Anda di halaman 1dari 40

SEPSIS

FK UISU 2021

Dr. Agus Sumedi, Sp.An.KIC


PERADANGAN/INFLAMASI :
Respons perlindungan normal tubuh terhadap cedera.
Sel darah putih melawan untuk melindungi kita dari infeksi.
Juga terjadi saat tubuh kita cedera : terkilir sewaktu berolahraga 
nyeri, bengkak, dan meradang

Gejala inflamasi :
Nyeri (dolor)
Panas (calor)
Kemerahan (rubor)
Pembengkakan (tumor)
Kehilangan fungsi (fungsi lasio)
Mekanisme inflamasi

Merupakan mekanisme perlindungan tubuh


Zat-zat yang berperan : hormon histamin dan bradikinin
Zat-zat ini isebut dengan mediator inflamasi
Memicu :
Pelebaran pembuluh darah  kemerahan, panas.
Aliran darah membawa “pasukan” yang berisi sel-sel imun
Sel imun berperang langsung melawan patogen penyebab penyakit

Pembuluh darah yang membesar juga menyebabkan cairan jadi


lebih mudah mengalir ke area peradangan  pembengkakan
SYSTEMIC INFLAMATION RESPONSE SYNDROME (SIRS)

Respon tubuh terhadap inflamasi sistemik yang mencakup perubahan


suhu, peningkatan laju nafas,laju nadi dan perubahan jumlah lekosit
INFEKSI/JANGKITAN

“serangan dan perbanyakan diri yang dilakukan oleh patogen pada tubuh 


makhluk hidup”

Infeksi klinis : infeksi yg menimbulkan gejala dan tanda

Infeksi diam/subklinis : infeksi aktif tetapi tanpa gejal

Infeksi laten/dorman : infeksi yang tidak aktif

Kolonisasi : mikrorganisme memasuki tubuh, tumbuh dan


memperbanyak diri
Penyakit muncul jika mekanisme pertahanan inang terganggu dan agen
penginfeksi menyebabkan kerusakan pada inang

Mikroorganisme menyebabkan kerusakan jaringan dengan melepaskan


berbagai racun atau enzim yang merusak

Clostridium tetani : toksin yang melumpuhkan otot,


Staphylococcus toksin yang menghasilkan sepsis dan syok
Tidak semua agen infeksi menyebabkan penyakit pada semua inang
Virus polio < 5 % menyebabkan penyakit polio
Penyakit sapi gila dan penyakit Creutzfeldt-Jakob : ganas  membunuh
semua hewan dan orang yang terinfeksi
SEPSIS
Istilah sepsis berasal dari bahasa Yunani “sepo” = “membusuk “
Tahun 1914 Hugo Schottmuller :
mendefinisikan “septicaemia” :
invasi mikroba ke dalam aliran darah
Septikemia, sepsis, toksemia dan bakteremia : saling tumpang tindih !
1991
American College of Chest Physicians (ACCP) dan Society of Critical Care
Medicine (SCCM) :
Systemic Inflammatory Response Syndrome (SIRS), sepsis, dan sepsis
berat,syok sepsis

Sepsis : keadaan SIRS yang terbukti disebabkan oleh infeksi


Sepsis : hasil akhir proses yang melibatkan inflamasi, imunitas, koagulasi, dan
neuroendokrin.
Sepsis berat : sepsis yang disertai disfungsi organ dan hipoperfusi jaringan
(hipotensi yang diinduksi infeksi, meningkatnya kadar laktat, atau oliguria).
Syok septik : keadaan dimana pasien tetap hipotensi meskipun telah diberikan
resusitasi cairan yang adekuat sehingga memerlukan vasopresor untuk
mempertahankan tekanan darah dan perfusi organ.
MODS
Multiple Organ Dysfunction Syndrome adalah keadaan perubahan
fungsi organ dengan ditandai keadaan homeostasis tidak
dapat dipertahankan tanpa adanya intervensi terapi

MOSF

Multiple Organ System Failure adalah keadaan terganggunya sistem


organ sistemik pada keadaan akut walaupun telah dilakukan
tindakan stabilisasi homeostasis
1994
European Society of Intensive Care Mdicine
Sepsis- related Organ Failure Assessment (SOFA) score :

Secara kuantitatif dan objektif : tingkat dari disfungsi organ.


Antiinflamatory
cytokines

SEPSIS-SYOK SEPSIS CARS


2001
SCCM, ACCP (ESICM) : tingkat dari sepsis dengan akronim PIRO (Predisposition,
Infection, Response to the infectious challenge, and Organ dysfunction).
2016
SCCM dan ESCIM mengeluarkan konsensus internasional yang ketiga yang bertujuan
untuk mengidentifikasi pasien dengan waktu perawatan di ICU dan risiko kematian
yang meningkat.

Menggunakan skor SOFA (Sequential Organ Failure Assesment) dengan peningkatan


angka sebesar 2.
Kriteria baru : 1. Peningkatan kadar laktat walaupun telah diberikan cairan resusitasi
2. Penggunaan vasopressor pada keadaan hipotensi.
2016
“SEPSIS” MENURUT KONSENSUS TERBARU
(SEPSIS 3 2016)
disfungsi organ yang mengancam jiwa yang disebabkan karena disregulasi respon
tubuh terhadap infeksi

Penggunaan kriteria SIRS untuk mengidentifikasi sepsis dianggap sudah tidak


membantu lagi

2016 dan laju nadi menggambarkan


Kriteria SIRS : kadar sel darah putih, temperatur,
adanya inflamasi (respon tubuh terhadap
GOOD infeksi atau hal lainnya)
BY ……SIRS
Kriteria SIRS tidak menggambarkan adanya respon disregulasi yang mengancam
jiwa
ERA “qSOFA” DAN “SOFA”
CONTOH NYA
OOOM ???
JANGAN PUSING
MAS
PAKAI YG
SEDERHANA
AJA
SOFA digunakan di
ICU SAJA
IGD
ICU

q.SOFA digunakan di
IGD (luar ICU)
SOOER KALI AKU
AAH!

JANGAN LUPA
BRO

WOOOOYYYY……..INGAT KLEN TU……YAA

SOFA ADA 6 VARIBEL, PAKE KLEN DI ICU……

qSOFA UTK IGD, cumak 3 VARIBEL…..MASAK LUPA


PULA KLEN….
• Klasifikasi risiko tinggi berdasarkan kriteria qSOFA:
• sensitivitas 64,9% (p <0,05 vs kriteria SIRS)
• spesifisitas 92,2% (p <0,05 vs kriteria SIRS)
• nilai prediksi positif 80,6%
• nilai prediktif negatif 84%

• Sepsis berdasarkan kriteria SIRS :


• sensitivitas 91,6%
• spesifisitas 23,6%
• nilai prediksi positif 37,5%
• nilai prediksi negatif 84,9%
qSOFA memiliki sensitivitas yang lebih rendah tetapi spesifisitas yang lebih tinggi untuk
definisi berdasarkan konsensus sepsis pada tahun 2016 dibandingkan dengan kriteria SIRS
pada pasien yang datang ke bagian gawat darurat dengan dugaan infeksi.
Referensi-[Chest 2017 Mar;151(3):586]
 
qSOFA memiliki sensitivitas yang lebih rendah tetapi spesifisitas yang lebih tinggi
daripada kriteria SIRS untuk memprediksi mortalitas pada orang dewasa dengan sangkaan
infeksi.
Referensi-[Ann Intern Med 2018 Feb 20;168(4):266]
 
Skor qSOFA dan LODS memiliki kinerja prediktif yang lebih tinggi untuk mortalitas di
rumah sakit pada pasien di luar ICU dibandingkan dengan kriteria SOFA dan SIRS,
sementara skor SOFA dan LODS tampaknya memiliki kinerja tertinggi untuk pasien di
ICU.
Referensi-[JAMA 2016 Feb 23;315(8):762]
FAKTOR RESIKO SEPSIS

Usia : usia lanjut & bayi


Co Morbid : COPD, GGK, Gagal hati, Gagal jantung

Immunocompromise : HIV, Malignansi, Kemoterapi, DM


Malnutrisi, alkoholisme

Sirosis hati
Post operasi,trauma,post splenektomi

Obat imunosupresi : post transplantasi organ


Gender
Genetik,Dll
Drug of Choice :
Nore Epinefrin

4
Cairan : Albumin
Bila kristaloid tll
banyak

Target : MAP > 65 mmHg


Contoh kasus
• Terklir
• Gigi tumbuh pd anak
• Pneumonia
• Luka op - Sepsis  Syok
ANTIBIOTIKA

Diberikan sedini mungkin (dalam 1 jam I) keterlambatan pemberian AB akan meningkatkan


mortalitas : “Setiap keterlambatan 1 jam  mortalitas meningkat 7-10 %”

Terapi empirik satu atau lebih AB broad spektrum : Gram positip + Negatif

Dievaluasi tiap hari : level ”prokalsitonin” untuk menilai efek AB empirik

AB kombinasi : 1. Syok sepsis 2. Dugaan resistensi bakteri 3. Gangguan imunitas

Lama terafi AB empirik tidak lebih dari 3-5 hari  menunggu hasil kultur

Lama terapi AB definitif : 7 -10 hari : sesuaikan dengan hasil kultur

Peralihan terapi empiris - terapi definitive = DeEskalasi


TERAPI PENDUKUNG PADA SEPSIS/SYOK SEPSIS
1. SOURCE CONTROL
2. LUNG PROTECTIVE
- Ventilasi mekanik, TV rendah, PEEP

3. GLUCOSE CONTROL (KONTROL GULA DARAH)


- Target GD = 110 - 180 g/dL dengan Insulin drip
4. NUTRISI
- Enteral atau Parenteral feeding dalam 48 jam : 500 Kkal/hari
- Parenteral only bila toleransi lambung tidak memungkinkan

5. PROFILAKSIS TROMBOSIS
- Mekanik : kaos kaki kompressi kontinu atau intermitten
- Farmakologi : Heparin, LMWH
6. RENAL REPLACEMENT THERAPHY (TERAFI PENGGANTI GINJAL)
CRRT atau IHD (Cuci darah)

7. KORTIKOSTEROID
Bila dgn cairan + Vasopressos = tekanan darah tidak
tercapai
Hidrokortison 200 mg/hari, tapering secepatnya

8. STRESS ULCER PROPHYLAXIS


H2 blocker atau proton pump inhibitor bila ada risk
bleeding factors

9. PRODUK DARAH : PRC, FFP DLL


PRC - FFP - TROMBOSIT/PLATELET

10. TERAFI BIKARBONAT


ASIDOSIS LAKTAT, BILA pH < 7.15

Anda mungkin juga menyukai