dan Timpanometri
PEMBIMBING :
dr. Lina Marlina, Sp. THT-KL
DISUSUN OLEH :
Tatyana Amanda Pinta – 1965050108
2020
DEFINISI GARPUTALA
Garputala (Tuning Fork), adalah alat yang berbentuk seperti bergigi dua atau
berbentuk huruf “ Y “ dan beresonansi pada frekuensi tertentu.
Penala terdiri dari 1 Set (5 buah), dengan Frekuensi : 128 Hz, 256 Hz, 512 Hz,
1024 Hz, dan 2048 Hz.
Soepardi EA, Nurbaiti I, Jenny B dan Ratna DS. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher. Edisi 7 &. 2015. Jakarta:Badan Penerbit FKUI.
TES RINNE
● Fungsi: Membandingkan hantaran melalui udara dan hantaran
melalui tulang pada telinga yang diperiksa (AC dan BC)
● Interpretasi:
Rinne positif (+) bunyi garputala masih terdengar yang artinya
normal atau tuli sensorineural
Rinne negatif (-) bunyi garputala tidak terdengar : yang artinya
tuli konduktif
Soepardi EA, Nurbaiti I, Jenny B dan Ratna DS. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher. Edisi 7 &. 2015. Jakarta:Badan Penerbit FKUI.
TES WEBER
Fungsi: Membandingkan hantaran tulang telinga kiri dengan kanan
Langkah:
Garputala digetarkan dan tangkai penala diletakan di garis tengah kepala (vertex, dahi,
pangkal hidung, di tengah – tengah gigi seri atau di dagu)
Interpretasi
Apabila bunyi penala lateralisasi ke telinga yang sakit artinya terdapat tuli konduktif.
Apabila bunyi penala lateralisasi ke telinga yang sehat artinya terdapat tuli sensorineural.
Apabila bunyi penala terdengar di kedua telinga artinya normal.
Soepardi EA, Nurbaiti I, Jenny B dan Ratna DS. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher. Edisi 7 &. 2015. Jakarta:Badan Penerbit FKUI.
TES SCHWABACH
Fungsi: Membandingkan hantaran tulang pasien dengan pemeriksa yang pendengarannya normal
Langkah
Garputala digetarkan, tangkai penala diletakan pada prossesus mastoideus sampai tidak berbunyi.
Kemudian tangkai penala segera dipindahkan ke prosessus mastoideus telinga pemeriksa yang pendengarannya normal.
Interpretasi
Bila pemeriksa masih dapat mendengar bunyi disebut Schwabach memendek yang artinya terdapat tuli sensorineural.
Bila pemeriksa tidak dapat mendengar, pemeriksaan diulang dengan cara sebaliknya yaitu penala diletakan pada prosessus mastoideus pemeriksa lebih
dahulu Bila pasien dapat mendengar bunyi disebut Schwabach memanjang yang artinya terdapat tuli konduktif.
Bila pasien dan pemeriksa kira – kira sama mendengar disebut dengan Schwabach sama dengan pemeriksa yang artinya normal.
Audiometri
Fungsi: Mengetahui derajat ketulian secara kuantitatif dan mengetahui
keadaan fungsi pendengaran secara kualitatif (pendengaran normal, tuli
konduktif, tuli sensoneural dan tuli campuran).
Langkah:
Pemeriksaan audiometri diawali dengan menempatkan pasien pada ruangan
kedap suara, selanjutnya pasien akan mendengarkan bunyi yang dihasilkan oleh
audiogram melalui earphone.
Pasien harus memberi tanda saat mulai mendengar bunyi dan saat bunyi
tersebut menghilang.
Soepardi EA, Nurbaiti I, Jenny B dan Ratna DS. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher. Edisi 7 &. 2015. Jakarta:Badan Penerbit FKUI.
Prosesur Pemeriksaan :
Soepardi EA, Nurbaiti I, Jenny B dan Ratna DS. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher. Edisi 7 &. 2015. Jakarta:Badan Penerbit FKUI.
Timpanometri
Soepardi EA, Nurbaiti I, Jenny B dan Ratna DS. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher. Edisi 7 &. 2015. Jakarta:Badan Penerbit FKUI.
Cara pengukurannya dengan menempatkan probe lunak
pada liang telinga kemudian diberikan tekanan dengan
intensitas yang rendah. Timpanometri akan mengukur
getaran membran timpani sebagai respon dari perubahan
tekanan udara (immitansi) yang digambarkan pada
timpanogram.
Soepardi EA, Nurbaiti I, Jenny B dan Ratna DS. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher. Edisi 7 &. 2015. Jakarta:Badan Penerbit FKUI.
Timpanogram
Ear Canal Volume (ECV) Merupakan estimasi volume udara di sisi medial dari probe,
yaitu :
Volume udara antara ujung probe dengan membran timpani pada membran timpani yang
intak
Volume udara antara liang telinga dengan cavum timpani pada membran timpani perforasi
Tympanometric Peak Pressure (TPP) / Middle Ear Pressure (MEP) tekanan pada liang
telinga pada puncak timpanogram
Static Compliance (SC) energi bunyi terbesar yang dapat diserap oleh telinga tengah