Anda di halaman 1dari 55

LAPORAN KASUS

ATRIAL FIBRILASI

Pembimbing :
dr Robert, Sp.JP
Penulis :
Arissa Reissa Utami
030.12.032
KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARAWANG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

IDENTITAS PASIEN

Nama
: Ny. L
Nomor RM
: 00.64.87.40
Tempat dan Tanggal Lahir
: 13-08-1956
Umur
: 60 Tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
: Karangmulya, Karawang
Pekerjaan
: Pedagang
Agama
: Islam
Status Pernikahan
: Menikah
Tanggal Masuk Rumah Sakit : 13 Agustus 2016
Tanggal Keluar Rumah sakit : 22 Agustus 2016

ANAMNESIS
KELUHAN UTAMA :
Penurunan kesadaran sejak 1 hari SMRS.
KELUHAN TAMBAHAN :
Kelemahan anggota gerak (+) kiri, nyeri kepala (+), berdabar (+),
lemas (+).

ANAMNESIS
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG :
OS dibawa dengan keluhan tidak sadar sejak 1 hari SMRS,
sebelumnya pasien mengeluh lemah pada anggota gerak (+) kiri,
nyeri kepala (+), sering berdebar (+) sejak 15 hari SMRS, sesak napas
(-), muntah (-), nyeri dada (-).

ANAMNESIS
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU :
Riwayat penyakit serupa (-), riwayat hipertensi (-), riwayat diabetes
melitus (+), riwayat asma (-), riwayat jantung (-), riwayat penyakit
paru (-), riwayat penyakit ginjal (-), riwayat penyakit hati (-), riwayat
alergi (-).
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA :
Riwayat penyakit serupa (-), riwayat hipertensi (-), riwayat diabetes
melitus (+), riwayat asma (-), riwayat jantung (-), riwayat penyakit
paru (-), riwayat penyakit ginjal (-), riwayat penyakit hati (-), riwayat
alergi (-).

ANAMNESIS
RIWAYAT PENGOBATAN :
(-)
RIWAYAT KEBIASAAN :
Merokok (-), konsumsi kopi (1 gelas/hari), alkohol (-), jalan kaki 2-3
x/minggu.

PEMERIKSAAN FISIK
KEADAAN UMUM :
Kesadaran : Somnolent
Kesan sakit : Tampak sakit berat
Kesan Gizi: Gizi kurang
TANDA VITAL :
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Nadi
: 140 x/menit
Suhu
: 37C
Pernapasan : 20 x/menit

PEMERIKSAAN FISIK
STATUS GENERALIS :
1.KEPALA :
Normocephali, rambut berwarna hitam, cukup lebat, distribusi merata,
tidak mudah di cabut, parese nervus VII (-)
WAJAH : Simetris, ekspresi tampak sakit berat.
MATA : CA +/+, SI -/-, pupil isokor +/+, RC langsung dan tidak
langsung +/+, Oedem palpebra -/-.
TELINGA : Normotia, sekret (-).

PEMERIKSAAN FISIK
HIDUNG : Bentuk normal, sekret (-), deviasi septum (-),
deformitas (-), pernapasan cuping hidung (-), epitaksis (-).
BIBIR : Sianosis (-), kering (+)
2. LEHER
KGB dan tiroid tidak membesar, JVP 5+2 cm H2O

PEMERIKSAAN FISIK
3.THORAX
Inspeksi :
Bentuk simetris, warna kulit sawo matang, efloresensi bermakna (-),
dilatasi vena (-), sela iga tidak melebar, retraksi sela iga (-), pulsasi
abnormal (-), pulsasi iktus cordis (ICS 5 midklav kiri).
Palpasi
:
Pergerakan napas simetris tidak ada bagian yang tertinggal, vocal
fremitus simetris, Ictus cordis setinggi ICS midklav kiri, tidak teraba
thrill di keempat katup jantung, sudut angulus subcostae <90.

PEMERIKSAAN FISIK
Perkusi
:
Sonor diseluruh lapangan paru, batas paru dan hepar ICS 5 linea
midklav kanan dengan suara redup, batas paru dan jantung kanan ICS
3-5 garis sternalis kanan dengan suara redup, batas paru dan jantung
kiri ICS 5+2 cm lateral midklav kiri dengan suara redup, batas atas
jantung ICS 3 linea parasternal kiri dengan suara redup.
Auskultasi :
Paru : SNV +/+, Wheezing -/-, ronkhi -/-, krepitasi -/-.
Jantung : BJ1 BJ2 ireguler, BJ3 BJ4 (-), murmur (-), gallop (-).

4.ABDOMEN
Inspeksi :
Bentuk mendatar, warna kulit sawo matang, efloresensi bermakna (-),
dilatasi vena (-), gerak dinding perut simetris.
Auskultasi :
Bising usus 2x/menit, atrial bluit (-), venous hump (-)
Perkusi
:
4 kuadran timpani, shifting dullness (-)
Palpasi
:
Supel, hati dan lien tidak membesar, ballotment (-), undulasi (-)

5.EKSTREMITAS ATAS DAN BAWAH


Inspeksi : bentuk normal, warna kulit sawo matang, efloresensi
bermakna (-).
Palpasi :
Akral hangat
Oedem

PEMERIKSAAN PENUNJANG
HEMATOLOGI

Parameter
Hemoglobin
Eritrosit
Leukosit
Trombosit
Hematokrit
MCV
MCH
MCHC
RDW-CV

Hasil
15,8
5,5
12,37
261
45,5
83
29
35
13,8

Satuan
g/dl
x10*6/ul
x10*3/ul
x10*3/ul
%
fL
pg
g/dl
%

Nilai Rujukan
12,0 -16,0
3,60 -5,80
3,80 -10,60
150 - 440
35,0 - 47,0
80 - 100
26 - 34
35 - 36
12,0 - 14,8

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Parameter
GDS
Ureum
Kreatinin
Natrium
Kalium
Klorida

Hasil
362
29,4
0,85
135
3,8
104

Satuan
mg/dl
mg/dl
mg/dl
mmol/L
mmol/L
mmol/L

Nilai Rujukan
< 140
15,0 50,0
0,50 0,90
135 145
3,5 5,6
98 - 108

Interpretasi EKG
1.
2.
3.

Irama dasar
: Bukan irama sinus
QRS rate
: Ireguler, 16 x 10 = 160 x/m
Aksis
: Lead I +2 -3 : -1
Lead AVF -1 +6 : +5
Aksis 100 (normal axis)
4. Gelombang P
: Tidak ada
5. PR interval
: Tidak ada
6. QRS kompleks : Durasi normal, tidak ada RVH maupun LVH
7. Segmen ST
: ST depresi V4-V6
8. Gelombang T
: T inverted II III AVF
9. Gelombang Q
: Tidak ada
Kesimpulan :
Irama bukan sinus dengan ST depresi ( down sloping) anterolateral, T inverted inferior.

a
b

CTR
= a + b x 100%
c
= 2,5 + 7,5 x
100%
18,5
= 54 %

Interpretasi Radiologi
Jenis foto : Thorax AP
Deskripsi :
Cor : CTR 54 %
Batas jantung kiri melebihi 2/3 hemithorax kiri Pulmo :
Corakan bronkovaskuler di kedua hemithorax normal
Sudut costofrenikus : kanan dan kiri lancip
Kesan : Kardiomegali

Interpretasi CT scan :
Lesi hiperdens pada hemisfer kiri (stroke PIS)

DIAGNOSIS BANDING

Atrial fibrilasi
Atrial flatters
SVT
Stroke PIS
DM Tipe 2

DIAGNOSIS KERJA
Stroke PIS
Atrial fibrilasi (EHRA II)
DM Tipe 2

PENATALAKSANAAN
RL 10 tpm
Manitol 3 x 125 mg
Citicholin 2 x 750 mg
Lasix 1 x 1 (15 menit sebelum manitol masuk)
Humolog mix 3 x 12 ui

PROGNOSIS
Ad Vitam
: ad bonam
Ad Functionam : dubia ad bonam
Ad Sanationam : dubia ad bonam

FOLLOW UP
16 AGUSTUS 2016 (Jam 08.00)
S

Berdebar (+), lemas seluruh tubuh (+)

TD : 136/83
Nadi : 151
Suhu : 36,5
RR: 24
Mata : CA +/+ SI -/Thorax : SNV +/+ Rh -/- Wh -/-, BJ1 BJ2 reg M(-) G(-)
Abdomen : Supel, BU (+), NT (-)
Ekstremitas : AH (+), Oedem (-)

Atrial fibrilasi
Stroke PIS

RL 10 tpm
inj manitol 3 x 125 mg
inj citicholin 2 x 750 mg
inj lasix 1 x 1 (15 menit sebelum manitol masuk)
inj humolog mix 3 x 12 ui
tab cordarone 3 x 1
tab atrovastatis 1 x 20 mg

HEMATOLOGI (16 Agustus 2016)


Parameter

Hasil

Satuan

Rujukan

GDS

100

mg/dl

< 140

18 Agustus 2016 (Jam 08.10)


S

Berdebar (+), Lemas (+)

TD : 111/70
Nadi : 136
Suhu : 37,4
RR: 30
Mata : CA +/+ SI -/Thorax : SNV +/+ Rh -/- Wh -/-, BJ1 BJ2 reg M(-) G(-)
Abdomen : Supel, BU (+), NT (-)
Ekstremitas : AH (+), Oedem (-)

Atrial fibrilasi
Stroke PIS

RL 10 tpm
inj manitol 3 x 125 mg
inj citicholin 2 x 750 mg
inj lasix 1 x 1 (15 menit sebelum manitol masuk)
inj humolog mix 3 x 12 ui
tab cordarone 3 x 1
tab atrovastatis 1 x 20 mg

HEMATOLOGI (17 Agustus 2016)


Parameter

Hasil

Satuan

Nilai Rujukan

GDS

175

mg/dl

< 140

22 Agustus 2016 (Jam 08.10)


S

Berdebar (+), Lemas (+), kaki dan tangan kiri sulit digerakan

TD : 120/80
Nadi : 114
Suhu : 36,2
RR: 28
Mata : CA +/+ SI -/Thorax : SNV +/+ Rh -/- Wh -/-, BJ1 BJ2 reg M(-) G(-)
Abdomen : Supel, BU (+), NT (-)
Ekstremitas : AH (+), Oedem (-)

Atrial fibrilasi
Stroke PIS

RL 10 tpm
inj manitol 3 x 125 mg
inj citicholin 2 x 750 mg
inj lasix 1 x 1 (15 menit sebelum manitol masuk)
inj humolog mix 3 x 12 ui
tab cordarone 3 x 1 (XX)
tab stator 1 x 20 mg (X)

TINJAUAN PUSTAKA

FIBRILASI ATRIAL

DEFINISI
Fibrilasi Atrial (FA) :
Aritmia yang paling sering dijumpai dalam praktek sehari-hari
Kelainan irama
120-160 x/menit, kadang >200 x/menit

EPIDEMIOLOGI
Amerika Serikat diperkirakan terdapat 2,2 juta pasien FA dan
setiap tahunnya ditemukan 160.000 kasus baru.
Prevalensi FA terdapat 1-2% dan meningkat dengan
bertambahnya umur.
< 50 tahun prevalensi FA < 1% dan meningkat menjadi 9% pada
usia 80 tahun.
Laki-laki > perempuan (tidak terdapat perbedaan jenis kelamin).
FA paling sering.

EPIDEMIOLOGI
Populasi usia lanjut di Indonesia yaitu 7,74% (tahun 2000-2005)
menjadi 28,68% (estimasi WHO tahun 2045 - 2050), maka angka
kejadian FA juga akan meningkat secara signifikan.
Data RS Jantung & Pembuluh Darah Harapan Kita, persentasi
kejadian FA selalu meningkat tiap tahunnya, yaitu 7,1% (tahun
2010), 9,0% (tahun 2011), 9,3% (tahun 2012), dan 9,8% (tahun
2013).

EPIDEMIOLOGI

KLASIFIKASI
Berdasarkan waktu presentasi dan durasi :
1. FA yang pertama kali terdiagnosis : pasien
yang pertama kali datang dengan manifestasi klinis
FA, tanpa memandang durasi atau berat ringannya
gejala yang muncul.
2. FA Paroksismal : dalam 2 hari walaupun dapat berlangsung
hingga 7 hari (kembali ke irama sinus secara spontan)
3. FA Persisten : > 7 hari (membutuhkan kardiovensi untuk
kembali ke irama sinus)
4. FA persisten lama (long standing persistent) :
bertahan hingga 1 tahun, dan strategi kendali
irama masih akan diterapkan.
5. FA Kronik atau Permanen : FA yang ditetapkan sebagai
permanen oleh dokter (dan pasien) sehingga

KLASIFIKASI

KLASIFIKASI
Berdasarkan awitan dan durasi episodenya :
1. FA sorangan (lone): FA tanpa disertai penyakit
struktur kardiovaskular lainnya (hipertensi), penyakit
paru
terkait/
abnormalitas
anatomi
jantung
(pembesaran atrium kiri), dan usia di bawah 60 tahun.
2. FA non-valvular: FA yang tidak terkait dengan
penyakit
rematik mitral, katup jantung protese atau
operasi perbaikan katup mitral.
3. FA sekunder: FA yang terjadi akibat kondisi primer
yang menjadi pemicu FA, seperti infark miokard akut,
bedah
jantung,
perikarditis,
miokarditis,
hipertiroidisme, emboli paru, pneumonia atau penyakit
paru akut lainnya. Sedangkan FA sekunder yang
berkaitan dengan penyakit katup disebut FA valvular.

KLASIFIKASI
Berdasarkan kecepatan laju respon ventrikel (interval
RR) :
1. FA dengan respon ventrikel cepat: Laju ventrikel
>100x/ menit

2. FA dengan respon ventrikel normal: Laju


ventrikel 60-100x/menit

KLASIFIKASI
3. FA dengan respon ventrikel lambat: Laju
ventrikel <60x/ menit

ETIOLOGI

Sebagian besar tidak diketahui penyebabnya


Usia
Hipertensi
Gagal jantung
Stenosis/insufisiensi katup mitral
ASD
Infark miokard akut
Obesitas
PPOK
DM
CKD
Hipertiroidisme
Intoksikasi alkohol

PATOFISIOLOGI

MANIFESTASI KLINIS
Asimtomatik
Simtomatik :
(Tergantung dari kecepatan laju irama ventrikel, lamanya FA,
penyakit yang mendasarinya)
Berdebar-debar
Sakit dada terutama beraktivitas
Sesak
Cepat lelah
Sinkop atau gejala tromboemboli

FAKTOR RISIKO
Modifikasi :
DM
Hipertensi
Konsumsi alkohol
PJK
Riwayat stroke
PPOK
Hipertiroid
Gagal jantung
Tirotoksikosis
Stenosis mitral
Katup prostetik

Non modifikasi :
Usia
Genetik
Jenis kelamin

FA berkaitan dengan penyakit lain :


1.
Hipertensi
2.
Gagal jantung
3.
Penyakit jantung koroner
4.
Hipertiroid
5.
Diabetes melitus
6.
Obesitas
7.
Penyakit jantung bawaan (defek septum atrium)
8.
Kardiomiopati
9.
Penyakit ginjal kronis
10.
PPOK

DIAGNOSIS
Anamnesis
Pemeriksaan fisik :
TTV : Nadi ireguler dan cepat (110-140x/m)
Paru
: Tanda gagal jantung (ronki, efusi pleura)
penyakit paru kronik (ekspirasi memanjang)
Jantung : Evaluasi penyakit jantung
Pemeriksaan Laboratorium
EKG :
Iregularitas kompleks QRS
Gelombang P sulit diidentifikasi yang digantikan oleh gelombang
getar (fibrilasi)
Pola interval RR yang ireguler
Foto Thoraxs

TATALAKSANA
Tujuan :

Kardioversi

1. Mengembalikan ke irama sinus


2. Mengontrol laju irama ventrikel
3. Pencegahan komplikasi tromboemboli
: Farmakologis (obat anti aritmia)
Elektrik (200-300 Joule)

TATALAKSANA
Mempertahankan irama sinus (anti aritmia)
Tab Cordarone 3 x 200 mg
Tab Rhymodan 3 x 200 mg
Tab Procan 3 x 250 mg
Tab Rhytmonorm 3 x 150 mg

TATALAKSANA

TATALAKSANA

TATALAKSANA
Mencegah komplikasi tromboemboli
Antikoagulan
Antagonis vitamin K : Warfarin 1 x 10 mg
Antikoagulan Baru : Rivaroxaban 1 x 20 mg
Dabigatran etexilate
1 x 110 mg
1 x 150 mg
Apixaban 2 x 2,5 mg
Antiplatelet
Aspirin 1 x 325 mg

KOMPLIKASI
Kardiomiopati / gagal jantung
Tromboemboli (terutama stroke)

REFERENSI
http://
indonesia.digitaljournals.org/index.php/idnmed/article/download/6
49/638
http://www.inaheart.org/upload/file/FA_Final_Launch.pdf
https://www.nhlbi.nih.gov/health/health-topics/topics/af/signs

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai