◦ Oleh karena hal hal diatas, maka pemeriksaan penunjang wajib untuk pasien dengan KAD adalah :
◦ Gula darah sewaktu (serial)
◦ Analisa gas darah (pH, anion gap, HCO3 serum, PCO2 dan PO2)
◦ Urine lengkap
◦ Ureum dan creatinine
◦ Elektrolit serum
◦ Ekg
◦ Pemeriksaan foto thorax (bila dicurigai sumber infeksi adalah saluran pernapasan)
KAD & HHS (Hiperglikemik-hyperosmolar state)
Tabel perbedaan KAD dan HHS
- Disorientasi
- Hemiparesis
- Kejang atau Koma
- Koma terjadi apabila osmolaritas
>350mIsm
KAD & HHS (Hiperglikemik-hyperosmolar state)
Tabel perbedaan KAD dan HHS
Mual, muntah, dengan riwayat kehilangan berat badan signifikan dan anoreksia
Hiperpigmentasi
Vitiligo
Diagnosis diferensial
ACTH plasma, renin plasma, aldosterone serum
Autoantibodi adrenal
positif negatif
MRI Pituitari
• Adrenalitis autoimun • X ray dada
• Sindrom polyglandular • 17 OHP serum positif negatif
autoimun • Pada pria : asam lemak, • Lesi masa pituitary- • Riwayat pemberian
rantai sangat panjang hipotalamus glukokortikoid eksogen?
positif plasma, CT adrenal negatif • Riwayat cedera kepala?
• Pertimbangkan defisiensi
ACTH yang terisolasi
• Infeksi adrenal • Diagnosis cenderung adrenalitis autoimun
• Infiltrasi (limfoma) • Pada pria pertimbangkan adrenoleukodistrofi,
• Perdarahan insufisiensi adrenal sekunder (ACTH normal,
• Hiperplasia kongenital (17 PRA normal, adlosteron normal)
OHP meningkat)
Terapi
◦ Terapi pada insufisiensi adrenal, menggunakan terapi pengganti hormone / replacement therapy.
◦ Tatalaksana syok menggunakan tatalaksana terapi penggantian cairan seperti pada syok hypovolemia
◦ Infus dengan glukosa 5%dengan hidrokortison bolus 100mg intravena
◦ Hidrokortison ( kortisol) merupakan pilihan utama maintenance harian dengan dosis 20-30mg/hari.
◦ Pengobatan dilakukan dengan pemberian bersamaan makan.
◦ Suplementasi mineralokortikoid dengan fludrokortison 0.05-0.1mg per hari.
◦ Konsumsi garam 2-3g/hari untuk mencegah keadaan hiponatremia.
◦ Pada wanita dengan defisiensi androgen, pemberian DHEA 20-50mg peroral per hari dapat memperbaiki
densitas tulang.
Protokol pemberian kortisol pada krisis adrenal
Protokol pemberian kortisol pada insufisiensi adrenal yang mengalami pembedahan
Pemberian infus hidrokortison
kontinyu (mg/jam)
Hidrokortison oral Fludrokortison oral
Hari ke 1 5 – 7.5
Hari ke 2 2.5 – 5
Hari ke 5 40 20 0.1
Hari ke 6 20 20 0.1
Hari ke 7 20 10 0.1
HIPONATREMIA
Pendahuluan
Hiponatremia merupakan gangguan elektrolit umum yang dipresentasikan dengan kadar Natrium / Sodium darah :
- <135mEq/L untuk hyponatremia sedang
- <125mEq/L untuk Hiponatremia berat
Osmolaritas Plasma memiliki peran dalam patofisiologi huponatremia, osmolaritas merujuk pada keseluruhan
konsentrasi zat pada air.
Osmolaritas Plasma dijaga oleh regulasi Arginin Vasopressin (ADH / Anti-Diuretic Hormone), bila ADH
disekresikan, air akan dikurangi pengeluarannya dari ginjal, dan menurunkan serum osmolaritas, bila serum osmolaritas
berkurang ADH berkurang dan akan menyebabkan diuresis air.
Epidemiologi
Penelitian yang dilakukan Dutch menyatakan bahwa
Hiponatremia Sedang <135mEq/L :
- 22.2% hyponatremia sedang didapatkan di pasien Geriatri
- 6.0% hyponatremia pada pasien selain geriatric
- 12.2% didapatkan pada ruang Intensive Care
Hiponatremia Berat <125mEq/L :
- 18.8% pada pasien yang imobilisasi
Tanda dan Gejala
Gejala dari Hiponatremia tergantung dari derajat keparahannya dan laju penurunan dari natrium. Penurunan secara
bertahap dari natrium biasanya menimbulkan sedikit gejala, dan penurunan secara cepat akan menimbulkan gejala
seperti :
- Polidipsi
- Keram Otot
- Sakit Kepala
- Jatuh
- Kebingungan
- Perubahan Status Mental
- Koma
- Kejang
Kebanyakan hyponatremia tidak memiliki gejala,
Diagnosis
Anamnesis :
- Riwayat : penyakit jantung, kanker, gangguan paru, pembedahan, gangguan endokrin, gangguan gastrointestinal, gangguan ginjal
- Riwayat Pengobatan : diuretic, karbamazepin, Selective Serotonin Reuptake Inhibitor (SSRTI)
- Riwayat : Alcohol, penggunaan narkoba (ekstasi)
Laboratorium :
- Elektrolit Serum dan Urine
- Creatinin darah dan urine
- Thyroid Stimulating Hormone
- Asam urat
- Adrenocorticotropic Hormone
- Kortisol Plasma
Hiponatremia Berat
Severe Symptomatic Hyponatremia terjadi bila kadar natrium kurang dari 24 jam berkurang drastis,
hal ini terjadi bila serum natrium turun sampai <120mEq/L. Hal ini perlu dikoreksi secara cepat karena
dapat mengakibatkan :
- Cerebral Edema
- Kerusakan neurologis irreversible
- Gagal Nafas
- Herniasi Batang Otak
- Kematian
Hiponatremia Berat - Terapi
Terapi sebagai berikut :
NaCl 3% dengan kecepatan 0.5 – 2ml/kgbb/jam sampai gejala hilang / mereda, Furosemide bila pasien
overload / kelebihan cairan.
Laju koreksi Natrium 6 – 12 mEq/L dalam 24 jam pertama, dan 18mEq/L dalam 48 kedua
Terlalu cepat koreksi Natrium dapat menyebabkan Demyelination Osmotic
Osmotic demyelination syndrome (ODS) adalah disfungsi sel otak. Ini disebabkan oleh rusaknya lapisan
(selubung mielin) yang menutupi sel-sel saraf di tengah batang otak (pons).
Vaptans
Vaptans adalah antagonis reseptor vasopresin, untuk pasien dengan hypervolemic berat dan euvolemic
hyponatremia.
Vaptan bekerja dengan meingkatkan Natrium pada pasien dengan SIADH, sirosis dan gagal jantung.
Referensi
- Buku Ajar ILMU PENYAKIT DALAM
- Harrisons Principles of INTERNAL MEDICINE
◦ MICHAEL M. BRAUN, DO, Madigan Army Medical Center, Tacoma, Washington, CRAIG H.
BARSTOW, MD, Womack Army Medical Center, Fort Bragg, North Carolina, NATASHA J.
PYZOCHA, DO, Madigan Army Medical Center, Tacoma, Washington, Am Fam
Physician. 2015 Mar 1;91(5):299-307.