Anda di halaman 1dari 34

Kompetensi Dokter Layanan

Primer Bidang Diabetes Mellitus


Learning Objectives

• Mengetahui peran dokter layanan primer


dalam sistim kesehatan nasional

• Mengetahui kompetensi dokter layanan


primer bidang layanan diabetes mellitus
DEKLARASI ALMA ATA - PRIMARY HEALTH CARE

UKW UKM
• Pembangunan nasional Tersier
berwawasan kesehatan
(Sub-Sp) • Air bersih & Sanitasi
(pertanian, transportasi, • Gizi masyarakat
industri, makanan, dll)
Sekunder • Pendidikan Kesehatan
(Yankes Spesialistis) • Surveilans penyakit
• Tata ruang alam –
manusia & kegiatannya • Pencegahan primer &
• Pencegahan primer
Primer sekunder
(Yankes Primer mampu
mengatasi sebagian besar
kebutuhan kesehatan individu
& keluarga)

Kontak pertama ke SISTEM


pelayanan kedokteran

Individu & Keluarga

UKP
UKW = Upaya Kesehatan Wilayah
UKM
UKM= Upaya Kesehatan Masyarakat UKW Copy By IDI 2013
UKP = Upaya Kesehatan Perseorangan
Tingkat Kemampuan Dokter Dalam
SKPDI 2012

2.Membuat 4.mendiagnosis,
melakukan
diagnosis klinik, penatalaksanaan secara
merujuk tepat mandiri dan tuntas
• 4a.ketika lulus dokter
• 4b.setelah internship atau PKB
3.mendiagnosis, mela
kukan penatalaksana
an awal, dan merujuk
• 3a.bukan gawat darurat
• 3b.gawat darurat
1.mengenali, menjelas
kan gambaran klinik
penyakit,merujuk tepat
KOMPETENSI DOKTER PELAYANAN PRIMER

Kompetensi Mahal

Internal Medicine
Obs-Gynecology
Surgery
Pediatrics
Ophthalmology
Dermatology
Sub-Spesialis
III III

Etc
Spesialis II
Spesialis
II DK / DU /
Family Medicine Dokter Ib
Pelayanan
I Dokter Kedokteran Dasar Primer Ia
Murah
SAAT INI Bidang ilmu kedokteran GOAL
Dokter yang mampu
Marjinalisasi Dokter Revitalisasi Dokter Pelayanan memenuhi sebagian
Pelayanan Primer Primer melalui program besar kebutuhan
pendidikan dokter kesehatan individu dan
keluarga
Kondisi ini tidak
mendukung JKN
Kolegium Dokter Pelayanan Primer Indonesia 2012
Kompetensi Diabetes Melitus Dokter
Pelayanan Primer

• Level kompetensi dokter - level 4A


– Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik
dan melakukan penatalaksanaan penyakit tersebut
secara mandiri dan tuntas
• Dokter (praktik umum) mampu melakukan
penatalaksanaan DM sesuai level of prevention
– Dari health promotion, specific protection, early
diagnosis and prompt treatment, disability limitation
dan rehabilitation
– atau tingkat pencegahan primer, sekunder dan
tersier.
SKPDI 2012, KKI
STANDAR KOMPETENSI DOKTER INDONESIA
(Perkonsil No 11 Tahun 2012)

DAFTAR TINGKAT KEMAMPUAN


NO SISTEM TUBUH MANUSIA
PENYAKIT 1 2 3A 3B 4A
1 Sistem Saraf 73 7 22 18 19 7
2 Psikiatri 52 0 28 21 1 2
3 Indera 104 4 44 30 3 23
4 Respirasi 46 6 11 8 12 9
5 Kardiovaskular 41 7 15 9 9 1
6 GIT 83 6 32 17 9 19
7 Ginjal dan sal. Kemih 40 3 19 6 5 7
8 Reproduksi 99 11 41 16 19 12
9 Endokrin metabolik 33 7 6 4 7 9
10 Hematoimunologi 35 4 14 8 3 6
11 Muskuloskeletal 38 14 13 7 2 2
12 Sist Kulit dan Integumen 79 1 13 13 7 45
13 Forensik dan Medikolegal 13 0 3 7 1 2
TOTAL 736 70 261 164 97 144
7
KEGIATAN UKM DAN UKP DI PUSKESMAS

FUNGSI
PUSKESMAS

UKM
KEGIATAN
UPAYA PELAYANAN
PENYEDIA DATA
PROMOSI DAN DAN INFORMASI
PREVENSI KM KP

TUGAS PROVINSI - KABUPATEN/KOTA BPJS

DUKUNGAN PUSAT
KM – Kesehatan Masyarakat
KP – Kesehatan Perorangan
KR- NOV 2012 Presentasi DirJen BUK 2013
8
PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUSKESMAS
DALAM KONTEKS REVITALISASI :

STRATA 1 STRATA 2 STRATA 3

Program Program Program


Nasional/Generik Nasional/Generik Nasional/Generik
Program Lokal Program Lokal
Spesifik Spesifik
NSPK
Program
Pengembangan

UKP UKP UKP

KET :
Prog Lokal Spesifik – masalah spesifik setempat - - Pelayanan belum mandiri
Program Pengembangan : dapat berupa intensifikasi Pelayanan sudah mandiri
program generik maupun extensifikasi
__

Presentasi DirJen BUK 2013


STATUS PELAYANAN UKP DI PUSKESMAS

STATUS KETERANGAN

Pelayanan UKP di Fasyankes yang belum memiliki


Status I Tenaga Dokter (hanya Bidan & Perawat) atau memiliki
dokter yang tidak menetap

Pelayanan UKP di Fasyankes yang telah memiliki tenaga


Status II
dokter

Pelayanan UKP di Fasyankes yang telah memiliki Tenaga


Status III Dokter dan mampu melayani Pelayanan Kedokteran
Primer
Sembilan Prinsip Dasar Pelayanan
Dokter Keluarga
1. Pelayanan yang holistik dan komprehensif
2. Pelayanan yang kontinu
3. Pelayanan yang mengutamakan pencegahan
4. Pelayanan yang koordinatif dan kolaboratif
5. Penanganan personal bagi setiap pasien sebagai
bagian integral dari keluarganya
6. Pelayanan yang mempertimbangkan keluarga,
lingkungan kerja, dan lingkungan tempat tinggalnya
7. Pelayanan yang menjunjung tinggi etika dan hukum
8. Pelayanan yang dapat diaudit dan dapat
dipertangungjawabkan
9. Pelayanan yang sadar biaya dan sadar mutu
Management of Chronic Disease Program
(PROLANIS)

Gate-
keeper

Prescription Manager
Family
Doctor
PROLANIS

Monitoring Consultant

Info Askes, edisi Mei 2010


Model layanan diabetes tingkat primer di Indonesia

Klinik Dokter Keluarga FKUI Kayu


Putih
TUGAS GATEKEEPER

• Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar untuk


memenuhi kebutuhan kesehatan peserta secara
paripurna, terpadu dan bermutu
• Mengatur pelayanan kesehatan lanjutan melalui
sistem rujukan.
• Penasehat, konselor, dan pendidik untuk mewujudkan
keluarga sehat
• Manajer sumber daya
MASALAH KESEHATAN MASYARAKAT

• Terkait dengan sebagian


besar kebutaan pada
dewasa, gagal ginjal
terminal, dan amputasi
tungkai non-traumatis.
• Penyebab utama penyakit
jantung koroner, stroke dan
penyakit arteri perifer.

Dagogo-Jack S. J Natl Med Assoc. 2002;94: 549-560.


Standar Penatalaksanaan DM

Pengendalian
Menurunkan risiko
glukosa darah
komplikasi DM
intensif

Penatalaksanaan
Menurunkan
penyakit penyerta / ko-
morbiditas dan
morbid (dislipidemia,
mortalitas DM
hipertensi, dll)
Standar Penatalaksanaan DM

Pemantauan
glukosa
darah

Modifika
Pemantauan
si gaya
komplikasi
hidup
HbA1<7

Penatalak
Pengendalian
sanaan tekanan darah
mandiri
Penatalaksanaan Diabetes

Pencegahan
tersier
Pencegahan
(terhadap
Pencegahan sekunder
morbiditas
primer (terhadap
dan mortalitas
komplikasi)
komplikasi
yang dialami)

Dagogo-Jack S. J Natl Med Assoc. 2002;94: 549-560.


Pencegahan primer

• Individu risiko tinggi: Toleransi glukosa terganggu


(TGT)
• Modifikasi gaya hidup.
• Pencegahan efektif:
– Penurunan jumlah kalori yang dikonsumsi (500-700
kcal/hari)
– Aktivitas fisik secara teratur (misalnya berjalan kaki
selama 30 menit, 5 kali perminggu)
• Harus disarankan juga terhadap keluarga pasien
Pencegahan sekunder

• Mereka yang mengalami diabetes.


• Pencegahan terjadinya komplikasi (mikro dan
makrovaskular).
• Upaya pencegahan komplikasi terbaik,
– Mikrovaskular: pengendalian kadar gula darah
secara intensif.
– Makrovaskular: program penurunan risiko secara
komprehensif (kadar gula darah, lipid, tekanan
darah, berhenti merokok, dll).
Pencegahan tersier

• Mereka yang telah mengalami komplikasi

• Bertujuan untuk rehabilitasi, memperbaiki


kualitas hidup dan mencegah kematian
Apa yang dapat dilakukan?
Meningkatkan kemampuan diri dalam
penatalaksanaan DM, melalui upaya PKB,
pencarian literatur atau afiliasi dengan RS/FK.
Pemeriksaan glukosa Melaksanakan
darah pada mereka edukasi, atau mengirim
yang berisiko tinggi; pasien untuk
pemeriksaan berkala mendapatkan edukasi.
pada pasien DM.
Intervensi gaya hidup;
Rekomendasi diet dan aktivitas fisik secara tertulis.
Perlu disusun perencanaan yang baik dengan
target pencapaian.
Mendorong pemantauan mandiri (self-monitoring).
Hal ini menunjukkan adanya upaya penatalaksa-
naan mandiri (self-management).
Pemberian obat secara efisien. Sesuai patofisiologi
dan perjalanan penyakitnya, DM tipe 2 seringkali
membutuhkan terapi kombinasi.
Penetapan target (goal setting). Efektivitas terapi dan
kepatuhan terhadap modifikasi gaya hidup harus selalu
dievaluasi.
Indikator Keberhasilan Penatalaksanaan DM*

Indikator proses Indikator keluaran (outcomes)


Proporsi pasien yang menerima: Proporsi pasien yang mencapai:
• Pemeriksaan HbA1c • HbA1c terkendali buruk
• Pemeriksaan terhadap (>9.0%)
nefropati
• HbA1c terkendali (<8.0%)
• Pemeriksaan mata
• HbA1c terkendali (<7.0%)
• Skrining LDL‐C
untuk populasi tertentu
• Vaksinasi Influenza
• LDL‐C terkendali (<100 mg/dL)
• Penilaian terhadap
penggunaan tembakau
• Dukungan untuk berhenti
merokok (tobacco cessation)

*seperti yang direkomendasikan oleh National Committee for Quality Assurance,


Amerika Serikat (www.ncqa.org)
Pengendalian risiko kardiovaskuler secara
komprehensif. Termasuk di dalamnya, anjuran
berhenti merokok, pengendalian lipid dan tekanan
darah, pemberian aspirin, dll.
Surveillance terhadap komplikasi
mikrovaskuler, yaitu retinopati,
nefropati dan neuropati.
Reorganisasi praktik sehingga dapat menyediakan
pelayanan yang holistik, komprehensif dan terpadu
Praktek Dokter Pelayanan Primer Masa Depan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai