Anda di halaman 1dari 16

REFERAT KEPANITERAAN ILMU

GERIATRI
“ALAT BANTU DENGAR”
Pembimbing : dr. Noer Saelan Tadjudin, Sp.KJ
Disusun oleh : Frudensia Kristiana (406148103)
ALAT BANTU DENGAR
(ABD)
Alat bantu dengar terdiri dari: 
1.Microphone  menerima suara dari luar
dan mengubah sinyal suara menjadi energi
listrik, kemudian meneruskannya ke
amplifier.
2.Amplifier  memperkeras suara dengan
cara memperbesar energi listrik yang
selanjutnya mengirimkannya ke receiver.
3.Receiver / loudspeaker  mengubah energi
listrik yang telah diperbesar amplifier
menjadi energi bunyi kembali dan
meneruskannya ke liang telinga
4.Baterai  sumber tenaga. (6,7,8)

FDA Consumer Health Information. 2009. A New Online Guide to Hearing Aids. (www.fda.gov), (http://www.rehab.research.va.gov/mono/ear/portfoli.htm)
Kimball, Suzanne H. et al. 2013. Hearing Aids (www.medscape.com)
KLASIFIKASI MENURUT
SISTEM KERJA
Analog Digital
• Prinsip sistem  memperkeras suara • ABD yang menggunakan chip komputer
yang menganalisa suara yang masuk.
yang masuk telinga melalui komponen
mekanik dasar yang sederhana. • Suara diamplifikasi  dipilih suara yang
perlu diteruskan ke dalam telinga dan
menyingkirkan suara yang tidak
• Sirkuit ABD ini telah diatur dari diharapkan (noise).
pabrik  kemampuan pengaturan • Bisa menerima program komputer
yang lebih individual sangat terbatas tertentu yang dapat memilih frekuensi
(kurang fleksibel). syang spesifik sesuai dengan kebutuhan.
• Sangat fleksibel karena secara otomatis
• Mudah mengalami distorsi, terjadi dapat beradaptasi dengan suara yang
keras atau halus, sehingga tidak terjadi
noise (bising) pada rangkaian perkerasan yang berlebihan (7,8)
komponen dan rentan terhadap bising
di sekitarnya.
(http://www.rehab.research.va.gov/mono/ear/portfoli.htm), Kimball, Suzanne H. et al. 2013. Hearing Aids (www.medscape.com)
KLASIFIKASI MENURUT
HANTARAN
ABD HANTARAN TULANG
ABD jenis Hantaran Tulang ABD jenis BAHA (Bone
Konvensional Anchored Hearing Aid)
Suara dari luar akan yang Mirip jenis saku
ditangkap akan mengaktifkan
bone vibrator yang ditempelkan Bone vibrator-lempengan
pada tulang mastoid. titanium (lepas-pasang melalui
(-) : tidak praktis, penampulan sistim sekrup-baut) yang telah
kurang menarik (kosmetik), ditanam ke dalam tulang mastoid
butuh amplifikasi besar dan melalui tindakan operasi.
timbul lecet pada kulit yang
menempel dengan bone vibrator. Hantaran tulang lebih efektif
dibandingkan ABD jenis
Model ABD pada sistim ini  hantaran udara.
jenis saku dan BTE
ABD MENURUT BENTUK
ABD TIPE SAKU
(POCKET / BODY WORN
TYPE)
ABD jenis terbesar.
Mikrofon dan amplifier berada dalam satu
unit berbentuk kotak; sedangkan receiver
terpisah dan berada di liang telinga,
dihubungkan melalui kabel.
Biasanya kotak ditempatkan pada saku baju
atau kantung khusus yang digantungkan pada
dada.
Penempatan terpisah ini dimaksudkan agar
pengguna dapat leluasa memperbesar output
tanpa khawatir timbulnya bunyi feedback.
ABD TIPE SAKU
(POCKET / BODY WORN
TYPE)
Keuntungan Kerugian
1. Baik untuk penderita tuli 1. Penampilan kosmetik kurang
berat / sangat berat yang baik
membutuhkan perkerasan 2. Kemampuan mikrofon
bunyi atau output yang besar melokalisir bunyi dari
belakang terhalang oleh tubuh
2. Menggunakan baterai AAA
(murah & mudah didapat) 3. Tidak praktis karena ukuran
relatif besar
3. Tombol pengatur juga 4. Kabel dapat putus
mudah disesuaikan.
5. Dapat timbul bunyi gesekan
antara ABD dengan kain saku
ABD TIPE BELAKANG
TELINGA (BT) / BEHIND
THE EAR (BTE)
• Dipasang pada lekukan daun telinga bagian belakang, dengan mikrofon mengarah ke
depan  posisi ini cukup baik karena selalu mengikuti gerakan kepala.
• Suara yang telah diperkeras (output) disalurkan melalui pipa plastik (tubing) yang
terhubung dengan ear mould di concha daun telinga  diteruskan ke liang telinga.
• Sumber tenaga berupa baterai yang bentuknya pipih dan tipis (disc)
• (+) : Kemampuan amplifikasinya cukup besar, juga tersedia jenis super power,
penyetelan tombol pengatur juga relatif lebih mudah.
• (-) : Mencegah bunyi feedback masih sedikit dibawah jenis saku.
ABD TIPE DALAM
TELINGA (DT) /
IN THE EAR (ITE)
•Ukurannya lebih kecil dibandingkan dengan BTE.
•Dipasang pada bagian concha daun telinga.
•Komponen ABD menyatu dengan ear mould.
•Ukurannya yang relatif kecil  jarak antara mikrofon dengan
receiver juga lebih pendek  kemampuan amplifikasinya terbatas
(ketulian derajat sedang).
ABD TIPE KANALIS
/COMPLETELY IN CANAL
(CIC)
CIC  ABD terkecil dan dipasang pada
sisi dalam liang telinga, jadi lebih dekat
dengan gendang telinga.
(-) : pengaturan secara manual lebih sulit 
model terbaru yang telah dilengkapi dengan
remote control; keterbatasan ukuran, hanya
bermanfaat untuk tuli derajat sedang.
(+) : amplifikasi suara baik untuk frekuensi
tinggi, karena dipasang cukup dalam pada
liang telinga.
ABD TIPE KACAMATA /
SPECTACLE AID
•ABD ditempatkan pada tangkai kaca mata bagian belakang.
•Umumnya jenis BTE, namun dapat juga jenis bone conduction.
•(-) : kurang efektif karena tekanan bone vibrator tidak stabil (7,8)
Jenis alat bantu pendengaran Keuntungan Kerugian
Harga murah Bentuk besar
Baterai tahan lama dan mudah didapat Ada kabel
Body Worn Type Feedback tidak ada Bunyi gesekan dengan kain
Amplifikasi lebih kuat Selit menangkap suara dari belakang
Pengaturan manual mudah Dapat rusak oleh sekret telinga pasien
Amplifikasi kuat Membutuhkan ear mould
Feedback minimal Memberikan efek oklusi
Behind-the-ear type
Pengaturan manual relatif Dapat rusak oleh sekresi telinga pasien
 
Sulit terlihat Amplifikasi terbatas
In-the-ear type
  Membutuhkan ear mould
Sulit terlihat Rentan terhadap feedback
In-the-canal type Amplifikasi cukup baik karena terpasang dalam Pengaturan manual sulit
 
Tidak terlihat kecuali melihat langsung ke liang Pengaturan manual sulit
Completely-in-canal telinga pemakai Rentan feedback
Fitur tertentu tidak dapat digunakan
Secara kosmetik lebih dapat diterima Letak receiver menjadi relatif tidak
Spectacle aid
stabil
Baterai relatif lebih tahan Harga mahal
Amplifikasi kuat Ketersediaan masih terbatas karena
Feedback minimal merupakan teknologi baru
Pengaturan mudah
Open-fit mini BTE
Sulit terlihat
Tidak perlu ear mould
Tidak menimbulkan efek oklusi
Memungkinkan keluarnya sekret telinga pasien
INDIKASI
Setiap orang dengan kesulitan mendengar atau memahami
pembicaraan harus mempertimbangkan penggunaan alat amplifikasi
pendengaran.
Hal ini terutama sangat dianjurkan untuk anak-anak dengan
gangguan pendengaran  intervensi harus dianjurkan sedini
mungkin.
GANGGUAN
PENDENGARAN
1. Mild Hearing Loss (20-40 dB) 3. Severe Hearing Loss (70-85 dB)
Penggunaan alat bantu dengar dapat ABD harus digunakan bila pasien
membantu kemampuan komunikasi masih ingin berkomunikasi dengan
pasien  dapat dipakai paruh waktu / suara sebagai media penerimaan
pada kondisi-kondisi tertentu saja. primernya. Pada beberapa kasus
pasien dengan tingkat gangguan
2. Moderate Hearing Loss (45-65 dB) pendengaran ini membutuhkan
implantasi koklea.
Penggunaan alat bantu dengar sudah
menjadi kebutuhan bagi pasien dalam 4. Profound Hearing Loss (>85 dB)
kategori ini  memberikan hasil yang
baik bila dipakai dengan strategi Keberhasilan berbeda-beda tergantung
pemakaian yang sesuai. umur dan berbagai faktor lainnya,
kemampuan komunikasi dapat
membaik, atau setidaknya dapat
membantu sebagai warning device.
Pasien dengan gangguan pendengaran
jenis ini merupakan kandidat kuat
untuk implantasi koklea.
DAFTAR PUSTAKA
1. Arsyad, Efiaty S. dkk. 2010. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher.
Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
2. Yetter, Carol J. A Hearing Aid Primer. WROCC Outreach Site. Western Oregon University.
(www.wou.edu) diakses tanggal 20 Januari 2017
3. Rahman, Sukri. Dkk. 2012. Neuropati Auditori. Jurnal Kesehatan Andalas.
(http://jurnal.fk.unand.ac.id) diakses tanggal 20 Januari 2017
4. Snow, James B Jr. 2002. Ballenger’s Manual of Otorhinolaryngology Head and Neck Surgery.
London: BC Decker
5. Peng, Shu-Chen. 2012. Hearing Aids: The Basic Information You Need to Know pada Scientific
Reviewer in Audiology Center for Device and Radiological Health. (www.fda.gov) diakses tanggal 20
Januari 2017
6. FDA Consumer Health Information. 2009. A New Online Guide to Hearing Aids. (www.fda.gov)
diakses tanggal 20 Januari 2017
7. (http://www.rehab.research.va.gov/mono/ear/portfoli.htm) diakses tanggal 20 Januari 2017
8. Kimball, Suzanne H. et al. 2013. Hearing Aids (www.medscape.com) diakses tanggal 20 Januari 2017

Anda mungkin juga menyukai