Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN KASUS

HIPEREMESIS GRAVIDARUM

Penyusun :

dr. Anita Kusuma Wardhana

Dokter Pendamping:

dr. Utariyah Budiastuti

PROGRAM DOKTER INTERNSIP INDONESIA

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KAB BATANG

JAWA TENGAH

2019
BORANG PORTOFOLIO
Nama Peserta : dr. Anita Kusuma Wardhana
Nama Wahana : RSUD Batang
Topik : Hiperemesis Gravidarum
Tanggal Kasus : 15 Januari 2019
Nama Pasien : Ny. F No.RM : 405041
Nama Pendamping :

dr. Utariyah Budiastuti


Tanggal Presentasi :
Tempat Presentasi : RSUD Batang
Obyektif Presentasi
√Keilmuan Ketrampilan Penyegaran √Tinjauan Pustaka
√Manajeme
√Diagnostik n Masalah Istimewa
√Bumi
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia l
Deskripsi : Seorang wanita dewasa 20 tahun dengan Hiperemesis Gravidarum
Tujuan : Diagnosis, Manajemen
Bahasan √ Tinjauan Pustaka Riset √Kasus Audit
√Presentasi &
Cara Pembahasan Diskusi Diskusi Email Pos
Data Pasien Nama : Ny. F
Nama Klinik : Bangsal Lily

2
BAB I
LAPORAN KASUS

A. IDENTITAS
Nama : Ny. F
Umur : 20 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Kawin
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Blado
Pendidikan : SMP
Masuk RS : 15 Januari 2019
Keluar RS : 18 Januari 2019

B. ANAMNESIS
Autoanamnesis dilakukan pada tanggal 16 Januari 2019 hari Rabu
pukul 10.00 WIB di Bangsal Lily dan didukung dengan catatan medis.
Keluhan Utama :
Muntah-muntah
Riwayat Penyakit Sekarang:
1,5 bulan SMRS pasien G1P0A0 hamil 14 minggu mengeluh muntah >15x
tiap makan, minum dan mencium bau masakan. Pasien merasa lemas
sehingga dibawa keluarga ke puskesmas subah. Di puskesmas dirawat selama
4 hari dan akhirnya dipulangkan karena sudah membaik.
4 hari SMRS pasien mengeluh muntah-muntah lagi tiap makan dan
minum. Paien juga merasa mual sehingga pasien tidak nafsu makan. Pasien
periksa ke dokter dan diberi obat anti muntah.

3
1 hari SMRS pasien masih sering muntah-muntah tiap mencium bau
masakan. Muntah sudah >15 kali dengan volume ± ½ gelas belimbing,
tenggorokan dirasakan sakit untuk menelan. Keluhan mual dan muntah
semakin bertambah berat bila setelah makan dan minum, dan berkurang saat
istirahat. Selain itu pasien juga mengeluh badan terasa lemas sehingga tak
mampu melakukan aktivitas sehari-hari seperti biasanya, bibir terasa kering,
nafsu makan dirasakan menurun karena pasien takut muntah, berat badan
turun 3 kg. Sehingga oleh keluarga di bawa ke IGD RSUD Batang.

Riwayat Penyakit Dahulu :


Riwayat Hipertensi : Disangkal
Riwayat DM : Disangkal
Riwayat Alergi : Disangkal
Riwayat Operasi : Disangkal
Riwayat Gastritis : Diakui

Riwayat Penyakit Keluarga :


Keluhan serupa : Disangkal
Riwayat Hipertensi : Disangkal
Riwayat DM : Disangkal
Riwayat Alergi : Disangkal

Riwayat Menstruasi :
a. Menarche : Umur 12 tahun
b. Lama haid : ± 5 hari
c. Siklus : 28 hari
d. Dismenorrhea : Kadang
e. HPHT : 10 Oktober 2018
f. Hari Perkiraan Lahir : 17 Juli 2019

Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas


I. Hamil ini

4
Riwayat Perkawinan
Pasien menikah satu kali, pada saat usia 20 tahun. Lama usia pernikahan 4
bulan.

Riwayat KB
Belum pernah memakai

Riwayat ANC
Pasien memeriksakan kehamilannya ke bidan 3x.

Riwayat Kebiasaan :
Merokok : (-)
Konsumsi alkohol : (-)
Minum jamu-jamuan : (-)

Riwayat Sosial Ekonomi :


Pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga. Suami pasien bekerja sebagai
buruh. Biaya kesehatan ditanggung mandiri. Kesan Ekonomi : Cukup.

C. PEMERIKSAAN FISIK
Tanggal 16 Januari 2019 pukul 10.10 WIB.
Keadaan umum: tampak lemas
Kesadaran: compos mentis
Tanda vital :
- Tekanan darah : 110/70 mmHg
- HR (Nadi) : 100x/menit, reguler, isi dan tegangan cukup
- RR (Laju Nafas) : 22x/menit
- Suhu : 37oC

5
- TB : 150 cm
- BB : 46 kg

Status Internus
- Kepala : mesocephale, rambut hitam
- Wajah : pucat (-), kuning (-)
- Mata : cekung (-/-), sklera ikterik (-/-), konjungtiva anemis (-/-)
- Hidung : epistaksis (-/-), discharge (-), septum deviasi (-) nafas
cuping hidung(-)
- Telinga : discharge (-/-)
- Bibir : sianosis (-),sariawan (-), kering (+)
- Tenggorokan : faring hiperemis (-), pembesaran tonsil (-)
- Leher : simetris, pembesaran kelenjar limfe (-)
- Thoraks :
Cor : BJ I, II reguler, bising (-)
konfigurasi jantung dalam batas normal
Pulmo : SD vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
- Abdomen : TFU teraba 3 jari diatas sympisis, turgor kulit turun,
bising usus (+) 5x , nyeri tekan epigastrium (+)
- Ekstremitas
Superior Inferior
Edema -/- -/-
Akral dingin -/- -/-
Refleks Fisiologis +N/+N +N/+N
Refleks Patologis -/- -/-

Status Obstetri Abdomen


1. Pemeriksaan Luar
Palpasi: TFU teraba 3 jari diatas sympisis
2. Pemeriksaan Dalam (VT)
Tidak dilakukan

6
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium Darah
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
HEMATOLOGI
CBC
Hemoglobin 13.6 g/dl 11.9 – 15.5
Hematokrit 38.1 % 35 – 45
Leukosit  H 11.98 10 / µL
3
4.00 – 10.5
Trombosit 337 103 / µL 150 – 450
Eritrosit 5.22 106 / µL 4.0 – 5.3
MCH  L 26.1 Pg 27 – 33
MCHC  H 35.7 % 33.2 – 35.3
MCV  L 73.0 fL 80 – 95
RDW-SD 37 % 37 – 54
RDW-CV 13.9 fL 11 – 16
Golongan Darah B
Rhesus Positif
Waktu perdarahan 2’30’’ menit 1-6
Waktu pembekuan 3’30’’ menit 2-6
KIMIA KLINIK
GDS 88 mg/dL < 140
SERO IMUNOLOGI
Anti Hbs Negatif Negatif
HBsAG Negatif Negatif
Anti HIV Non Reaktif Non Reaktif

E. DIAGNOSIS
Ny. F usia 20 tahun G1P0A0 hamil 14 minggu dengan hiperemesis gravidarum
F. TATALAKSANA
- Infus RL 20 tpm + drip Vitamin B1, B6, B12 1 ampul
- Injeksi Ondansetron 8 mg/ 8 jam
- Injeksi Ranitidin 50 mg/ 12 jam
- Asam folat 1 x 400 mg
G. PROGNOSIS
Dubia ad bonam

7
H. RESUME KELUAR
Pasien pulang dari RSUD Kab Batang tanggal 18 Januari 2019 dengan
kondisi baik.
I. FOLLOW UP
16/1/19 S: pasien mengeluh mual dan muntah P/ Infus RL 20 tpm +
3x
drip Vitamin B1, B6,
O: KU: tampak sakit sedang
TD: 110/80 HR: 88 B12 1 ampul
S: 36,6 RR: 20
- Injeksi
- Kepala: ca (-/-), si (-/-)
- Tho: dada simetris, dinding Ondansetron 8
dada>dinding abdomen,
mg/ 8 jam
fremitus (+/+), SDV (+/+), rh
(-/-), wh (-/-) - Injeksi Ranitidin
- Cor: HR 88, iktus tidak
50 mg/ 12 jam
tampak, tidak teraba, BJ I II
murni reg, bising (-) - Asam folat 400
- Ekstr: akral hangat, edem –
mg/ 24 jam
A: Ny. F usia 20 tahun G1P0A0 hamil
14 minggu dengan hiperemesis
gravidarum

17/1/19 S: pasien mengeluh mual (+) muntah P/ Infus RL 20 tpm


(-)
- Injeksi
O: KU: tampak sakit ringan
TD: 110/80 HR: 88 Ondansetron 8
S: 36,6 RR: 20
mg/ 8 jam
- Kepala: ca (-/-), si (-/-)
- Tho: dada simetris, dinding - Injeksi Ranitidin
dada>dinding abdomen,
50 mg/ 12 jam
fremitus (+/+), SDV (+/+), rh
(-/-), wh (-/-) - Asam folat 400
- Cor: HR 88, iktus tidak
mg/ 24 jam
tampak, tidak teraba, BJ I II
murni reg, bising (-)
- Ekstr: akral hangat, edem -

A: Ny. F usia 20 tahun G1P0A0 hamil


14 minggu dengan hiperemesis
gravidarum

18/1/19 S: - P/ Infus aff


O: KU: Baik
- Ondansetron tab

8
TD: 110/80 HR: 86 8 mg/ 8 jam
S: 36,5 RR: 20
- Ranitidin tab 150
- Kepala: ca (-/-), si (-/-)
- Tho: dada simetris, dinding mg/ 12 jam
dada>dinding abdomen,
- Asam folat tab
fremitus (+/+), SDV (+/+), rh
(-/-), wh (-/-) 400 mg/ 12 jam
- Cor: HR 86, iktus tidak
tampak, tidak teraba, BJ I II BLPL
murni reg, bising (-)
- Ekstr: akral hangat, edem -

A: Ny. F usia 20 tahun G1P0A0 hamil


14 minggu dengan hiperemesis
gravidarum

9
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Hiperemesis Gravidarum


Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi pada awal
kehamilan sampai umur kehamilan 20 minggu. Keluhan muntah kadang
begitu hebatnya sehingga segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan
sehingga dapat mempengaruhi keadaan umum dan mengganggu pekerjaan
sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi dan terdapat aseton dalam urin.1-4

B. Etiologi
Mual dan muntah mempengaruhi hingga 50% kehamilan, kebanyakan
perempuan mampu mempertahankan kebutuhan cairan dan nutrisi dengan diet
dan simptom akan teratasi hingga akhir trimester pertama. Etiologinya belum
diketahui secara pasti, tetapi adal beberapa ahli yang menyatakan bahwa erat
hubungannya dengan endokrin, biokimia dan psikologis.1,2 Faktor-faktor yang
menjadi predisposisi diantaranya:2,3
a) Sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa, diabetes dan hehamilan
ganda akibat peningkatan kadar HCG.
b) Faktor organik : masuknya vili khoriales dalam sirkulasi maternal dan
perubahan metabolik.
c) Faktor psikologik: keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa
takut terhadap kahamilan dan persalinan, takut memikul tanggung jawab
dan sebagainya.
d) Faktor endokrin lainnya: hipertiroid, diabetes dan lain-lain.

C. Patologi
Dari otopsi wanita yang meninggal karena hiperemesis gravidarum diperoleh
keterangan bahwa terjadi kelainan pada organ-organ tubuh berikut:2
a) Hepar: pada tingkat ringan hanya ditemukan degenerasi lemak sentilobuler
tanpa nekrosis.

10
b) Jantung: jantung atrofi, kecil dari biasa. Kadang dijumpai perdarahan sub-
endokardial.
c) Otak: terdapat bercak perdaran pada otak.
d) Ginjal: tampak pucat, degenerasi lemak pada tubuli kontorti.

D. Klasifikasi
Secara klinis hiperemesis gravidarum di bedakan atas 3 tingkatan,

yaitu:1,2

a) Tingkat I : muntah yang terus menerus, timbul intoleransi terhadap


makanan dan minuman, berat badan menurun, nyeri epigastrium, muntah
pertama keluar makanan, lendir dan sedikit cairan empedu, dan yang
terakhir keluar darah. Nadi meningkat sampai 100x/ menit dan tekanan
darah sistolik menurun. Mata cekung dan lidah kering, turgor kulit
berkurang dan urin sedikit tetapi masih normal.
b) Tingkat II : gejala lebih berat, segala yang dimakan dan diminum
dimuntahkan, haus hebat, subfebril, nadi cepat dan > 100 – 140x/
menit,tekanan darah sistolik < 80 mmHg, apatis, kulit pucat, lidah kotor,
kadang ikterus, aseton, bilirubin dalam urin, dan berat badan cepat
menurun.
c) Tingkat III : terjadi gangguan kesadaran (delirium-koma), muntah
berkurang atau berhenti, tetapi dapat terjadi ikterus, sianosis, nistagmus,
gangguan jantung, bilirubin, dan proteinuria.

E. Diagnosis
Diagnosis hiperemesis gravidarum diantaranya:1,2
a) Amenore yang disertai muntah hebat, pekerjaan sehari-hari terganggu.
b) Tanda vital: nadi meningkat 100 x / menit, tekanan darah menurun pada
keadaan berat, subfebril dan gangguan kesadaran.
c) Fisik: dehidrasi, kulit pucat, ikterus, sianosis, berat badan menurun, pada
vaginal toucher uterus besar sesuai besarnya kehamilan, konsistensinya
lunak, pada pemeriksaan inspekulo seviks berwarna biru.

11
d) Pemeriksaan USG: untuk mengetahui kondisi kesehatan kehamilan dan
kemungkinan adanya kehamilan kembar ataupun kehamilan mola
hidatidosa.
e) Laboratorium: kenaikan relatif hemoglobin dan hematokrit, keton dan
proteinuria.
F. Gejala Klinik
Mulai terjadi pada trimester pertama. Gejala klinik yang sering dijumpai
adalah nausea, muntah, penurunan berat badan, ptialism (saliva yang
berlebihan), tanda-tanda dehidrasi, hipotensi dan takikardi. Pemeriksaan
laboratorium dapat dijumpai hiponatremi, hipokalemia, dan peningkatan
hematokrit.1,2,3

G. Diagnosis Banding
Penyakit-penyakit yang sering menyertai wanita hamil dan mempunyai
gejala muntah-muntah yang hebat harus dipikirkan. Beberapa penyakit
tersebut antara lain:
a) Appendicitis akut.
Pada pasien hamil dengan appendicitis akut keluhan nyeri tekan perut sangat
menonjol sedangkan pada pasien hamil tanpa appendicitis akut keluhan
tersebut sedikit bahkan tidak ada. Tanda-tanda defance musculare juga bisa
dijadikan petunjuk membedakan hamil dengan appendictis akut dan tanpa
appendicitis akut.
b) Ketoasidosis diabetes.
Pasien dicurigai menderita ketoasidosis diabetes jika sebelum hamil
mempunyai riwayat diabetes atau diketahui pertama kali saat hamil apalagi
disertai dengan penurunan kesadaran dan pernafasan kussmaul. Perlu
dilakukan pemeriksaan keton, pemeriksaan gula darah, dan pemeriksaan gas
darah.
c) Gastritis dan ulkus peptikum.
Pasien dicurigai menderita gastritis dan ulkus peptikum jika pasien
mempunyai riwayat makan yang tidak teratur, dan sering menggunakan

12
NSAID. Keluhan nyeri epigastrium tidak terlalu dapat membedakan dengan
wanita hamil yang tanpa gastritis/ulkus peptikum karena hampir semua
pasien dengan hiperemesis gravidarum mempunyai keluhan nyeri
epigastrium yang hebat. Pasien dengan gastroenteritis selain menunjukkan
gejala muntah-muntah, juga biasanya diikuti dengan diare. Pasien
hiperemesis gravidarum yang murni karena hormon jarang disertai diare.
d) Hepatitis.
Pasien hepatitis yang menunjukkan gejala mual-muntah yang hebat biasanya
sudah menunjukkan gejala ikterus yang nyata disertai peningkatan Serum
Glutamic Oxaloacetate Transaminase (SGOT) dan Serum Glutamic Pyruvic
Transaminase (SGPT) yang nyata. Kadang-kadang sulit membedakan
pasien hiperemesis gravidarum tingkat III (tanda-tanda kegagalan hati) yang
sebelumnya tidak menderita hepatitis dengan wanita hamil yang sebelumnya
memang sudah menderita hepatitis.
e) Pankreatitis akut
Pasien dengan pankreatitis biasanya mempunyai riwayat peminum alkohol
berat. Gejala klinis yang dijumpai berupa nyeri epigastrium, kadang-kadang
agak ke kiri atau ke kanan. Rasa nyeri dapat menjalar ke punggung, kadang-
kadang nyeri menyebar di perut dan menjalar ke abdomen bagian bawah.
Pemeriksaan serum amylase dapat membantu menegakkan diagnosis.
f) Tumor serebri.
Pasien dengan tumor serebri biasanya selain gejala mual-muntah yang hebat
juga disertai keluhan lain seperti sakit kepala berat yang terjadi hampir
setiap hari, gangguan keseimbangan, dan bisa pula disertai hemiplegi.
Pemeriksaan CT scan kepala pada wanita hamil sebaiknya dihindari karena
berbahaya bagi janin.

H. Komplikasi 1
a. Maternal : akibat defisiensi tiamin (B1) akan menyebabkan teradinya
diplopia, palsi nervus ke-6, ataksia, dan kejang. Jika hal ini tidak segera
ditangani akan terjadi psikosis korsakoff (amnesia, menurunnya

13
kemampuan untuk beraktivitas), ataupun kematian. Komplikasi yang
perlu diperhatikan adalah Ensephalopati Wernicke. Gejala yang timbul
dikenal sebagai trias klasik yaitu paralisis otot-otot ekstrinsik bola mata
(oftalmoplegia), gerakan yang tidak teratur (ataksia), dan bingung.
b. Fetal : penurunan berat badan yang kronis akan meningkatkan kejadian
gangguan pertumbuhan janin dalam rahim (IUGR).

I. Pencegahan
Pencegahan terhadap hiperemesis gravidarum perlu dilaksananakan
dengan jalan memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan
sebagai suatu proses yang fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan
kadang-kadang muntah merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan
muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan, menganjurkan mengubah
makanan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil, tetapi lebih sering.
Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan. Defekasi
yang teratur hendaknya dapat teratur.1,2,3

J. Penatalaksanaan 1-4
 Obat-obatan
Apabila keluhan dan gejala tidak mengurang maka diperlukan pengobatan.
Sedativa yang sering diberikan adalah phenobarbital, vitamin yang
dianjurkan yaitu vitamin B1 dan B6, antihistamin juga dianjurkan. Pada
keadaan lebih berat diberikan antiemetik seperti prometazin (avopreg),
proklorperazin, atau mediamer B6.
 Isolasi
Dilakukan dalam kamar yang tenang, batasi pengunjung / tamu, hanya
dokter dan perawat yang boleh keluar masuk kamar sampai muntah
berhenti dan pasien mau makan. Catat cairan yang masuk dan keluar dan
tidak diberikan makan dan minum dan selama 24 jam. Kadang-kadang
dengan isolasi saja gejala-gejala akan berkurang atau hilang tanpa
pengobatan.

14
 Terapi psikologik
Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan,
hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta
menghilangkan masalah dan konflik, yang kiranya dapat menjadi latar
belakang penyakit ini.
 Cairan parenteral
Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein
dengan glukosa 5% dalam cairan fisiologis sebanyak 2-3 liter sehari. Bila
perlu dapat ditambah kalium dan vitamin, khususnya vitamin B komplek
dan vitamin C dan bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam
amino secara intra vena.
Dibuat daftar kontrol cairan yang masuk dan yang dikeluarkan. urin
perlu diperiksa sehari-hari terhadap protein, aseton, khlorida dan bilirubin.
Suhu dan nadi diperiksa setiap 4 jam dan tekanan darah 3 kali sehari.
Dilakukan pemeriksaan hematokrit pada permulaan dan seterusnya menurut
keperluan. Bila selama 24 jam penderita tidak muntah dan keadaan umum
bertambah baik dapat dicoba untuk diberikan minuman, dan lambat laun
minuman dapat ditambah dengan makanan yang tidak cair.
Penghentian kehamilan dilakukan bila keadaan umum memburuk
melalui pertimbangan beberapa aspek meliputi pemeriksaan medik dan
psikiatrik, manifestasi klinis berupa:
 Gangguan kejiwaan: delirium, apatis, somnolen sampai koma, gangguan
jiwa Ensephalopati Wernick.
 Gangguan penglihatan: perdarahan retina, kemunduran visus.
 Gangguan faal: hati dalam bentuk ikterus, ginjal dalam bentuk anuria,
jantung dan pembuluh darah dalam bentuk nadi meningkat dan tekanan
darah menurun.

15
BAB III

PEMBAHASAN

Pasien Ny.F usia 20 tahun G1P0A0 hamil 14 minggu datang dengan keluhan
muntah- muntah. 1,5 bulan SMRS pasien mengeluh muntah >15x tiap makan,
minum dan mencium bau masakan. Pasien merasa lemas sehingga dibawa
keluarga ke puskesmas subah. Di puskesmas dirawat selama 4 hari dan akhirnya
dipulangkan karena sudah membaik. 4 hari SMRS pasien mengeluh muntah-
muntah lagi tiap makan dan minum. Paien juga merasa mual sehingga pasien
tidak nafsu makan. Pasien periksa ke dokter dan diberi obat anti muntah. 1 hari
SMRS pasien masih sering muntah-muntah tiap mencium bau masakan. Muntah
sudah >15 kali dengan volume ± ½ gelas belimbing, tenggorokan dirasakan sakit
untuk menelan. Keluhan mual dan muntah semakin bertambah berat bila setelah
makan dan minum, dan berkurang saat istirahat. Selain itu pasien juga mengeluh
badan terasa lemas sehingga tak mampu melakukan aktivitas sehari-hari seperti
biasanya, bibir terasa kering, nafsu makan dirasakan menurun karena pasien takut
muntah, berat badan turun 3 kg. Sehingga oleh keluarga di bawa ke IGD RSUD
Batang.
Riwayat haid pasien: menarche pada usia 12 tahun, haid teratur dengan
siklus 28 hari, lama haid ± 5 hari, HPHT 10-10-2018 sehingga HPL 17-07-2019.
Riwayat pernikahan: berumah tangga selama 5 bulan, merupakan pernikahan yang
pertama. Riwayat Obstetri : hamil ini. Riwayat KB: belum pernah. Pasien ANC di
bidan 3 kali.
Pada kasus ini, pasien didiagnosis dengan hiperemesis gravidarum karena
berdasarkan anamnesis pada pasien ini ditemukan adanya gejala mual dan muntah
yang berat, dimana keluhan tersebut sampai menggangu aktivitas sehari-hari.
Muntah tersebut juga menimbulkan komplikasi dehidrasi karena kekurangan
cairan yang diminum dan kehilangan cairan karena muntah. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan keadaan umum tampak lemas, berat badan turun 3 kg, tekanan

16
darah 100 / 70 mmHg, nadi 88 x / menit, frekuensi pernapasan 22x / menit,
teratur, suhu 37,5 0C, mata cekung (+/+) dan bibir kering (+).
Dimana hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi pada awal
kehamilan sampai umur kehamilan 20 minggu. Keluhan muntah kadang begitu
hebatnya sehingga segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga
dapat mempengaruhi keadaan umum dan mengganggu pekerjaan sehari-hari, berat
badan menurun, dehidrasi dan terdapat aseton dalam urin.1-4
Secara klinis hiperemesis gravidarum di bedakan atas 3 tingkatan, yaitu:

Tingkat I : Muntah yang terus menerus, timbul intoleransi terhadap makanan dan
minuman, berat badan menurun, nyeri epigastrium, muntah pertama keluar
makanan, lender dan sedikit cairan empedu, dan yang terakhir keluar darah. Nadi
meningkat sampai 100x/ menit dan tekanan darah sistolik menurun. Mata cekung

dan lidah kering, turgor kulit berkurang dan urin sedikit tetapi masih normal.
Tingkat II : Gejala lebih berat, segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan,
haus hebat, subfebril, nadi cepat dan > 100 – 140x/ menit,tekanan darah sistolik <
80 mmHg, apatis, kulit pucat, lidah kotor, kadang ikterus, aseton, bilirubin dalam

urin, dan berat badan cepat menurun. Tingkat III : terjadi gangguan kesadaran
(delirium-koma), muntah berkurang atau berhenti, tetapi dapat terjadi ikterus,

sianosis, nistagmus, gangguan jantung, bilirubin, dan proteinuria.1,2,3


Tanda kehamilan yang didapat pada anamnesis penderita ini adalah adanya
riwayat telat haid sejak tanggal 10 Januari 2018, pasien sudah melakukan tes
kehamilan dengan hasil yang positif, sedangkan pada pemeriksaan fisik
ditemukan adanya hiperpigmentasi pada areola mamae.
Pasien dimasukan dalam hiperemesis gravidarum tingkat I, karena muntah
semakin berat, penderita tampak lemah, mata cekung, turgor kulit menurun dan
bibir kering, frekuensi nadi cepat (100x/menit), pernafasan agak cepat (22
x/menit). Namun dalam penegakan diagnosis ini perlu dilakukan pemeriksaan
darah rutin, kimia urin, elektrolit, gula darah dan USG.

17
Penatalaksanaan hiperemesis gravidarum dibedakan menjadi rehidrasi dan
koreksi elektrolit, isolasi, terapi nutrisi, terapi dengan obat-obatan, dan
psikoterapi. Terapi cairan dilakukan untuk mengatasi dehidrasi dengan pemberian
cairan rehidrasi. Umumnya kehilangan air dan elektrolit diganti dengan cairan
isotonik, misalnya Ringer Laktat, ringer asetat atau normal salin. Cairan yang
digunakan untuk memperbaiki keadaan pasien ini adalah kristaloid yaitu Ringer
Laktat, dengan pertimbangan bahwa pada pasien terjadi penurunan volume cairan
intravaskuler dan kecenderungan defisit cairan intraseluler dan interstisial.
Resusitasi dikatakan adekuat bila terdapat parameter seperti tekanan darah arteri
rata-rata 70-80 mmHg, denyut jantung kurang dari 100x per menit, ekstremitas
hangat dengan pengisian kapiler baik, susunan saraf pusat baik, produksi urine
baik 0.5-1 ml
Pada pasien ini diberikan terapi obat-obatan antara lain vitamin B1, B6, B12
drip 1 ampul dalam infus RL 20 tpm, injeksi Ondansetron 8 mg/ 8 jam, injeksi
ranitidin 50 mg/ 12 jam, dan asam folat 400 mg/24 jam.

18
DAFTAR PUSTAKA

1. Prawirohardjo S,Wiknjosastro H. 2007. Hiperemesis Gravidarum. Dalam:


Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Hal
814-818.
2. Mochtar, R., Sofian, A. 2012. Hiperemesis Gravidarum. Dalam: Sinopsis
Obstetri. Jakarta: EGC. Hal 141-142.
3. Tim Obsgin RSUD Ulin- FK UNLAM. 2008. Hiperemesis Gravidarum.
Dalam: Kegawatdaruratan Obstetri dan Ginekologi. Banjarmasin:
Bagian/SMF Obstetri dan Ginekologi RSUD ULIN – FK UNLAM
Banjarmasin. Hal 51-52.
4. Ogunyemi DA. Hyperemesis Gravidarum. Emedicine. Available from:
http://www.emedicine.com (Accesed : 18 Maret 2013).

19

Anda mungkin juga menyukai