Anda di halaman 1dari 26

PERTIMBANGAN ANESTESI PADA TRANSURETHAL RESECTION OF THE PROSTAT (TURP)

Dr. ina Mose

Pre-operatif

Pasien-pasien yang menjalani operasi prostat biasanya orang tua dan mempunyai masalah medis yang menyertai, termasuk: coronary artery disease(CAD) ,congestive heart failure(CHF), peripheral vascular disease(PVD), cerebrovaskuler disease(CVD), penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) dan gagal ginjal.

Pre-operatif

Evaluasi pre-operatif harus dengan langsung mendeteksi dan mengobati kondisi-kondisi ini sebelum anestesi.

Respirasi

Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) biasanya pada kelompok usia ini, pasien dengan riwayat merokok 10 pak setahun atau dengan gejala dan tanda penyakit paru biasanya memerlukan tes fungsi paru.

Kardiovaskuler

Hipertensi, penyakit jantung koroner biasanya pada kelompok usia ini. Menilai toleransi latihan dengan anamnesa dan pemeriksaan fisik (misal seharusnya bisa mendaki anak tangga tanpa kesulitan atau mengalami short of breath{SOB}). Tes : EKG ; yang lain anamnesa dan pemeriksaan fisik.

Neurologis

Serebrovaskuler disease, alzeimer dan masalah neurologi yang lain bisa ada di kelompok usia ini. Nilai status mental untuk membantu evaluasi dari perubahan intraoperatif atau post- operatif

Ginjal

Antisipasi kerusakan ginjal sekunder karena obstruksi kronik. Pemeriksa ureum ; kreatinin ; dan elektrolit. Jika ureum dan kreatinin meningkat, lakukan pemeriksaan bersihan kreatinin (normal = 95-140 ml/min).

Muskulo- skeletal

Artritis bervariasi pada kelompok umur ini bisa bermasalah dengan posisi untuk anestesi regional dan bedah.

Endokrin

Meningkatnya kejadian diabetes mellitus. Tes : glukosa darah, urinalisis.

Hematologis

Kehilangan darah yang moderat berakibat pembesaran kelenjar. Jika kelenjar 30 gr, tidak perlu crossmatch, kelenjar 30-80 gr, crossmatch 2 unit darah, kelenjar 80 gr, crossmatch 4 unit darah. Tes : Hematokrit.

Laboratorium

Tes yang lain sesuai anamnesa dan pemeriksaan fisik

Premedikasi

Lanjutkan obat-obatan yang biasa digunakan (mis. digitalis,betabloker, nitroglycerin) untuk mencegah masalah kardiovaskuler. Sedasi jika perlu pada anxiety (mis.lorazepam 1-2 mg per oral pada saat tiba di kamar operasi).

Intra-operatif

Teknik anestesi: Regional atau anestesi umum. Pilihan tehnik anestesi tergantung pada penyakit yang menyertai dan kesiapan Keuntungan dari anestesi regional dibanding anestesi umum untuk TURP adalah memungkinkannya menilai status mental/kesadaran, dan oleh karena itu lebih mudah mendeteksi adanya sindrome TURP.

Kejadian post-dural puncture headache adalah rendah pada kelompok usia ini. Blok setinggi T9 sudah optimal. Anestesi epidural lumbal kontinyu tidak mempunyai kelebihan dibanding anestesi spinal untuk TURP karena blok pada sacral kurang memuaskan, prosedur relatif singkat, dan dosis tambahan biasanya tidak diperlukan.

SpinalAnestesi Umum :InduksiRumatan Pengakhiran Anestesi Bupivakain 0,75 %, 12 mg dalam 7,5 % dekstrosa 1,6 atau hiperbarik tetracaine.Standar induksiStandar rumatan. Relaksasi otot tidak mutlak, meskipun gerakan pasen selama tindakan harus dihindariNyeri postoperatif biasanya tidak seberapa. Antisipasi hipotensi saat tungkai diturunkan dari posisi litotomi. Hindari regangan pada tulang pinggang dengan menurunkan kedua tungkai dengan pelan dan simultan ke posisi supine

Kebutuhan darah dan cairan

Kehilangan darah sedang sampai banyak IV : no 16-18 x 1-2 cc/kg/jam NaCl 0,9 % /Ringre`s lactate Kehilangan darah bisa besar jika sinus venosus terkena, juga sulit untuk mengukur jumlah darah yang keluar. Untuk membersihkan darah dan jaringan dan untuk membantu penglihatan selama TURP, irigasi terus menerus digunakan.

Irigasi cairan harus non elektrolit untuk mencegah penyebaran arus, tapi mendekati iso osmotic untuk mencegah hemolisis darah. Untuk alasan ini, sorbitol (2, 7%) dengan manitol (0,54%) atau glisin (1,5%) ditambahkan pada air untuk menghasilkan larutan sedikit hipoosmolar terhadap darah.

Monitoring

Monitor standar, Anestesi regional memungkinkan untuk memantau status menta//kesadaran. Monitoring invasif sebagai mana hasil anamnesa dan pemeriksaan

Sindrom TURP

Kelebihan cairan intravaskuler Hiponatremi Hipotonisitas sekunder karena absorpsi cairan irigasi Gejala meliputi: Mual dan muntah Gangguan penglihatan Penurunan kesadaran Koma Kejang Hipertensi Angina Kolaps kardiovaskuler

Faktor-faktor yang mempengaruhi absorpsi cairan irigasi termasuk : tekanan hidrostatik dari irigasi (ketinggian kantung cairan), jumlah vena sinuses yang terbuka, tekanan vena perifer, lamanya pembedahan dan pengalaman operator. Reseksi harus dibatasi, optimal 1 jam atau kurang.

Beberapa manifestasi susunan saraf pusat (CNS) adalah sekunder terhadap glisin dan metabolitnya. Penanganannya termasuk observasi, diuresis (mis. Furosemid 5-20 mg iv) dan pemberian NaCl hipertonis (mis, 100 cc 3% NaCl dalam lebih 1-2 jam) Natrium serum 120 disertai dengan gejala-gejala yang berat, dan tujuan terapi adalah untuk mengembalikan kadar natrium sodium 120. Pada kasus yang lebih ringan, cukup dengan observasi dan retriksi cairan.

Posisi

Beri bantalan pada titik tekan Lindungi mata NB : peroneal nerve compression pada lateral fibular head foot drop.

Komplikasi

Perforasi kandung kemih Sindrom TURP Perforasi kandung kemih memberi gejala nyeri bahu pada pasien yang sadar. Perforasi kandung kemih (dan sindrom TURP) bisa tidak terperhatikan di bawah anestesi umum; gejala dan tanda: tekanan darah naik, laju nadi naik (kadang-kadang tekanan darah turun)

Post-operatif
Komplikasi : Perforasi kandung kemih Sindrom TURP Demam/bakteriemi/sepsis Hipotermi

Penatalaksanaan nyeri

Nyeri post operatif minimal Morfin 1-4 mg IV bila perlu

Pemeriksaan

Ht, elektrolit Kultur darah bila demam Perhatikan osmolalitas serum, foto dada, EKG pada pasien dengan sindrom TURP

Anda mungkin juga menyukai