Anda di halaman 1dari 25

Fimosis

dr.wendy Rachman SP.U

Nama : kurnia sari


Nim : G1A220120
DEFINISI

Fimosis adalah preputium penis yang tidak dapat


di retraksi (ditarik)ke proksimal sampai ke korana
glandis

Fimosis dialami oleh sebagian besar bayi baru


lahir karena terdapat adhesi alamiah antara
prepusium dengan glands penis

Angka kejadian diinggris dan australia barat


meningkat 7 x anak <15 tahun
Anatomi penis
Klasifikasi Fimosis
 Fimosis kongenital (fimosis fisiologi) timbul sejak
lahir sebenarnya merupakan kondisi normal pada
anak,bahkan sampai masa remaja.

 Fimosisdidapat (fimosis patalogik,fimosis yang


sebenarnya,true phimosis)
pada gambar A.fimosis fisiologis
pada gmbar B .fimosis patologis
Patofisiologi
Sekitar 96% anak laki-laki pada saat
lahir memiliki preputium yang tidak
bisa di retraksi : adhesi alamiah antara
preputium dan glans dan karena kulit
preputium yang sempit
Secara bertahap dapat diretraksi :selama
anak lahir -usia 18 tahun atau lebih
Epidemiologi
 Pada tahun pertama kehidupan,retraksi kulit
prepusium ke belakang sulkus glandularis hanya
dapat dilakukan pada sekitar 50% anak laki-
laki,meningkat menjadi 89% pada usia 3 tahun
 Insiden fimosis

-8% pada usia 6-7 tahun


-1% pada usia 16-18 tahun
Etiologi
 Kongenital
 Infeksi
 Phostitis
 Balanitis
 Balanophostitis
Phostitis Balanitis

Inflamasi pada Inflamasi pada gland


preputium penis

Balanophostitis

Inflamasi pada gland


dan preputium penis
Jenis Phimosis

A= gland tidak bisa ditarik ke belakang


B= hanya OUE yang nampak
C= gland nampak setengah
D= Incomplete
Gejala Klinis
 Kesulitan untuk BAK
 Retensi urin
 Demam bila disertai oleh infeksi
 Kulit penis tidak dapat di tarik ke belakang
 Preputium mengembang saat berkemih
Komplikasi
 Pada kasus berat dapat menyebabkan retensi urin
 Penarikan prepusium secara paksa dapat
menyebabkan nyeri dan pembengkakan gland
penis
 Timbul infeksi saluran kemih
 Komplikasi yang dapat terjadi pada anak /bayi
yang mengalami fimosis, antara lain:
 terjadinya infeksi pada uretra dextra dan sinistra
akibat terkumpulnya cairan smegma dan urine
yang tidak dapat keluar seluruhnya pada saat
berkemih.
 Infeksi tersebut akan naik mengikuti saluran
urinaria hingga mengenai ginjal dan dapat
menimbulkan kerusakan pada ginjal
Diagnosis
 Diagnosis phimosis terutama berdasarkan
pemeriksaan klinis
 tidak ada tes laboratorium atau pencitraan yang
diperlukan.
 Pemeriksaan penunjang mungkin diperlukan pada
kasus infeksi saluran kemih atau infeksi kulit pada
genital.
Klasifikasi lain menurut kikiros,dkk.membagi
fimosis menjadi 6 derajat,yaitu :
1. Derajat 0 :preputium dapat ditarik secara maksimal secara
longgar sampai proksimal corona gland penis
2. Derajat 1 :preputium dapat ditarik secara maksimal tetapi di
proksimal corona meyempit
3. Derajat 2 :preputium hanya dapat ditarik sampai tampak
sebagian gland penis
4. Derajat 3 :preputium hanya dapat ditarik sampai tampak muara
urethra
5. Derajat 4 :preputium dapat ditarik sedikit tanpa ekspos dari
meatus ataupun glands penis
6. Derajat 5 :preputium tidak dapat ditarik.
Penatalaksaan
Penatalaksanaan secara medis
 Dilakukan tindakan sirkumsisi (membuang sebagian
atau seluruh bagian kulit preputium). 
 Dilakukan tindakan teknik bedah preputioplasty
(memperlebar bukaan kulit preputium tanpa
memotongnya).
 Terapi konservatif
• Salep kortikoid (0,05-0,1%) 2x/hari selama uan
miksi,20-30 hari.
Bila ada balanitis xerotika obliterans
-dexametasone 0,1%dioleskan 3-4 x/hari s
selama 6 minggu.
• Sirkumsisi dilakukan bila ada gangguan
miksi,terbentuk kandung kemih kedua dan postitis.
• Bila ada balanopostitis : lakukan sayatan.
Sirkumsisi pada fimosis
1.Disinfeksi penis dan sekitarnya dengan cairan disinfeksi

2.Persempit lapangan tindakan dengan doek lubang steril

3.Lakukan anestesi infiltrasi subkutan dimulai dari pangkal penis melingkar.


Bila perlu tambahkan juga pada daerah preputium yang akan dipotong dan
daerah ventral

4.Tunggu 3 – 5 menit dan yakinkan anestesi lokal sudah bekerja dengan


mencubitkan pinset

5.Bila didapati phimosis, lakukan dilatasi dengan klem pada lubang


preputium, lepaskan perlengketannya dengan glans memakai sonde atau
klem sampai seluruh glans bebas. Bila ada smegma, dibersihkan.
6.Jepit kulit preputium sebelah kanan dan kiri garis median bagian dorsal dengan 2 klem lurus.
Klem ketiga dipasang pada garis tengah ventral. (Prepusium dijepit klem pada jam 11, 1 dan jam 6
ditarik ke distal).

7.Gunting preputium dorsal tepat digaris tengah (diantara dua klem) kira-kira ½ sampai 1
sentimeter dari sulkus koronarius (dorsumsisi),buat tali kendali. kulit Preputium dijepit dengan
klem bengkok dan frenulum dijepit dengan kocher.
 
8.Pindahkan klem (dari jam 1 dan 11 ) ke ujung distal sayatan (jam 12 ).
Insisi melingkar kekiri dan kekanan dengan arah serong menuju frenulum
di distal penis (pada frenulum insisi dibuat agak meruncing (huruf V), buat
tali kendali )

9.Cari perdarahan dan klem, ikat dengan benang plain catgut yang
disiapkan.

10.Setelah diyakini tidak ada perdarahan (biasanya perdarahan yang


banyak ada di frenulum) siap untuk dijahit.Penjahitan dimulai dari dorsal
(jam 12), dengan patokan klem yang terpasang dan jahitan kedua pada
bagian ventral (jam 6). Tergantung banyaknya jahitan yang diperlukan,
selanjutnya jahitan dibuat melingkar pada jam 3,6, 9,12 dan seterusnya

11.Luka ditutup dengan kasa atau penutup luka lain, dan diplester. Lubang
uretra harus bebas dan sedapat mungkin tidak terkena urin.
Prognosis
fimosis memiliki Prognosis baik jika tatalaksana
dilakukan dengan baik dan benar,pascasirkumsisi
pasien akan kembali normal.
Terima kasih 

Anda mungkin juga menyukai