Anda di halaman 1dari 46

FIMOSIS,

PARAFIMOSIS DAN
PRIAPISMUS
Pembimbing: dr. Imam Nuryanto, Sp.U
Disusun oleh: Tiara Mutia 4112021161

Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Bedah


Periode 5 Juni – 12 Agustus 2023
RS YARSI
UNIVERSITAS YARSI
FIMOSIS
Definisi

● Penyempitan atau perlengketan kulup penis sehingga kepala penis


tidak bisa terbuka sepenuhnya.
● Menyebabkan penumpukan smegma yang dapat mendukung
penyebaran bakteri.
Epidemiologi
Studi gabungan yang menunjukkan bahwa pada semua kecuali sebagian kecil anak laki-
laki, kulup akan dapat ditarik kembali. begitu anak laki-laki dewasa memasuki masa
remajanya. Studi ini menunjukkan bahwa fimosis terjadi pada 8% anak usia 6 hingga 7
tahun, 6% anak usia 10 hingga 11 tahun, dan 1% anak laki-laki berusia 16 hingga 17
tahun. Sebaliknya, perlengketan preputial tetap jauh lebih umum sepanjang masa kanak-
kanak dan remaja, tetapi pada usia 17 tahun, hanya 3% yang akan mengalami
perlengketan terus-menerus.
Etiologi
● Kebanyakan → bawaan lahir
● Kasus jarang → kulup kehilangan kemampuan peregangan,
contohnya pada pembukaan paksa kepala penis.
Klasifikasi
● Fimosis fisiologis
● Fimosis patologis → Balanitis xerotica obliterance
Manifestasi Klinis
● Penis membesar dan menggelembung
● Ujung kemaluan menggembung saat BAK dan kemudian akan
menghilang setelah berkemih
● Menangis dan mengejan saat BAK
● Kulit penih tidak bisa ditarik ke arah pangkal
● Aliran kemih tidak lancar
● Demam
● Benjolan lunak di ujung penis → Tumpukan smegma
● Infeksi pada preputium atau pada glans penis
Tatalaksana

● Sirkumsisi
● Obat
● Peregangan
● Upaya pembersihan alat kelamin dan bokong
Komplikasi

● Tidak nyaman saat berkemih


● Infeksi sekunder
● Retensi urin
● Bengkak/radang pada ujung kemaluan
● Fimosis merupakan salah satu faktor risiko terjadinya kanker penis
PARAFIMOSIS
Definisi
● Parafimosis → kondisi kulit prepusium yang jika ditarik dari
glans penis, tidak bisa dikembalikan ke posisi normal untuk
menutup glans penis.

● Parafimosis → kondisi akut dengan tanda inflamasi, kasus


kronik jika pengobatan ditunda selama beberapa hari

● Preputium terjebak di belakang sulkus koronarius


Epidemiologi

● Parafimosis pada laki-laki yang tidak disirkumsisi atau


sirkumsisi inkomplit, dapat terjadi di segala usia, tersering
pada remaja.
● Parafimosis terjadi pada 0,7% anak laki-laki yang tidak
disirkumsisi.
● Sekitar 1-5% laki-laki akan mengalami parafimosis sebelum
usia 16 tahun.
Etiologi
● Anak → kejadian tersering : iatrogenik karena penarikan kulit
prepusium untuk mendapatkan sampel urin steril dengan
pemasangan kateter oleh tenaga kesehatan dan orang tua yang secara
tidak sengaja meretraksi prepusium saat ingin membersihkan glans
penis

● Laki-laki remaja dan dewasa → kateterisasi, higiene buruk,


fimosis, dan tindikan pada penis → penyebab tersering.
Lain- lain → segala kondisi yang mengganggu kelunakan
prepusium, seperti kutil, angioma, dermatitis kontak, dan jaringan
parut karena luka bakar atau inflamasi, dapat menyebabkan
parafimosis
Diagnosis
● Anamnesis dan pemeriksaan fisik yang teliti → dx tegak
● Anamnesis : Keluhan utama → nyeri pada penis.
● Pemeriksaan fisik : Tanda utama → terjebaknya prepusium di
belakang glans penis
Tanda lain → timbulnya edema glans penis dan prepusium.
Penyempitan jaringan tepat di belakang glans penis dapat terlihat,
sedangkan proksimal jepitan ditemukan pemeriksaan penis normal
(kecuali jika disertai balanopostitis atau infeksi penis)
● Glans penis normal→ merah muda dan konsistens lunak dalam
palpasi.
● Glans penis nekrosis → kebiruan atau kehitaman dan palpasi
menjadi keras. Pada kasus parafimosis kronik ditemukan fibrosis
sebagai tanda inflamasi kronis, tanpa nyeri atau edema
Tatalaksana
● Tujuan utama → untuk mengurangi edema penis, sehingga kulit
prepusium dapat dikembalikan ke posisi semula menutupi glans
penis
● Reduksi segera!
● Teknik reduksi yang dikenal dan banyak dipakai :
1. Teknik Dundee
2. Metode kompres es
3. Reduksi dengan hialuronidase
4. Penggunaan agen osmotik seperti gula pasir
● Reduksi gagal (?) → tindakan invasif
● Tindakan invasif : teknik pungsi, aspirasi glans, dorsal slit, dan
sirkumsisi
Reduksi Manual
● Reduksi manual → pilihan yang cepat pada anak.
● Teknik reduksi :
Parafimosis dapat ditatalaksana dengan pijatan ringan pada glans
penis selama kurang lebih 5 menit untuk mengurangi edema jaringan
dan mengecilkan ukuran glans. Prepusium kemudian dapat ditarik
kembali menutupi glans penis, dengan cara mendorong glans dengan
ibu jari sambil menarik prepusium dengan jari lainnya. Setelah
reduksi cincin parafimotik berhasil, pasien diberi antibiotik dan
sirkumsisi dilakukan setelah kondisi inflamasi berkurang.
Penggunaan instrumen seperti forsep Adson dan klem Babcock juga
dapat membantu menarik dan mengurangi prepusium yang kontriksi
Es dan Agen Farmakologik
● Teknik “iced-glove” merupakan kombinasi antara kompresi dan
dingin untuk mengurangi edema penis. Prosedur kompres es selama
5 menit sebelum dilakukan reduksi manual dilaporkan efektif
sampai 90% kasus. Agen osmotik, seperti gula pasir atau cairan
dekstrosa 50%, dapat juga digunakan.
● Agen osmotik ini bekerja mengurangi bengkak.
● Kekurangan teknik ini → dibutuhkan waktu cukup lama sekitar 1-2
jam.
● Penggunaan manitol sebagai agen diuretik osmotik juga dilaporkan
efektif. Kain kasa direndam cairan manitol, dikompreskan pada
prepusium yang edema sekitar 30-45 menit.
Reduksi dengan Hialuronidase
● Hialuronidase juga bermanfaat mereduksi edema, namun
diperlukan tindakan invasif berupa injeksi substansi ke prepusium
yang edema. Sebanyak 1 mL hialuronidase disuntikkan dengan
syringe tuberculin.
● Hialuronidase mendegradasi asam hialuronik dan meningkatkan
difusi cairan yang terperangkap di jaringan untuk mengurangi edema
prepusium. Cara kerja utama hialuronidase adalah dengan
meningkatkan permeabilitas intrasel jaringan, sehingga cairan
ekstrasel tersebar dan meningkatkan difusi cairan
Aspirasi
● Aspirasi : metode menggunakan torniket dipasang di batang penis,
kemudian jarum ukuran 20 ditusukkan sejajar uretra untuk aspirasi
3-12 mL darah dari glans.

● Prosedur ini mengurangi volume glans yang edema, sehingga


memungkinkan reduksi manual dilakukan.

● Kekurangan → pasien merasa tidak nyaman


Dorsal Slit
● Tindakan non-invasif reduksi manual dapat gagal, harus dibantu
dengan insisi pada cincin konstriksi dengan anestesi lokal.
● Sirkumsisi sulit dilakukan dalam keadaan akut karena edema dan
risiko infeksi.
● Pilihan penatalaksanaan invasif pertama : insisi longitudinal
sepanjang 1-2 cm di bagian dorsal kulit prepusium dilanjutkan
dengan penjahitan dengan benang 4/0 nilon. Kunjungan berikutnya
untuk pengangkatan jahitan. Walaupun tindakan ini baik untuk
reduksi, secara kosmetik kurang memuaskan, terlebih jika pasien
tidak menginginkan tindakan sirkumsisi setelahnya.
Sirkumsisi
● Sirkumsisi → indikasi pada kasus parafimosis
● Beberapa teknik sirkumsisi pada neonatus → Gomco clamp, Mogen
clamp, dan alat Plastibell.
● Sirkumsisi direkomendasikan dilakukan dengan anestesi umum
dengan tambahan blok penis atau blok kaudal.
● Teknik :
1. Penarikan prepusium kemudian pembersihan perlengketan
dan smegma.
2. Prepusium dikembalikan dan rencana insisi digambar.
3. Kulit terluar harus cukup untuk menutup batang penis dan
sedikit (2-3 mm) kulit prepusium bagian dalam disisakan.
Sirkumsisi
● Komplikasi → perdarahan, infeksi, cedera glans, dan cedera uretra.

● Komplikasi jangka panjang → meatal stenosis dan deformitas


karena eksisi yang kurang atau berlebih
Komplikasi
● Komplikasi tersering reduksi manual parafimosis → robekan cincin
prepusium. Robekan terjadi karena fluktuasi tarikan atau tindakan
kompresi yang terlalu terburu-buru. Jika ada robekan, gunakan
solusi antiseptik untuk mencegah infeksi.

● Robekan cincin prepusium akan menjadi predisposisi terjadinya


jaringan parut dan fimosis rekuren.

● Komplikasi dari terlambatnya penanganan parafimosis → nekrosis


glans penis. Tatalaksana dapat berupa amputasi dan rekonstruksi.
Pencegahan
● Menjaga higienitas atau dengan sirkumsisi. Higienitas penis yang
adekuat didapat dengan retraksi prepusium setiap hari saat mandi
dimulai dari masa pubertas.
● Tidak disarankan retraksi prepusium sebelum 6 tahun
● Pada usia 6 tahun sampai pubertas, disarankan pembersihan dengan
retraksi sebagian.
PRIAPISMUS
Definisi
Ereksi pada penis yang berkepanjangan tanpa diikuti dengan
hasrat seksual dan sering disertai dengan rasa nyeri, yang terjadi
selama 4 jam.
Epidemiologi
Insiden keseluruhan priapismus diperkirakan 0,73 hingga 5,4 kasus per 100.000 pria
per tahun. Insiden priapismus setelah terapi injeksi intracavernous untuk disfungsi
ereksi dilaporkan antara 1,3% dan 5,3%. Tingkat priapismus setelah terapi injeksi
intracavernous lebih tinggi pada pria yang lebih muda serta pada pasien dengan
disfungsi ereksi neurogenik atau psikogenik.
Etiologi
● Priapismus primer (idiopatik)
● Priapismus sekunder
Klasifikasi
● Priapismus tipe veno oklusif atau low flow
→ gg. Mekanisme outflow sehingga darah
tidak dapat keluar dari jaringan erektil
● Priapismus tipe arteriel atau high flow →
adanya peningkatan inflow aliran darah
arteriel yang masuk ke jaringan erektil
Manifestasi Klinis
Tipe low flow
● Penis ereksi selama >4 jam
● Tidak berhubungan dengan stimulasi seksual
● Nyeri bersifat progresif
● Ereksi dan kaku total (fully rigif) tetapi glans teraba empuk
● Nyeri tipe lowflow dapat menghilang jika terjadi prolonged priapism karena
kerudakan saraf
● Oksigenasi jaringan inadekuat.
Manifestasi Klinis

Tipe high flow


● Penis ereksi selama >4 jam
● Tidak berhubungan dengan stimulasi seksual
● Tidak disertai rasa nyeri / nyeri minimal
● Batang penis ereksi namun tidak kaku total (fully rigif)
● Oksigenasi jaringan adekuat.
Diagnosis
Anamnesis
Nyeri dan Riwayat trauma, untuk membedakan jenis priapismus.
● Durasi ereksi
● Derajat nyeri
● Episode priapismus sebelumnya
● Obat-obatan yang dikonsumsi
● Fungsi ereksi serta obat erotogenic yang digunakan
● Riwayat SCD dan kelainan hematologi lain
● Riwayat trauma pelvis, perineum atau penis.
Diagnosis
Pemeriksaan Fisik
● Tipe iskemik : palpasi korpora kavernosa tengan penuh disertai nyeri, sedangkan
korpus spongiosum dan glans penis lunak.
● Tipe non-iskemik : korpus kavernosum tegang, namun tidak keras ataupun nyeri.
● Lihat tanda-tanda trauma
● Lihat tanda-tanda penyakit hematologi seperti leukemia, sickle cell anemia, dan
thalassemia
Diagnosis
Tatalaksana
Tipe low flow
Lini pertama
● Aspirasi dan irigasi korpus kavernosa → anastesi lokal
penis → insersi wide bore butterfly (16-18G) → aspirasi
kavernosa sampai darah arteri berwarna merah terang →
irigasi dengan 0,9% menggunakan cairan normal saline
● Terapi intrakavernosa → konsentrasi 100-500
microgram/mL dengan dosis 100-500 microgram setiap
5-10 menit selama 1 jam
Tatalaksana
Tipe low flow
Lini kedua (surgical)
Terapi shunting
● Untuk priapismus dengan durasi >24 jam
● Teknik :
o Perkutan distal (korpogranular)
o Open distal
o Open proksimal (korpospongiosal)
o Anatomis vena superfisial atau dalam
Tatalaksana
Tatalaksana
Tipe low flow
Lini kedua (surgical)
Terapi Penile Prosthesis → priapismus dengan durasi lebih dari 36 jam dengan risiko
disfungsi ereksi komplit.

Tipe High Flow


● Penanganan pertama kompres es pada perineum
● Angioembolisasi dikombinasikan dengan arteriografi penis atau ligase arteri
Tatalaksana
Komplikasi

● Komplikasi ireversibel → fibrosis corporal dan disfungsi ereksi permanen dapat terjadi
jika penanganan emergensi terlambat.
● Penanganan setelah 48-72 jam dapat mengurangi nyeri dan ereksi, namun tidak
mencegah komplikasi ireversibel.
● Morbiditas psikologis, emosional, dan fisik dapat memperburuk kondisi pasien berupa
penurunan Hasrat seksual, malu, dan kurang percaya diri.
Prognosis

● Jika diatas 12-24 jam → tidak menimbulkan kerusakan jaringan yang serius.
● >24 jam → impotensi menetap
● Tipe high flow memiliki prognosis yang lebih baik dibandingkan tipe lowflow
TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai