Anda di halaman 1dari 58

ANATOMI

SISTEM RESPIRASI
Siti Rafiah Husain

Deptartment of Anatomy
Faculty of Medicin
Explain the gross anatomy of the respiratory system.

Discuss the structure of the upper and lower respiratory tracts in ea


ch region.

Identify the pleural cavities, its membranes and the muscles of venti
lation.
Respiratory System: Overview

Figure 17-2 b: Anatomy Summary


SISTEM RESPIRASI
Cavum nasi
Pharynx
Larynx
Trachea
Cavitas thoracis
Pulmo
Bronchus
Innervasi & Vascularisasi
Respiration
• Ventilation: Movement of air into and out of lungs
• External respiration: Gas exchange between air in lung
s and blood
• Transport of oxygen and carbon dioxide in the blood
• Internal respiration: Gas exchange between the blood a
nd tissues
• Cellular Respiration: The use of O2 to produce ATP vi
a Glycolysis, TCA cycle, & ETS
Topics of Discussion

I. Thoracic Wall and muscles of Respiration


II. Nasal Cavity
DINDING THORAX
CAVUM NASI

Struktur dinding
Concha nasalis
Meatus Nasi
Sinus paranasalis
Vascularisasi dan innervasi
CAVUM NASI
• Apertura Nasalis Anterior
(=Nares Anterior)
• Apertura Nasalis Posterior
(= CHOANAE)
• Septum Nasi
Penampang sagital pada spesimen dinding lateral cavum nasi. 1. duktus lakrimalis, 2. concha naslis medius, A) tonjolan sel ag
ger nasi, B) Prosessus Uncinatus, C) Concha nasalis media, D) concha nasalis superior ,E) Concha nasalis suprema
DINDING LATERAL

Dinding lateral cavum nasi dapat dibagi atas tiga a


rea yaitu:
- di anterior, dinding lateral dibentuk oleh prosessus
frontalis os maksilla dan os lakrimalis;
- di bagian tengah dibentuk labirin ethmoidalis, os m
aksilla, dan concha nasalis inferior;
- di bagian posterior dibentuk oleh lamina perpendic
ularis ossis palatina dan lamina pterygoidus ossis s
phenoidalis.
DINDING LATERAL

• Dilapisi jaringan erectil


• Penonjolan

CHONCHA
NASALES
CHONCHA NASALES
• Choncha nasalis sup
erior
• Concha Nasalis medi
us
• Concha nasalis inferi
or

MEATUS NASI
Osteologi dari dinding lateral
cavum nasi dibentuk oleh 8
buah tulang-tulang yang be
rartikulasi sedemikian rupa
sehingga membentuk struk
tur tulang yang kokoh.

(A) Artikulasi os maksillaris dengan os lakrimalis.


(B) Artikulasi Os maksillaris dengan os palatina,
(C) Artikulasi os maksillaris dengan os sphenoidalis.
(D) Artikulasi os maksillaris dengan cocha nasalis inferior.
(E) Artikulasi Os maksillaris dengan labirin ethmoidalis
dan os nasalis.
Concha nasalis superior
• bagian dari os ethmoidalis dan ukurannya panjang 1,5 cm
• melekat pada lamina papyracea ossis ethmoidalis melalui sekat tulang y
ang tipis
• Meatus nasi superior berada diantara concha nasalis media dan superior
dan terdiri dari ostium dari sel-sel ethmoidalis posterior.
• Tepat dibelakang meatus nasi superior terdapat foremen sphenopalatina.
• Epitelial olfaktorius melapisi concha nasalis superior dan sebagian dari
septum nasi, membentuk regio olfaktorius dari cavum nasi
Concha nasalis media adalah
• bagian dari os ethmoidalis dengan ukuran panjang sekitar 4 cm.
• Ujung anterior dari concha media berinsersi pada prosessus ascenden o
s maksilla dan tepi postero-medial dari sel agger nasi.
• Perlekatan superiornya adalah pada potongan sagital paramedian dan
melekat pada tepi lateral bagian yang mengalami perforasi pada lamina
cribriformis sepanjang atap ethmoidalis pada orientasi yang lebih verti
kal sepanjang lamina papyracea os ethmoidalis.
• Bagian posterior insersi concha nasalis media ini berjalan horizontal m
embentuk atap dari meatus nasi media bagian posterior.
• Ujung posteriornya melekat pada crista ethmoidalis lamina perpendicu
lares os palatina.
Concha nasalis media dibentuk oleh bagian tulang c
oncha dari os ethmoidalis, mucoperiosteum, plex
us cavernosum submucosal dan membrana mucos
a respiratorius.
Meatus nasi media berada diantara perlekatan conch
a nasalis media dan inferior. Dinding lateral dari
meatus nasi media tempat sinus-sinus paranasalis
bermuara ke sini.
• Hiatus semilunaris ialah suatu ruan
g dua dimensi antara tepi posterior d
ari prosessus uncinatus dan dinding
anterior dari bulla ethmoidalis.
• Hiatus semilunaris biasanya tersemb
unyi oleh sebagian concha media.
• Ukuran panjang hiatus semilunaris s
ekitar 1,5-2 cm dan berjalan membe
ntuk ujung inferiornya pada arah ant
ero-superior.
• Hiatus semilunaris membentuk pintu
masuk menuju ruang dibagian lateral
yang disebut infudibulum ethmoidali
s
• Infudibulum ethmoidalis adalah rua
ng tiga dimensi yang dibatasi oleh pr
osessus uncinatus di medial, bulla eth
moidalis di posterior dan lamina papir
acea di lateral.
• Bulla ethmoidalis ialah suatu
penonjolan tulang yang berben
tuk bulla yang terletak pada di
nding lateral dari meatus nasi
media dibelakang prosessus un
cinatus.
• Bulla ethmoidalis merupakan s
el ethmoidalis anterior yang te
rbesar dan konstan dengan uku
ran panjang sekitar 20 mm.

Bulla ethmoidalis dan struktur sekitarnya pada penampang sagital hidung. (concha media diretraksi ke superior. TM : Concha
nasalis medius, BE: Bulla Ethmoidalis, PU: Prosessus Unscinatus, AF: Fontanella, SF: Sinus Frontalis
• Concha nasalis inferior sua
tu struktur anatomi yang ind
ipenden terdiri dari tulang c
oncha, mucoperiosteum, ple
ksus cavernosus submucosal
A) penampang medial
dan membrana mukosa respi
B) B) Penampang lateral. ratorius.
• Tulang tersebut berbentuk g
elondong dan melekat pada
crista concha processus med
ial os maksillaris dan os pala
tina.
• Berartikulasi dengan os lacri
malis pada processus lakrim
alisnya dan menutupi sulcus
lakrimalis untuk membentuk
canalis tulang bagi duktus la
krimalis
Penonjolan lain yang terdapat pada dinding lateral,
terbentuk oleh duktus nasolakrimal, dimana ia
berjalan dari kantung lakcrimal ke
orificium nasolakrimalis di meatus inferior.
Vaskularisi, Inervasi dan Drainase limfatik

Vaskularisasi cavum nasi berasal dari 3 sumber arteri utama yaitu arteri optalmikus yang berasal dari arteri car
otis interna, arteri maksillaris interna, dan arteri facialis dari arteri karotis eksternal.
Arteri Ethmoidalis posterior segera setelah masuk ke rongga or
bita, melintas di medial dan keluar dari orbita melalui forame
na ethmoidalis posterior yang berlokasi 3-7 mm anterior dari
nervus optikus.
Ia berjalan melalui sel-sel ethmoidalis posterior, memasuki foss
a cranial anterior dan melakukan panetrasi pada lamina cribr
osa untuk mencapai hidung.
Arteri ini memberi suplai darah pada concha nasalis superior da
n daerah yang berhubungan dengan septum nasi.
Arteri Ethmoidalis anterior yang ukurannya lebih besar, berada
di anterior dari arteri ethmoidalis posterior, keluar dari orbita
melalui foramen ethmoidalis anterior yang berlokasi sekitar
10 mm anterior dari foramen ethmoidalis posterior.
Ia berjalan melalui sel-sel ethmoidalis anterior, masuk ke fossa
cranial anterior, lalu masuk ke hidung melalui celah diantara
crista galli dan lamina cribriformis untuk suplai darah di ante
ro-superior septum dan dinding lateralis.
• Arteri Sphenopalatina masuk ke dalam cavum nasi m
elalui foramen sphenopalatina yang berlokasi di bata
s posterior dari concha nasalis media untuk suplai dar
ah pada dinding cavum nasi dan juga pada septum na
si.
• Arteri sphenopalatina memberikan vaskularisasi post
erior dinding lateral.
• Drainase vena dari hidung umumnya berasal dari ven
a ethmoidalis anterior dan posterior melalui vena opt
almikus dan vena sphenopalatinus ke vena pleksus pt
erigoideus. Karena vena-vena ini biasanya tidak me
mpunyai katup sehingga infeksi bisa menyebar pada
seluruh septum dan mengenai sinus cavernosus dan d
apat mengancam jiwa.
Innervasi.
Cavum nasi disuplai oleh jaringan yang sangat kompleks dari syaraf ya
ng mempunyai beberapa fungsi seperti innervasi sensoris innervasi oto
nom dan olfaktorius
• Nervus optalmicus mempunyai beberapa cabang yait
u nervus nasosilliaris dan cabang terminalnya yaitu n
ervus ethmoidalis anterior dan posterior.
• Nervus-nervus tersebut menyuplai ½ anterior dari di
nding lateral hidung dan sedikit pada daerah concha
nasalis superior yaitu oleh nervus ethmoidalis posteri
or.
• Nervus maksillaris memberikan beberapa percabang
an antara lain nervus nasoplatina, nervus alveolaris a
nterosuperior dan nervus infra orbitalis. Nervus naso
platina memberikan innervasi pada concha nasalis su
perior et media et inferior.
• Innervasi sistem simpatikus pada hidung
dan sinus-sinus berasal dari dua segmen to
rasikus bagian atas, naik menjadi ganglion
simpatikus servikalis superior.
• Serabut simpatikus postganglionik berjala
n pada pleksus carotikus dan mengikuti art
eri carotis internal dan eksternal untuk me
ncapai tujuan akhirnya pada arteriola-arter
iola kecil di mukosa yang akan memprovo
kasi terjadinya vasokontriksi.
• Innervasi parasimpatikus dari untuk hidung dan sinus berasal
dari nukleus salivatorius superior dan inferior.
• Nukleus batang otak ini memberikan neuron-neuron yang be
rgabung dengan nervus fasialis pada ganglion geniculatum k
e dalam nervus petrosus superfisial mayor dan berakhir pada
ganglion pterygopalatina.
• Serat parasimpatikus postganglionik berasal dari ganglion ter
sebut mengikuti nervus sphenopalatina melalui foramen sphe
nopalatina ke dalam area posterior hidung untuk menginerva
si hidung dan sinus-sinus
• Drainase limfatik dari bagian anterior cavum nasi me
ngikuti jalur vaskulernya dan bergabung dengan drai
nase limfatik hidung luar ke nodus submandibula. Se
dangkan untuk bagian posteriornya, berdrainase ke n
odus limfatik retrofaringeal atau langsung ke rantai li
mfatikus jugularis profunda.
• Juga terdapat hubungan sepanjang nervus olfaktorius
yang berdrainase ke ruang subdural dan subarakhnoi
dalis.
DINDING MEDIAL

SEPTUM NASI

• Os Vomer (postero- inferior)


• Lamina perpendicularis ossis eithmoidalis (pos
tero-superior)
• Cartilago septalis
SEPTUM NASI

Lamina perpendicularis
ossis ethmoidalis

Cartilago septalis

Os vomer
VASCULARISASI
• R. sphenopalatinus cab. A. maxillaris
• R. eithmoidalis anterior et posterior cabang a. o
phtalmica
• R. labialis superior cabang a. facialis
• R. ascendens cab. a. palatina major

PLEXUS KIESSELBACH
DINDING LATERAL
• R. eithmoidalis anterior cab. a. ophtalmica (antero-su
perior)
• R.labialis superior cab. A.facialis, r.palatinus major
& a. infraorbitalis (antero-inferior)
• R.nasalis posterior lateralis cab.a.maxillaris (postero-
superior)
• A.palatina major & a.sphenopalatina (postero-inferio
r)
INNERVASI
• Permukaan luar N. Nasociliaris
N. Infraorbitalis
• Dinding lateral (4 Kuadran)

N.Eithmoidalis anterior, n.dentalis superior


anterior,r.nasalis posterior lateralis cab.
Ggl.sphenoplatinum dan r.nasalis posterior
inferior cab. N.palatinus major
DINDING LATERAL
DINDING Bulbus olfactorius
LATERAL
Ganglion
pterygopalatinum

n.ethmoidalis
anterior

n.palatina major et
minor
SINUS PARANASALIS

• Sinus frontalis
• Sinus ethmoidalis (=cellulae eithmoidal
is)
• Sinus sphenoidalis
• Sinus maxillaris (= ANTRUM OF HIG
HMORE)
SINUS PARANASALIS

• Sinus frontalis
• Sinus ethmoidalis
(=cellulae eithmoidalis)
• Sinus sphenoidalis
• Sinus maxillaris (= ANTRUM OF HIGHMORE)

Fungsi:
- Udara menjadi basah dan hangat
- Os cranium menjadi lebih ringan
- Resonansi udara
SINUS FRONTALIS
• Berada didlm os frontal
e
• Cranialis dr arcus super
ciliaris
• Dapat meluas sampai ca
vum orbita
SINUS SPHENOIDALIS
• Didalam corpus sphe
noidalis
• Dipisahkan oleh septu
m di linea mediana
Sinus Sphenoidalis.
• Variasi ukuran sinus sphenoidalis tergantung dari pneumatisa
si yang terjadi.
• Ostium sinus sphenoidalis terdapat di resessus sphenoethmoi
dalis di anterior dinding sinus sphenoidalis dan medial dari c
oncha nasalis superior.
• Dinding anterior sinus sphenoidalis berjalan oblik dari arah a
ntero-medial ke postero-lateral.
• Atap dari sinus sphenoidalis merupakan kelanjutan dari basis
cranii anterior. Bentuknya hampir datar dan disebut planum s
phenoidalis.

Tipe-tipe sinus sphenoidalis, dari kiri ke kanan : tipe sellar, tipe presellar dan tipe conchal
SINUS ETHMOIDALIS
• Terdiri rongga-rongga k
ecil (cellulae ethmoidali
s)
• Cellulae ethmoidalis ant
erior,medialis & posteri
or

Cellulae ethmoidalis
SINUS MAXILLARIS
• Terbesar, btk piramid, didalam os maxilla
• Dinding lateral cav.nasi (basisnya)
• Tulang wajah (dinding anterolateral)
• Facies infratemporalis (dinding posterior)
• Dasar cavum orbita (atap)
• Facies alveolaris maxillae M1-M2 (dasar)
• Dinding medialnya terdapat HIATUS MAXILLAR
IS
Sinus
maxillaris

Cavum
Concha nasalis
nasi
inferior
Sinus sphenoidalis Recessus sphenoethmoid
alis
Cellulae eth. post Meatus nasi superior
Ductus nasolacrimalis Meatus nasi inferior

Sinus maxillaris

Yang
Cellulae eth. medius
Meatus nasi medius
lainnya
Cellulae eth. anterior
Sinus frontalis
(duct.nasofrontalis)
Peranan sinus paranasalis

• Udara menjadi basah dan panas


• Os cranium menjadi lebih ringan
• Resonansi udara

Anda mungkin juga menyukai