PENDAHULUAN
Korban massal adalah korban akibat kejadian
dengan jumlah relatif banyak oleh karena sebab yang
sama dan perlu mendapatkan pertolongan kesehatan
segera dengan menggunakan sarana, fasilitas, dan
tenaga yang lebih dari yang tersedia sehari-hari
(Kepmenkes No. 145/Menkes/SK/ 1/2007).
Mass Casualty Incidence adalah segala peristiwa
yang menimbulkan korban dalam jumlah cukup besar
dan berpengaruh terhadap pelayanan gawat darurat
dan pelayanan kesehatan dari kondisi normal.
Tingkat II
Tingkat III
Tingkat IV
1. PROSES PENYIAGAAN
Proses ini mencakup peringatan awal, penilaian situasi, dan
penyebaran pesan siaga. Proses ini bertujuan untuk
memastikan tanda bahaya, mengevaluasi besarnya masalah
dan memastikan bahwa sumber daya yang ada memperoleh
informasi dan dimobilisasi.
6. TINDAKAN KESELAMATAN
1. Aksi langsung
2. Aksi pencegahan yang mencakup penetapan area
lapangan.
7. TENAGA PELAKSANA
Langkah penyelamatan akan diterapkan oleh Tim Rescue dengan
bantuan dari Dinas Pemadam Kebakaran dan unit-unit khusus (seperti
ahli bahan peledak, ahli material berbahaya, dan lain-lain) dalam
menghadapi masalah khusus.
dari
oleh
PERTOLONGAN PERTAMA
Pertolongan pertama dapat diberikan di
lokasi seperti berikut:
1. Lokasi
bencana,
sebelum
korban
dipindahkan.
2. Tempat penampungan sementara
3. Pada tempat hijau dari pos medis
lanjutan
4. Dalam
ambulans
saat
korban
dipindahkan ke fasilitas kesehatan
PERALATAN UNTUK
TEMPAT GAWAT DARURAT
[MINIMUM]
a. Tanda pengenal untuk Ketua (jaket merah dengan
tulisan Ketua), dan untuk setiap Ketua tim (kain
berwarna merah / kuning yang dipergunakan di
lengan)
b. Alat penerangan
c. Tandu
d. Selimut
e. Peralatan administrasi
f. Sfigomanometer, stetoskop, lampu senter, sarung
tangan
Peralatan resusitasi
jantung
1. Infus set + cairan
2. Obat-obatan untuk
penalaksanaan syok
3. Alat fiksasi pada
trauma thoraks
4. (MASTrousers)
PROSES PENYIAGAAN
Pesan siaga dari pusat komunikasi harus
disampaikan langsung kepada Unit Gawat
Darurat (melalui telepon atau radio).
Kepala penanganan korban massal yang
ditunjuk di Rumah sakit harus mengaktifkan
rencana penanganan korban massal. Dan
mulai memanggil tenaga penolong yang
dibutuhkan.
MOBILISASI
Jika bencana terjadi dalam radius 20 menit dari
Rumah Sakit, Tim Siaga Penanggulangan
Bencana
di
Rumah
Sakit
akan
segera
diberangkatkan ke lokasi kejadian. Jika bencana
tersebut terjadi dalam jarak lebih dari 20 menit
dari Rumah Sakit, tim tersebut hanya akan
diberangkatkan berdasarkan permintaan Tim
Kesehatan Daerah.
Dalam
bencana
yang
cenderung
menimbulkan
banyak
korban
(kecelakaan
pesawat terbang, kebakaran di atas kapal) tim
ini harus segera diberangkatkan ke lokasi
kecelakaan tersebut.
PENGOSONGAN FASILITAS
PENERIMA KORBAN
Harus
diusahakan
untuk
menyediakan tempat tidur di Rumah
Sakit
untuk
menampung
korban
bencana massal yang akan dibawa ke
Rumah
Sakit
tersebut.
Untuk
menampung korban, Pos Komando
Rumah
Sakit
harus
segera
memindahkan para penderita rawat
inap
yang
kondisinya
telah
memungkinkan untuk dipindahkan.
PENERIMAAN PASIEN
A. LOKASI
1. Akses langsung dengan
tempat dimana ambulans
menurunkan korban
2. Merupakan tempat tertutup
3. Dilengkapi dengan
penerangan yang cukup
4. Akses yang mudah ke
tempat perawatan utama
seperti Unit Gawat Darurat,
Kamar Operasi, dan Unit
Perawatan Intensif.
B. TENAGA PELAKSANA
Petugas triase di Rumah Sakit
akan memeriksa setiap korban
untuk konfirmasi triase yang telah
dilakukan sebelumnya, atau untuk
melakukan
kategorisasi
ulang
status
penderita.
Jika
penatalaksanaan pra Rumah Sakit
cukup adekuat, triase di Rumah
Sakit dapat dilakukan oleh perawat
berpengalaman di Unit Gawat
Darurat
TERIMA KASIH...
REGARDS,
SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN TK. II T.A 2016