Anda di halaman 1dari 40

DISLIPIDEMIA

dr. Edy Cahyady Sp.PD

BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ABULYATAMA
Definisi Dislipidemia
Kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan pe↑ maupun pe↓
fraksi lipid dalam plasma.

Kelainan fraksi lipid yang utama adalah kenaikan kadar kolestrol


total, kolestrol LDL, trigliserida serta penurunan kadar kolestrol
HDL
Epidemiologi
 American Heart Association 2014 prevalensi dari BB berlebih
154,7 juta orang. Populasi kadar kolesterol ≥ 240mg/dl
sekitar 31,9 juta
 RISKESDAS tahun 2013 menunjukkan ada 35.9 % yang
berusia ≥ 15 tahun dengan kadar kolesterol abnormal
(berdasarkan NCEP ATP III, dengan kadar kolesterol ≥
200mg/dl)
LIPID dan LIPOPROTEIN ??

3 jenis lipid dalam darah:


Kolesterol, trigliserid dan fosfolipid.

Lipoprotein → zat pelarut


Terdiri atas: kolesterol (bebas atau ester), trigliserid, fosfolipid
dan apoprotein.
Setiap Lipoprotein berbeda dalam ukuran, densitas, komposisi
lemak,dan komposisi apoprotein.
Metabolisme Lipoprotein
Jalur Metabolisme Eksogen
Makanan terdiri dari trigliserid dan kolesterol. Kolesterol juga berasal
dari hati yang disekresi bersama empedu ke usus halus.

Lemak yang berasal dari makanan dan hati → lemak eksogen.

Usus halus→ lemak bebas diubah menjadi Trigliserid (TG). Kolesterol


terjadi esterfikasi → kolesterol ester.

Bersama fosfolipid dan apolipoprotein membentuk lipoprotein →


kilomikron.

Trigliserid dalam kilomikron akan terhidrolisis oleh enzim lipoprotein


lipase →asam lemak bebas (Free Fatty Acid (FFA)
Jalur Metabolisme Endogen
TG dan kolesterol yang disintesis di hati dan disekresikan
kedalam sirkulasi sebagai lipoprotein VLDL.

TG pada VLDL Terhidrolisis →IDL→ LDL

LDL paling banyak mengandung kolesterol, sebagian dibawa


ke hati dan jaringan steroidogenik, sebagian lagi mengalami
oksidasi dan ditangkap reseptor Scavenger A (SR-A) di
makrofag → Foam cell.

Makin banyak LDL → >> teroksidasi


Jalur Reverse Cholesterol Transport
HDL → partikel kecil miskin kolesterol yang mengandung
apolipoprotein A,C,E→ HDL Nascent
 Asal→ usus halus & hati, bentuk gepeng & mengandung
apolipoprotein A1.
 HDL Nascent mengambil kolesterol yang ada di makrofag, dibawa ke
permukaan membran sel makrofag oleh Adenosine triphosphate-
binding cassete transporter-1 (ABC-1)
Kolesterol → kolesterol ester oleh enzim Lecythin choleterol
acyltransferase (LCAT).
2 jalur kolesterol:
1. Dibawa ke hati & ditangkap oleh scavenger receptor class B type 1
(SR-1)
2. Kolesterol ester ditukar denganTG dari VLDL&IDL dengan bantuan
Cholesterol Ester Tranfer Protein (CETP)
Klasifikasi
Faktor Risiko
 Faktor risiko (selain kolesterol LDL) yang menentukan
sasaran kolesterol LDL yang ingin dicapai
 Umur pria ≥ 45 tahun dan wanita ≥ 55 tahun
 Riwayat keluarga PAK dini yaitu ayah usia <55 tahun dan ibu <65
tahun
 Kebiasaan merokok
 Hipertensi (≥140/90 mmHg atau sedang mendapat obat
antihipertensi)kolesterol LDL rendah (<40mg/dl)
Gejala Klinis
Kebanyakan pasien asimtomatik
Diagnosis
Pada anamnesis biasanya didapatkan faktor risiko seperti
- kegemukan
- Diabetes mellitus
- Konsumsi tinggi lemak
- Merokok dan faktor risiko lainya.
Pada pemeriksaan fisik sukar ditemukan
Pemeriksaan laboratorium : pemeriksaan kadar kolesterol total,
kolesterol LDL, kolesterol HDL, dan trigliserid
Tiga Katagori Risiko yang Menentukan Sasaran
Kolesterol LDL yang ingin Dicapai

Katagori Risiko Sasaran Kolesterol LDL


(mg/dl)
 Risiko tinggi <100
 Mempunyai riwayat PAK dan

 Mereka yang disamakan dengan PAK


 Diabetes mellitus
 Bentuk lain penyakit aterosklerotik yaitu stroke, penyakit arteri
perifer, aneurisma aorta abdominalis
 Faktor risiko multiple (> 2 risiko) yang diperkirakan dalam kurun
waktu 10 tahun mempunyai risiko PAK > 20%

 Risiko multiple (≥ 2 faktor risiko) <130


 Risiko rendah (0-1 faktor risiko) <160
Tatalaksana Resiko Rendah
Tatalaksana Resiko Sedang
Tatalaksana Resiko Tinggi
Penatalaksanaan Secara Umum
Pilar utama pengelolaan dislipidemia adalah
 Modifikasi diet
 Latihan jasmani serta
 Pengelolaan berat badan
Tatalaksana Farmakologis
 Pada saat ini dikenal sedikitnya 6 jenis obat yang dapat memperbaiki
profil lipid serum yaitu
1. Bile acid sequestran (Cholestiramin, Colestipol, Colesevelam)
Tidak diserap di usus, mengikat asam empedu di usus halus dan
dikeluarkan melalui tinja. Asam empedu yang kembali ke hati akan
menurun dan memacu hati memecahkan kolesterol lebih banyak
untuk untuk menghasilkan asam empedu yang dikeluarkan ke usus.
Kolesterol ↓.

Cholestiramin : 8-16g/hari
Colestipol 10-20g/hari
Colesevelam : 6,5g/hari
HMG-CoA reductase inhibitor (statin)
 (Lofastatin, Simvastatin, Prafasvastatin, atorvastatin, Rosuvastatin,
lufastatin)
→ Mencegah kerja enzim HMG-CoA reductase, enzim hati yang
berperan pada sintesis kolesterol.
 Sintesis kolesterol me↓ → Me↓ sintesis Apo B100, me↑ reseptor
LDL di permukaan hati. Kolesterol LDL akan ditarik ke hati →
me↓ kadar LDL danVLDL.
 Efek samping: Miositis → me↑ kadar creatin phospokinase.
Rhabdomiolisis, gangguan fungsi hati.
Derivat asam fibrat
 Gemfibrozil, bezafibrat, ciprofibrat, fenofibrat.
 Me↓ TG plasma dan me↓ sintesis di hati. Bekerja mengaktifkan enzim
Lipoprotein Lipase → memecahkanTG. Selain me↓ TG, me↑ kadar
kolesterol HDL yang diduga melalui pe↑ apoprotein A-I, A-II.

Asam nikotinik
 Menghambat enzim hormone sensitive lipase di jaringan adiposa,
mengurangi jumlah asam lemak bebas. Asam lemak bebas dalam darah
ditangkap oleh hati & menjadi sumber pembentukanVLD. Menurunnya
sintesisVLDL dihati → pe↓TG, LDL di plasma.

Me↑ kadar HDL, me↓ TG dan me↓ LDL → board spectrum lipid lowering agent

Efek samping :
Flushing:rasa panas di wajah dan badan
 Ezetimibe
Golongan terbaru, sebagai penghambat selektif penyerapan
kolesterol baik yg berasal dari makanan maupun dari asam
empedu di usus halus. Biasanya dikombinasikan dengan obat
penurun lipid lainnya seperti HMG-COA reductase
 Asam lemak omega 3.
minyak ikan kaya akan Asam eicosapentyaenoic (EPA) dan
asam docasahexaenoic (DHA). Menurunkan sintesisVLDL,
maka menurunkan kolesterol juga.
TERIMA KASIH
HYPERGLYCEMIA HYPEROSMOLAR
STATE
(HHS)

EDY CAHYADY
Bagian/SMF ILMU PENYAKIT DALAM
FK UNAYA
BANDA ACEH
Pendahuluan
 Hyperglycemia hyperosmolar state = Hiperosmolar
Hiperglikemik non Ketotik
 Merupakan Komplikasi akut/emergensi DM.
 HHS ditandai dengan :
- Hiperglikemia
- Hiperosmolar (dengan/tanpa ketosis)
 Gejala klinis utama : Dehidrasi berat, hiperglikemia berat dan
sering disertai gangguan neurologis.
Perbandingan KAD dengan HHS
Variabel Ketoasidosis Diabetes HHS

Ringan Sedang Berat


Kadar Glukosa >250 >250 >250 >600
(mg/dL)

Kadar PH arteri 7,25 - 7,3 7,00 - 7,24 <7,00 >7,30

Kadar Bikarbonat 15-18 10-<15 <10 >15


serum (mEq/L)

Keton urin atau Positif Positif Positif Sedikit/ negatif


serum
Osmolaritas Serum Bervariasi Bervariasi Bervariasi >320
(MoSm/Kg)
Anion Gap >10 >12 >12 Bervariasi

Kesadaran Sadar Sadar, drowsy Stupor, koma Stupor, koma


Epidemiologi
 Amerika → insiden 17,5/100.000 jiwa.
 Lebih tinggi dibanding KAD.
 ♀>♂ , Usia lanjut >, dengan rata – rata dekade
ketujuh.
 Angka mortalitas sekitar 10-20%.

Faktor Pencetus
→ orang tua dengan DM yang mempunyai penyakit penyerta
yang mengakibatkan me↓ asupan makanan.
Dibagi 6 kategori
Faktor Pencetus
Penyakit Penyerta Pengobatan
• Infark Miokard Akut • Antagonis Kalsium
• Tumor yang menghasilkan hormon • Obat Kemoterapi
Adrenokortikotropin • CPZ
• Kejadian Serebrovaskular •Glukokortikoid
• Sindrom Cushing •Loop diuretics
• Hipertermia •Fenitoin
• Hipotermia •Propanolol
• Trombosis Mesenterika •DiuretikTiazid
• Pankreatitis •Nutrisi ParenteralTotal
• Emboli Paru Non Compliance
• Gagagl Ginjal Penyalahgunaan Obat
• Luka Bakar Berat Alkohol
• Tirotoksikosis Kokain
DM Tidak terdiagnosis

Infeksi
• Selulitis
• Infeksi Gigi
• Pneumonia
• Sepsis
• ISK
Patofisiologi
Diuresis Ginjal gagal Memperberat
Glukosuria Mengkonsentrasikan kehilangan air
air

Pe↑sekresi
Hiperosmolar ADH

Diuresis Volume sirkulasi Hipovolemia


Osmotik ↓

Hipotensi
Hiperglikemia
Pe↑ Konsentrasi
protein plasma
Pe↓ perfusi
jaringan
Patofisiologi
 Insulin → tidak cukup untuk me↓ KGD, terutama terjadi resistensi
insulin.
 Ketosis (-) → Konsentrasi asam lemak bebas ↓, namun tidak dapat
mencegah hiperglikemia & resistensi hati terhadap glukagon.
 Pe↓ pemakaian glukosa oleh jaringan perifer (sel
otot & lemak)
 Ketidakmampuan menyimpan glukosa sebagai
glikogen pada otot dan hati,
 Stimulasi glukagon pada sel hati untuk
glukoneogenesis → Pe↑ KGD
Gejala Klinis
 Rasa lemah, gangguan penglihatan, atau kaki kejang. Dapat juga
disertai keluhan mual dan muntah, kadang disertai letargi,
disorientasi, hemiparesis, kejang dan koma.
 Pemeriksaan fisik :
- Tanda – tanda dehidrasi berat
- Peningkatan suhu tubuh
- Perubahan status mental (sampai koma)
Gejala dan tanda sebagia pegangan :
 >> usia lanjut > 60thn, semakin muda semakin berkurang.
 Hampir separuh pasien tidak mempunyai riwayat DM atau DM tanpa
Insulin.
 Mempunyai penyakit dasar lain, 85% mengidap penyakit ginjal atau
kardiovaskular.
 Sering disebabkan oleh obat2an
 faktor pencetus misalnya : infeksi, penyakit kardiovaskular, aritmia,
pendarahan, gangguan keseimbangan cairan, pankreatitis.
Laboratorium
 Gula darah serum Sangat tinggi (>600mg/dL)
 Osmolaritas serum Sangat tinggi (>320mOsm/L)
 PH > 7,30
 Ketonemia ringan atau tidak.
 Separuh pasien menunjukkan Asidosis metabolik dengan anion gap
ringan (10-12), jika >12 → asidosis laktat.
 Kalium serum (Meningkat atau normal)
 Kreatinin, BUN & hematokrit meningkat.
Kehilangan Elektrolit Pada HHS

Elektrolit Hilang
Natrium 7-13 mEq/kgbb
Klorida 3-7 mEq/kgbb
Kalium 5-15 mEq/kgbb
Fosfat 70-140 mEq/kgbb
Kalsium 50-100 mEq/kgbb
Magnesium 50-100 mEq/kgbb
Air 100-200 cc/kg

Osmolaritas serum :

2x Natrium + Glukosa darah (mg/dL) /18

Nilai Normal : 275-300mOsm/kg


Penatalaksanaan
 Hipotonis
 Pemantauan gula darah yang lebih ketat
 Pemberian insulin harus lebih cermat
 Monitoring lebih ketat terhadap kondisi pasien dan responnya.

5 Pendekatan:
1. Rehidrasi Intravena
2. Penggantian elektrolit
3. Pemberian insulin Intra Vena
4. Diagnosis dan manajemen faktor pencetus dan penyakit penyerta
5. Pencegahan
Cairan
 Terpenting → Penggantian cairan yang agresif (biasanya defisit
cairan 100-200cc/kgbb, atau rata2 9L)
 Awal diberikan 1L normal saline/ jam.
 Syok hipovolemik → Plasma expanders.
 Syok kardiogenik → Monitor hemodinamik.
 Konsentrasi glukosa darah akan turun, bahkan sebelum insulin
diberikan (tahapan Rehidrasi→ baik).
 Jika KGD tidak turun sebesar 75-100mg/jam → cairan yang
kurang atau gangguan ginjal
ELEKTROLIT
 Kadar kalium tetap dalam batas normal.
 Hipokalemia (<3,5mmol/L) dan Hiperkalemia(>6
mmol/L) merupakan kondisi yang mengancam nyawa.
 Saat pemberian insulin, kadar kalium akan menurun
Potassium level in first 24 hr Potassium replacement in infusion solution
(mmol/L)
Over 5.5 Nil
3.5 - 5.5 40 mmol/L
Below 3.5 Senior review as additional potassium required
Insulin
 Pemberian cairan yang adekuat terlebih dahulu.
 Bolus awal (0,15U/kgbb) IV
 Drip 0,1U/kgBB/jam sampai KGD turun mencapai 250-
300mg/dL
 Jika tidak KGD tidak turun 50-70mg/dL/jam, dosis insulin
dinaikkan.
 Jika KGD mencapai <250mg/dL, diberikan cairan dekstrose.
Identifikasi dan mengatasi faktor penyebab
 Antibiotik tetap diberikan sambil menunggu hasil kultur pada pasien
 Peningkatan konsentrasi CRP dan IL-6 merupakan indikator awal sepsis
pada HHS.

Komplikasi terapi
 Oklusi vaskular, infark miokard, DIC dan rhabdomiolisis
 Overhidrasi → ARDS & Edema Cerebri
 Edema cerebri → infus manitol 1-2g/kgbb selama 30 menit dan
pemberian dexametason IV.
Pencegahan
 Penyuluhan dan pemantauan KGD
 Compliance terhadap pengobatan
 Akses terhadap persediaan air
 Petugas kesehatan diberikan edukasi mengenai tanda dan gejala
HHS dan pentingnya asupan cairan.
 Konsultasi terhadap Tim Diabetes
Prognosis
 Biasanya buruk, namun kematian biasanya oleh penyakit yang
mendasari atau penyerta.
 Angka Kematian 30-50%
 Dinegara maju → infeksi, usia lanjut dan osmolaritas darah yang
tinggi. Angka kematian ±12%
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai