Anda di halaman 1dari 11

SABU

KELOMPOK 4

Nama Anggota kelompok:


1. Cantika Syariah A (07)
2. Carolyn Dyane R (08)
3. Fais Fahmi Cahkim (12)
4. Intan Cahya Puspita (15)
5. Jesisca Pasha Anastian (16)
6. Yolanda Anggi Putri K D (34)
1. Pengertian Sabu
Shabu-shabu (sabu) atau metamfetamina disebut juga dengan crystal meth adalah
jenis narkotika yang sangat adiktif dan biasa digunakan sebagai obat
psikostimulansia dan simpatomimetik.

Ahli farmasi dari Jepang yaitu Nagai Nagayoshi adalah orang pertama kali yang
menemukan metamfetamina pada tahun 1871 saat sedang melakukan riset di
Universitas Humbloldt, Berlin.

Hasil dari riset tersebut, Nagoyashi berhasil melakukan isolasi


senyawa efedrina yang mempunyai fungsi sebagai stimulan dari tumbuhan di Cina.

Pada awalnya efedrina diharapkan bisa mengobati penderita asma, namun Merck
perusahaan asal Jerman menolak untuk memperbanyak obat temuan Nagoyashi
tersebut karena efeknya yang tidak berbeda dari adrenalin.

Baru kemudian pada tahun 1919 temuan Nagoyashi ini diteruskan oleh Akira
Ogata yang juga menempuh pendidikan di Berlin, ia berhasil menemukan proses
yang lebih efektif dan efesien dalam memproduksi kristal metamfetamina.

Resep efedrina yang sebelumnya ditolak tersebut kemudian diolah kembali oleh
Ogata dengan menambahkan fosfor merah dan iodin.

Hasilnya perusahaan farmasi asal Inggris, Burrought Wellcome & Co membeli


temuan resep yang disempurnakan oleh Ogata tersebut untuk kemudian dipasarkan
di Eropa sebagai obat fisiatrik.

Kesuksesan resep ini tidak berhenti di situ, perusahaan farmasi asal Jerman,
Temmler pada tahun 1934 memproduksi metamfetamina dan memasarkannya
kepada publik dengan merek dagang Pervitin.

Pervitin digunakan untuk tujuan meningkatkan konsentrasi dan tingkat kesadaran


para penggunanya.
2. Dampak Sabu
Berikut ini sederet efek samping sabu yang berbahaya bagi kesehatan:

1. Bikin Kecanduan

Apa pun yang bikin candu tidak baik bagi kesehatan. Efek candu disebabkan oleh
saraf otak yang terpengaruh zat tertentu. Otak akan mengeluarkan dopamin
(hormon pengendali emosi), terutama di area yang berhubungan dengan reward.
Efek inilah yang akhirnya membuat pengguna ingin memakai sabu terus-menerus.
Pengaruh zat kimia pada otak tersebut juga menyebabkan pengguna sangat sulit
berhenti.

2. Bisa Kena Infeksi Berbahaya

Efek sabu bisa berasal dari penyuntikan. Tindakan ini akan meningkatkan risiko
terkena penyakit infeksi berbahaya, seperti hepatitis B, hepatitis C, hingga
HIV/AIDS. Bahaya sabu ini khususnya ditemukan pada pengguna jarum suntik
bergantian. Tidak hanya itu, efek dari sabu juga membuat pengguna tidak bisa
berpikir jernih, sehingga dapat melakukan hubungan seksual berisiko. Hubungan
intim pun dapat menjadi sumber penularan HIV atau hepatitis.

3. Perubahan pada Tubuh dalam Jangka Pendek dan Panjang

Dampak buruk sabu jika digunakan dalam jangka pendek, yaitu:

• Nafsu makan berkurang

• Berat badan menurun drastis

• Insomnia

•Memicu perilaku hiperaktif

• Napas lebih cepat dan pendek-pendek

• Detak jantung lebih cepat dan tidak teratur


• Tekanan darah meningkat

• Suhu tubuh meningkat

Pengguna sabu cenderung akan ketergantungan dengan obat terlarang ini. Padahal,
jika sabu terus-menerus dimasukkan ke tubuh, efek jangka panjang yang bisa
timbul adalah:

• Gizi buruk

• Kerusakan gigi

• Gatal parah hingga timbul luka karena terus-menerus digaruk

• Kelainan struktur dan fungsi otak

• Kehilangan memori (amnesia)

• Kebingungan (linglung)

4. Merusak Kesehatan Mental

Bukan cuma mengganggu kinerja saraf dan fungsi organ-organ penting di dalam
tubuh, efek samping sabu lainnya yang bisa dirasakan adalah kesehatan mental
menurun. Ketika telanjur ketergantungan, sejumlah masalah psikis yang bisa
timbul sebagai dampak buruk sabu adalah:

• Gangguan kecemasan

• Takut berlebihan (paranoid)

• Tidak bisa membedakan kenyataan dan imajinasi

• Sering berlaku kasar dan agresif, hal ini bisa berujung pada tindak kejahatan

5. Kerusakan Fungsi Organ yang Berujung Kematian


Efek overdosis sabu dapat menyebabkan serangan jantung, stroke, dan gangguan
pada organ lain hingga menimbulkan kematian. Jika sedari awal pecandu sudah
memiliki masalah kesehatan, efek samping sabu tersebut bisa dialami lebih
cepat.Bahaya sabu bagi kesehatan tidak bisa dimungkiri lagi Benda terlarang ini pun
bisa merusak tingkat kesejahteraan ekonomi penggunanya. Ditambah lagi, pengguna
sabu juga akan memiliki hubungan yang kurang harmonis dengan masyarakat di
lingkungan sekitarnya.

3. Ciri – Ciri / Gejala dari sabu


ciri ciri / gejala pengguna sabu
Bagaimana Bentuk Sabu?
Dalam kebanyakan kasus, metamfetamin terlihat seperti bubuk kristal putih.
Itu juga kadang-kadang ditekan menjadi bentuk pil. Obat ini tidak berbau tetapi
memiliki rasa yang pahit dan dapat larut dalam air atau alkohol.
Terdapat beberapa jenis sabu yang muncul di kalangan pengguna narkotika,
seperti:

1. Sabu Kristal
Sabu kristal adalah bentuk sabu yang lebih kuat yang cenderung lebih murni dan
lebih pekat dibandingkan bentuk lainnya.
Biasanya sabu bentuk ini dihisap, atau dipanaskan menjadi cairan kemudian
disuntikkan.
Seperti bentuk sabu lainnya, sabu kristal sepenuhnya sintetis berasal dari tanaman
seperti banyak zat terlarang lainnya.

2. Sabu Bubuk
Jenis sabu bubuk mungkin lebih umum, karena tekanannya yang tak sekuat sabu
kristal dan berpotensi harganya lebih murah.
Sabu bubuk paling sering digunakan dengan cara dihirup, tetapi sabu jenis ini juga
dapat diminum dalam bentuk pil atau dilarutkan dalam cairan dan dicerna.
Selain itu, sabu bubuk juga sering dipotong, atau dikombinasikan, dengan zat lain.
Ini.
Sayangnya, sangat sulit untuk membedakan sabu dengan obat lain yang berbentuk
bubuk.
3. Sabu Cair
Sabu biasanya digunakan dalam bentuk kristal padat atau bubuk, tetapi dapat
diubah menjadi cairan.
Dalam proses ini, bubuk sabu dilarutkan dalam air. Sabu cair juga bisa disuntikkan
apa adanya. Biasanya disiapkan dalam sendok atau alat serupa kemudian ditarik ke
dalam jarum suntik.

ciri-ciri fisik pemakai sabu

Pertama-tama, Anda perlu terlebih dahulu mempelajari mengenai ciri-ciri fisik


pemakai sabu. Cobalah memperhatikan apakah orang-orang terdekat Anda
mengalami beberapa kondisi fisik di bawah ini: 
* Pupil mata yang membesar
* Mata bergerak dengan cepat dan seperti tersentak-sentak
* Wajah pemakai sabu sering terlihat berkedut
* Meningkatnya produksi keringat
* Suhu tubuh menjadi lebih tinggi 
* Gerakan tubuh mengalami tremor atau seperti tersentak-sentak
* Berkurangnya nafsu makan dan berat badan 
* Gigi mengalami kerusakan
* Energi menjadi lebih tinggi dan sering mengalami Euforia  yang
berlebihan
* Sering menggaruk atau mencungkil rambut dan kulit
* Luka di wajah dan kulit
* Ucapan yang konstan dan cepat
* Mereka mungkin juga menyebutkan sakit kepala hebat dan kesulitan tidur
4. Gambar sabu
5. Solusi / cara mengatasi
1. Pemeriksaan
Pemeriksaan dilakukan tidak hanya oleh dokter tetapi juga terapis. Pemeriksaan
bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kecanduan yang dialami dan adakah efek
samping yang muncul. Jika si pemakai mengalami depresi atau bahkan gangguan
perilaku, maka terapis akan menyembuhkan efek tersebut baru melakukan
rehabilitasi.
2. Detoksifikasi
Mengatasi kecanduan harus melalui beberapa tahapan dan salah satu yang cukup
berat adalah detoksifikasi. Di sini pengguna harus 100% berhenti menggunakan
obat-obatan berbahaya tersebut. Reaksi yang akan dirasakan cukup menyiksa
mulai dari rasa mual hingga badan terasa sakit. Disamping itu pecandu akan
merasa tertekan karena tidak ada asupan obat penenang yang dikonsumsi seperti
biasa.
Selama proses detoksifikasi, dokter akan meringankan efek yang tidak
mengenakkan tersebut dengan memberikan obat. Di samping itu, pecandu juga
harus memperbanyak minum air agar tidak terkena dehidrasi serta mengkonsumsi
makanan bergizi untuk memulihkan kondisi tubuh. Lamanya proses ini sangat
bergantung pada tingkat kecanduan yang dialami serta tekad yang dimiliki oleh si
pemakai untuk sembuh.
3. Stabilisasi
Setelah proses detoksifikasi berhasil dilewati, selanjutnya dokter akan menerapkan
langkah stabilisasi. Tahapan ini bertujuan untuk membantu pemulihan jangka
panjang dengan memberikan resep dokter. Tidak hanya itu, pemikiran tentang
rencana ke depan pun diarahkan agar kesehatan mental tetap terjaga dan tidak
kembali terjerumus dalam bahaya obat-obatan terlarang.
4. Pengelolaan Aktivitas
Jika sudah keluar dari rehabilitasi, pecandu yang sudah sembuh akan kembali ke
kehidupan normal. Diperlukan pendekatan dengan orang terdekat seperti keluarga
dan teman agar mengawasi aktivitas mantan pemakai. Tanpa dukungan penuh dari
orang sekitar, keberhasilan dalam mengatasi kecanduan obat terlarang tidak akan
lancar.
Banyak pemakai yang sudah sembuh lantas mencoba menggunakan kembali obat-
obatan tersebut karena pergaulan yang salah. Karena itulah pengelolaan aktivitas
sangat penting agar terhindar dari pengaruh negatif.
5. Atasi dengan Layanan Rehabilitasi BNN
Untuk mengatasi masalah kecanduan obat-obatan terlarang, Badan Narkotika
Nasional atau lebih dikenal dengan BNN membuka layanan rehabilitasi yang
dinamakan Balai Besar Rehabilitasi yang berlokasi di Bogor.
Pecandu atau penyalahgunaan narkoba akan dipulihkan sepenuhnya baik dari segi
fisik maupun mental. Diharapkan setelah keluar dari Balai Besar Rehabilitasi ini,
mantan pecandu bisa hidup normal seperti sedia kala dan tidak menggunakan
kembali obat-obatan terlarang.
6. Rehabilitasi Medis
Rehabilitasi secara medis meliputi detoksifikasi, pemeriksaan kesehatan,
penanganan efek buruk dari penyalahgunaan narkoba, psiko terapi, rawat jalan, dan
lain-lain.
7. Rehabilitasi Sosial
Aktivitas yang dilakukan pada tahapan rehabilitasi ini meliputi seminar, konseling
individu, terapi kelompok, static group, dan sebagainya.
8. Kegiataan Kerohanian
Tahapan ini bertujuan untuk mempertebal mental pecandu agar semakin kuat
mempertahankan niat untuk sembuh dari kecanduan.
9. Peningkatan Kemampuan
Kegiatan di lembaga rehabilitasi juga diisi oleh aktivitas positif salah satunya
adalah mengasah skill yang dimiliki oleh pecandu agar rasa tak enak karena tidak
mengkonsumsi obat-obatan teralihkan.
Selain layanan-layanan yang disebutkan di atas, disediakan juga konseling untuk
keluarga, terapi psikologi, hiburan, rekreasi, dan sebagainya. Semua layanan dan
fasilitas yang diberikan oleh balai besar rehabilitasi BNN ini tidak dipungut biaya
sama sekali kecuali penyediaan keperluan yang bersifat pribadi.

Anda mungkin juga menyukai