Anda di halaman 1dari 26

Fimosis &

Parafimosis
Rachmatulisa Putri Reflus
4151171441

Pembimbing : Prof. Dr. Chairul Ismael, dr., Sp.B., Sp.BA(K)


Apa itu Fimosis?
• Penyempitan ujung prepetium yang biasanya disebabkan oleh
fibrosis tepi prepetium akibat radang seperti balanopostitis atau
setelah sirkumsisi yang tidak sempurna.

• Preputium yang tidak bisa di retraksi. Fimosis terjadi pada anak


karena adanya perlengketan (adhesi) antara preputium dan glans
penis. Disebut patologis ketika ketidakmampuan untuk retraksi
tersebut dikaitkan dengan adanya keluhan lokal pada genital atau
adanya keluhan berkemih.
FIMOSIS
Epidemiologi

• 4% bayi seluruh kulit preputiumnya dapat ditarik


ke belakang penis pada saat lahir, dan mencapai 90%
pada saat usia 3 tahun. Hanya 1% laki-laki berusia
17 tahun yang masih mengalami fimosis kongenital.

• Penelitian lain mendapatkan hanya 20% dari 200


anak laki-laki berusia 5-13 tahun yang seluruh
kulit preputiumnya dapat ditarik ke belakang
penis.
Anatomi dan Perkembangan Penis
• Pembentukan penis dimulai dari minggu ke-7 kehamilan
dan selesai pada minggu ke-17. Integumen penis di depan
lipatannya membentuk preputium, yang melingkupi glans penis
dan meatus urethra eksternus.
Anatomi dan Perkembangan Penis

Fungsi Preputium:
1. Sebagai proteksi, imunologi dan fungsi erotis.
2. Mukosa dalam preputium melingkupi glans dan melipat
bersatu dg pangkal glans penis.
3. Preputium terikat pada permukaan bawah glans yang
disebut frenulum yang merupakan bangunan yang
sangat sensitif. Preputium kaya vaskularisasi dan
inervasi. Reseptor-reseptor sentuhan yang halus
banyak terdapat di preputium.
Corona Glans Preputium
glans penis Eksterna

Meatus
Uretra
Eksterna
Preputium
Preputium
Interna
Frenulum
Etiologi
• Higienistas yang buruk
• Infeksi dan hormonal
• Mikrotears yg disebabkan oleh upaya retraksi preputium
secara paksa
• Jaringan parut sekunder yg disebabkan perdarahan
• Balanitis berulang (infeksi pada glans penis)
• Posthitis (peradangan preputium)
Patogenesis
• Normalnya hingga usia 3-4 tahun penis tumbuh dan
berkembang, dan debris yang dihasilkan oleh epitel
prepusium (smegma) mengumpul didalam prepusium dan
perlahan-lahan memisahkan prepusium dari glans penis.
Ereksi penis yang terjadi secara berkala membuat
prepusium menjadi retraktil dan dapat ditarik ke
proksimal. Pada saat usia 3 tahun, 90% prepusium sudah
dapat di retraksi.
Patofisiologi
→ Ujung prepusium menyempit
→ Tumpukan smegma meningkat  benjolan lunak diujung
penis
→ Gangguan fungsi miksi  sulit kencing  pancaran urin
kecil  urin terkumpul disakus prepusium  ujung penis
tampak menggelembung
→ Kurangnya higienitas dapat menyebabkan infeksi pada
prepusium (postitis), glands (balanitis), atau keduanya
(balanopostitis)
→ Komplikasi tersering  ISK
Manifestasi Klinis
• Fimosis fisiologis • Fimosis patologis
 Preputium yang tidak bisa  Nyeri, iritasi kulit, infeksi lokal,
diretraksi. perdarahan, disuria, hematuria,
infeksi saluran kemih berulang,
 Balloning saat anak berkemih.
nyeri preputial, ereksi yang terasa
 Pada tarikan yang lembut, kerutan nyeri terutama saat koitus dan
preputium dan jaringan di atasnya pancaran kencing lemah.
berwarna merah muda dan sehat.
 Retensi urin dan meatus urethra
 Tidak disertai nyeri, disuria dan berbentuk pin-point dan jaringan di
infeksi lokal atau ISK tidak terlihat depan preputium berwarna putih
pada phimosis fisiologis ini. dan mengalami fibrosis.
Derajat Keparahan
dikemukakan oleh Kikiros dkk.
• Derajat 0 : preputium bisa diretraksi penuh
• Derajat 1 : preputium dapat diretraksi penuh tapi
preputium tegang di belakang glans
• Derajat 2 : eksposure parsial glans
• Derajat 3 : retraksi parsial dengan eksposure hanya pada
meatus
• Derajat 4 : retraksi dapat dilakukan sedikit sekali dengan
glans dan meatus tidak terekspose sama
sekali
• Derajat 5 : sama sekali tidak bisa retraksi.
Diagnosis Banding
1. Fimosis
2. Parafimosis
adanya pembengkakan penis atau kulup, nyeri pada penis,
glans penis hiperemis, preputium sulit ditarik
3. Balanitis
adanya hiperemis glans, edema glans, iritasi dan nyeri sekitar
glans. Bisa didapatkan adanya ruam, gatal , bau dan sakit saat
berkemih.
Komplikasi
• Ketidaknyamanan/nyeri saat berkemih
• Akumulasi sekret dan smegma di bawah preputium yang kemudian
menyebabkan infeksi sekunder dan akhirnya terbentuk jaringan parut.
• Pada kasus yang berat dapat menimbulkan retensi urin.
• Penarikan prepusium secara paksa dapat berakibat kontriksi dengan rasa
nyeri dan pembengkakan glans penis yang disebut parafimosis.
• Pembengkakan/radang pada ujung kemaluan yang disebut ballonitis.
• Timbul infeksi pada saluran air seni (ureter) kiri dan kanan, kemudian
menimbulkan kerusakan pada ginjal.
• Fimosis merupakan salah satu faktor risiko terjadinya kanker penis.
Penatalaksanaan
• Menentukan apakah gejala fimosis fisiologis atau patologis
• Manajemen fimosis tergantung pada usia anak, jenis fimosis,
derajat keparahan phimosis, penyebab dan kondisi morbiditas
yang terkait.

• Pada fimosis fisiologis


 Beri edukasi agar orang tua tidak khawatir dan mengajarkan cara
menjaga hygiene preputium dan mukosa preputium
Penatalaksanaan (Lanjutan)

• Pada fimosis patologi


 Pemberian Steroid Topikal
 Betamethasone 0,05% diberikan 2x sehari selama 4 minggu
 Mengurangi kecemasan efek samping
 Sodium Diclopenac 3x sehari
Penatalaksaan (Lanjutan)

Terapi Bedah Konservatif


1.Preputioplasty
Operasi untuk mengubah bentuk preputium tanpa
menghilangkan keasliannya. Merupakan tindakan dengan
beberapa variasi invasif minimal.
2. Dorsal slit dengan transversal closure
3. Frenulotomy dan meatoplasty
Sirkumsisi
PARAFIMOSIS
• Terjebaknya preputium yang diretraksi dibelakang sulkus
koronarius
• Kondisi dimana kulitpreputium setelah ditarik ke belakang
batang penis tidak dapat dikembalikan ke posisi semula ke
depan batang penis sehingga penis menjadi terjepit
EPIDEMIOLOGI ETIOLOGI
• Sering pada bayi dan • Menarik kulit
remaja. Baik yang preputium ke belakang
belum sirkumsisi atau batang penis atau ke
yang sudah sirkumsisi arah proksimal secara
dengan hasil yang berlebihan. Biasa
kurang baik. terjadi saat koitus,
masturbasi,
membersihkan glans
penis dan pemasangan
kateter.
PATOFISIOLOGI
→ Retraksi prepusium ke proksimal secara berlebih
→ Tidak dapat dikembalikan kedepan batang penis
→ Menjepit penis (jeratan)
→ Mengganggu aliran balik vena superfisial
→ Bendungan aliran darah
→ Edema dan nyeri
→ Jika dibiarkan lama dapat terjadi nekrosis glands penis
PENATALAKSANAAN
• Mengembalikan preputium secara manual dengan cara
menekan daerah glands penis selama 3-5 menit untuk
mengurangi edema
• Jika tidak berhasil lakukan dorsum insisi pada jeratan
• Setelah edema dan inflamasi hilang, lakukan sirkumsisi
Prognosis

Prognosis baik → jika penanganan baik


QAV : Ad bonam
QAF : Ad bonam

Anda mungkin juga menyukai