BANYUMAS
Oleh:
Pembimbing:
Nama : Ny. W
Tempat tanggal lahir : Banyumas, 13 April 1967
Usia : 53 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Banyumas
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Status : Menikah
Pendidikan terkahir : SMP
Tanggal pemeriksaan : 13 Juni, 2020
A. Anamnesis
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang rencana cuci darah. Saat tiba di ruang cuci darah pasien
mengeluhkan sesak napas tiba-tiba. Pasien kesulitan menarik dan
menghembuskan napas. Dada terasa berat disertai rasa berdebar-debar.Pasien
mengeluarkan keringat dingin disertai pusing dan nyeri kepala. Akhirnya
rencana cuci darah dibatalkan dan pasien dikirim ke bangsal.
Keluhan lain selain berdebar yaitu pasien demam dan lemas. Pasien
demam sejak dari sesudah cuci darah yang lalu namun memberat pada hari
ini. Kedua kaki pasien juga bengkak namun tidak terlalu bengkak. Pasien
masih dapat BAK namun tidak terlalu banyak. Kelemahan anggota gerak pun
dirasakan pasien saat sedang berdebar. Kelemahan anggota gerak kanan
tersebut tidak terlalu parah awalnya namun setelah di bangsal keluhan
tersebut bertambah, Bicara pun agak kesulitan. Pasien mengaku sebelum ke
ruang hemodialisa pasien jalan kaki menaiki tangga ke ruangan tersebut.
Muntah dan mual disangkal oleh pasien.
B. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : lemah, tampak sesak
Kesadaran : compos mentis
Status ABCD
Airway : clear
Breath : RR: 25x/menit; retraksi interkostal (+/+), sianosis (-):
Sp.O2 95% dengan nasal kanul
Circulation : TD: 164/100; Nadi: 130x/menit (ireguler); Suhu: 38C;
Ronkhi +/+, Cor ireguler;
edema tungkai
Dissability : GCS: 15; Pupil isokor 3/3; hemiparese dextra
Status generalis
Mata : anemis +/+ ikterik -/-
Hidung : nafas cuping (+)
Mulut : sianosis (-)
Leher : distensi vena jugular (+)
Thoraks : Retraksi (+), Pulmo: SD Vesikuler +/+; Ronkhi Basah (+/+). Cor:
S1>S2 Ireguler, murmur (-), gallop (+)
Abdomen : distensi (-), vemektasi (-), BU (+)N, timpani, supel, hepatomegali
(-), splenomegali (-),
Ekstremitas: Edema inferior, capillary refill time kembali sedang, sianosis (-)
akral hangat, kekuatan motorik superior:1/5 inferior:1/5
C. Pemeriksaan Penunjang
Hb : 8.5 Ht: 35
Leukosit : 12.000
Trombosit: 220.000
Eritrosit : 3.13x106
Eosinofil : 1
Basofil : 1
Batang : 3
Segmen : 75
Limfosit : 15
Monosit : 5
Ureum : 100 Creatinin: 2.5
SGOT : 24 SGPT : 35
EKG
D. Diagnosis
Aritmia ec Atrial Fibrilasi RVR
CKD Stage V
SNH susp. Atrial Fibrillation complication
E. Tatalaksana
1. O2 Nasal Kanul 4lpm
2. Pantau saturasi, keadaan umum, tanda vital, dan GCS
3. Inj. Digoxin extra ½ ampul
4. Drip amiodaron 150mg/30menit, dilanjutkan drip amiodaron
300mg/6jam, dan dilanjutkan 600mg/18 jam
5. Inj. Furosemid 40mg loading dose dilanjutkan 2x20mg
6. Inj. Citicolin 2x500mg
7. Inj. Pirasetam 1x1200mg
8. Po. Bisoprolol 1x5mg
9. Po. Herbesser 1x100mg
10. Po. Aspilet 80mg 2x1
11. Cek elektrolit ulang dan EKG ulang evaluasi setelah 30 menit sampai 1
jam
12. Transfusi 1 kolf PRC bila kondisi telah membaik
13. Rawat ICU bila di bangsal tetap tidak stabil
F. Prognosis
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad functionam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
C. Mekanisme Elektrofisiologi
Pola konduksi abnormal supraventrikel merupakan penyebab
munculnya Atrial fibrilasi. Terdapat dua teori mekanisme elektrofisiologis
pada atrial fibrilasi yaitu mekanisme fokal dan hipotesis wavelet multipel,
meskipun kedua mekanisme tersebut dapat terjadi secara bersamaan. Teori
mekanisme fokal, terdapat pemicu (triggers) ektopik fokal dari serabut
muskuler pada daerah tertentu seperti vena pulmonalis, vena cava superior,
posterior atrium kiri, dan ligamentum Marshall. Hal ini disebabkan oleh
karena mekanisme selular dari aktivitas fokal sehingga terjadi pemendekan
dari periode refrakter pada serat miosit dan gangguan konduksi, sehingga
dapat berpotensi untuk mencetuskan takiaritmia atrium.