Anda di halaman 1dari 21

NARKOBA

Nama Kelompok :
Niarta Dwi Pusfita 1130017128
Nadya Vita L 1130017131
Yustika Dian Novitasari 1130017138
DEFINISI
Narkoba adalah singkatan dari Narkotika, psikotropika dan bahan
adaktif lainnya, yaitu nama segolongan zat alamiah, semi sintetik.
Kadang disebut juga Napsa (Narkotika, Psikotropika, dan Zat
Aditif) yakni zat-zat kimiawi jika dimasukkan ke dalam tubuh
manusia (baik secara oral, dihirup maupun intravena, suntik) dapat
mengubah pikiran, suasana hati, perilaku dan perasaan seseorang.
JENIS-JENIS NARKOBA
1. Narkotika
Adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik
sintetis maupun bukan sintetis, yang dapat menyebab kan penurunan atau
perubahan kesadaran dan hilangnya rasa.
Berdasarkan UU No.22 tahun 1997, jenis narkotika dibagi menjadi 3 kelompok :
a. Golongan I adalah golongan yang paling berbahaya. Daya adiktifnya
sangat tinggi. Contohnya : ganja, heroin, kokain, morfin, opium, dan lain-
lain
b. Golongan II adalah narkotika yang memiliki daya adaktif kuat,
tetapi bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contohnya
adalah petidin dan turunannya, benzetidin, betametadol, dan
lain-lain.
c. Golongan III adalah narkotika yang memiliki daya adaktif
ringan, tetapi bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian.
Contohnya kodein dan turunannya.
Psikotropika
Menurut UU RI No 5 / 1997, Psikotropika adalah : zat atau obat, baik alamiah
maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh
selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada
aktifitas mental dan perilaku. Psikotropika terdiri dari 4 golongan :
a. Golongan I : Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi kuat
mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Ekstasi.
b. Golongan II : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalam
terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat
mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Amphetamine.
c. Golongan III : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan
dalamterapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang
mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Phenobarbital.
d. Golongan IV : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan
dalam terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Diazepam, Nitrazepam (BK, DUM ).
Zat Adiktif Lainnya
Yang termasuk Zat Adiktif lainnya adalah : bahan
/ zat yang berpengaruh psikoaktif diluar
Narkotika dan Psikotropika, meliputi : Minuman
Alkohol mengandung etanol etil alkohol, yang
berpengaruh menekan susunan saraf pusat, dan
sering menjadi bagian dari kehidupan manusia
sehari-hari dalam kebudayaan tertentu
DAMPAK NEGATIF PENGGUNAAN
NARKOBA BAGI KESEHATAN
1. Dampak narkoba terhadap fisik
Berat badannya akan turun secara drastis.
Matanya akan terlihat cekung dan merah.
Mukanya pucat.
Bibirnya menjadi kehitam-hitaman.
Tangannya dipenuhi bintik-bintik merah.
Buang air besar dan kecil kurang lancar.
Sembelit atau sakit perut tanpa alasan yang jelas.
2. Dampak narkoba terhadap emosi
• Sangat sensitif dan mudah bosan.
• Jika ditegur atau dimarahi, pemakai akan menunjukkan sikap membangkang.
• Emosinya tidak stabil.
3. Dampak narkoba terhadap perilaku
• Malas
• sering melupakan tanggung jawab
• menunjukan sikap tidak peduli
• menjauh dari keluarga
• sering menyendiri
• menghabiskan waktu ditempat-tempat sepi dan gelap, seperti di kamar tidur, kloset, gudang,
atau kamar mandi
• takut akan air
• mengaluarkan keringat berlebihan
• sering mengalami mimpi buruk
• mengalami nyeri kepala, nyeri/ngilu di sendi-sendi tubuhnya
MANFAAT DAN MADHARAT
Narkoba banyak memiliki madharat dari pada manfaat, karna
DARI NARKOBA
narkoba hanya dapat digunakan dengan dosis yang kecil hal
itu juga untuk keadaan terpaksa. Sudah umum diketahui bahwa
kebiasaan mengkosumsi narkoba dalam waktu lama akan
mengakibatkan kerusakan hati, jantung, pangkreas dan
peradangan lambung. Dapat pula merusak secara permanen
jaringan otak, sehingga menimbulkan gangguan daya ingatan,
kemampuan penilaian, kemampuan belajar dan bahkan
gangguan jiwa.
PERSPEKTIF ISLAM TERHADAP NARKOBA
“Sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya mengharamkan jual beli khamr, bangkai, babi, dan
patung. Lalu ditanyakan kepada Rasulullah, Wahai Rasulullah, bagaimana menurut engkau
bangkai yang digunakan untuk mengecat perahu, menghaluskan kulit, dan sebagai
penerangan? Rasulullah menjawab, Tidak boleh. Itu tetap haram kemudian Rasulullah SAW
melanjutkan Allah mengutukorang Yahudi. Sesungguhnya Allah telah mengharamkan lemak
pada mereka. Mereka memperbaikinya, lalu menjual dan memakan hasilnya ” (HR Imam
Bukhari dan Imam Muslim).

Imam Syaukani mengatakan bahwa, “Sesungguhnya setiap yang diharamkan Allah


kepada hamba, maka menjualnya pun haram, disebabkan karena haramnya hasil
penjualannya. Tidak keluar dari (kaidah) kuliyyah tersebut, kecuali sesuatu yang telah
dikhususkan oleh dalil”.
Ayat dan hadis tersebut tidak merinci dampak bahaya dari
penggunaanya, namun secara tegas telah menggambarkan bahwa
mengkomsumsi narkoba banyak mudharatnya ketimbang manfaatnya.
Sistem sanksi Hukum Islam bahwa setiap orang yang menggunakan
Narkoba dikelompokkan sebagai perbuatan kriminal, dan sanksi yang
diberikannegara bisa berupa jilid (cambuk) atau penjara hingga lima
belas tahun, dan denda yang ukurannya diserahkan kepada qadli.
SIKAP DALAM MENYIKAPI
PENYALAHGUNAAN NARKOBA
• Berusaha tetap tenang
• Jangan menunda masalah
• Jadilah pendengar yang baik
bagi pengguna narkoba
• Jujur terhadap diri sendiri
• Cari pertolongan
1. Faktor Subversi
PENYEBAB
2.Faktor Ekonomi
3.Faktor Lingkungan
• Faktor Dari Luar Lingkungan Keluarga
• Lingkungan Yang Sudah Mulai Tercemar Oleh Kebiasaan
• Lingkungan “LIAR”
• Faktor dari dalam Lingkungan Keluarga
PENANGGULANGAN
1. Pencegahan (tindakan promotif dan preventif)
a. Pencegahan umum
b. Dalam lingkungan rumah tangga
c. Diluar lingkungan rumah tangga
d. Seluruh masyarakat
2. Pengobatan
3. Rehabilitasi (tindakan pemulihan)
4. Program represif (dilakukan oleh pemerintah)
Peran Perawat Terhadap Pengguna Narkoba

1. Independent
Fungsi independent perawat adalah “those activies that are considered to be
within nursing’s scope of diagnosis and treatment “. Dalam fungsi ini tindakan
perawat dalam penanganan klien pengguna NAPZA tidak memerlukan dokter.
2. Interdependent
Fungsi perawat adalah “carrier out in conjunction with other health team
members”. Tindakan perawat berdasarkan pada kerja sama dengan tim
perawatan atau tim kesehatanlain.
3. Dependent
Fungsi perawat adalah “ the activities performen based on the physician’s
order”. Dalam fungsi ini perawat bertindak membantu dokter dalm
memberikan pelayanan medik.
4. Provider/ pelaksana
Peran ini menekankan kemampuan perawat sebagai media penyedia
layanankeperawatan (praknisi).
5. Edukator/pendidik
Peran ini menekankan kepada tindakan promotif. Perawat mmelakukan
pendidikankeesehatan tentang NAPZA dan dampaknya bagi kesehatan
kepada klien baikindividu,kelompok, maupun masyarakat.
6. Advokat
Peran perawat yaitu sebagai protektor dan advokat.
Peran ini dilaksanakan denagn upaya melindungi klien,
selalu “berbicara untuk pasien” dan menjadi penengah
antara pasien dan orang lain, membantu dan
mendukung klien dalam membuat keputusan serta
berpartisipasi dalam penyusunan kebijakan kesehatan.
Jurnal 1
Judul : Narkoba dan Penanggulangannya
Penulis : Abd. Aziz Hasibuan
Tahun : 2017
Hasil Pembahasan:
Semenjak diterbitkannya Undang Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika sampai saat ini belum
menunjukkan hasil yang memuaskan (berkurangnya pengguna narkoba) sebagai upaya kebijakan kriminal
Pemerintah untuk penanggulangan narkoba di Indonesia dengan bentuk dekriminalisasi. Upaya dekriminalisasi
bagi pecandu narkoba melalu kebijakan pemerintah dengan menerbitkan Undang Undang No 35 Tahun 2009
Tentang Narkotika sesungguhnya dimaksudkan untuk dapat melakukan pencegahan sebelum terjadinya
penyalahgunaan narkoba dan menegakkan hukum setelah terjadinya penyalahgunaan narkoba. Ternyata,
pada tatanan implementasinya UU tersebut tidak bekerja secara efektif. Salah satunya mengenai cara-cara
penerapan sanksinya.
Model dekrimialisasi yang diperuntukkan kepada pecandu narkoba, sebagai upaya pemerintah untuk
mengurangi dan menanggulangi dengan membina dan merahabilitasi belum menunjukkan nilai yang
memuaskan, yang terlihat, cara-cara yang digunakan dalam mengimplementasikan UU No 35 Tahun 2009
Tentang Narkotika itu lebih mengedepankan sistem penal (penjara) dari pada sistem non penal (rehabilitasi).
Dengan demikian, adalah salah satu alasan kenapa pengguna narkoba lebih banyak terdapat menghuni
penjara dari pada kalangan yang memanfaatkan fasilitas terapi dan rehabilitasi.
Jurnal 2
Judul : Ancaman Pidana Islam Terhadap Penyalahgunaan Narkoba
Penulis : Hamzah Hasan
Tahun : 2012
Hasil Pembahasan :
Hukum Islam yang disyariatkan Allah bertujuan untuk merealisasikan dan melindungi kemaslahatan manusia, baik
kemaslahatan individu maupun kemaslahatan masyarakat. Kemaslahatan yang ingin diwujudkan oleh hukum Islam itu
menyangkut seluruh aspek. Kepentingan manusiayang oleh para ulama mengklasifikasikannya menjadi tiga aspek.
Dampak Narkoba dalam Kehidupan Manusia, Dampak yang timbul dari akibat mengkonsumsi Narkotika dan obat
terlarang, yaitu ketika si pecandu tersebut telah kehabisan uang dan dia ingin mengkonsumsi Narkoba (sakaw), maka
ia akan mencuri (baik itu milik orang tuanya maupun milik orang lain). Dan berakibat pula pada kesehatan, yaitu akan
menurunnya daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit, mengakibatkan rasa takut yang sangat tinggi (paranoid),
serta akibat yang paling buruk adalah terjangkit berbagai penyakit, antara lain AIDS, dan penyakit fisik lainnya.
Sanksi (hukuman) Terhadap Penyalahgunaan/Pemakai Narkoba Bertitik tolak dari uraian tentang dampak yang
ditimbulkan oleh Narkoba yang sampai pada terjadinya kematian, tentunya sanksi hukumannya harus lebih berat.
Meskipun dalam Al-Qur’an tidak ada ayat yang secara tegas tentang sanksi atau hukuman bagi pemakai Narkoba.
Dalam Alquran hanya terdapat larangan meminum khamar yang menunjukkan keharamannya. Hal ini dapat dilihat
dalam alqur’an Surah al-Maidah (5:90).
Pada bagian lain, ulama fikih telah sepakat bahwa menghukum pemakai Narkoba wajib, dan hukumnya berbentuk
deraan. Ulama hanya berbeda pendapat tentang jumlah deraan. Penganut Mahzab dan Maliki mengatakan 80 kali
dera, sedangkan Imam Syafi’I menyatakan 40 kali dera.

Anda mungkin juga menyukai