Anda di halaman 1dari 17

Lina Utarini - 1410211078

Hidung berbentuk piramid. Lubang


luar hidung (nares), dibatasi oleh ala
nasi (lateral) dan septum nasi
(medial).

Tersusun atas

1. Kerangka tulang :
Os Nasalis
Proc.Frontalis Os Maxila
Proc.Nasalis OS Frontal NASUS
2.Tulang Rawan :
Cartilago Septum Nasi
Cartilago Nasi Lateralis
(Sepasang)
Cartilago Alares Minor &
Major
Berbentuk terowongan dari depan ke
belakang,dipisahkan oleh septum nasi dan
terletak di nares.
Terdapat 2 lubang masuk cavum nasi, yaitu
nares anterior
nares posterior/koana
(menghubungkan cavum nasi dengan
nasofaring).

Tiap cavum memiliki 4 dinding, yaitu

1. Dinding medial (septum nasi)


Dibentuk oleh tulang dan tulang rawan.
Tulang
Lamina Perpendikularis Os
Ethmoidale
Vormer
Tulang rawan
Kartilago septum
Lamina Kuadraangularis
Kolumela
2. Dinding lateral
Terdapat conchae (berupa tonjolan seperti
gulungan), diantaranya terdapat meatus.
Conchae :
Conchae nasalis superior
Conchae nasalis inferior
Conchae nasalis mediana

Meatus :
Meatus nasalis superior,
muara sinus ethmoidalis
superior
Meatus nasalis inferior,
muara duktus nasolakrimalis
Meatus nasalis medius,
muara sinus frontalis &
maxilaris
Hiatus semilunaris,
muara sinus frontalis &
ethmoidalis

3. Dinding inferior
Dibentuk oleh Os Maxila dan Os Palatum.

4. Dinding superior
Dibentuk oleh Os Spenoidalis dan Lamina Cribrosa
Os Frontalis.
SINUS PARANASALIS

1. Sinus maksilaris
Sinus terbesar, puncak sinus
maksilaris menjulang kearah os
zygomaticum bahkan seringkali
memasukinya, dengan volume
sekitar15 ml.

2. Sinus frontalis
Terletak antara tabula eksterna
dan tabula interna ossis frontalis,
dibelakang arcus superciliaris dan
akar hidung
Berkembang pada usia 8-10 tahun,
maksimal pada usia 20 tahun.
Sinus frontalis bersekat, tepi sinus
berlekuk, tidak simetris, kadang
tidak berkembang atau hanya 1
yang berkembang.
3. Sinus ethmoidalis
Berbentuk seperti piramid,
dasarnya di bagian
posterior berongga seperti
sarang tawon (4-17 sel),
letaknya diantara conchae
media dan dinding media
orbita.

4. Sinus sphenoidalis
Terletak di os sphenoid, dengan
volume sekitar 7,5 ml.
Bagian postero-inferior septum nasi diperdarahi
oleh arteri sfenopalatina yang merupakan cabang
dari arteri maksilaris (dari arteri karotis eksterna).
Septum bagian antero-inferior diperdarahi oleh
arteri palatina mayor (juga cabang dari arteri
maksilaris) yang masuk melalui kanalis insisivus.
Arteri labialis superior (cabang dari arteri fasialis)
memperdarahi septum bagian anterior
mengadakan anastomose membentuk pleksus
Kiesselbach yang terletak lebih superfisial pada
bagian anterior septum. Daerah ini disebut juga
Littles area yang merupakan sumber perdarahan
pada epistaksis.
Arteri karotis interna memperdarahi septum nasi bagian
superior melalui arteri etmoidalis anterior dan superior.
Bagian bawah rongga hidung mendapat perdarahan dari
cabang arteri maksilaris interna, diantaranya ialah ujung
arteri palatina mayor dan arteri sfenopalatina yang keluar
dari foramen sfenopalatina bersama nervus sfenopalatina
dan memasuki rongga hidung di belakang ujung posterior
konka media. Bagian depan hidung mendapat perdarahan
dari cabang-cabang arteri fasialis.
Vena sfenopalatina mengalirkan darah balik dari bagian
posterior septum ke pleksus pterigoideus dan dari bagian
anterior septum ke vena fasialis. Pada bagian superior vena
etmoidalis mengalirkan darah melalui vena oftalmika yang
berhubungan dengan sinus sagitalis superior.
Bagian antero-superior septum nasi mendapat
persarafan sensori dari nervus etmoidalis anterior yang
merupakan cabang dari nervus nasosiliaris yang
berasal dari nervus oftalmikus (n.V1).
Sebagian kecil septum nasi pada antero-inferior
mendapatkan persarafan sensori dari nervus alveolaris
cabang antero-superior.
Sebagian besar septum nasi lainnya mendapatkan
persarafan sensori dari cabang maksilaris nervus
trigeminus (n.V2).
Nervus nasopalatina mempersarafi septum bagian
tulang, memasuki rongga hidung melalui foramen
sfenopalatina berjalan berjalan ke septum bagian
superior, selanjutnya kebagian antero-inferior dan
mencapai palatum durum melalui kanalis insisivus.

Anda mungkin juga menyukai