Anda di halaman 1dari 23

Manajemen

TRIAGE

oleh :

dr. Aulia Nurrozaq


RSIA Bunda arif Purwokerto
L/O/G/O
L/O/G/O
Contents
Pendahuluan

Pengertian

Prinsip dan Tipe Triage

Pembagian Triage

Proses Triage

Dokumentasi Triage

Penutup
Latar Belakang
Instalasi Gawat Darurat (IGD) salah satu akses masuk pasien ke
rumah sakit selalu dihadapkan pada tantangan jumlah pasien yang
cenderung melebihi kapasitas serta dengan kondisi yang tidak dapat
diprediksi sebelumnya. Sistem triage hadir untuk menjawab tantangan
tersebut (Schllein, et al, 2008; ENA, 2011).

Sistem triage akan dapat memastikan bahwa pasien yang memerlukan


tindakan segera akan ditangani terlebih dahulu dan pasien dengan
prioritas dibawahnya dapat dengan aman menunggu tindakan
(Fitzgerald et al, 2009).

Maka dari itu diperlukan pembelajaran yang tepat dalam


triage. Sehingga pengkelompokan pasien dapat dilakukan
secara benar sehingga pasien dapat tertolong dengan
cepat dan tepat.
Rumusan Masalah

• Apa pengertian dari triage?


• Bagaimana prinsip dan tipe triage?
• Bagaimana pembagian dalam triage?
• Bagaimana langkah – langkah dalam
proses triage?
• Bagaimana cara membuat dokumentasi
dalam triage?
Tujuan

• Untuk mengetahui pengertian dari triage


• Untuk mengetahui prinsip dan tipe dari
triage
• Untuk mengetahui pembagian dalam
triage
• Untuk mengetahui langkah – langkah
dalam proses triage
• Untuk mengetahui pembuatan
dokumentasi dalam triage
Pengertian
Triage berasal dari bahasa prancis trier, bahasa inggris triage dan diturunkan
dalam bahasa Indonesia triage yang berarti sortir (Oman, 2008)

Triage adalah tingkatan klasifikasi pasien berdasarkan penyakit,


keparahan, prognosis, dan ketersediaan sumber daya (Mace SE, 2008)

Dalam kegawatdaruratan sehari-hari, triage lebih tepat dikatakan


sebagai metode untuk secara cepat menilai keparahan kondisi,
menetapkan prioritas dan memindahkan pasien ke tempat yang
paling tepat untuk perawatan (Christ, 2010)

Tujuan dari triage dimanapun dilakukan, bukan saja


supaya bertindak dengan cepat dan waktu yang tepat
tetapi juga melakukan yang terbaik untuk pasien
(Pusponegoro, 2010)
Prinsip Triage
Ancaman jiwa yang dapat
mematikan dalam hitungan menit
Prioritas

Dapat mati dalam hitungan jam

Trauma ringan

Sudah meninggal
Prinsip dalam Pelaksanaan
Triage
• Triage seharusnya dilakukan segera dan tepat waktu

• Anamnesis seharusnya adekuat dan akurat

• Keputusan dibuat berdasarkan anamnesis dan observasi

• Melakukan intervensi berdasarkan keakutan dari kondisi

• Tercapainya kepuasan pasien


Pembagian Triage
Klasifikasi pasien dalam
sistem triage

Gawat Darurat Gawat darurat

Mengancam nyawa Tidak mengancam Mengancam jiwa


dan kecacatan yang nyawa tapi disebabkan oleh
memerlukan memerlukan gangguan ABC, jika
penanganan dengan penanganan cepat tidak ditolong segera
cepat dan tepat dan tepat maka dapat
meninggal / cacat
Pembagian Triage cont...
Gawat Darurat
• Keadaaan yang mengancam nyawa (adanya gangguan ABC) dan perlu
tindakan segera.
• Misalnya cardiac arrest, penurunan kesadaran , trauma mayor dengan

(P1) perdarahan hebat

Gawat Tidak
• Keadaan mengangancam nyawa. Setelah dilakukan resusitasi maka
ditindak lanjuti oleh dokter spesialis.
• Misalnya : pasien kanker tahap lanjut, open fraktur, sickle cell dan lainya.

Darurat (P2)
Darurat Tidak
• Keadaan yang tidak mengancam nyawa tetapi memerlukan tindakan.
Pasien sadar, tidak ada gangguan ABC dan dapat langsung diberikan
terapi definitif. Untuk tindak lanjut dapat ke poliklinik.

Gawat (P3) • Misalnya: laserasi, fraktur minor/tertutup,sistitis, otitis media dan lainya.

Tidak Gawat
• Keaadaan yang tidak mengancam nyawa tetapi tidak memerlukan tindakan
gawat. Gejala dan tanda klinis ringan/asimptomatis.
• Misalnya penyakit kulit biasa, batuk, flu, dan sebagainya

Tidak Darurat
Pembagian Triage cont...
KLASIFIKASI KETERANGAN
Prioritas I Mengancam jiwa atau fungsi vital, perlu resusitasi dan tindakan bedah
segera, mempunyai kesempatan hidup yang besar. Penanganan dan
pemindahan bersifat segera yaitu gangguan pada jalan nafas,
pernafasan dan sirkulasi. Contohnya sumbatan jalan nafas, tension
pneumothorak, syok hemoragik, luka terpotong pada tangan dan kaki,
combutio (luka bakar tingkat II dan III >25 %
Prioritas II Potensial mengancam nyawa atau fungsi vital bila tidak segera
ditangani dalam jangka waktu singkat. Penanganan dan pemindahan
bersifat jangan terlambat. Contoh : patah tulang besar, combutio (luka
bakar) tingkat II dan III <25 %, trauma thorak / abdomen, laserasi luas,
trauma bola mata.
Prioritas III Perlu penanganan seperti pelayanan biasa, tidak perlu segera.
Penanganan dan pemindahan bersifat terakhir. Contoh luka superficial,
luka-luka ringan.

Prioritas 0 Kemungkinan untuk hidup sangat kecil, luka sangat parah. Hanya perlu
terapi suportif. Contoh henti jantung kritis, trauma kepala kritis.
Pembagian Triage cont...
TINGKAT KEAKUTAN KETERANGAN
Kelas I Pemeriksaan fisik rutin (misalnya memar minor) dapat
menunggu lama tanpa bahaya
Kelas II Nonurgen / tidak mendesak (misalnya ruam, gejala flu)
dapat menunggu lama tanpa bahaya
Kelas III Semi-urgen / semi mendesak (misalnya otitis media)
dapat menunggu sampai 2 jam sebelum pengobatan
Kelas IV Urgen / mendesak (misalnya fraktur panggul, laserasi
berat, asma); dapat menunggu selama 1 jam
Kelas V Gawat darurat (misalnya henti jantung, syok); tidak
boleh ada keterlambatan pengobatan ; situasi yang
mengancam hidup
Pembagian Triage cont...
Pita atau gelang yang digunakan sebagai
identifikasi pasien di triage :
Gelang identitas : nama lengkap, umur, nomer
rekam medis
Warna gelang identitas :
• Merah muda : Perempuan
• Biru muda : Laki-laki
Gelang resiko :
• Kuning : Jatuh
• Merah : Alergi
• Ungu : DNR (Do Not Resusitate)
Proses Triage
Pasien
Datang ke IGD

Inisial asessment
(Data subjektif dan objektif)
<5 menit

Menempatkan pasien di
area pengobatan yang
tepat

Prioritas 1 Prioritas 2 Prioritas 3


• Apabila tidak ditolong
• Bila tidak segera
maka korban tidak • Kondisi pasien tidak
ditangani mengancam jiw
segera terjadi kolap paru
• Waktu tunggu 0-5 menit parah/serius
dan jantung • Waktu tunggu tidak lebih
• Contoh : henti paru dan
• Waktu tunggu tidak lebih
jantung, obstruksi total dari 2 jam.
dari 30 menit. • Contoh : pilek, batuk-
saluran nafas, IMA, • Contoh : asma bronkiale,
trauma thoraks, syok, batuk, dsb.
HT, fraktur ektrimitas
dsb.
tanpa perdarahan.
ALUR TRIAGE
Dokumentasi Triage

• Merupakan suatu informasi  lengkap 


meliputi  status kesehatan pasien,
kebutuhan  pasien, kegiatan  yang
dilakukan di triage serta respons pasien 
terhadap tindakan yang diterimanya.
Dokumentasi Triage
1. Waktu dan datangnya alat transportasi.
2. Keluhan utama (misal. “Apa yang membuat anda
datang kemari?”).
3. Pengkodean manajemen prioritas atau keakutan.
4. Penentuan pemberi manajemen terapi yang tepat.
5. Penempatan di area pengobatan yang tepat (msl.
kardiak versus trauma, perawatan minor versus
perawatan kritis).
6. Permulaan intervensi (misal : pemakaian bidai,
prosedur diagnostik seperti pemeriksaan Xray, EKG),
atau Gas Darah Arteri (GDA).
(ENA, 2005)
Dokumentasi Triage
• Proses dokumentasi triage menggunakan sistem
SOAPIE, sebagai berikut :
• S : Data subjektif
• O : Data objektif
• A : Asessment Awal
• P : Planning terapi
• I : Implementasi
• E : Evaluasi

(ENA, 2005).
Kesimpulan
• Triage adalah memilih atau
menggolongkan semua pasien
yang datang ke IGD dan
menetapkan prioritas
penanganannya.
• Triage dilakukan berdasarkan pada
ABCDE (Airway / jalan nafas,
Breathing / pernafasan,
Circulation / sirkulasi, Disability /
Kecacatan, Exposure /
Keterpaparan ), beratnya cedera,
jumlah pasien yang datang, sarana
kesehatan yang tersdia serta
kemungkinan hidup pasien.

Anda mungkin juga menyukai