Anda di halaman 1dari 28

Anatomi Telinga, Hidung,

Tenggorokan
DISUSUN OLEH :
Nabilah Safira - 206505031

PEMBIMBING:
dr. Bambang Suprayogi Resi Utomo, Sp.THT-KL,MSi-med

KEPANITERAAN ILMU PENYAKIT THT


PERIODE 01 FEBRUARI - 13 FEBRUARI 2021
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA
Anatomi
telinga
Anatomi telinga
Telinga Luar
1. Daun Telinga

Terdiri :
1. Bagian Tulang rawan
- 1/3 bag. Lateral (+ 8 mm)
- lanjutan kartilago aurikula
- terdapat rambut, kel sebacea, kel. Sudorifera
2. Liang Telinga Luar (kel. Seruminosa)
2. Bagian Tulang
- Canalis Auditoris Eksternus - 2/3 bag. Medial (+ 16 mm).
(CAE) - kulit melekat erat di tulang.
- tidak ada rambut/ kelenjar.
- Meatus Akustikus Eksternus
3. Penyempitan (isthmus)
(MAE) - pada “junctura cartilago-ossea”
Anatomi telinga
Telinga Tengah

• Batas luar: Membran timpani

• Batas depan: Tuba eustachius

• Batas Bawah: Vena jugularis (bulbus jugularis)

• Batas belakang: Aditus ad antrum, kanalis fasialis pars


vertikalis.

• Batas atas: Tegmen timpani (meningen / otak )

• Batas dalam: Berturut-turut dari atas ke bawah kanalis


semi sirkularis horizontal, kanalis fasialis,tingkap lonjong
(oval window),tingkap bundar (round window) dan
promontorium.
Membran Timpani
Terdiri :
1. Pars flasida/ shrapnell’s
membrane: mukosa, kutan
2. Pars tensa/ Membrane
propria: mukosa, lapisan
fibrosa, kutan

Tuba Eustachius

1. Pars osseus (tulang)


a. 1/3 bagian lateral
b. Selalu terbuka
2. Pars Kartilaginosa
a. 2/3 bagian medial
b. Selalu tertutup, terbuka
bila ada kontaksi m. tensor
veli palatini dan m. tensor
timpani (bicara,
menelan, menguap).
Telinga Dalam

Labirin

Labirin tulang Labirin membran

Duktus
Vestibuli Kanalis semisirkularis Koklea
koklearis/skala media

kanalis sem.
Utrikulus dan sakulus
Horisontal/ lateralis

kanalis sem.
Duktus semisirkularis
Superior/ anterior

kanalis sem. Inferior/ Duktus dan sakus


posterior endolimfatik
Duktus Koklearis
Fungsi pendengaran : n. Koklearis
Potongan melintang:
a membran Reissner.
b membran tektorial.
c membran basilaris.
Kanalis semisirkularis

● Berjumlah tiga (anterior, posterior, dan horisontal/lateral).


● Tiap kanalis semisirkularis terdapat pelebaran berhubungan dengan
utrikulus disebut ampula.
● Pada ampula ini dinding menebal dan terdapat peninggian transversal
yang disebut krista ampularis merupakan daerah sensorik dan terdiri
dari sel-sel reseptor yang bersilia, sel penyokong dan membran
basilaris.
● Tiap sel reseptor (sel rambut) mempunyai dua jenis silia : kinosilia
(panjang, tebal dan tunggal) dan stereosilia (pendek, tipis, jumlah 50
– 110).
Arteri pada auricula dan inervasi sensorik
auricula
Peredaran darah dan inervasi telinga dalam
ANATOMI HIDUNG

▪ HIDUNG LUAR (Nasal eksternus):


▪ HIDUNG DALAM (Nasal internus):
▪ SINUS PARANASALIS
▪ HIDUNG LUAR (Nasal eksternus):
▪ dorsum nasi
▪ apeks nasi
▪ radiks nasi
▪ ala nasi
Hidung luar dibentuk oleh tulang dan tulang rawan yang dilapisi oleh

kulit, jaringan ikat dan beberapa otot yang berfungsi untuk melebarkan atau

menyempitkan lubang hidung.

• Kerangka tulang terdiri dari :

1. Sepasang os nasalis ( tulang hidung )

2. Prosesus frontalis os maksila

3. Prosesus nasalis os frontalis

• Sedangkan kerangka tulang rawan terdiri dari beberapa pasang tulang

rawan yang terletak dibagian bawah hidung, yaitu :

1. Sepasang kartilago nasalis lateralis superior

2. Sepasang kartilago nasalis lateralis inferior (kartilago alar mayor )

3. Beberapa pasang kartilago alar minor

4. Tepi anterior kartilago septum nasi


HIDUNG DALAM

Os nasale

Konka media

Konka inferior
▪ HIDUNG DALAM (Nares internus):
▪ cavum nasi (rongga hidung)
Septum nasi
▪ septum nasi

• Rongga hidung dilapisi oleh selaput lendir 🡪 epitel kolumnar


Cavum nasi bersilia
• Ujung anterior konka dan septum dilapisi oleh epitel berlapis
gepeng tanpa silia
• Sel – sel meatus media dan inferior memiliki silia yang
panjang yang tersusun rapi
SINUS Sinus Ethmoidalis Anterior
Berupa sel-sel yang terisi udara

PARANASALIS
Bermuara ke meatus nasi media
Sinus Ethmoidalis Posterior
Bermuara ke meatus nasi superior
• Disekitar rongga hidung terdapat rongga2 =>
sinus paranasalis Sinus Sphenoidalis
• Tdd : – Muara : Recessus spheno-ethmoidale
– Berbatasan dengan :
– Sinus frontalis • Cranial :Fossa hypophise dan chiasma optica
– Sinus maksilaris • Lateral : Sinus cavernosus di fossa cranii anterior
– Sinus sfenoidalis • Caudal : Cavum nasi
– Sinus ethmoidalis
• Sinus2 ini juga dilapisi selaput lendir seperti hidung,
sehingga bila terjadi peradangan maka cairan lendir tdk bisa
keluar akibatnya sinusitis

Sinus Maksilaris
• Terbesar, bentuk piramid, tdp.pd. Corpus maxilla
• Apex ke depan sampai os zygomaticus
• Atap dari sinus dibentuk oleh dasar cavum orbita
• Bermuara ke meatus nasi media : Hyatus Semilunaris
• Letak muara lebih cranial dari dasar sinus

Sinus Frontalis
• Pada umumnya tidak simetris
• Bermuara ke meatus nasi media
ARTERI RONGGA
HIDUNG ● Hidung eksternal :

Arteri fasialis, yang berasal


dari arteri karotis eksternal,
dan dari arteri oftalamik,
berasal dari arteri karotis
internal

● Hidung internal:

Arteri sphenopalatine,
berasal dari arteri maksilaris
interna dan arteri etmoid
anterior dan posterior, yang
berasal dari arteri oftalamika
INERVASI NASAL
● Saraf sensoris untuk hidung
terutama berasal dari cabang
oftalmikus dan cabang maksilaris
nervus trigeminus

● Rongga hidung lainnya, sebagian


besar mendapat persarafan sensoris
dari nervus maksila melalui
ganglion sfenopalatinum.
Ganglion sfenopalatina, selain
memberi persarafan sensoris, juga
memberikan persarafan vasomotor
atau otonom untuk mukosa hidung.
ANATOMI TENGGOROKAN

Tenggorokan

Faring Laring
TONSIL

1. Adenoid
2. Tonsila palatina
3. Tonsila lingualis
4. Tonsila perituba
FAR I N G
Nasofaring (Epifaring) Orofaring (Mesofaring)

Batas :
Batas :
Depan : Koana
Depan : Kavum Oris
Atas : Basis kranii
Atas : Palatum Mole
Belakang: Vertebra servikal
Belakang : Vertebra servikal 2,3
Lateral: dinding med. leher
Lateral : Dinding med. leher
Bawah: palatum mole
Bawah : EPiglotis

Bangunan :
Bangunan ditemukan:
1. Ostium tuba
1. Tonsila palatina
2. Adenoid
2. Fosa supra tonsil
3. Fossa Rosenmulleri
3. Tonsila lingualis
4. Isthmus nasofaring

5. Torus tubarius
LARINGOFARING (HIPOFARING)
Batas :

Depan : Epiglotis

Atas : Orofaring

(Tepi atas epiglotis)

Belakang : Vertebra servikal 3,4,5,6

Lateral : Dinding med. leher

Bawah :

Bag. Depan : Kriko

Bag. Blk. : Porta esofagus

Bangunan ditemukan:

1. Laring (Depan)

2. Fosa (sinus) piriformis

3. Valekula
OTOT-OTOT FARING
1. Ekternal : Konstriktor faring
- Superior
- Media
- Inferior
2. Internal
- Stilofaring
- Palatofaring
- Salfingofaring
- Palatoglosus
- Levator vili palatini
Suplay arteri, drainase vena dan inervasi faring
Laring
● Laring adalah saluran pendek yang
menghubungkan laringofaring dengan trakea

● Laring berada di garis tengah dari leher, di


anterior dari esofagus sejajar badan C3-C6
vertebra

● Dinding laring terdiri dari 9 kartilago

● Dinding laring:

○ Tiroid, Krikoid, Epiglotik, Arytenoid,


Corniculate, Cuneiform, Tritisea
Otot-otot Laring
● Otot ekstrinsik

○ Berfungsi menggerakkan laring secara


keseluruhan

○ Dibagi menjadi dua, yaitu suprahyoid yang


berfungsi untuk elevasi laring juga hyoid
dan infrahyoid yang berfungsi sebagai
depressor dari laring dan hyoid.

○ Otot suprahyoid terdiri dari: Mylohyoid,


Geniohyoid, Stylohyoid, dan Digastric.

○ Otot infrahyoid terdiri dari: Sternohyoid,


Omohyoid, Sternothyroid, dan Thyrohyoid.
Otot Intrisik Laring
• Abduktor : M Kriko-arytenoid posterior
• Adduktor :
• M Interaritenoid
• M Krikoaritenoid Lateral
• M Krikotiroid
• Tensor :
• M Krikotiroid
• M tiroaritenoid
• Vocalis
Sistem Perdarahan dan
inervasi laring
• Perdarahan Laring terdiri dari 2 cabang
– A Laringis Superior, cabang dari A Tiroid
Superior
– A Laringis Inferior, cabang dari A Tiroid
Inferior

• Laring dipersarafi oleh cabang N Vagus

– N Laringis superior : M Krikotiroid,


memberikan sensasi pada mukosa laring
dibawah pita suara

– N Laringis inferior lanjutan dari N laringeus


rekuren, kemudian bercabang menjadi ramus
Kardia Inferior
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai