➢ Fimosis merupakan kondisi normal pada ➢ Kondisi yang mengganggu kelunakan prepusium,
seperti kutil, angioma, dermatitis kontak, dan jaringan
anak-anak yang belum disunat, khususnya
parut karena luka bakar atau inflamasi
anak usia di bawah 3 tahun ➢ Kejadian tersering adalah iatrogenik karena penarikan
➢ Fimosis juga dapat terjadi pada orang dewasa kulit prepusium untuk mendapatkan sampel urin steril
yang belum disunat. Berbeda dengan anak- dengan pemasangan kateter oleh tenaga kesehatan dan
anak, fimosis pada orang dewasa merupakan orang tua yang secara tidak sengaja meretraksi
kondisi yang tidak normal prepusium saat ingin membersihkan glans penis
➢ Usia remaja dan dewasa, kateterisasi, higiene buruk,
➢ Radang kepala penis, infeksi kepala penis, lichen
fimosis, dan tindikan pada penis merupakan penyebab
sclerosus, eksim, psoriasis, diabetes.
tersering
Epidemiologi
• Insiden fimosis adalah 8% dalam 6 • Parafimosis pada laki-laki yang
-7 tahun dan hanya 1% pada laki- tidak disirkumsisi atau sirkumsisi
laki usia 16-18 tahun. inkomplit, dapat terjadi di segala
• 89% laki-laki akan mengalami usia, tersering pada remaja.
• Parafimosis terjadi pada 0,7%
fimosis fisiologis pada usia 3 anak laki-laki yang tidak
tahun, dan persentase yang lebih disirkumsisi. Sekitar 1-5% laki-laki
besar dari anak-anak hanya akan akan mengalami parafimosis
memiliki prepuce yang dapat sebelum usia 16 tahun
ditarik kembali sebagian.
Patofisiologi
Diagnosis
ANAMNESIS FIMOSIS
●Jika prepusium tidak dapat atau hanya sebagian yang dapat diretraksi, atau
menjadi cincin konstriksi saat ditarik ke belakang melewati glans penis, harus diduga
adanya disproporsi antara lebar kulit prepusium dan diameter glans penis.
●Selain konstriksi kulit prepusium, mungkin juga terdapat perlengketan antara
permukaan dalam prepusium dengan epitel glandular dan atau frenulum breve.
●Frenulum breve dapat menimbulkan deviasi glans ke ventral saat kulit prepusium
diretraksi.
Diagnosis Banding
• Balanitis
• Keganasan pada Penis
• Megapreputium Kongenital
Tatalaksana Fimosis
- Tidak dianjurkan melakukan retraksi yang dipaksakan pada saat membersihkan penis, karena
dapat menimbulkan luka dan terbentuk sikatriks pada ujung preputium sehingga akan
terbentuk fimosis sekunder.
- Fimosis yang disertai balanitis xerotica obliterans dapat diberikan salep deksamethasone
0,1% yang dioleskan 3-4 kali sehari, dan diharapkan setelah 6 minggu pemberian, preputium
dapat diretraksi spontan.
- Fimosis dengan keluhan miksi, menggelembungnya ujung preputium pada saat miksi, atau
infeksi prostitis merupakan indikasi untuk dilakukan sirkumsisi.
- Fimosis yang disertai balantis atau prostatitis harus diberikan antibiotika lebih dahulu sebelum
dilakukan sirkumsisi.
- Jika fimosis menyebabkan hambatan aliran air seni, diperlukan tindakan sirkumsisi
(membuang sebagian atau seluruh bagian kulit preputium) atau teknik bedah lainnya
seperti preputioplasty (memperlebar bukaan kulit preputium tanpa memotongnya).
Indikasi medis utama dilakukannya tindakan sirkumsisi pada anak-anak adalah fimosis
patologik
1) Secara Medis :
• Sirkumsisi
• Preputioplasty (memperlebar bukaan kulit preputium tanpa memotongnya)
2) Secara Konservatif :
• Menjaga kebersihan penis (sebaiknya setelah BAK, penis dibersihkan dengan air
hangat menggunakan kasa) dan bokong
Tatalaksana Parafimosis
- Kompresi manual dari jaringan edema dengan upaya berikutnya untuk menarik kembali
foreskin yang kencang pada penis
- Suntikan hyaluronidase di bawah celah sempit atau manitol 20% dapat membantu melepaskan
foreskin
- Prepusium diusahakan untuk dikembalikan secara manual dengan teknik memijat glans
selama 3-5 menit diharapkan edema berkurang dan secara perlahan-lahan prepusium
dikembalikan pada tempatnya.
- Jika usaha ini tidak berhasil, dilakukan dorsum insisi pada jeratan sehingga prepusium dapat
dikembalikan pada tempatnya. Setelah edema dan proses inflamasi menghilang, pasien
dianjurkan untuk menjalani sirkumsisi.
Komplikasi Fimosis