkembangan tiap tahap


      Usia anak saat :
1.     Berguling                  : 4 Bulan
2.     Duduj                        : 7 bulan
3.     merangkak                : 9 Bulan
4.     Berdiri                       : 11 Bulan
5.     Berjalan                    : 13 Bulan
6.     Senyum pertama kali kepada orang lain pada umur 4 bulan
7.     Bicara pertama kali : Lupa
8.     Berpakaian tanpa bantuan : Lupa

V.  Riwayat Nutrisi
      A. Pemberian Asi
-         Pertama kali disusui      : Sejak dilahirkan
-         Cara Pemberian             : Menetek/Disusui langsung
-         Lama pemberian            : Sampai anak usia 2 Tahun

B.   Pemberian Susu Formula


-         Alasan pemberian          : Pemberian asi sudah cukupo selama 2 tahun dan setelah itu dilanjutkan
dengan susu formula
-         Jumlah pemberian         : 2 gelas / hari atau kira-kira 400 ml
-         Cara Pemberian             : Dengan menggunakan gelas
C.   Pemberian makanan tambahan
-         Pertama kali diberikan usia : 5 bulan
-         Jenis                               : Bubur lunak dan pisang

D.   Pola perubahan nutrisi tiap tahap usia sampai pada nutrisi saat ini :

Usia Jenis Nutrisi Lama pemberian


1.     0 – 4 Bulan Air Susu Ibu (ASI) 4 Bulan
2.     4 – 12 Bulan Asi + bubur lunak 8 Bulan
3.     1 – 3 Tahun Asi + Susu formula 2 Tahun
4.     3 – 6 Tahun Susu formula + Nasi + Lauk 3 Tahun
5.     6 – 9 Tahun Nasi + Lauk + Sayur + Susu 3 Tahun
6.     Saat ini Nasi + Lauk + Sayur -

VI. Riwayat psychososial
-         Anak tinggal bersama ibu dan ayahnya serta kakak dan adiknya.
-         Hubungan antar anggota keluarga harmonis
-         Anak diasuh oleh kedua orang tuanya.

VII.  Riwayat Spiritual
        Klien jarang melaksanakan ibadah atau kegereja dan tidak ada ritual agama
VIII. Reaksi Hospitalisasi
A.   Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap
-         Klien sadar bahwa dirinya berada dirumah sakit dan menjalani perawatan
-         Klien tidak tahu apa yang menyebabkandirinya sakit.
-         Klien merasa cemas dan tidak ingin berlama-lama dirumah sakit.
B.   Pemahaman keluarga tentang sakit dsan rawat inap
-         Ibu mengerti anaknya sakit sehingga membawa anaknya kerumah sakit.
-         Perasaan orang tua lebih tenang karena anaknya dirawat dengan baik dirumah sakit.

XI.   Aktivitas sehari-hari
A.   Nutrisi

Kondisi Sebelum Sakit Saat sakit


      Selera makan Baik Berkurang
      Menu makan Nasi+Lauk+Sayur+Susu Nasi+Lauk+Sayur+Susu
      Frekuensi makan 3 kali sehari 3 Kali Sehari tidak habis
      Makanan yang disukai Bakso Tidak ada
      Makanan pantangan Tidak ada Makanan yang keras
      Pembatasan pola makan Tidak ada Makanan yang lunak
      Cara Makan Makan sendiri Makan sendiri
      Ritual saat makan Berdoa sebelum makan Berdoa sebelum makan

B.   Cairan

Kondisi Sebelum Sakit Saat sakit


         Jenis minuman Air dan Juice Air putih
         Frekuensi minum 10 Gelas 8 Gelas
         Kebutuhan cairan 2500 ml 3000 ml
         Cara pemenuhan minum Minum + cairan infus

C.   Eliminasi BAB dan BAK

Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit


BAB
         Tempat pembuangan Toilet Toilet
         Frekuensi (waktu) Sekali sehari Sekali dalam dua hari
         Konsistensi Lunak Lunak
         Kesulitan Tidak ada Terpasang infus
         Obat Pencahar Tidak digunakan Tidak digunakan
BAK
         Tempat pembuangan Toilet Toilet
         Frekuensi (waktu) 4 – 3 kali sehari 3 – 4 Kali sehari
         Konsistensi Jernih pekat the
         Kesulitan Tidak ada Terpasang infus
         Obat Pencahar Tidak digunakan Tidak digunakan

D.   Istirahat tidur

Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit


         Jam Tidur
Siang 13.00 – 15.30 13.00 – 15.30
     Malam 21.00 – 06. 00 20.00 – 05.30
         Pola Tidur Baik Baik
         Kebiasaan sebelum tidur Tidak ada Tidak ada
         Kesulitan tidur Tidak ada Tidak ada

E.    Olahraga

Kondisi Sebelum sakit Saat sakit


         Program olahraga Tidak ada Tidak ada
         Jenis dan frekuensi Tidak ada Tidak ada
         Kondisi setelah olahraga Tidak ada Tidak ada

F.    Personal Hygiene

Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit


         Mandi
Cara Mandi sendiri Kompres badan
     Frekuensi 2 kali sehari 2 kali sehari
     Alat mandi Sabun dsan handuk Handuk + Air
         Cuci Rambut
Frekuensi 3 kali seminggu Belum pernah
     Cara Dengan shampo Tidak ada
         Gunting Kuku
Frekuensi 2 kali sebulan Belum pernah
     Cara Potong sendiri dgn gunting Tidak ada
         Gosok gigi
Frekuensi 2 kali sehari 2 kali sehari
     Cara Dilakukan sendiri dgn odol Dengan sikat gigi + Odol

G.   Aktivitas/Mobilitas fisik

Kondisi Sebelum sakit Saat sakit


         Kegiatan Sehari-hari Sekolah + bermain Tidak ada
         Pengaturan jadwal harian Tidak ada Tidak ada
         Penggunaan alat bantu aktifitas
         Kesulitan pergerakan tubuh Tidak ada Tidak ada

Tidak ada Tertahan oleh infus

H.   Rekreasi

Kondisi Sebelum sakit Saat sakit


         Perasaan saat sekolah Senang dan gembira Tidak ada
         Waktu luang Pada waktu hari libur Tidak ada
         Perasaan setelah rekreasi Senang Tidak ada
         Waktu senggang keluarga
         Kegiatan hari libur Pada saat hari libur Tidak ada

Rekreasi dan bermain Tidak ada

X.  pemeriksaan fisik
1.     keadaan umum klien nampak lemah dan murung
2.     Tanda-tanda vital :
-         Suhu                            : 37,5 O C
-         Nadi                            : 100 kali permenit
-         Tekanan darah            : 120 kali permenit
-         Respirasi                     : 28 kali permenit.
3.    Antropometri
-         Tinggi badan               : 136 Cm
-         Berat badan                 : 26 kg
-         Lingkar lengan atas     : 17 Cm
-         Lingkar kepala            : 50 Cm
-         Lingkar dada               : 58 Cm
-         Lingkar perut              : 52 Cm

4.     Sistem pernafasan
Hidung simetris kiri dan kanan tidak terdapat pernafasan cuping hidung, sekret dan polip, tidak adas
pembesaran kelenjar tiroiddan tumor. Bentuk dada normal. Perbandingan ukuran antero posterior dengan
transfersal 1 : 2, gerakan dada simetris pada saat otot bantu pernafasan berfungsi. Tidak adsa suara nafas
ronchi, whezing, sdtender dan rales.

5.  Sistem kardiovasikuler
     konjungtiva anemi, bibir pucat, ukuran jantung normal suara jantung S1 Lub, S2 Dub.

6.  Sistem pencernaan
     Sklera tidak ikterus, bibir agak kering, mulut tidak mengalami stomatitis, jumlah gigi 30 buah,
kemampuan menelan bagus, tidak ada kesulitan, gaster tidak kembung, gerakan peristaltik usus 13 kali
permenit, tidak ada nyeri tekan pada daerah abdomen anus tidak ada lecet
7.  Sistem indra
-      Mata
    Visus : Normal 6/6, lapang pandang normal, klien mampu melihat jari penunjuk pemeriksa.
-      Hidung
Penciuman baik,mampu membedakan bau obat dengan bau parfum, tidak terdapat sekret dihidung.
-         Telinga
Keadaan daun telinga baik, tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat serumen, fungsi pendengaran baik,
mampu mendengar suara jam tangan pemeriksa terdekat hinggajarak 30 cm..

8.  Sistem syaraf
-         Fungsi serebral
Orientasi baik, klien sadar bahwa bahwa dirinya sedang berada dirumah sakit dan mengalami perawatan,
daya ingat klien baik, mampu mengingat nama-nama temannya disekitarnya,serta mampu berbahasa
Indonesia dengan baik. Kesadaran baik dengan nilai GCS Score 15, bicara resiptiive.
-    Fungsi cranial
     N I                  : mampu membedakan bau parfum denganbau obat.
                 : Visus 6/6, lapang pandang masih mampu melihat jari pemeriksa hingga kurang lebih 30 odari samping
pemeriksa.
,IV,VI     : Gerakan bola mata normal tidak ada isochor dan anisochor.
               : Motorik yaitu mampu mengatup gigi, sensorik refleks kornea baik.
II             : mampu mendengar jam tangan pemeriksa hingga jarak 30 Cm.
               : Refleks menelan baik.
               : Gerakan palatum normal bergerak.
               : Klien dapat mengangkat bahu dan memalingkan kepalanya ke sisi yang ditahan pemeriksa.
I              : Klien mampu menggerakkan lidahnya dari satu sisi ke sisi yang lain.
9.  Sistem muskuloskletal
-         Warna rambut hitam, tidak mudah dicabut.
-         Warna kulit sawomatang, temperatur hangat, tampak kotor, nampak bintik-bintik merah pada kulit.

10.   Sistem endokrin
-         Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
-         Suhu tubuh tidak seimbang, biasa terlihat keringat.
-         Tidak ada riwayat air seni dikerumuni semut.

11.Sistem perkemihan
-         Tidak terdsapat edema palpebrae, moon face, edema anasarka, dan nocturia.

12.Sistem immun
-         Tidak ada riwayat alergi

XI.      Pemeriksan tingkat perkembangan


-         6 Tahun keatas
-         perkembangankognitip
Klien mampumenilai sesuatu yangbaik dan yang buruk
-      Perkembangan psikososial
Dalam pergaulan klien nampak ramah dan bisa bekerja sama.
XII.     Test diagnostik :  uji turniket dan laboratorium
DATA FOKUS
( CP. I 0 )

DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF


         Klien mengeluh demam, sakit kepala, mual,         Selera makan berkurang dengan frekuensi 3 kali
muntah, dan malas makan. sehari dan tudak dihabiskan.
         Klien mengeluh susah tidur dan jantungnya         Klien nampak lemah dan murung
selalu berdebar-debar.          TTV :
         Klien tidak tahu apa yang menyebabkan dirinya S : 37,5 o C
sakit. TD : 120/80 mmHg
         Klien merasa cemas dan tidak ingin berlama- R : 28 kali per menit
lama dirumah sakit. N : 100 kali permenit.
    Konjungtifa anemi, bibir pucat, bibir kering.
    Kulit klien nampak kotor, dan terdapat bintik-bintik
merah pada kulit. 
    Kuku klien nampak kasar, kebersihan kurang
terpelihara. 

ANALISA DATA
( CP. I B )

DATA ETIOLOGI MASALAH


DS :
         Klien mengeluh demam, sakit kepala, Infeksi virus dengue Gangguan pemenuhan
mual, muntah, dsan malas makan.
nutrisi
DO :
Merangsang sistem immun tubuh
         Selera makan klien berkurang dengan
frekuensi 3 kali perhari dengan tidak
 
dihabiskan
         Konjungtiva anemi, bibir pucat dan
kering
         Klien nampak lemah.
Dipersepsikan ke otak

Ds : Mempengaruhi pusast keseimbangan


dan hipothalamus
         Klien mengeluh susah tidur dan
jantungnya selalu berdebar-debar.
Rangsang mual, muntah
DO :  
         Klien nampak lemah dan konjungtiva
Gangguan pola tidur
anemi.
         TTV :
S : 37,5 o C
TD : 120/80 mmHg Absorbsi
usus menurun
R : 28 kali permenit
N : 100 kali permenit
Nutrisi kurang dari
kebutuhan
 
 

DS :
         Klien merasa cemas dan tak ingin
berlama-lama dirumah sakit.
         Klien tidak tahu apa yang                
menyebabkan dirinya sakit.
Proses infeksi virus dengue
DO :
         Klien nampak lemah dan murung. Cemas
 

Terjadi peningkatan permeabilitas membran


 
DS : -
DO :
         Kulit klien nampak kotor dan terdapat Penghantaran
bintik-bintik merah pada kulit. rangsang ke otak oleh saraf simpatik/
parasimpatik.
         Kuku klien nampak kasar, kebersihan
kurang terpenuhi.
 

Peningkatan suhu tubuh Kurang keperawatan


diri

Mempengaruhi bagian otak yang lain.

Pusat kesadaran terganggu.


 
Reaksi tubuh terhadap infeksi

Terjadi kelemahan fisik

Dipersepsikan ke otak

Perawatan yang lama.


 

Ketidak tahuan
klien

Cemas
 
 

Peningkatan suhu tubuh

 
Mempengaruhi sel-sel jaringn

Terjadi kelemahan fisik

Ketidakmampuan melakukan
perawatan diri
 

                 DIAGNOSA KEPERAWATAN
( CP.2 )

No. Masalah/Diagnosa Tgl. ditemukan Tgl. Teratasi


1. Gasngguan pemenuhan nutrisi s/d intake 22 Oktober 2003 23 Oktober 2003
yang tidak adekuat
2. Gangguan pola tidur s/d peningkatan suhu 22 Oktober 2003 23 Oktober 2003
tubuh
3. Kecemasan s/d Kondisi klien yang 22 Oktober 2003 23 Oktober 2003
memburuk dan kurang pengetahuan
Gangguan aktivitas perwatan diri sehari-hari
4. s/d kelemahan fisik 22 Oktober 2003 23 Oktober 2003
  
RENCANA KEPERAWATAN
( CP. 3 )
Tgl. NDX dan data Tujuan Rencana tindakan Rasional
penunjang
23 Gangguan pemenuhan Klien menunjukkan pola 1.     Beri makanan yang lunak
1.     Dgn makanan yang lunak
/10 nutrisi s/d intake yang makan membaik dan dan lembek dan lembek dapat
/03 tidak adekuat. klien menghabiskan porsi mem,udahkan pencernaan
makanan dan klien hingga beban keja usus
nampak segar berkurang.
2.     Makanan yang berfariasi
dapat merangsang nafsu
2.     beri makanan berupa nasi makan
secara diet 3.     untuk mengganti asupan
makanan secara bertahap.
4.     Dengan pemberian vitamin
3.     Beri makanan dalam porsi dapat membantu dalam
kecil dan frekuensi sering merangsang nafsu makan.
4.     Kolaborasi untuk5.     dapat membantu
pemberian vitamin. menurunkan suhu tubuh.
6.    Membantu klien untuk
dapat merasa lebih tenang
dan dapat beristirahat tanpa
Gangguan pola tidur s/d Klien menunjukkan pola 5.     Beri kompres hangat gangguan
23 peningkatan suhu tubuh tidur membaik dan 7.     kafein dapat
/10 penurtunan suhu tubuh memperlambat klien untuk
/03 6.     Beri lingkungan yang tidur.
tenang dan nyaman

8.     Dapat mengidentifikasi
penyebab kecemasan klien
7.     batasi masukan makanan
9.     Agar klien dsapat tabah
dan minuman yang dsan tegas menghadapi
mengandung kafein cobaan dari tuhan

Kecemasan s/d kondisi 8.     Beri kesempatan klien 10.                         Agar klien


pasien yang memburuk Klien mengatakan untuk mengungkapkan dapat mengerti tentang
dsan kurang cemasnya berkurang perasaannya proses penyakitnya.
23 pengetahuan. 9.     Beri dorongan spiritual
/10 kepada klien
/03
11.                         Untuk
10.                          Beri mengidentifikasi masalah
informasi kepada klien klien
tentang penyakit yang 12.                         Bantuan
dialaminya serta proses sangat diperlukan oleh klien
pengobatan yang harus padsa saat kondisinya lemah
dijalankannya dalam pemenuhan
11.                          Kaji kebutuhannya.
kebutuhan klien 13.                         Mempercepat
Gangguan aktifitas pemulihan kekakuan otot
perawatan diri sehari- Klien melaporkan akibat terlalu lama
hari s/d kelemahan fisik keadaan dirinya sudah 12.                          bantu beristirahat.   
membaik dsan dapat memenuhi kebutuhan
23 melakukan perawatan diri aktifitas sehari-hari
/10 secara mandiri ataupun
/03 dengan bantuan.

13.                          Latih pasien
untuk melakukan
kegiatannya secara mandiri
CATATAN TINDAKAN
( CP. 4 )

Tgl. NDX Jam Tindakan Keperawatan dan hasil


23 I 08.30 i.      Memberi makanan sesuai kebutuhan dan diet dari rumah sakit.
/10 dengan hasil klien menghabiskan porsi makanannya.
/03
08.45 ii.      Menganjurkan kepada klien untuk makan makanan yang bervaruasi seperti
coklat, roti dan makanan yang lunak lainnya dengan porsi kecil tapi frekuensi
sering.

2 08.50 iii.      Memberikan kompres hangat kepada klien dengan hasil suhu tubuh
36,8 o C

09.00 iv.      Menganjurkan kepada anggota keluarga klien untuk dapat memberikan


kesempatan klien agar dapat beristirahat dengan hasil klien dapat beristirahat
dengan tenang.

09.20 v.      Mengajarkana kepada klien untuk mengkonsumsi makan makanan dan


miniuman yang tidak mengandung kafein
3 09.30 vi.      Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya tentang keadaan yang ia
alami dengan hasil klien merasa lega dan tidak was-was.

      Memberika dorongan spiritual sesuai dengan agama dan kepercayaan klien


10.00
viii.      Memberikan HE kepada klien tentang penyakit yang ia alami.

10.15 ix.      Membantu klien melakukan aktifitas perawatan diri klien seperti potong
kuku dengan hasil klien tidak lagi kotor.
4 10.30
x.      Melatih klien melakukan aktifitas sesuai kemampuan yang klien miliki
dengan hasil klien mampu beraktifitas ringan sesuai dengan kemampuannya
11.00 seperti makan dan gosok gigi.

CATATAN PERKEMBANGAN
( CP. 5 )

Tgl. NDX Jam EVALUASI / SOAP


24/ 1 08.05 S : Klien mengatakan nafsu makannya masih kurang
10/03 O : BB klien tetap, klien sempat makan makanan ringan
A : Masalah teratasi sebagian
P : Pertahankan intervensi 1,2,3

24/ 2 08.30 S : Klien mengatakan suhu badannya tidak sepanas kemarin dan sudah
10/03 bisa tidur dengan nyenyak
O : Klien kelihatan baru bangun tidur dan suhu badannya 36,5 o C
A : Masalah teratasi
P:-

S : Klien mengatakan dirinya sudah lebih baik dsan merasa tidak


24/ 3 09.00 khawatir lagi
10/03 O : Wajah klien nampak berseri0seri
A : Masalah tereatasi
P:-

S : Klien mengatakan masih kaku untuk bergerak dsan beraktifitas


24/ 4 09.15 O : Klien nampak hanya berbarung di tempat tidur
10/03 A : Masalah belum teratasi
P : Pertahankan intervensi ix,x.

 ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KASUS DHF / DBD


 Edy Yuli Riyawan    Selasa, Juni 11, 2013
A.    Pengertian

1.       Demam Berdarah Dengue (Dengue Haemorrhagic Fever) ialah suatu penyakit yang disebabkan
oleh virus dengue (arbovirus) yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypti.

      (Suriadi, 2001 : 57)

2.     Demam Berdarah Dengue ialah suatu penyakit demam berat yang sering mematikan, disebabkan
oleh virus, ditandai oleh permeabilitas kapiler, kelainan hemostasis dan pada kasus berat, sindrom syok
kehilangan protein.

      (Nelson, 2000 : 1134)

B.     Etiologi

Virus dengue serotipe 1, 2, 3, dan 4 yang ditularkan melalui vektor nyamuk Aedes Aegypti. Infeksi
dengan salah satu serotipe akan menimbulkan antibodi seumur hidup terhadap serotipe bersangkutan
tetapi tidak ada perlndungan terhadap serotipe lain.

- Ciri-ciri nyamuk Aedes Aegypti

Badannya kecil, warnanya hitam dan berbelang-belang, menggigit pada siang hari, badannya datar saat
hinggap, hidup di tempat-tempat yang gelap (terhindar dari sinar matahari, jarak terbangnya kurang dari
100 M dan senang menggigit manusia). Aedes Aegypti betina mempunyai kebiasaan berulang (multi
diters) yaitu menggigit beberapa orang secara bergantian dalam waktu singkat.
·    Virus dengue akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypti dan kemudian
bereaksi dengan antibodi dan terbentuklah komplek virus antibodi, dalam sirkulasi akan
mengakt,ivasi sistem komplemen. Akibat aktivasi C 3 dan C5 akan dilepas C3a dan C5a, dua peptida
yang berdaya untuk melepaskan histamin dan merupakan mediator kuat sebagai faktor
meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah dan menghilangkan plasma mealui endotel
dinding itu.
·     Terjadinya trombositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya faktor koagalasi
(protambin, faktor V, VII, IX, X dan fibrinogen) merupakan faktor penyebab terjadinya perdarahan
hebat, teutama perdarahan saluran gastrointestinal pada DHF.
·    Yang menentukan beratnya penyakit adalah meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah,
menurunnya volume plasma, terjadinya hipotensi, trombositopenia dan diatesis
hemoragik. Renjatan terjadi secara akut.
·     Nilai hematokrit meningkat bersamaan dengan hilangnya plasma melalui endotel dinding pembuluh
darah. Dan dengan hilangnya plasma klien mengalami hypovolemik. Apabila tidak diatasi bisa
terjadi anoksia jangan asidosis dan kematian.
D.    Gambaran Klinis
Infeksi virus dengue mengakibatkan manifestasi klinis yang bervariasi mulai dari asimtomatik,
penyakit paling ringan, demam dengue, demam berdarah dengue sampai syndrome syok
dengue. Timbulnya bervariasi berdasarkan derajat Demam berdarah dengue.
·     Fase pertama yang relatif ringan dengan demam mulai mendadak, malaise muntah, nyeri kepala,
anoreksia, dan batuk.
·     Pada fase kedua ini penderita biasanya menderita ekstremitas dingin, lembab, badan panas, maka
merah, keringat banyak, gelisah, iritabel, dan nyeri mid-epigastrik. Seringkali ada petekie tersebar
pada dahi dan tungkai, ekimosis spontan mungkin tampak, dan mudah memar serta berdarah pada
tempat fungsi vena adalah lazim. Ruam makular atau makulopopular mungkin muncul dan
mungkin ada sianosis sekeliling mulut dan perifer. Nadi  lemah cepat dan kecil dan suara jantung
halus. Hati mungkin membesar sampai 4-6 cm dibawah tepi costa dan biasanya keras agak nyeri.
Kurang dari 10% penderita ekimosis atau perdarahan saluran cerna yang nyata, biasanya pasca
masa syok yang tidak terkoreksi.
Menurut patokan dari WHO pada tahun 1975, diagnosa DBD (DHF) harus berdasarkan adanya
gejala klinik sebagai berikut :
1.   Demam tinggi mendadak dan terus menerus selama 2-7 hari (tanpa sebab jelas).

2.   Manifestasi perdarahan: paling tidak terdapat uji turnikel positif dari adanya salah satu bentuk perdarahan
yang lain misalnya positif, ekimosis, epistaksis, perdarahan yang lain misalnya petekel, ekimosis,
epistaksis, perdarahan gusi, melena, atau hematomesis.

3.   Pembesaran hati (sudah dapat diraba sifat permulaan sakit).

4.   Syok yang ditandai nadi lemah, cepat, disertai tekanan nadi yang menurun (menjadi 20 mmHg atau
kurang), tekanan darah menurun (tekanan sistolik menurun sampai 80 mmHg atau kurang), disertai kulit
yang teraba dingin dan lembab terutama pada ujung hidung, jari dan kaki, pasien menjadi gelisah, timbul
sianosis disekitar mulut.

E.     Klasifikasi Demam Berdarah Dengue menurut WHO (1975)


 Derajat I    :     Demam disertai gejala klinis lain atau perdarahan spontan, uji turnikel positif, trombositopeni dan
hemokonsentrasi.

 Derajat II  :      Derajat I disertai perdarahan spontan dikulit dan atau perdarahan lain.
 Derajat III :      Kegagalan sirkulasi: nadi cepat dan lemah, hipotensi kulit dingin, lembab, gelisah.

 Derajat IV :      Renjatan berat, denyut nadi dan tekanan darah tidak dapat diukur.

F.     Pemeriksaan Diagnostik
·    Darah lengkap : hemokonsentrasi (hematokrit meningkat 20% atau lebih) trombositopeni
(100.00/mm3 atau kurang).

·     Serotogi : uji HI (Hemaaglutination Inhibition test).

·     Rongten thorax : effusi pleura.

G.    Penatalaksanaan Terapeutik
·    Minum banyak 1,5-2 liter/24 jam dengan air teh, gula atau susu.

·    Antipiretik jika terdapat demam.

·    Antikonvulsan jika terdapat kejang.

·    Pemberian cairan melalui infus, dilakukan jika pasien mengalami kesulitan minum dan nilai hematokrit
cenderung meningkat.

H.    Tanda-Tanda Perdarahan
1.      Karena manipulasi
Rumpel leed test

a.       Teknik

-        Klien diukur tekanan darahnya dan dicari sistol dan diastolnya.

-        Setelah ketemu kemudian dijumlahkan lalu dibagi dua.

-        Hasil digunakan untuk patokan mempertahankan tekanan air raksa tensimeter.

-        Pompa lagi balon tensimeter sampai patokan tadi lalu kunci dan pertahankan sampai 5 menit.

-        Setelah itu buka kuncinya dan mansit dilepaskan.

-        Kemudian lihat apakah ada petekie / tidak didaerah vola lengan bawah.

b.      Kriteria :

Å   bila jumlah petekie > 20


±    bila jumlah petekie 10 - 20

⊝   bila jumlah petekie 10

2.      Perdarahan spontan

a.       Petekil/ ekimosis

b.      Perdarahan gusi

c.       Epistakeis

d.      Hematomesis/ melena

ASUHAN KEPERAWATAN

1.      PENGKAJIAN

1.1    Biodata / Identitas

DHF dapat menyerang dewasa atau anak-anak terutama anak berumur < 15 tahun. Endemik
didaerah Asia tropik.

1.2    Keluhan Utama

Panas / demam.

1.3    Riwayat Penyakit Sekarang

Demam mendadak selama 2-7 hari dan kemudian demam turun dengan tanda-tanda lemah, ujung-
ujung jari, telinga dan hidung teraba dingin dan  lembab.
Demam disertai lemah, nafsu makan berkurang, muntah, nyeri pada anggota badan, punggung,
sendi,  kepala dan perut, nyeri ulu hati,  konstipasi atau diare.

1.4    Riwayat Penyakit Dahulu

Ada kemungkinan anak yang telah terjangkau penyakit DHF bisa berulang DHF lagi, Tetapi
penyakit ini tidak ada hubungannya dengan penyakit yang pernah diderita dahulu.

1.5    Riwayat Penyakit Keluarga

Penyakit DHF bisa dibawa oleh nyamuk jadi jika dalam satu keluarga ada yang menderita penyakit
ini  kemungkinan tertular itu besar.

1.6   Riwayat Kesehatan Keluarga

Daerah atau tempat yang sering dijadikan tempat nyamuk ini adalah lingkungan yang kurang
pencahayaan dan sinar matahari, banyak genangan air, vas and ban bekas.

1.7    Riwayat Tumbuh Kembang Anak

Sesuai dengan tumbuh kembang klien.

1.8   ADL

1.     Nutrisi                   : Dapat menjadi mual, muntah, anoreksia.

itas             : Lebih banyak berdiam di rumah selama musim hujan dapat terjadi nyeri otot dan sendi, pegal-pegal pada
seluruh tubuh, menurunnya aktifitas bermain.

ahat tidur        : Dapat terganggu karena panas, sakit kepala dan nyeri.

minasi alvi         : Dapat terjadi diare/ konstipasi, melena.

ersonal hygiene   : Pegal-pegal pada seluruh tubuh saat panas dapat  meningkatkan ketergantungan   kebutuhan
perawatan diri.
1.9    Pemeriksaan

daan umum  : Suhu tubuh tinggi (39,4 – 41,1 0C), menggigit hipotensi,nadi cepat dan lemah.

2. Kulit                  : tampak bintik merah (petekil), hematom, ekimosit.

3. Kepala              : mukosa mulut kering, perdarahan gusi, lidah kotor (kadang).

4. Dada                 : nyeri tekan epigastrik, nafas cepat dan sering berat.

. Abdomen        : pada palpasi teraba pembesaran hati dan limfe pada keadaan dehidrasi turgor kulit   menurun.

  Anus dan genetalia : dapat terganggu karena diare/ konstipasi.

  Ekstrimitas atas dan bawah : ekstrimitas dingin, sianosis.

1. 10 Pemeriksaan Penunjang

Pada pemeriksaan darah pasien DHF akan di jumpai:

1)   Hb dan PCV meningkat (≥20%).

2)  Trombositopenia (≤100.000/ml).

3)  Leukopenia (mungkin normal atau leukositosis).

4)  Ig.D.dengue positif.

5)  Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukan: hipoprotinemia, hipokloremia, dan hiponatremia.

6)  Urium dan PH darah mungkin meningkat.

7)  Asidosis metabolik: pCO <35-40 mmHg HCO rendah.

8)  SGOT/SGPT memungkinkan meningkat.

2.      DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.      Peningkatan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan  proses infeksi virus.


2.      Kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler, perdarahan, muntah
dan demam.

3.      Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia.

4.      Perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan perdarahan.

5.      Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan keletihan, malaise sekunder akibat DHF.

6.      Kecemasan ringan berhubungan dengan kondisi pasien yang memburuk dan perdarahan yang dialammi
pasien.
3.      PERENCANAAN
         A.    Prioritas Diagnosa Keperawatan

                 Berdasarkan kegawatan masalah.

         B.     Tujuan, Kriteria hasil : Rencana tindakan dan Rasional Rencana Tindakan

1.      Dx I

Peningkatan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan proses infeksi virus.

Tujuan: Anak menunjukkan  suhu tubuh dalam batas normal.

Kriteria hasil :

a.  Suhu tubuh 36-37 0C

b.  Pasien bebas dari demam.

Rencana tindakan :

a.   Monitor temperatur tubuh

      Rasional : Perubahan temperatur dapat terjadi pada proses infeksi akut.

b.   Observasi tanda-tanda vital (suhu, tensi, nadi, pernafasan tiap 3 jam atau lebih sering).

      Rasional : Tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum pasien.

c.   Anjurkan pasien untuk minum banyak 1 ½ -2 liter dalam 24 jam.

      Rasional : Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan tubuh meningkat sehingga perlu diimbangi
dengan asupan yang banyak.

d.   Berikan kompres dingin

Rasional : Menurunkan panas lewat konduksi.

e.   Berikan antipiretik sesuai program tim medis

Rasional : Menurunkan panas pada pusat hipotalamus.

2.      Dx II
Kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler, perdarahan, muntah,
dan demam.

Tujuan : Anak menunjukkan tanda-tanda terpenuhinya kebutuhan cairan.

Kriteria hasil :

a. TTV (nadi, tensi) dalam batas normal.

b.  Turgor kulit kembali dalam 1 detik.

c. Ubun-ubun datar.

d. Produksi urine 1 cc/ kg/ BB/ jam.

e. Tidak terjadi syok hipovolemik.

Rencana tindakan :

a.     Kaji keadaan umum pasien

      Rasional : Menetapkan data dasar untuk mengetahui dengan cepat penyimpangan dari keadaan
normalnya.

b.      Observasi tanda-tanda syok (nadi lemah dan cepat, tensi menurun akral dingin, kesadaran menurun,
gelisah)

      Rasional : Mengetahui tanda syok sedini mungkin sehingga dapat segera dilakukan tindakan.

c.      Monitor tanda-tanda dehidrasi (turgor kulit turun, ubun-ubun cekung produksi urin turun).

      Rasional : Mengetahui derajat dehidrasi (turgor kulit turun, ubun-ubun cekung produksi urin turun).

d.      Berikan hidrasi peroral secara adekuat sesuai dengan kebutuhan tubuh.

      Rasional : Asupan cairan sangat diperhatikan untuk menambah volume cairan tubuh.

e.      Kolaborasi pemberian cairan intravena RL, glukosa 5% dalam half strenght NaCl 0,9%, Dextran L 40.

f.        Rasional : Pemberian cairan ini sangat penting bagi pasien yang mengalami defisit volume cairan
dengan keadaan umum yang buruk karena cairan ini langsung masuk ke pembuluh darah.

3.      Dx III
Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah dan anoreksia.

Tujuan :

Kriteria hasil :

a.      Adanya minat/ selera makan.

b.      Porsi makansesuai kebutuhan.

c.      BB dipertahankan sesuai usia.

d.      BB meningkat sesuai usia.

Rencana tindakan :

a.     Monitor intake makanan

Rasional : Memonitor intake kalori dan insufisiensi kualitas konsumsi makanan.

b.     Memberikan perawatan mulut sebelum dan sesudah makan.

Rasional : Mengurangi rasa tidak nyaman dan meningkatkan selera makan.

c.      Sajikan makanan yang menarik, merangsang selera dan dalam suasana yang  menyenangkan.

Rasional : Meningkatkan selera makan sehingga meningkatkan intake makanan.

d.     Berikan makanan dalam porsi kecil tapi sering.

Rasional : Makan dalam porsi besar/ banyak lebih sulit dikonsumsi saat pasien anoreksia.

e.     Timbang BB setiap hari.

Rasional : Memonitor kurangnya BB dan efektifitas intervensi nutrisi yang diberikan.

f.       Konsul ke ahli gizi.

Rasional : Memberikan bantuan untuk menetapkan diet dan merencanakan pertemuan secara individual
bila diperlukan.  

4.      Dx IV

Perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan perdarahan.

Tujuan : Anak menunjukkan tanda-tanda perfusi jaringan perifer yang adekuat.

Kriteria hasil :
a.      Suhu ekstrimitas hangat, tidak lembab, warna merah muda.

b.      Ekstrimitas tidak nyeri, tidak ada pembengkakan.

c.      CRT kembali dalam 1 detik.

Rencana tindakan :

a.   Kaji dan catat tanda-tanda vital (kualitas dan frekuensi nadi, tensi, capilary reffil).

Rasional : Tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui penurunan perfusi ke jaringan.

b.   Kaji dan catat sirkulasi pada ekstrimitas (suhu kelembaban, dan warna).

Rasional : Suhu dingin, warna pucat pada ekstrimitas menunjukkan sirkulasi darah kurang adekuat.

c.   Nilai kemungkinan kematian jaringan pada ekstrimitas seperti dingin, nyeri, pembengkakan, kaki.

Rasional : Mengetahui tanda kematian jaringan ekstrimitas lebih awal dapat berguna untuk mencegah kematian
jaringan.

5.      Dx V

Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan keletihan malaise sekunder akibat DHF.

Tujuan : Rasa nyaman pasien terpenuhi dengan kriteria nyeri berkurang atau hilang.

Rencana tindakan :

a.   Kaji tingkat nyeri yang dialami pasien dengan memberi rentang nyeri  (0-10).

Rasional : Mengetahui nyeri yang dialami pasien sehingga perawat dapat menentukan cara mengatasinya.

b.    Kaji faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi pasien terhadap nyeri.

Rasional : Dengan mengetahui faktor-faktor tersebut maka perawat dapat melakukan intervensi yang sesuai dengan
masalah klien.

c.   Berikan posisi yang nyaman dan ciptakan suasana ruangan yang tenang.

Rasional : Posisi yang nyaman dan situasi yang tenang dapat membuat perasaan yang nyaman pada pasien.

d.  Berikan suasana  gembira bagi pasien, alihkan perhatian pasien dari rasa nyeri dengan mainan, membaca
buku cerita.
Rasional : Dengan melakukan aktifitas lain pasien dapat sedikit  mengalihkan perhatiannya terhadap nyeri.

e.   Kolaborasi pemberian obat-obatan analgesik.

Rasional : Obat analgesik dapat menekankan rasa nyeri.

6.      Dx VI

Kecemasan ringan berhubungan dengan kondisi pasien yang memburuk dan perdarahan yang dialami
pasien.

Tujuan :

Kecemasan berkurang dengan kriteria :

a. Klien tampak lebih tenang.

b. Klien mau berkomunikasi dengan perawat.

Rencana tindakan :

a. Kaji rasa cemas yang dialam oleh pasien.

    Rasional : Menetapkan tingkat kecemasan yang dialami oleh pasien.

b. Beri kesempatan pada pasien untuk mengungkapkan rasa cemasnya.

    Rasional : Membantu menenangkan perasaan pasien.

c. Gunakan komunikasi terapeutik.


    Rasional : Agar segala sesuatu yang disampaikan pada pasien memberikan hasil yang efektif.

d. Jaga hubungan saling percaya dari pasien dan keluarga.

    Rasional : Menjalin hubungan saling percaya antara perawat dengan pasien/ keluarga.

e. Jawab pertanyaan daripasien/ keluarga dengan jujur dan benar.

    Rasional : Jawaban jujur dan benar akan menumbuhkan kepercayaan pasien pada perawat.

4.      PELAKSANAAN
Prinsip-prinsip pelaksanaan rencana askep pada anak dengan DBD/ DHF.

1.      Mempertahankan pemenuhan kebutuhan cairan.

2.      Mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal.


3.      Mempertahankan kebutuhan nut risi.

4.      Mempertahankan perfusi jaringan perifer agar tetap adekuat.

5.      Mempertahankan rasa nyaman pasien.

6.      Mengurangi kecemasan klien.

5.    EVALUASI

1.      Mengukur pencapaian tujuan.

2.      Membandingkan tujuan yang telah ditetapkan.

DAFTAR PUSTAKA

Suriadi, Yuliana R, 2001, Asuhan Keperawatan pada Anak, Edisi I, 

Penerbit PT. Fajar Interpratama : Jakarta.

Nelson, 2000, Ilmu Kesehatan Anak, Bagian II, Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta.

Ngastiyah, 1997, Perawatan Anak Sakit, Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai