Anda di halaman 1dari 63

Acid – Base Imbalance

Electrolyte Imbalance
Acid-Base Imbalances

• Perubahan konsentrasi dari ion Hidrogen atau Basa


di dalam darah dapat menyebabkan gangguan asam-
basa.

• Gangguan asam basa dapat disebabkan oleh


masalah metabolik atau respiratorik atau keduanya.

• Terdapat 2 jenis keadaan :


• Asidosis
• Alkalosis
Asidosis vs Alkalosis

ASIDOSIS ALKALOSIS

• pH arterial blood <7.35 • pH arterial blood >7.45


•  konsentrasi ion H+ •  konsentrasi ion H+
• Kehilangan basa • Kadar basa berlebih
Metabolik Asidosis
Etiologi
Peningkatan Noncarbonic Acids Hilangnya Bikarbonat
 Ion H+ Diare
• Ketoasidosis (eg DM,
Kelaparan) Ureterosigmoidoskopi
• Lactic acidosis (eg Shock)
• Ingestions (eg Ammonium Gagal Ginjal
chloride, ethylene glycol,
methanol, salicylates, Proximal renal tubule acidosis
paraldehyde)

 Ekskresi ion H+
• Uremia
• Distal renal tubule asidosis
Patofisiologi
Manifestasi Klinis
Diagnosis

• pH <7.35
• Kadar
bikarbonat <
24 mEq/L
Tatalaksana
• Pemberian IV bikarbonat, jika tidak memungkinkan dapat dilakukan dialisis

• Pemberian menggunakan rumus ru-bikar, untuk menentukan kebutuhan bikarbonat


seseorang maka kita harus mencari terlebih dahulu ru-bikar dari HCO3 saat ini &
HCO3 target.

• Lalu, nilai rubikar saat ini dan target di rata-rata

• Dan dikalikan dengan BB dalam kg

• Dan dikalikan lagi dengan selisih HCO3 saat ini dan target

Ruang bikarbonat = {0,4 + (2,6 : [HCO3 mEq/L])} x BB (kg)

Kebutuhan bikarbonat = Rata-rata rubikar x BB x selisih HCO3 saat ini dan target
Mari kita coba!
• Pasien dengan BB = 60 kg

• Kadar HCO3 saat ini 14 mEq/L

• Kadar HCO3 target 24 mEq/L

Ru-bikar HCO3 saat ini Selisih HCO3 SAAT INI & HCO3
{0,4 + (2,6 : [14mEq/L])} x BB = 0,58 BB TARGET

24mEq/L – 10 mEq/L = 10 mEq/L


Ru-bikar HCO3 target
{0,4 + (2,6 : [24mEq/L])} x BB = 0,51 BB
Kebutuhan bikarbonat ?

Rata-rata rubikar 0,545 x 60 x 10 mEq/L = 327 mEq/L


( 0,58 BB + 0,51 BB ) : 2 = 0,545 BB
Cara pemberian
• Pemberian sebaiknya dilarutkan dalam Dextrose 5% atau
Normal Saline melalui vena besar (hal ini untuk menghindari
iritasi vena)

• Pemberian dalam rentang waktu 1-8 jam tergantung dari


keadaan klinis :
• Keadaan letal
50% dari kebutuha bikarbonat diberikan dalam 1 jam, sisanya
dalam 4 jam kemudian
• Keadaan non-letal
100% kebutuhan diberikan dalam durasi 4-8 jam
Metabolik Alkalosis
Etiologi

 Kadar bikarbonat (karena kehilangan asam metabolik berlebih)

• Muntah berkepanjangan
• Gastrointestinal suctioning
• Intake bikarbonat berlebih
• Hiperaldosteronism dengan hipokalemi
• Terapi diuretik
Patofisiologi
Manifestasi Klinis
Diagnosis
• pH > 7.45
• Kadar
bikarbonat
>26 mEq/L
Tatalaksana

• Tergantung dari status volume cairan :


• Hipervolemi :
• Asetazolamid PO 250-375 mg 1-2 x per hari. Jika tidak
responsive berikan larutan HCl dlm NaCl isotonik
(150mEq/L) melalui vena besar dalam 8-24 jam.
Dosis HCl : 0,5 x BB (kg) x {[HCO3 plasma – 24] mEq/L)
• Hipovolemi :
• Larutan NaCl isotonik IV
• Tambahkan KCl jika disertai hipokalemi
Respiratorik Asidosis
Etiologi
Alveolar hypoventilation sehingga menyebabkan PaCO2 (hiperkapnia)

• Gangguan pusat pernapasan • Gangguan parenkim paru


• Brainstem trauma • Pneumonitis
• Oversedation • Edema pulmonal
• Paralisis otot pernapasan • Asma
• Gangguan pada chest wall • Emfisema
• Kyphoscoliosis • Bronkitis
• Flail Chest
Patofisiologi
Manifestasi Klinis
Diagnosis

• pH <7.35
• Hiperkapnia
• Kompensasi
terjadi apabila
level bikarbonat
meningkat &
pH kembali
menuju normal
Tatalaksana

• Tatalaksana bertujuan untuk mengatasi etiologi yang


mendasari
• Pemberian Na Bikarbonat dapat dilakukan pada keadaan
darurat (pH<7,1)
• Restorasi ventilasi alveolar yang adekuat dapat membuang CO2
yang berlebih
• Terapi oksigen penting, karena sering disertai hipoksemia
(dapat digunakan non-invasive positive pressure ventilation bila
diperlukan)
• Perhatikan pemberian oksigen karena dapat menahan usaha
napas yang malah berakibat memperberat hiperkapnia
Respiratorik Alkalosis
Etiologi
Alveolar hyperventilation sehingga menyebabkan  PaCO2
(hipokapnia) dan  HCO3
• Gangguan Pulmonal
• Gagal Jantung Kongestif
• Keadaan Hipermetabolik
• Demam
• Anemia
• Tirotoksikosis
• Alkalosis Resipiratorik sekunder akibat hiperventilasi yang
distimulasi oleh asidosis respiratorik atau metabolik
Patofisiologi
Manifestasi Klinis
Diagnosis

• pH >7.45
• Kadar PaCO2
< 38 mmHg
• Kompensasi
terjadi apabila
level
bikarbonat
menurun &
pH kembali
menuju
normal
Tatalaksana

• Tatalaksana alkalosis respiratorik lebih ditujukan


kepada etiologi yang mendasari (karena jarang
bersifat mengancam nyawa)

• Keadaan hipoksemia dan hipermetabolik harus


diperbaiki

• Jika diperlukan dapat menggunakan masker


rebreathing untuk meningkatkan inspirasi CO2
Electrolyte Imbalance
DISTRIBUSI CAIRAN DALAM TUBUH

Dalam dua kompartmen cairan tubuh ini ada solut berupa


kation dan anion (elektrolit) yang penting dalam mengatur
keseimbangan cairan dan fungsi sel.
Elektrolit

• Elektrolit adalah senyawa kimia yang membentuk


ion dalam larutan dan mengkonduksi listrik.
• Fungsi elektrolit adalah eksitabilitas membran yang
sangat penting untuk fungsi saraf dan otot,
distribusi osmotik cairan antara cairan ekstraseluler
dan intraseluler, dan perubahan pH buffer
Elektrolit
Kation Anion
• Ion-ion yang membentuk • Ion-ion yang membentuk
muatan positif dalam muatan negatif dalam
larutan. larutan
• Kation ekstraseluler • Anion ekstraselular utama:
utama : natrium (Na+) klorida (Cl-)
• Kation intraselular • Anion intraselular utama:
utama: kalium (K+). fosfat (PO4-)
Natrium
• Ion natrium terlibat dalam mempertahankan keseimbangan
air, mentransmisi impuls saraf, kontraksi otot, dan
keseimbangan asam-basa.

• Nilai normal untuk natrium serum adalah 135-145


mEq/L.

• Ginjal adalah regulator utama natrium dan


pengendaliannya dibawah saraf simpatis dan RAAS
(aldosterone)
Natrium
Hipernatremia Hiponatremia
• Serum konsentrasi natrium <135
• Serum konsentrasi natrium >145
mEq/L mEq/L (severe<120 mEq/L)

• Etiologi : • Etiologi :
• Diare • Defisiensi Na murni (Diare,
• ↑ Insensible water loss muntah, luka bakar)
• DM/hiperglikemia • Defisiensi asupan Na + diuretik
• Diet tinggi protein/sodium • Hiponatremia delusional (IV D5,
• Diabetes insipidus manitol, pure water replacement in
↑ ↑ sweating
• Obat-obatan
• Hiponatremia Hipotonik (SH,
• Infus NaCl hipertonik
CHF, CKD)
• Infus NaHCO3 (kasus cardiac arrest)
• Hiponatremia Hipertonik
• Hiperaldosteronisme (hiperglikemia, hyperlipidemia,
• Sindrom Cushing hiperproteinemia)
Natrium
Hipernatremia Hiponatremia
• Gejala klinis : • Gejala klinis :
• Thirst • Mual, muntah
• Membran mukosa dan kulit kering • Letargi
• UO ↓ • Disorientasi
• Skin turgor n/↓ • Confusion
• Peningkatan suhu tubuh • Kejang
• Takikardia & lemah • Edema serebri (akibat
• ↓ TD edema sel)
• Gangguan status mental • Herniasi otak
• Kelemahan / defisit neurologis • Coma
• Koma
• Kejang
Hipernatremia
• Tatalaksana: Cari penyebab & koreksi
• Free water (orally/ NGT /parenterally)
• D5 / NaCl 0.45% / D52NS
• Akut <24 jam = intervensi cepat, 2-3 mEq/L/jam (2-3 jam) maks 12
mEq/L/hari
• Kronik >48jam = intervensi pelan (resiko edema serebri), 0,5-
1mEq/L/jam (8-10mEq/L/hari)
• Cek Na serum & urin per 1-2 jam
• Ada deficit cairan: NaCl 0.9% sebelum free water
• Ongoing water loss
• Insensible water loss (5-10ml/kg/hari)
• Pada kondisi volum overload (CHF, pulmo edema): + dialysis
• Diuretik (loop) pada DI
• Vasopressin analog
Hiponatremia
• Tatalaksana: Cari penyebab & koreksi
• Simptomatik
• NaCl 3%
• Cek Na serum & urin per 1-2 jam
• Target = peningkatan serum 6mmol/L 24 jam pertama, 8 mmol/L setiap 24
jam berikutnya
• SIADH
• Restriksi cairan
• Loop diuretic (low dose) / Arginine Vasopressine Antagonist
• Oral NaCl
• Ada deficit cairan: NaCl 0.9% sebelum NaCl hipertonik
• Ongoing water loss
• Insensible water loss (5-10ml/kg/hari)
• Resiko herniasi serebri pada keadaan akut:
• Gejala berat: 100mL NaCl 3% IV dalam 10 menit (dapat diulang 3x)
• Gejala ringan sedang: NaCl 3% 0,5-2ml/kg/jam
Kalium
• Kation intrasel utama, yang mengatur eksitabilitas (rangsangan)
neuromuskuler dan kontraksi otot.

• Dibutuhkan untuk pembentukan glikogen, sintesis protein, respon elektrik


dari sel saraf dan otot, dan untuk kontraktilitas jantung, otot rangka, dan
otot polos, serta upaya memperbaiki asam-basa.

• Nilai normal serum = 3,5 - 5,0 mEq/L.

• Kadar kalium serum diatur oleh:


• Mekanisme ginjal (aldosteron) : absorpsi dan sekresi kalium
• Pergeseran transelular kalium antara kompartemen ICF dan ECF (insulin,
stimulus β-adrenergik, osmolalitas serum , Ph ).
Kalium
Hiperkalemia Hipokalemia
• Serum konsentrasi kalium >5 • Serum konsentrasi kalium <3,5
mEq/L mEq/L

• Etiologi :
• Etiologi : • Kelaparan (starvation)
• Hipoaldosteronisme • Konsumsi air tanah
• CKD • Metabolik alkalosis
• Pemakaian siklosporin • Penggunaan insulin, β2-adrenergic,
hipotermia, HPP, keracunan barium
• Luka bakar • Diare
• Metabolik asidosis • Diuretik
• Defisiensi insulin • Hiperaldosteronisme
• β2-adrenergic inhibitor • Sindrom Cushing
• Hemolisis (transfusi whole blood) • Asidosis tubular ginjal
• KAD
Kalium
Hiperkalemia Hipokalemia
• Gejala klinis : • Gejala klinis :
• Ringan (3-3.5) asimptomatik
• Kesemutan, diare, intestinal
• Sedang (2-3) :
cramping
• EKG: prolonged PR, ST
• Paresia/plegia + dispnoe depresi, flat T, U wave, (wide
(>6mmol/L) QRS, peak P)
• Bradikardi, aritmia
• Gangguan konduksi jantung
• Keram otot
• VF, asistol • Fatigue & weakness
• EKG: prolonged PR, • Berat (<2)
peaked T, wide QRS, P • Paralisis asending + dispnoe
hilang • Atrofi otot
• Mual muntah
• Ileus paralitik
Kalium
Hiperkalemia Hipokalemia
• Tatalaksana : • Tatalaksana

Cari penyebab dari hiperkalemia! Cari penyebab dari hipokalemia !

1. Stop sumber Kalium, EKG 1. Oral lebih dipilih dibanding parenteral


1. Diet tinggi kalium
2. Hipotensi/marked QRS widening: 2. Tablet kalium: maks 40-80mEq/hari pada
1. IV CO3 + Ca (toksisitas digoksin: ganti fungsi ginjal normal (KCl, KPO4, KHCO3)
MgSO4), + insulin dengan D50W
2. Monitor kadar glukosa dan kalium per 2. Tiap 40-60mEq KCL meningkatkan 1-
2 jam 1.5mEq/L serum K.

3. Dialisis 3. IV: KCl dilarutkan dalam NaCl: safe rate


<20mEq/jam, maks 40mEq/L (iritasi
vascular)
4. Hypokalemic drugs (kontroversi) 1. Vena sentral: 20mEq dalam 100mL NaCl
0.9% (40-100mEq/jam pada
5. Sodium Polystyrene Sulfonate / dispnoe/aritimia)
Patiromer Sorbitex Caldium 2. Vena perifer: maks 60mEq dalam 1000mL
NaCl 0.9%
Klorida
• Anion utama ECF
• Keseimbangan klorida dipertahankan melalui asupan makanan
dan ekskresi serta reabsorbsi renal.
• Nilai normal klorida serum adalah 97-106 mEq/L.
• Jumlah yang diekskresikan berhubungan dengan asupan
makanan.
• Asorbsi di usus halus dan disekresikan di dalam keringat,
cairan lambung dan empedu.
• Fungsi:keseimbangan asam basa & buffer dalam pertukaran
oksigen dan karbondioksida dalam sel darah merah
Klorida
Hiperkloremia Hipokloremia
• Serum konsentrasi klorida <97 mEq/L
• Serum konsentrasi klorida • Etiologi :
>106 mEq/L • Suction / pembedahan lambung
• Muntah berat (↓HCl)
• Etiologi : • Diare
• ↑ aktivitas kelenjar paratiroid • ↓Na (hiponatremia)
• ↑ Produksi keringat • ↑ bicarbonate
• Metabolik Alkalosis
• ↑ Hormon mineralokortikoid
• Transfusi
• ↓GFR (renal tubular acidosis) • Diuretik
• Penggunaan diuretik • Luka bakar
• Hypernatremia • Demam
• Hiperaldosteronisme (pemberian
• Metabolik asidosis aldosterone, ACTH, kortikosteroid)
• Cystic Fibrosis
Klorida
Hiperkalemia Hipokalemia
• Gejala klinis : • Gejala klinis :
• Menyerupai metabolic • Hipereksitabilitas otot
asidosis, hypervolemia,
hypernatremia • Tetani
• Takipneu • Kram otot
• Kelemahan • Depresi pernafasan
• Letargi • Disritimia
• Kusmaul
• Kejang
• Hipertensi
• Penurunan CO
• Disaritmia
• Coma
Klorida
Hiperkloremia Hipokloremia
• Tatalaksana : • Tatalaksana
Cari penyebab dari hiperkloremia! Cari penyebab dari hipokloremia !
1. NaCl 0.45% / RL 1. D5 in NaCl 3% / 0.9% / 0.45% +
KCl 20mEq/L
2. NaHCO3 IV / Sodium Citrate

3. KCl (metabolic asidosis) 2. HCl (pH >7,55/CKD)

4. Diuretik (Loop) 3. Carbonic anhydrase inhibitor


(acetazolamide)
5. Fludrocortisone (aldosterone
deficiency) 4. NSAID (Bartter syndrome)

6. Calcitriol
Fosfat
• Anion buffer ECF & ICF

• Fosfat + Ca membantu mengembangkan dan memelihara


tulang dan gigi.

• Fungsi: kerja neuromuskuler normal, metabolisme


karbohidrat, dan pengaturan asam-basa.

• Nilai normal fosfat serum adalah 2,5-4 mg/dl.

• Konsentrasi fosfat serum diatur oleh ginjal, hormon


paratiroid, dan vitamin D teraktivasi.
Fosfor
Hiperfosfatemia Hipofosfatemia
• Serum konsentrasi fosfat <2.5
• Serum konsentrasi fosfat >4
mg/dL mg/dL

• Etiologi : • Etiologi :
• Tumor lysis syndrome • Alkalosis respiratorik akut
• Rhambdomyolysis
• ↑ Insulin
• Asidosis laktat
• Ketoasidosis • Asupan rendah / malabsorpsi
• Asupan tinggi • Antasid (Al/Mg)
• AKI/CKD • Diare kronik, steatorrhea
• ↑ reabsorpsi fosfor
• Hiperparatiroidisme
• Pseudohiperfosfatemia pada
hiperglobulinemia, • Def Vit D
hiperlipdemia, hemolysis, • Sindrom Fanconi
hiperbilirubinemia
• Alkohol
Fosfor
Hiperfosfatemia Hipofosfatemia
• Gejala klinis : • Gejala klinis :
• Hipokalsemia • Hiperkalsiuria
• Ensefalopati metabolik (paresteri,
• Kalsifikasi di jaringan lunak delirium, kejang, koma)
(paru, ginjal, sendi)
• Gangguan otot polos dan skeletal
(gagal nafas, kardiomiopati)
• Bradikardia
• Gg fungsi eritrosit : Hemolisis
(PO4- <0.4mg/dL), hipoksia
• Gg fungsi trombosit (gg
pembekuan)
• Gg fungsi WBC (infeksi)
• Rickets, osteomalacia
Fosfor
Hiperfosfatemia Hipofosfatemia
• Tatalaksana : • Tatalaksana

Cari penyebab dari hiperfosfatemia! Cari penyebab dari hipofosfatemia !

1. Pengikat PO4-: 1. Cek densitas tulang


1. Al(OH)3
2. Suplementasi fosfor
2. Ca(OH)2
3. Sucroferric 3. Suplementasi Vit D
oxyhydroxide/sevelamer/ferric
citrate/dll 4. Obat Kalsimimetik
(hiperparatiroidisme)
2. Dialisis (AKI/CKD)

3. Diuretik
Kalsium
Hiperkalsemia Hipokalsemia
• Serum konsentrasi kalsium • Serum konsentrasi kalsium
>12 mg/dL <8,5 mg/dl

• Etiologi : • Etiologi :
• Hiperparatiroid • Absorpsi intestinal yang
• Metastasis tulang (terjadi tidak adekuat
resorpsi kalsium dari • Deposit dari kalsium yang
payudara, prostat, kanker terionisasi ke dalam tulang
servikal, dan keganasan atau jaringan lunak
hematologi) • Administrasi darah
• Sarkoidosis • Penurunan kadar PTH dan
• Kelebihan vitamin D vit. D
Kalsium
Hiperkalsemia Hipokalsemia
• Gejala klinis : • Gejala klinis :
• Fatigue • Confusion
• Weakness • Parestesi disekitar mulut dan
• Letargi jari-jari
• Anoreksia • Carpopedal spasm (spasme
pada tangan dan kaki)
• Mual
• Hiperrefleks
• Konstipasi
• Chovtek sign +
• Batu ginjal
• Trousseau sign +
• EKG : shortened QT segment,
depressed widened T waves • Convulsion & Tetani
• Bradikardia • EKG : Prolonged QT interval
• Heart block dengan variasi • Intestinal cramps &
derajat hiperaktive bising usus
Kalsium
Hiperkalsemia Hipokalsemia
• Tatalaksana : • Tatalaksana
Cari penyebab dari hiperkalsemia!
Cari penyebab dari hipokalsemia !
1. Oral Phosphate
1. IV 10% Calcium gluconate
2. IV Normal Saline

3. Biphosphonates 2. Oral calcium


4. Calcitonin 3. Menurunkan intake phosphate
5. Kortikosteroid

6. Mithramycin (utk keganasan)


Magnesium
Hipermagnesium Hipomagnesium
• Serum konsentrasi Mg2+ >2,5 mEq/L • Serum konsentrasi Mg2+ <1,5
mEq/L
• Gejala klinis : mual, muntah, muscle
weakness, hipotensi, bradikardia, • Gejala klinis : depresi,
depresi napas. confusion, iritabilitas,
hiperrefleks, muscle weakness,
ataksia, nistagmus, tetani,
• Etiologi : konvulsi, tachyarrhytmias
• Biasanya disebabkan oleh gagal ginjal
• Antasid yang mengandung Mg2+ • Etiologi : malnutrisi, sindrom
malabsorpsi, alkoholik, disfungsi
renal tubular, metabolic asidosis,
• Tatalaksana : menghindari diuretic loop & thiazide, DM.
substansces yang magnesium &
dialisis. • Tatalaksana : IV/ IM Mg Sulfate
Condition pH Resp CO2 Bicarb Compensating?

Resp acidosis Low Hypoventilating High High Yes

Resp acidosis Low Hypoventilating High Low No

Resp alkalosis High Hyperventilating Low Low Yes

Resp alkalosis High Hyperventilating Low High No

Metab acidosis Low Normal Low Low Yes

Metab acidosis Low Normal High Low No

Metab Alkalosis High Normal High high Yes

Metab Alkalosis High Normal Low High No

Anda mungkin juga menyukai