lambung
Pratiwi Agustianti
1410211093
Definisi
Kerusakan integritas mukosa
lambung dan/atau duodenum yang
menyebabkan terjadinya inflamasi
lokal. Ukuran 5 mm kedalaman
sampai submukosa akibat
terputusnya kontinuitas/ integritas
mukosa lambung. Menyebabkan luka
terbuka dengan pinggir edem
disertai indurasi dengan dasar tukak
ditutupi debris.
Epidemiologi
Tersebar di seluruh dunia tergantung
dengan demografi dan sosek
Lebih banyak pada pria
Meningkat pada usia lanjut
Meningkat pada kelompok sosek
rendah
Semakin meningkat pemakaian
OAINS, angka kejadian meningkat.
Etiologi
Perusak endogen
HCl
Pepsinogen/pepsin
Garam empedu
Perusak eksogen
obat-obatan (NSID)
Alkohol
Bakteri (Helycobacter pylori)
Patofisiologi
Sel
parietal
Mengeluarkan as.
Lambung
Sel peptik
Mengeluarkan
pepsinogen
Bahan
iritan
Timbul
defek barier
mukosa
Terjadi difus
balik ion H+
Kerusakan mukosa
lambung
Gastritis
akut/kronik
Tukak gaster
Histamin
terangsang
mengeluarkan lbh
banyak as.
lambung
Gambaran klinis
Secara umum mengeluh dispepsia
Dispepsia akibat gangg. Mortilitas:
Perasaan kembung, rasa penuh ulu hati stlh makan, cepat
merasa kenyang di sertai sendawa
Akibat refluks: perasaan nyeri ulu hati dan rasa spt
terbakar
Akibat tukak
- Tukak peptik: nyeri ulu hati, rasa tdk nyaman/ discomfort
disertai muntah
- Tukak duodeni: sakit timbul waktu merasa lapar, sakit bisa
membangunkan pasien tangah malam, sakit hilang stlh
makan dan minum obat antasida, lokasi di sebelah kanan
garis tengah perut.
- Tukak gaster: timbul stlh makan, lokasi di sebelah kiri
garis tengah perut. rasa sakit awalnya di satu titik (point
sign) akhirnya berdifus ke punggung.
Anamesis
Sekitar 90% dari penderita mengeluh
nyeri pada epigastrium, seperti
terbakar disertai mual, muntah,
perut kembung, berat badan
menurun, hematemesis, melena dan
anemia disebabkan erosi yg
superficial atau erosi dalam pada
mukosa gastrointestinal.
Pemeriksaan fisis
Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan Radiologi.
Barium Meal Kontras Ganda dapat
digunakan untuk menegakkan
diagnosis tukak peptik. Gambaran
berupa crater/kawah, batas jelas
disertai lipatan mukosa teratur dari
pinggiran tukak. Apabila permukaan
pinggir tukak tidak teratur dan di
temukan filling defect
(cacat isi) dicurigai ganas.
2. Pemeriksaan Endoskopi
Berupa luka terbuka dengan pinggiran teratur,
mukosa licin dan normal disertai lipatan yang teratur
yang keluar dari pinggiran tukak.
Gambaran tukak akibat keganasan adalah:
Boorman-I/polipoid, B-II/ulcerative, B-III/infiltrative, BIV/linitis plastika (scirrhus). Dianjurkan untuk biopsi &
endoskopi ulang 8-12 minggu setelah terapi eradikasi.
Keunggulan endoskopi dibanding radiologi adalah :
dapat mendeteksi lesi kecil diameter < 0,5 cm, dapat
melihat lesi yang tertutupi darah dengan
penyemprotan air,dapat memastikan suatu tukak
ganas atau jinak, dapat menentukan adanya kuman
H.Pylori sebagai penyebab tukak.
Terapi medikamentosa
Antasida: basa lemah yang bereaksi
dengan asam hidroklorik,
membentuk garam dan air untuk
mengurangi keasaman lambung.
Enzim pepsin dapat bekerja pada pH
lebih tinggi dari 4, maka penggunaan
antasida juga dapat mengurangkan
aktivitas pepsin.
Dosis: 3x1 tablet, 4x30cc (3 kali sehari
dan sblm tdr 3 jam stlh makan)
Prostaglandin
Mengurangi sekresi asam lambung,
meningkatkan sekresi mukus, bikarbonat,
peningkatan aliran darah mukosa, pertahanan
dan perbaikan mukosa. Digunakan pada tukak
lambung akibat komsumsi NSAIDs.
Dosis: 4x200mg atau 2x400mg pagi dan
malam hari.
ESO: diare, mual, muntah,menimbulkan
retraksi otot uterus/pendarahan
Tindakan Operasi
Indikasi untuk melakukan tindakan
operasi apabila terapi medik gagal
atau terjadinya komplikasi seperti
perdarahan, perforasi, dan obstruksi.
Hal ini dapat dilakukan dengan
tindakan vagotomy yaitu dengan
melakukan pemotongan cabang
saraf vagus yang menuju lambung
menghilangkan fase sefalik sekresi
lambung.
Komplikasi
Perdarahan adalah komplikasi tersering pada tukak
peptik yaitu pada dinding posterior bulbus
duodenum, karena pada tempat ini dapat terjadi
erosi arteria pankreatikaduodenalis atau arteria
gastroduodenalis.
perforasi di lambung sehingga menyebabakan
terjadinya peritoniti. Diagnosis dipastikan melalui
adanya udara bebas dalam rongga peritoneal,
dinyatakan sebagai bulan sabit translusen antara
bayangan hati dan diafragma.
Tukak prepilorik dan duodeni bisa menimbulkan
gastric outlet obstruction melalui terbentuknya
fibrosis/oedem dan spasme.
Refrensi
IPD internaPublishing jilid II edisi VI,
hal 1783-1793