Anda di halaman 1dari 16

BREAST SHARING: BREAST RECONSTRUCTION POST

MASTEKTOMI

Oleh :

dr. Monic

Pembimbing :

Dr. dr. Kristanto Yuli Yarsa, Sp.B(K)Onk

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS I

DEPARTEMEN ILMU BEDAH

UNIVERSITAS SEBELAS MARET / RSUD DR. MOEWARDI

SURAKARTA

2019
BAB I

LAPORAN KASUS

Seorang wanita usia 35 tahun datang ke poli bedah onkologi dengan keluhan
luka bolong di payudara kanan setelah dilakukan operasi pada payudara kanannya 2
minggu yang lalu. Riwayat sebelumnya pasien mengeluh adanya benjolan pada
payudara kanan sejak 6 bulan sebelum dilakukan tindakan operasi tersebut. Benjolan
dirasakan semakin lama semakin membesar dan bertambah nyeri. Ukuran benjolan
sebelum dilakukan operasi sekitar sebesar telur ayam kampung.

Dari pemeriksaan fisik pasien tampak sakit sedang dan sadar penuh. Tekanan
darah 110/70mmHg, denyut nadi 95x/menit, kecepatan nafas 20x/menit dan suhu
badan 36.9ºC. Pada pemeriksaan mata tidak tampak adanya konjungtiva anemis
maupun ikterik. Pada pemeriksaan status lokalis pada daerah dada didapatkan pada
payudara kanan post mastektomi dengan tampak luka tebuka berbentuk bulat dnegan
diameter 6 cm dengan jaringan nekrotik (+), pus (+) minimal, kelembapan baik dan
epitelisasi (+). Pada payudara kiri tidak tampak adanya bekas luka tau massa. Pada
pemeriksaan limfonodi tidak ditemukan adanya pembesaran pada limfonodi
supraklavikula, infraklavikula, serta axilla dextra dan sinistra.

Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil Hb 10.5gr/dl, leukosit


9100/mm3, hematokrit 32 % dan trombosit 152.000/mm3. Pemeriksaan hemostasis PT
16.2 detik dan APTT 32.2 detik.
Gambar 1. Defect bekas mastektomi dan post rekonstruksi pada pasien
BAB II

DISKUSI

Pada laporan kasus didapatkan wanita usia 35 tahun post mastektomi pada
payudara kanan 2 minggu yang lalu dengan bekas luka operasi terbuka berbentuk bulat
diameter 6 cm pada bagian medial payudara kanan dengan jaringan nekrotik (+), pus
(+) minimal, kelembapan baik dan epitelisasi (+).

Dari pemeriksaan pasien tampak sakit sedang dan sadar penuh. Hasil vital sign
menunjukkan tekanan darah 110/70mmHg, denyut nadi 95x/menit, kecepatan nafas
20x/menit dan suhu badan 36.9ºC. Pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil Hb
10.5gr/dl, leukosit 9100/mm3, hematokrit32 % dan trombosit 152.000/mm3.
Pemeriksaan hemostasis PT 16.2 detik dan APTT 32.2 detik.

Dilihat pemeriksaan pada payudara nampak prosedur operasi yang telah


dilakukan 2 minggu sebelumnya adalah mastektomi sederhana yaitu pengambilan
massa payudara kanan tanpa disertai pengambilan jaringan limfonodi sekitarnya.

Prinsip pada operasi kanker payudara adalah mengambil jaringan patologis


semaksimal mungkin. Pada operasi mastektomi, ada beberapa prosedur yang dapat
dipilih untuk mengambil jaringan tumor, dimana dalam pememilihan posedur
disesuaikan dnegan ukuran dari tumor, penyebarannya serta mempertimbangkan
kosmetik atau deformitas yang mungkin terjadi akibat operasi.1

Pada pasien post reseksi payudara yang meninggalkan defect yang cukup besar
dan sulit untuk menutup dapat dilakukan operasi rekonstruksi. Pemilihan metode
rekonstruksi tergantung dari ukuran dan lokasi dari defect, availabitilas dari lokal dan
pedicle flap, operasi atu radioterapi sebelumnya dan konsidi umum pasien tersebut.
Pada defect yang ukurannya kecil dapat langsung dilakukan penutupan jika
memungkinkan. Skin graft juga dapat dipilih jika jika defect pada dinding dada hanya
superfisial. Serta rekonstruksi dengan flap dapat dipilih jika defect cukup luas dan
dalam.1

Pada pasien ini dilakukan rekonstruksi untuk menutup defect pada payudara
kanan post operasi menggunakan jaringan dari payudara kiri atau yang sering disebut
dengan breast sharing. Prosedur ini dipilih karena defect cukup luas dan dalam.
Prosedur ini diawali dengan marking dimana digambar garis tengah, garis axilla
anterior, inframammary fold (IMF), and dan garis axis dari payudara. Kemudian
dilakukan juga site marking lokasi jaringan yang akan diambil.2

Kemudian dapat dimulai prosedur operasinya. Pasien dalam posisi supine


dengan lengan posisi aduksi. Pada dasarnya prosedur operasi ini terdiri dari hemipartisi
donor payudara dengan Wuringer fascia sebagai guiding axis. Dalam diseksi jaringan
perlu dilakukan hati-hati agar tidak mengenai vena utama atau arteri utama seperti
internal mammary artery. Setelah diambil flap dapat dilakukan pada payudara
kontralateral. Payudara donor setelah dilakukan pengambilan jaringan diperlalukan
seperti pada prosedur mammaplasty reduksi.2

Gambar 2. Luka post breast reconstruction


BAB III

PENDAHULUAN

Breast reconstruction telah menjadi prosedur yang sudah umum dikerjakan


sejak lama pada pasien post mastektomi dan banyak teknik yang dapat digunakan.
Prosedur yang paling sering dipakai adalah prosthetic replacement of breast volume
dengan atau tanpa soft tissue cover dengan atau tanpa muskulus latissimus dorsi flap.3

Hasil dari prosthetic replacement secara umum memuaskan, namun komplikasi


jangka panjang dapat terbentuk kapsul seperti pengerasan pada payudara yang
direkonstruksi yang berbeda jika dibandingkan dengan payudara lainnya. Beberapa
prosedur menggunakan jaringan dari abdomen (pedicled transverse rectus abdominis
musculocutaneous (TRAM) flap,free TRAM flap, the deep inferior epigastric
perforator (DIEP) flap), dari gluteus superior gluteal artery perforator free flap or
inferior gluteal free flap, dari otot dinding thorak (Thoracodorsal artery perforator flap
(TDAP), muscle-sparing latissimus dorsi, intercostal artery perforator (ICAP)).2
Kebanyakan breast reconstruction dibutuhan untuk memberikan volume pada
payudara post mastektomi atau untuk menutup area luka post mastektomi. Selain itu,
payudara yang tidak dilakukan mastektomi juga bisa menjadi donor untuk prosedur
breast reconstruction atau yang biasa disebut dengan breast sharing.3
BAB IV

TINJAUAN PUSTAKA

Banyak pilihan untuk menutupi defect pada area dinding dada. Flap merupakan
salah satu cara yang sering dipake dan dapat diambil dari beberapa bagian tubuh lain
sebagai donor untuk menutupi defect yang cukup luas . Namun tidak semua pasien
cocok, pasien dengan faktor komorbit.1

Lokal flap pada pasien post mastektomi yang menggunakan jaringan payudara
di kontralateralnya sebagai pendonor atau juga bisa disebut dengan breast sharing
memiliki resiko morbiditas yang lebih rendah jika dibandingkan dengan flap otot dari
tempat lain. Keberhasilan dari prosedur ini tergantung dari teknik yang membutuhkan
perkiraan tepat rasio panjang dan lebar serta pengetahuan anatomi terkait dari
pembuluh darah dari regio donor.1

Jaringan payudara dapat dijadikan sebagai flap khusunya apabila lokasi defect
berada di daerah midline. Breast sharing cocok untuk pasien dengan usia lanjut karena
faktor komorbiditas yang rendah saat operasi dengan durasi operasi yang singkat.
Pembentukan pembuluh darah baru post rekonstruksi biasanya terbentuk dengan baik
namun tidak terlalu baik hasilnya secara estetik.4

Tahapan proses operasi dari breast recontruction metode breast sharing ini
adalah dengan melakukan reduksi pada bagian payudara yang normal dimana
sebelumnya medan operasi telah dilakukan site marking terlebih dahulu (Fig. 1).
Selanjutnya dilakukan diseksi dari flap kulit bagian inferior (Fig. 2). 1
Kemudian nipple diposisikan naik dan diposisikan di posisi baru (Fig. 3). Bagian
tepi dari flap kemudian dipindah ke lokasi transfer di payudara daerah medial yang
dilakukan rekonstruksi (Fig. 4). Penempelan flap tersebut diposisikan sampai kulit
tidak tertekuk atau membentuk lipatan. 1

Bekas incisi pada payudara donor akan seperti lubang pada submammary yang
kemudian dilakukan penutupan (Fig. 5). Pasien dapat dipulangkan post operasi
rekonstruksi pada hari ke 4-5. Pasien juga perlu diendukasi cara perawatan luka dan
diedukasi terkait hasil operasi post breast reconstruction.1
Hasil dari operasi dapat dilihat jelas telah minggu ke 4-6 (Fig.6). biasanta bentuk
kedua payudara post rekonstruksi dpaat dilihat dengan jelas (Fig.7). skin graft biasanya
juga dilakukan untuk membentuk aerola mammae yang baru pada payudara resipien.1,4

Selain menggunakan metode breast sharing, breast reconstruction juga dapat


dilakukan menggunakan metode prosedur yang lain diantaranya Thoracodorsal artery
perforator flap (TDAP) dan Lateral Intercostal artery perforator flap (LICAP).5
Thoracodorsal artery perforator flap (TDAP)

Arteri thorakodorsal berasal dari subcapsular arteri dan dibagi menjadi cabang
horizontal dan cabang descending. Kemuan dibagi lagi menjadi 2-3 cutaneous
perforator yang lokasinya berada 8-10 cm dibawah lipatan axilla dan 2-3 cm dari tepi
lateral muskulus latissimus dorsi. Sebelum dilakukan incisi, dilakukan marking terlebih
dahulu untuk menunjukkan perbandingan yang sesuai antara recipient site dan donor
site. Biasanya luka dari donor site akan tersembunyi dibawah bra. Karena perforator
cenderung relatif pendek, pembedahan dilakukan sampai arteri dan vena thorakodorsal
bertemu. Terowongan subkutan dibuat antara batas lateral anterior dari muskulus
latisimus dorsi dan defect, melaluinya flap dilewatkan sebelum ditransfer ke payudara
yang menjadi resipient site. Setiap langkah harus dilakukan secara hati-hati untuk
menghindari rusaknya perforator. 5

Lateral Intercostal artery perforator flap (LICAP)

Lateral Intercostal artery perforator terletak 3 cm anterior dari tepi anterior


muskulus latissimus dorsi dan menembus muskulus serratus anterior serta mensuplai
nutrisi untuk kulit maupun soft tissue sekitar. Perforator biasanya berada diantara SIC
5 dan 8. Insisi biasanya dibuat sejajar dengan lipatan mammae bagian inferior.
Selanjutnya sama seperti TDAP recipient site disesuaikan dnegan donor site. LICAP
memiliki kelebihan dimana didisign untuk mencegah komplikasi seperti nekrosis
lemak. Transfer ke donor site dapat menggunakan metode propeller flap. 5
External Oblique Myocutaneous Flap (EOMCF)

Metode rekonstruksi biasa dilakukan apabila telah dilakukan tindakan extensive


mastektomi yang menimbukan defect yang cukup luas.6
BAB V

KESIMPULAN

Prosedur breast reconstruction post mastektomi merupakan prosedur operasi


yang sering dilakukan dan sudah dilakukan sejak lama. Tujuan dari rekonstruksi
payudara ini biasanya adalah untuk menutup defect atau luka post mastektomi ataupun
untuk menyeimbangkan volume kedua payudara atau menambah volume payudara
post mastektomi.

Banyak prosedur operasi yang dapat dipilih. Pemilihan metode rekonstruksi


tergantung dari ukuran dan lokasi dari defect, availabitilas dari lokal dan pedicle flap,
operasi atu radioterapi sebelumnya dan konsidi umum pasien tersebut. Banyak bagian
dari tubuh yang dapat dijadikan donor site untuk menutup defect post masktektomi.
Dari otot dinding dada, otot dinding perut dan dari jaringan payudara normal dapat
dijadikan sebagai donor.

Flap yang menjadikan payudara normal sebagai donor biasa disebut juga dengan
breast sharing. Metode ini telah ada sejak lama dan memiliki prognosis yang cukup
baik. Angka morbiditasnya rendah dan cocok digunakan pada pasien usia lanjut karena
waktu durante operasi yang cukup singkat dibanding metode lain, sehingga
meminimalisir resiko mortalitas juga. Namun secara estetik dapat timbul kapsul sperti
pengerasan pada payudara yang direkonstruksi yang berbeda jika dibandingkan dengan
payudara lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

1. Prakasit, Rupporn S, Monchai L, Chairat S, Thongchai S, Chayanoot R. (2018).


Breast sharing for closure contralateral mastectomy defect. Annals of Breast
Surgery 2: 11.

2. A. Novo-Torres, I. Fakih a, J.J. Aparicio-Alcazar, J. Garcia-Juarranz, L.


Navarro-Sempere, E. Lorda-Barraguer. (2015). Breast sharing: New
perspectives on an old method. Journal of plastic, Reconstrustion & Aesthetic
Surgery: 68, pp: 1727- 1732.

3. Marshall D.R, E. John, Murray JS. (1981). Post mastectomy breast


reconstruction using a breast sharing technique. Journal of Plastic Surgery : 34,
426-430.

4. Bertozzi N, Francesso S, Marianna P, PierLuigi S, Edoardo R. (2018). Nipple


Reconstruction Techniques: Which is the Best Choice? Open Medicine
Journal: 5, pp: 62-75.

5. Kim J B, Dong K K, Joeong W L, Kang Y C, Ho Y C, Byung C C, Ho Y P, et.


al. (2018). The usefulness of pedicled perforator flap in partial breast
reconstruction after breast conserving surgery in Korean women. Archives of
Plastic Surgery: 45, pp: 29-36.

6. Lee S, Younglae J, Youngtae B. (2017). Immediate chest wall reconstruction


using an external oblique myocutaneous flap for large skin defects after
mastectomy in advanced or recurrent breast cancer patients: A single center
experience. Journal of Surgical Oncology: 1-6.

Anda mungkin juga menyukai