PENDAHULUAN
Dalam
memilih
cara
melakukan
prosedur
anestesia
adanya
kelainan/penyakit),
posisi
pembedahan,
dan
epidural
dapat
setidaknya
secara
tiba-tiba
hendaknya
keadaan
hipovolemia
relatif
(pada
spinal
tinggi)
maka
peningkatan
afterload
ventrikel
yang
dapat
3,4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 ANESTESI PADA PASIEN GANGGUAN JANTUNG
2.1.1 PROLAPS KATUP MITRAL
Mitral Valve Prolapsed (MVP) adalah suatu kondisi dimana
menggelembungnya berlebihan lapisan katup mitral (umumnya,
lapisan posterior) kedalam atrium kiri selama systole. Insidensi
dari sindroma MVP yang telah dilaporkan sekitar
10 %
murmur
sistolik
middle-to-late:
semakin
berat
Pasien
dengan
MVP
seringkali
tampak
cemas,
dan
dengan
terpilih
takikardia
atau
adalah
yang
yang
paling
menggangu
kecil
status
(MR).
Stenosis
terjadi
karena
fusi
komissura,
gagal
jantung
antara
lain
digitalis
untuk
Pemeriksaan
ekokardiografi
bermanfaat
sebagai
derajat
beratnya
transvalvular.
System
ekokardiografi
berguna
MS
dan
skoring
dalam
memperkirakan
dengan
menilai
gradien
menggunakan
hasil
pemakaian
oleh
penyakit
vaskuler
pulmonal
dan
reflex
2-5
4. Manajemen Anestesi
Epidural anestesi merupakan tekhik anestesi regional yang
terpilih. Hindari hidrasi yang cepat, dan pertahankan level
anestesi
yang
pelan.
Efedrin
dapat
meningkatkan
denyut
3,4
5. Pemulihan
Pasien dengan MS mempunyai resiko terjadinya edema
paru dan gagal jantung kanan. Nyeri, hiperkarbia, asidosis
respiratorik,
dan
meningkatnya
resistence
hipoksia
denyut
(PVR).
arteri
jantung
Pemberian
merupakan
atau
penyebab
pulmonary
antibiotik
dan
vascular
antikoagulan
dilanjutkan.3
2.1.3 MITRAL REGURGITASI
Prolapse Katup Mitral dan penyakit jantung rheumatik
kronis
akan
menyebabkan
mitral
regurgitasi
(MR).
Ruptur
gejala
yang
timbul
sebagai
konsekuensi
dari
3,4
1. Evaluasi Klinis
Pada MR kronis terjadi overload volume ventrikel kiri.
Hipertropi ventrikel kiri menyebabkan LV end-diastolic pressure
(LVEDP) terpelihara normal, meskipun ada peningkatan LV enddiastolic volume (LVEDV). Pembesaran atrium kiri dan distensible
menyebabkan
tekanan
atrium
kiri
normal
walaupun
pada
kontraksi dan
3,4
2. Premedikasi
Reduksi afterload bermanfaat dalam hal penatalaksanaan
pasien dengan akut dan kronik MR yang diharapkan
akan
3,4
3. Monitor
Monitoring didasarkan pada derajat disfungsi ventrikel.
Pemantauan tekanan arteri pulmonal sangat bermanfaat pada
memerlukan
pengawasan
penuh
terhadap
hemodinamik.4
Kateterisasi arteri pulmonal sangat berguna untuk menilai
tekanan pengisian ventrikel, curah jantung, dan efek pemberian
vasodilator. Ukuran regurgitan dan gelombang V tidak berkorelasi
dengan derajat MR.
4,5
4. Manajemen Anestesi
Penanganan anestesi disesuaikan dengan derajat beratnya
MR dan fungsi ventrikel kanan. Faktor-faktor yang memicu
regurgitasi harus dihindari, seperti denyut jantung yang lambat
(sistolik
yang
panjang)
dan
peningkatan
afterload
secara
dipertahankan
antara
80-100x/menit.
Peningkatan
efek
berbahan
depresan
dasar
menghindari
dari
opioid
bradikardia.
obat
lebih
volatile.
cocok
Pemilihan
Anestetik
digunakan,
pankuronium
yang
karena
sebagai
aliran
ventrikel
kiri.
Ventrikel
kiri
menghadapi
Pasien
AS
memerlukan
antibiotika
profilaksis
untuk
3,4
3. Monitor
Diperlukan pengawasan ketat pada EKG dan tekanan
darah, yang bertujuan mempertahankan irama sinus, denyut
jantung, dan volume intravaskular yang normal. Hipotensi harus
dihindari dan preload harus dipertahankan adekuat. Hipotensi
harus segera diatas untuk mencegah penurunan tekanan perfusi
koroner. Kebutuhan oksigenasi meningkat. Fenilefrin dosis kecil
(50-100 ug) dapat menaikkan tekanan darah dan perfusi koroner.
Takikardi sangat penting diperhatikan karena menurunkan waktu
perfusi subendokardial. Bradikardi akan meningkatkan gradient
katup, yang menyebabkan hipertensi sistemik dan iskemik
subendokardial. Pada EKG, iskemia akan menunjukkan depresi
segmen-ST
dan
supraventrikular
kelainan
harus
gelombang-T.
ditangani
segera
Takiartimia
karena
dapat
3-5
4. Manajemen Anestesi
Pada pasien dengan AS ringan sampai sedang (biasanya
asimptomatik) umumnya anestesi spinal atau epidural lumbal
dapat ditoleransi dengan baik. Perhatian khusus diberikan pada
terjadinya hipotensi akibat penurunan preload, afterload, atau
keduanya. Anestesi epidural lebih disukai karena onset hipotensi
mengaktifkan
refleks
system
saraf
simpatik
yang
10
menimbulkan
gejala
kolaps
kardiovaskular
3,4
3. Monitor
Denyut jantung harus dipertahankan dalam batas atas
normal
(80-100
x/menit).
Bradikardi
meningkatkan
volume
positif
dapat
bermanfaat
untuk
mempertahankan tekanan perfusi sistolik, khususnya pasien preoperatif dengan disfungsi ventrikel kiri. Sebagai vasopressor
untuk mengatasi hipotensi lebih dipilih menggunakan efedrin.
Fenilefrin dosis kecil (25-50 ug) dapat digunakan jika terjadi
hipotensi akibat vasodilatasi yang berat. Penurunan afterload
intraoperatif dengan nitroprusside secara optimal membutuhkan
monitoring ketat pada hemodinamik.3,4
4. Manajemen Anestesi
Penderita AI kronik dapat dengan aman diberikan anestesi
umum atau regional. Sebagian besar penderita mentoleransi
dengan baik anestesi spinal dan epidural. Anestesi umum
sebaiknya
menggunakan
isoflurane
dan
desflurane
karena
11
trikuspid
umumnya
merupakan
kelainan
regurgitasi
tricuspid
yang
merupakan
komplikasi
2. Monitor
Volume cairan intravaskuler dan tekanan vena sentral
dipertahankan dalam batas maksimal normal untuk menjamin
terpenuhinya stroke volume ventrikel kanan dan pengisian dari
ventrikel kiri. Tekanan intratorak yang tinggi pada tekanan positif
ventilasi paru atau venodilatasi oleh obat dapat menurunkan
tekanan balik vena dan lambat laun akan mempengaruhi stroke
volume ventrikel kiri. Hindari terjadinya peningkatan resistensi
vaskuler pulmonal seperti hypoxemia arterial dan hiperkarbia.6
Pengawasan intraoperatif temasuk pengukuran tekanan
pengisian atrium kanan akan sangat membantu dalam memilih
pengganti cairan intravena dan menditeksi efek yang lebih lanjut
dari obet anastesi atau tehnik pada jumlah regurgitasi tricuspid.
5,6
3. Manajemen anestesi
12
Manajeman
anastesi
dari
pasien
dengan
regurgitasi
tricuspid sama, baik dengan satu kelainan itu saja maupun yang
disertai dengan penyakit katup aorta atau mitral.
Kombinasi obat-obat
yang spesifik
ketamin
dapat
mempertahankan
vasokonstriktor
digunakan
aliran
yang
balik
karena
efeknya
dalam
Nitro-oksida
adalah
dikombinasikan
dengan
vena.
lemahapabila
ini.
Penggunaan
nitro-oksida
akan
membantu
vascular
pulmonal,
sedangkan
VSD
yang
besar
13
menyebabkan shunting yang biridectional dan akhirnya right-toleft shunt yang disertai dengan sianosis dan clubbing.7,8
2. Manajemen anestesi
Panduan dalam premedikasi, monitoring, induksi, dan
penatalaksanaan intraoperatif dapat diaplikasikan untuk seluruh
tipe defek septum. Problem khusus pada pasien defek septum
ventrikel
diantaranya
adalah:
peningkatan
PBF,
CHF,
dan
misalnya
halothane.
Karena
darah
yang
melewati
alveolar
akan
meningkat
dengan
lebih
cepat,
insoluble
terpengaruh
misalnya
oleh
nitrous
mekanisme
oksida
ini,
relatif
sehingga
lebih
tidak
tidak
terjadi
14
premedikasi
dan
mempertahankan
volume
ventilasi
yang
adekuat.7
Teknik induksi pada pasien dengan pintasan kiri-ke-kanan
bukanlah hal yang bersifat kritis dan dapat disesuaikan menurut
keinginan pasien, tingkat kooperativitas, atau ada-tidaknya jalur
infus intravena pre-induksi. Pasien yang telah terpasang infus
ataupun menginginkan induksi intravena dapat dengan aman
diinduksi dengan menggunakan thiopental 2-4 mg/kg atau
preparat induksi intravena lainnya, diikuti dengan pemberian
suksinilkolin
atau
pancuronium
sebagai
agen
blokade
waktu
akan
lebih
tinggi
dibandingkan
15
bedah
elektif
apapun.
Terapi
obat-obatan
harus
Pengendalian
memperbaiki
fungsi
penyakit
paru
dan
jantung
kongestif
mengurangi
dapat
kemungkinan
pada
mempertahankan
normokarbia
pada
arteri,
dan
16
toleransi
latihan,
episode
sianotik
akut,
tingkat
dengan
seksama.
Denyut
nadi
perifer
harus
toraks
diperiksa
untuk
melihat
tanda-tanda
dinding
toraks.
EKG
dapat
normal
walaupun
17
hal
ini
menunjukkan
penanganan
yang
inadekuat
dan
hipoksemia
harus
diketahui.
Walaupun
penurunan
dengan hipoksemia
biasanya
lebih
kecil untuk
laboratorium
preoperatif
harus
dimulai
saja
bukan
merupakan
indikasi
untuk
18
Suplemen
oksigen
dapat
diberikan
untuk
darah
vena
pulmonal
dan
vena
sistemik.
19
pulmonal,
saturasi
arteri
akan
bergantung
pada
namun
kemaknaan
klinisnya
minimal.
oksigen
sampai
anak
sadar
penuh.
Mekanisme
20
kronis
terhadap
tidak
karbon
menyebabkan
dioksida
perubahan
atau
respon
konsentrasi
ion
hidrogen.8,9
BAB III
KESIMPULAN
Pemilihan cara anestesia dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya penyakit penderita. Beberapa faktor, antara lain
umur,
status
fisik,
posisi
pembedahan,
ketrampilan
dan
Sebagian
besar
prosedur
pembedahan
(70-75%)
dari
pasien
dengan
regurgitasi
tricuspid sama, baik dengan satu kelainan itu saja maupun yang
disertai dengan penyakit katup aorta atau mitral.
Dalam pemberian obat anestesi dalam pembedahan pasien
dengan kelainan jantung bawaan, apapun kelainan jantung yang
21
DAFTAR PUSTAKA
22
23