Parafimosis
Rachmatulisa Putri Reflus
4151171441
Fungsi Preputium:
1. Sebagai proteksi, imunologi dan fungsi erotis.
2. Mukosa dalam preputium melingkupi glans dan melipat
bersatu dg pangkal glans penis.
3. Preputium terikat pada permukaan bawah glans yang
disebut frenulum yang merupakan bangunan yang
sangat sensitif. Preputium kaya vaskularisasi dan
inervasi. Reseptor-reseptor sentuhan yang halus
banyak terdapat di preputium.
Corona Glans Preputium
glans penis Eksterna
Meatus
Uretra
Eksterna
Preputium
Preputium
Interna
Frenulum
Etiologi
• Higienistas yang buruk
• Infeksi dan hormonal
• Mikrotears yg disebabkan oleh upaya retraksi preputium
secara paksa
• Jaringan parut sekunder yg disebabkan perdarahan
• Balanitis berulang (infeksi pada glans penis)
• Posthitis (peradangan preputium)
Patogenesis
• Normalnya hingga usia 3-4 tahun penis tumbuh dan
berkembang, dan debris yang dihasilkan oleh epitel
prepusium (smegma) mengumpul didalam prepusium dan
perlahan-lahan memisahkan prepusium dari glans penis.
Ereksi penis yang terjadi secara berkala membuat
prepusium menjadi retraktil dan dapat ditarik ke
proksimal. Pada saat usia 3 tahun, 90% prepusium sudah
dapat di retraksi.
Patofisiologi
→ Ujung prepusium menyempit
→ Tumpukan smegma meningkat benjolan lunak diujung
penis
→ Gangguan fungsi miksi sulit kencing pancaran urin
kecil urin terkumpul disakus prepusium ujung penis
tampak menggelembung
→ Kurangnya higienitas dapat menyebabkan infeksi pada
prepusium (postitis), glands (balanitis), atau keduanya
(balanopostitis)
→ Komplikasi tersering ISK
Manifestasi Klinis
• Fimosis fisiologis • Fimosis patologis
Preputium yang tidak bisa Nyeri, iritasi kulit, infeksi lokal,
diretraksi. perdarahan, disuria, hematuria,
infeksi saluran kemih berulang,
Balloning saat anak berkemih.
nyeri preputial, ereksi yang terasa
Pada tarikan yang lembut, kerutan nyeri terutama saat koitus dan
preputium dan jaringan di atasnya pancaran kencing lemah.
berwarna merah muda dan sehat.
Retensi urin dan meatus urethra
Tidak disertai nyeri, disuria dan berbentuk pin-point dan jaringan di
infeksi lokal atau ISK tidak terlihat depan preputium berwarna putih
pada phimosis fisiologis ini. dan mengalami fibrosis.
Derajat Keparahan
dikemukakan oleh Kikiros dkk.
• Derajat 0 : preputium bisa diretraksi penuh
• Derajat 1 : preputium dapat diretraksi penuh tapi
preputium tegang di belakang glans
• Derajat 2 : eksposure parsial glans
• Derajat 3 : retraksi parsial dengan eksposure hanya pada
meatus
• Derajat 4 : retraksi dapat dilakukan sedikit sekali dengan
glans dan meatus tidak terekspose sama
sekali
• Derajat 5 : sama sekali tidak bisa retraksi.
Diagnosis Banding
1. Fimosis
2. Parafimosis
adanya pembengkakan penis atau kulup, nyeri pada penis,
glans penis hiperemis, preputium sulit ditarik
3. Balanitis
adanya hiperemis glans, edema glans, iritasi dan nyeri sekitar
glans. Bisa didapatkan adanya ruam, gatal , bau dan sakit saat
berkemih.
Komplikasi
• Ketidaknyamanan/nyeri saat berkemih
• Akumulasi sekret dan smegma di bawah preputium yang kemudian
menyebabkan infeksi sekunder dan akhirnya terbentuk jaringan parut.
• Pada kasus yang berat dapat menimbulkan retensi urin.
• Penarikan prepusium secara paksa dapat berakibat kontriksi dengan rasa
nyeri dan pembengkakan glans penis yang disebut parafimosis.
• Pembengkakan/radang pada ujung kemaluan yang disebut ballonitis.
• Timbul infeksi pada saluran air seni (ureter) kiri dan kanan, kemudian
menimbulkan kerusakan pada ginjal.
• Fimosis merupakan salah satu faktor risiko terjadinya kanker penis.
Penatalaksanaan
• Menentukan apakah gejala fimosis fisiologis atau patologis
• Manajemen fimosis tergantung pada usia anak, jenis fimosis,
derajat keparahan phimosis, penyebab dan kondisi morbiditas
yang terkait.