Anda di halaman 1dari 32

Prosedur Preoperatif

Operasi Kepala-Leher
Oleh:
Topik pembahasan
01 PENDAHULUAN

02 Informed Concent dan Edukasi

03 General
Pre-assessment and Preparation

04 Nutrisi Preoperatif

05 Profilaksis Medication
PENDAHULUAN

3
Tujuan persiapan operasi

Setiap pasien memiliki kebutuhan yang spesifik

mengetahui pasien dengan risiko tinggi terjadi


komplikasi

inform consent

penjelasan resiko
4
Preoperatif
Manfaat persiapan preoperative:
1. Antisipasi kesulitan intra operative
2. Penyiapkan alat, fasilitas dengan baik
3. Meningkatkan patient safety dan meminimalisir terjadinya
error
4. Mengatasi ketakutan/kecemasan pasien

5
Informed Consent dan
Edukasi

6
Informed Concent

• Informed Concent merupakan hal penting yang perlu dokter


lakukan kepada pasien sebelum diberikannya tindakan agar
pasien mampu membuat keputusan, khususnya pada
tindakan bedah.
• Informed concent preoperative memuat :
1. Edukasi persiapan operasi
2. Edukasi terkait tindakan yang akan dilakukan
3. Risiko tindakan perioperatif dan post

7
• Pada tindakan Operasi daerah kepala leher dapat
disampaikan efek risiko yang mungkin timbul akibat
tindakan operasi, diantaranya:

Thyroidectomy Parotidectomy

• Luka pada daerah leher • Luka daerah depan


• Kalsium yang rendah telinga
• Kerusakan pita suara • Mati rasa pada daerah
setengah bawah telinga
• Kerusakan N. Facialis
• Kulit diatas pipi akan
mudah berkeringat ketika
makan
8
General
Pre-assessment
and Preparation
9
Riwayat Medis
Sebelum dilakukannya tindakan operasi perlu digali riwayat
penyakit pasien meliputi:
• Kelainan pembekuan darah.
• Hipertensi dan kelainan jantung.
• Disposisi terhadap trombosis atau emboli.
• Hepatitis, HIV, DM
• Setiap alergi obat yang diketahui, terutama terhadap anestesi
• Pengobatan rutin
• Masalah pada operasi sebelumnya atau anestesi umum

10
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Kepala Leher

• Thyroid gland
• Salivary glands (parotid, submandibular, sublingual,
minor salivary glands)
• Nasopharynx (area just behind the nose)
• Mouth or oral cavity (eg. tongue, palate, floor of mouth)
• Throat or oropharynx (eg. tonsils, tongue base)
• Voice box or larynx (vocal cord/glottic, supraglottic and
subglottic)
• Hypopharynx (inlet into the gullet/oesophagus)
• Nose & paranasal sinuses
11
Pemeriksaan fisik lain

Pemeriksaan Thoraks (Jantung, Paru)

Pemeriksaan abdomen

Pemeriksaan Ekstremitas dan tekanan darah

12
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Laboratorium Darah rutin

• Hb, ER, AL, At, PTT, PT, APTT, INR


• Persiapan darah jika beresiko bleading perioperatif

Pemeriksaan tambahan khususnya jika


dengan general anestesia

• tergantung usia dan kondisi umum


• EKG, foto thorax, dsb.
13
Site Marking

 Dilakukan sebelum
operasi dimulai
 Berguna sebagai
penanda lokasi operasi/
tempat pembedahan
 Meminimalisisr kesalah
tempat pembedahan

14
Nutrisi
Preoperatif

15
Status Nutrisi Preoperatif

• Malnutrisi → masalah pada pasien kanker kepala dan leher.


• Obstruksi mekanik → disfagia progresif dan prolonged
• Malnutrisi:
 meningkatkan risiko komplikasi
 penyembuhan luka lama
 meningkatkan risiko infeksi perlu ada intervensi
dari bagian gizi.
 lama perawatan meningkat
 risiko sindrom refeeding

16
Tatalaksana Puasa Preoperatif

Puasa pre operasi

• baiknya diminimalisir
• Pasien dengan intake oral yang mengalami disfagia
atau risiko refeeding syndrome dapat diberi air putih
minimal 2 jam sebelum operasi dan makanan padat 6
jam sebelum operasi.

17
Tatalaksana Puasa Preoperatif

preoperative carbohydrate (CHO) loading

• menekan resistensi insulin dan katabolisme


• Mengontrol glukosa dan persiapan jaringan menjadi
lebih baik
• tidak dilakukanuntuk pasien dengan diabetes.

18
Tatalaksana Puasa Preoperatif

Oral feeding

• menjadi pilihan utama


• namun jika tidak akan dilakukan postoperatif tube
feeding harus diinisiasi dalam 24 jam.

19
Obat-obatan
Profilaksis

20
Profilaksis terhadap Tromboembolisme

Pasien yang menjalani operasi kanker kepala dan


leher dengan rekonstruksi flap memiliki peningkatan
risiko venous thromboembolism (VTE)

harus menjalani profilaksis farmakologis, dengan low


molecular weight heparin

21
Profilaksis terhadap Tromboembolisme

risikonya perdarahan harus


ditimbang terhadap manfaat
secara individual.

Terutama pasien dengan konsumsi


agen antiplatelet juga perlu
diperhatikan, karena semakin
meningkatkan resiko perdarahan.

22
Indikasi profilaksis thromboembolism

• Obesitas • Kanker
• Usia lebih dari 40 tahun. • Gangguan jantung
• Varises • Infeksi
• Riwayat sebelumnya • Kehamilan dan
dari peristiwa menyusui
tromboemboli. • Kontrasepsi oral,
• Waktu operasi yang estrogen dosis tinggi
lama • Merokok
• Imobilitas

23
Antibiotik Profilaksis
Pengecualian

• Antibiotik perioperatif tidak diindikasikan untuk prosedur


onkologis kepala dan leher yang pendek dan bersih

Patogen

• Staphylococcus aureus
• S. epidermidis
• α-hemolytic streptococci
• Gram-negative (Klebsiella species, Proteus mirabilis,
Pseudomonas aeroginosa, Escherichia coli, enterococci,
and Enterobacter species)
24
Antibiotik Profilaksis

Pilihan antibiotik

• cephalosporin generasi kedua


• Bisa dikombinasi dengan metronidazol pada operasi
yang membuka pharyx (risiko infeksi enterobacteria)

prosedur yang terkontaminasi bersih

• antibiotik perioperatif harus diberikan 30-60 menit


sebelumnya operasi dan dilanjutkan selama 24 jam.
• Jika luka luas dapat diberikan hingga 3-5 hari.
25
Profilaksis Mual dan Muntah Postoperasi

• Pasien yang menjalani operasi kanker kepala dan leher


harus menerima obat pra operasi dan intraoperatif
untuk mengurangi mual dan / atau muntah pasca
operasi.
• Kombinasi kortikosteroid dan antiemetik harus
dipertimbangkan.

26
Pencegahan hipotermia
• Suhu tubuh < 36C → menjadi salah satu masalah perioperatif.
• Komplikasi yang dapat terjadi akibat hipotermia:
 Resiko gangguan jantung
 Perdarahan
 Infeksi luka operasi
• Tatalaksana dapat dilakukan dengan menghangatkan suhu
udara ruangan, penggunaan penghangat, dan sebagainya

27
Draping Technic

28
29
30
31
Terima Kasih

32

Anda mungkin juga menyukai