Anda di halaman 1dari 19

KRISIS HIPERGLIKEMIA DAN HIPOGLIKEMIA

(DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA)

SUMBER : EIMED PAPDI KEGAWATDARURATAN PENYAKIT DALAM (BUKU 1)


BUKU AJAR ILMU PENYAKIT DALAM EDISI 6
DEFINISI

• Krisis hiperglikemia merupakan komplikasi akut yang dapat terjadi pada DM tipe 1
maupun tipe 2. krisis hiperglikemia dapat terjadi dalam bentuk ketoasidosis diabetik
(KAD), status hiperosmolar hiperglikemik (SHH) atau kondisi yang mempunyai
elemen kedua keadaan diatas.
Ketoacidosis diabetika (KAD)

• Keadaan dekompensasi yang ditandai oleh trias hiperglikemia, asidosis, dan ketosis,
disebabkan oleh defisiensi insulin absolut dan relatif.

Hyperosmolar hyperglycemic state (HHS)

• Keadaan yang ditandai oleh hiperglikemi, peningkatan osmolaritas dan dehidrasi tanpa
adanya ketosis.
PATOGENESIS
ANAMNESIS
1. GEJALA

KAD HHS
• poliuria • rasa lemah
• polidipsi
• gangguan penglihatan
• rasa lelah
• kram otot • mual dan muntah
• mual muntah • letargi, disorientasi,
• nyeri perut hemiparesis, kejang atau
• penurunan kesadaran sarnpai koma. koma.
ANAMNESIS
2. FAKTOR PENCETUS

KAD

• Infeksi (80% penyebab, co/: pneumonia, ISK)


• menghentikan atau mengurangi insulin
• infark miokard, stroke akut, pankreatitis
• obat-obatan
ANAMNESIS
2. FAKTOR PENCETUS HHS

Penyakit Penyerta Pengobatan

• lnfark rniokard akut • Antagonis kalsiurn


• Tumor yang rnenghasilkan horrnon adrenokortikotropin • Obat kernoterapi
• Kejadian serebrovaskular • Klorprornazin (thorazine) Simetidin (tagarnet)
• Sindrorn cushing • Diazoxid (hyperstat)
• Hiperterrnia • Glukokortikoid
• Hipoterrnia • Loop diuretics
• Trornbosis rnesenterika • Olanzapin (zyprexa)
• Pankreatitis • Fenitoin (dilantin)
• Emboli paru • Propranolol (inderal)
• Gagal ginjal • Diuretik tiazid
• Luka bakar berat • Nutrisi parenteral total
• Tirotoksi kosis
Noncompliance
lnfeksi
• Penyalahgunaan obat
• Selulitis • Alkohol
• lnfeksi gigi • Kokain
• Pneumonia
• Sepsis DM tidak terdiagnosis
• lnfeksi saluran kernih
PEMERIKSAAN FISIK

KAD HHS

• Hipotensi atau syok • turgor yang buruk mukosa pipi yang


• Nafas Kussmaul (nafas cepat dan kering, mata cekung
dalam) • perabaan ekstremitas yang dingin dan
• Takikardi denyut nadi yang cepat dan lemah.
• Dapat pula ditemukan peningkatan suhu
• Dehidrasi turgor : kulit berkurang,
tubuh yang tak terlalu tinggi.
lidah dan bibir kering
• Akibat gastroparesis dapat pula dijumpai
• Flushing distensi abdomen, yang membaik setelah
• penurunan berat badan rehidrasi adekuat.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Gula darah Osmolaritas serum

Elektrolit (K, Na, Mg, Cl, Fosfat)


Darah perifer lengkap + hitung jenis

Analisis Gas Darah


Anion Gap
Keton darah

EKG
Keton urin

Kreatinin Foto polos dada


KRITERIA DIAGNOSIS KAD

Hiperglikemia
kadar glukosa darah >250mg/dl

Ketonemia dan atau


Trias KAD
ketonuria

Asidosis metabolik
pH <7.35, HCO3 <18 mEq/l
KRITERIA DIAGNOSIS HHS

 Glukosa plasma 600mg/dL atau lebih


 Osmolaritas serum 320 mOsm/kg atau lebih
 Peningkatan BUN karena dehidrasi berat
 Ketonuria minimal, tidak ada ketonemia
 Bikarbonat >15 meq
PERBANDINGAN KAD DAN HHS
TATALAKSANA KAD

1. Konfirmasi diagnosis KAD (peningkatan glukosa plasma, serum keton positif, asidosis
metabolik).
2. Rujuk ke RS, perawatan intensif mungkin dibutuhkan untuk monitoring pH atau jika
pH <7.0 atau jika tidak sadar.
3. Nilai elektrolit serum (K, Na, Mg, Cl, bikarbonat, fosfat), status asam-basa (AGD),
fungsi ginjal (ureum, kreatinin).
TATALAKSANA KAD

4. Ganti cairan yang hilang dengan 2-3 liter NaCl 0.9% dalam 1-3 jam pertama (5-10
ml/kgBB/jam), dilanjutkan dengan NaCl 0.45%150-300 ml/jam. Ganti dengan Glukosa
5% dan Nacl 0.45% 100-200 ml/jam jika glukosa plasma mencapai 250mg/dl.
5. Pemberian regular insulin IV (0.15 unit/kgBB) atau IM (0.4 unit/kgBB), kemudian 0.1
unit/kgBB/jam dengan IV drip. Naikkan 2-10 kali lipat jika tidak ada respon dalam 2-4
jam. Jika kadar serum kalium awal <3.3mmol/L jangan berikan insulin hingga kalium
terkoreksi sampai >3.3 mmol/L.
TATALAKSANA KAD

6. Nilai pencetus KAD pada pasien (infeksi, trauma, infark, compliance).


7. Ukur glukosa kapiler setiap 1 -2 jam, ukur elektrolit (terutama K, bikarbonat, fosfat)
dan anion gap setiap 4 jam sekali selam 24 jam pertama.
8. Monitor tekanan darah, nadi, nafas, status mental, intake – out take cairan setiap 1 – 4
jam.
TATALAKSANA KAD
9. Suplementasi K (kalium) 10 meq/jam bila nilai K plasma <5.5 meq/L, EKG normal, aliran urin
dan kreatinin darah normal sudah di dokumentasikan. Berikan 40-80 meq/jam jika K plasma
<3.5 meq/jam.

10. Lanjutkan terapi jika pasien stabil, target glukosa 150 -250 mg/dl, dan asidosis tertangani.
Insulin IV bisa diturunkan hingga 0,005 – 0.1 unit/jam.
11. Berikan insulin intermediate atau long acting segera setelah pasien bisa makan. Beri
kesempatan overlap pada pemberian insulin IV dan injeksi subkutan.
TERAPI HHS
1. Rehidrasi

• Nacl 0.9% 1L/jam

2. Penggantian elektrolit

• Kadar kalium <3.3 mEq/L  pemberian insulin ditunda dan diberikan kalium
• Kalium 3.3 mEq/L  20-30 mEq kalium diberikan dalam tiap liter cairan intravena yang diberikan
• Kadar kalium > 5.0 mEq/L  jangan diberikan kalium, cek kalium tiap 2 jam

3. Pemberian insulin

• Insulin awal 0.15 IU/KgBB secara intravena bolus  diikuti drip 0.1 U/KgBB per jam sampai kadar glukosa
turun antara 250-300 mg/Dl
• Jika kadar glukosa darah tidak turun 50-70 mg/dl per jam  dosis insulin ditingkatkan
• Jika glukosa mencapai 300 mg/dl  diberikan dekstrosa secara iv dan dosis indulin di titrasi

4. Diagnosis dan manajemen factor pencetus dan penyakit penyerta


TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai