Oleh :
dr.
PENDAHULUAN
• Kelenjar tiroid merupakan salah satu
kelenjar endokrin yang terdiri atas 2 lobus,
letaknya berada di depan trakea dan
dibawah kartilago krikoid.
• Dalam tubur kelenjar tiroid berfungsi dalam
memiliki fungsi diantaranya:
Saraf
Kardiovaskuler
Hemodinamik
Gastrointestinal
Hepatobilier
Urogenital
Metabolik & endokrin masalah tiroid, intolerasi suhu, keringat >>, dsb.
Muskuloskeletal
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan radiologi
Mallampati score
MANAJEMEN INTRAOPERATIF
• Tenik yang umum digunakan untuk operasi tiroid dengan anesteri reginal adalah
blok pleksus servikal bilateral C2-C4 dilakukan dengan monitoring penuh dengan
sedasi atau tanpa sedasi.
• Sedasi sadar dapat dicapai dengan penambahan midazolam atau Infus Sasaran
Terkendali (TCI) propofol.
• Blok pleksus servical bilateral yang dalam memiliki insidens komplikasi yang lebih
tinggi, termasuk injeksi subdural dan A. Vertebralis serta kelumpuhan saraf
frenikus.
• Untuk [blok superficial plexus
cervical pasien harus
diposisikan ekstensi ke sisi
berlawanan, kemudian titik
tengh batas posterior SCM
divisualisasikan , kemudian 15-
20 cc anestesi lokal disuntikkan
pada wheal superficial
mendalam kelapisan fascia
pertama ke arah caudal dan
cephalsepanjang perbatasan
CM posterior.
• Pada anestesi umum berbagai teknik dapat digunakan. Pada kebanyakan kasus,
pasien dapat diberi induksi intravena dan intubasi endotrakeal.
• Agen intravena maupun inhalasi dapat dipilih untuk pemeliharaan anestesi.
Relaksasi otot yang baik sangat penting dan fungsi neuromuskular harus
dipantau.
• Posisi kepala sepenuhnya diekstensi dan diletakkan pada cincin bantalandengan
bagian skapula diberi tumpuan. Mata perlu diperhatikan khusus pada pasien
dengan exophtalmus.
• Akses saluran nafas akan akan terbatas selma prosedur sehingga posisi
endotrakel tube harus ditempelkan aman. Posisi kepala sedikit dimiringkan juga
dapat dipilih untuk drainase.
EVALUASI PASCA OPERATIF
• Blokade neuromuskular harus sepenuhnya kembali. Pasien
didudukkan dan bali=on endotrakeal dikempiskan sebelum
diekstubasi
• Ekstibasi
dilakuakn saat pasien mulai sadar. Hal ini meminimalkan
manipulasi jalan nafas dan pergerakan leher. Serta kepala saat mulai
sadar, mencegah batauk dan tegang.
• Steroid
( ex: dexametason 8 mg) dapat membantu mengurangi
edema saluran nafas terlalu lama atau sulit.
PERTIMBANGAN PASCA OPERATIF
PERDARAHAN
Dapat menyebabkan obstruksi atau kompresi jalan nafas yang cepat. Tanda-tanda
pembengkakakn atau hematome perlu segra didekompresi dengan pengangkatan
klip bedah. Penghapus klip harus disimpan di samping bed pasien, jika
memungkinkan, re intubasi dini sebaiknya dilakukan.
EDEMA LARING
Hal ini dapat terjadi sebagai akibat dari intubasi trakea yang raumatik atau pada
pasien yang timbul hematome yang dpaat menyebabkan obstruksi drainase vena.
Hal ini biasanya dapat ditangani dnegan steroid atau oksigen.
KELUMPUHAN SARAF LARING
Dapat terjadi karena iskemi, traksi terjepit atau transeksi saraf selama operasi.
Kelumpuhan unulateral akan mengakibatkan kesulitan bernafas, suara serak
sedangkan kelumpuhan bilateral akan mengakibatkan adduksi lengkap pita suara
dan stridor, sehingga perlu dilakukan re intubasi atau mungkin perlu di trakeostomi.
PERTIMBANGAN PASCA OPERATIF
HIPOKALSEMI
Sebagai akibat dari terganggunya kelenjar paratiroid atau keangkatnya kelenjar
paratiroid bersamaan dengan tiroidektomi.
Tracheomalasia
Perlu dipertimbangkan pada pasien yang telah mengalami kompresi trakea karena
goiter atau tumor ytang besar. Re intubasi dapat dilakukan jika keadaan ini terjadi.
BADAI TIROID (THYROID STROM)
Ditandai dengan hiperpireksia, takikardi, penurunan kesadaran dan hipotensi.
Manajemen suportif dengan pendinginan aktif, hidrasi, beta bloker dan obat-obat
antitiroid harus segera dilakukan.
TERIMAKASIH
23