Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tiroidektomi adalah operasi pengangkatan kelenjar tiroid.
Tiroidektomi subtotal atau total merupakan tindakan yang dapat
dilaksanakan sebagai terapi primer terhadap karsinoma tiroid,
hipertiroidisme, atau hiperparatiroidisme. Tiroidektomi subtotal yaitu
mengangkat sebagian kelenjar tiroid. Lobus kiri atau kanan yang mengalami
pembesaran diangkat dan diharapkan kelenjar yang masih tersisa masih
dapat memenuhi kebutuhan tubuh akan hormon-hormon tiroid sehingga
tidak diperlukan terapi penggantian hormon (Rumahorbo, 1999).
Tiroidektomi total yaitu mengangkat seluruh kelenjar tiroid. Klien yang
menjalani tindakan ini harus mendapat terapi hormon pengganti yang besar,
dosisn beragam pada setiap individu dan dapat dipengaruhi oleh usia,
pekerjaan, dan aktivitas (Rumahorbo, 1999).
Sebagian besar neoplasma tiroid memerlukan pembedahan ketika
pasien menunjukkan ketidaknyamanan dalam bernapas dan menelan dan
gejala tekanan lain atau di duga tumor yang membahayakan. Namun,
operasi tiroid sulit untuk dilakukan. Oleh karena itu, jika persiapan pra
operasi tidak memadai; perdarahan pasca operasi, dyspnea, cedera pada
saraf, cedera paratiroid dan komplikasi lainnya akan terjadi pada pasien,
konsekuensi yang lebih serius mungkin akan terjadi.
Perawatan pra operasi dan post operasi yang tidak benar bisa
langsung memiliki pengaruh pada pemulihan pasien dan bahkan bisa
membahayakan kehidupan pasien dan mempengaruhi kualitas kehidupan
pasien. Oleh karena itu, penting sekali untuk menyelesaikan asuhan
keperawatan pra operasi dan post operasi tiroid dengan efektif, mengamati
kondisinya, membantu dan bekerja sama dengan dokter untuk
pengobatannya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari tiroidektomi?
2. Apa saja klasifikasi dari tiroidektomi?
3. Apa saja Indikasi tiroidektomi?
4. Apa saja komplikasi pada tindakan tiroidektomi?
5. Bagaimana rencana perawatan terintegrasi pada tiroidektomi?
6. Apa saja pendidikan kesehatan pada pasien tiroidektomi?
7. Aspek apa saja yang di pertimbangkan pada kepulangan pasien
tiroidektomi?
8. Bagaimana perawatan pada periode praoperasi tiroidektomi?
9. Bagaimana perawatan pada periode pascaoperasi?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian dari tiroidektomi.
2. Mengetahui klasifikasi dari tiroidektomi.
3. Mengetahui apa saja Indikasi tiroidektomi.
4. Mengetahui komplikasi pada tindakan tiroidektomi.
5. Mengetahui rencana perawatan terintegrasi pada tiroidektomi.
6. Mengetahui apa saja pendidikan kesehatan pada pasien tiroidektomi.
7. Mengetahui aspek apa saja yang di pertimbangkan pada kepulangan
pasien tiroidektomi.
8. Mengetahui bagaimana perawatan pada periode praoperasi
tiroidektomi.
9. Mengetahui bagaimana perawatan pada periode pascaoperasi.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Tiroidektomi
Tiroidektomi adalah operasi pengangkatan kelenjar tiroid. Prosedur
bedah tiroidektomi adalah sebuah operasi yang melibatkan operasi
pemindahan semua atau sebagian dari kelejar tiroid (kelenjar yang terletak
di depan leher bagian bawah, tepat di atas trakea). Tiroidektomi parsial atau
total dapat dilaksanakan sebagai terapi primer terhadap karsinoma tiroid,
hipertiroidisme, dan hiperparatiroidisme.
Tiroidektomi dapat melibatkan pengangkatan kelenjar tiroid parsial
(subtotal) atau komplit sebagai tindakan untuk hipertiroidisme, kondisi
dikarakteristikan dengan sekresi berlebih dari hormon-hormon tiroid (T3,
dan T4). Jaringan abnormal diangkat melalui insisi leher horizontal di bawah
anestesi umum. Pada praoperasi tindakan dilakukan untuk mengurangi
risiko hemoragi pascaoperasi dan tiroid strom. Secara umum, ini meliputi
pemberian obat-obat antitiroid dan larutan jenuh kalium iodin (LJKI) bila
goiter (hipertrofi kelenjar tiroid) terjadi. Persiapan praoperasi tambahan
sama seperti pasien bedah lainnya. Pada pascaoperasi, pasien kembali ke
unit medikal/bedah dengan balutan leher dan infus IV. RLP untuk
klasifikasi KDB dari tiroidektomj adalah 2,8 hari (Lorenz, 1999 dalam
Rencana Asuhan Keperawatan Medikal-Bedah).

B. Klasifikasi Tiroidektomi
Tiroidektomi terbagi atas:
1. Tiroidektomi total
Tiroidektomi total, yaitu mengangkat seluruh kelenjar tiroid. Klien yang
menjalani tindakan ini harus mendapat terapi hormon pengganti yang
besar dosisnya beragam pada setiap individu dan dapat dipengaruhi oleh
usia, pekerjaan, dan aktifitas.
2. Tiroidektomi parsial/subtotal
Tiroidektomi subtotal, yaitu mengangkat sebagian kelenjar tiroid. Lobus
kiri atau kanan yang mengalami pembesaran diangkat dan diharapkan
kelenjar yang masih tersisa masih dapat memenuhi kebutuhan tubuh
akan hormon-hormon tiroid sehingga tidak diperlukan terapi
penggantian hormon.

C. Indikasi Tiroidektomi
Tiroidektomi pada umumnya dilakukan pada :
1. Penderita dengan tirotoksikosis yang tidak responsif dengan terapi
medikamentosa atau yang kambuh.
2. Tumor jinak dan tumor ganas.
3. Gejala penekanan akibat tonjolan tumor.
4. Tonjolan tiroid yang menggangu penampilan seseorang.
5. Tonjolan tiroid yang menimbulkan kecemasan seseorang.
6. Sebuah gondok besar yang tidak dapat bereaksi dengan obat anti-tiroid,
memerlukan operasi kelenjar tiroid, untuk menghindari tekanan pada
trakea dan esofagus, yang kemudian dapat menyebabkan kesulitan
bernapas dan menelan.
7. Efek samping dari terapi obat atau kepatuhan terhadap obat yang rendah
persisten atau tidak respon terhadap terapi yodium radioaktif, hingga
berulangnya terjadi hipertiroid yang memerlukan eksisi kelenjar tiroid.
8. Tiroidektomi digunakan untuk meniadakan kebutuhan untuk terapi
yodium radioaktif, terutama pada anak-anak.
9. Pada wanita hamil, ketika terapi obat gagal untuk mengontrol
hipertiroidisme, operasi pengangkatan kelenjar tiroid diperlukan.
10. Kekerasan dan tumor kelenjar tiroid memerlukan eksisi bedah
Hal ini juga dianjurkan dalam kasus manifestasi klinis seperti pesatnya
pertumbuhan kelenjar tiroid, sakit parah, dan limfadenopati servikal,
atau ketika sudah ada sebelum radiasi leher. Sebuah jarum halus aspirasi
sitologi (FNAC) perlu preformed untuk memastikan diagnosis dan
menentukan jenis operasi.
D. Komplikasi pada Tindakan Tiroidektomi
Komplikasi utama berkenaan dengan tiroidektomi adalah hemoragi,
cedera pada saraf laringeal berulang, obstruksi jalan napas yang disebabkan
oleh edema glotis, dan hipokalsemia (bila kelenjar paratiroid cedera secara
kurang hati-hati atau pengangkatan selama pembedahan). Setelah
tiroidektomi subtotal, ini tidak biasanya untuk pasien yang mengalami
hipotiroidisme ringan. Namun, penggantian hormon tiroid biasanya tidak
diperlukan karena jaringan tiroid sisa mengalami hipertrofi, akhirnya
menutupi fungsi normal. Terapi penggantian hormon seumur hidup
diperlukan setelah tiroidektomi total.

E. Rencana Perawatan Terintegrasi


1. Perawatan pre-operasi
a. Kadar hormon tiroid harus diupayakan dalam keadaan normal.
b. Pemberian obat antitiroid masih tetap dipertahankan disamping
menurunkan kadar hormon darah.
c. Masalah jantung juga sudah harus teratasi.
d. Kondisi nutrisi harus optimal, diet tinggi protein dan karbohidrat.
e. Latih klien cara batuk yang efektif dan latih napas dalam.
f. Ajarkan cara mengurangi peregangan pada luka operasi akibat
rangsangan batuk dengan menahan di bawah, insisi dengan kedua
tangan.
g. Beri tahu pasien kemungkinan suara menjadi serak setelah operasi
jelaskan bahwa itu adalah hal yang wajar dan dapat kembali seperti
semula.
2. Perawatan pasca operasi
a. Monitor tanda-tanda vital setiap 15 menit sampai stabil dan
kemudian lanjutkan setiap 30 menit selama 6 jam.
b. Gunakan bantal pasir atau bantal tambahan untuk menahan posisi
kepala tetap ekstensi sampai klien sadar penuh.
c. Bila sadar, berikan posisi semi fowler, apabila memindahkan klien
hindarkan penekanan pada daerah insisi.
d. Berikan obat analgesic sesuai program terapi.
e. Bantu klien batuk dan napas dalam setiap 30 menit.
f. Gunakan penghisap oral atau trachea sesuai kebutuhan.
g. Monitor komplikasi a/l:
1) Perdarahan.
2) Distress pernapasan.
3) Hipokalsemia akibat pengangkatan paratiroid yang ditandai
dengan tetani.
4) Kerusakan saraf laryngeal.

F. Pendidikan kesehatan
1. Penggunaan obat-obatan. Konsistensi waktu sangat perlu diperhatikan.
2. Gunakan kipas angin/van atau ruangan ber AC agar klien dapat
beristirahat.
3. Pada klien dengan tiroidektomi total atau penggunaan obat antitiroid,
jelaskan tanda hipotiroidisme dan hipertiroidisme.
4. Jelaskan pada keluarga penyebab emosi yang labil pada klien dan
bantu mereka untuk dapat menerima dan mengadaptasinya.
5. Ajarkan untuk followup secara teratur ketempat pelayanan terdekat.

G. Pertimbangan Pulang
1. Perawatan lanjut.
2. Obat-obatan untuk dilanjutkan di rumah.
3. Tanda-tanda dan gejala-gejala yang memerlukan perhatian medis.
4. Perawatan luka.

H. Periode Praoperasi
1. Pengkajian Data Dasar
a. Riwayat atau adanya faktor-faktor penyebab:
1) Hipertiroidisme takresponsif dengan obat-obatan antitiroid.
2) Karsinoma tiroid.
3) Pembesaran goiter yang menyebabkan masalah-masalah
menelan.
b. Pemeriksaan fisik berdasarkan pada survei umum (Apendiks F)
dapat menunjukkan:
1) Perubahan-perubahan kulit (hangat, kulit lembab, palmar
eritema).
2) Perubahan-perubahan kardiovaskular (takikardia, nadi kuat,
takipnea).
3) Perubahan-perubahan GI (peningkatan napsu makan, diare,
penurunan berat badan).
4) Perubahan-perubahan neurologis (insomnia, peka, agitasi,
tremor, gelisah, kesulitan memfokuskan mata, hiperefleksia
pada refleks tendon).
5) Perubahan-perubahan metabolik (intoleransi pada panas,
peningkatan suhu).
6) Eksoftalmus.
c. Inspeksi leher terdapat bukti goiter yang dibuktilan oleh
pembengkakan pada area leher. Bila goiter ada, selidiki tentang
penggunaan obat-obatan jangka panjang dan makanan-makanan
goitrogenik:
1) Makanan-makanan (kol, kacang, kedelai).
2) Obat-obatan (litium, sulfonilurea, tiokarbanid).
3) Penggunaan garam bebas yodium.
2. Diagnosa Keperawatan:
a. Ansietas
1) Berhubungan dengan faktor: Kurang pengetahuan tentang
kejadian praoperasi dan pascaoperasi, takut tentang beberapa
aspek pembedahan.
2) Batasan karakteristik: Mengungkapkan kurang pemahaman,
meminta informasi, melaporkan perasaan gugup atau cemas,
postu tubuh tegang.
3) Hasil pasien: Mendemonstrasikan hilang dari ansietas.
4) Kriteria Evaluasi: Melaporkan lebih sedikit perasaan gugup,
mengungkapkan pemahaman tentang kejadian praoperasi dan
pascaoperasi, postur tubuh rileks.

Intervensi Rasional

1. Jelaskan apa yang terjadi selama Pengetahuan tentang apa yang


periode praoperasi dan diperkirakan membantu mengurangi
pascaoperasi, termasuk tes ansietas dan meningkatkan kerja sama
laboratorium praoperasi, pasien selama pemulihan.
persiapan kulit, alasan status Mempertahankan kadar analgesic
puasa, obat-obatan praoperasi, darah konstan memberikan control
tinggal di ruang pemulihan, dan nyeri terbaik.
program pascaoperasi.
Informasikan pasien bahwa obat
nyeri tersedia bila diperlukan
untuk mengontrol nyeri.
Anjurkan pasien untuk meminta
obat nyeri sebelum nyeri berat.

2. Ajarkan dan usahakan pasien Untuk mendorong keterlibatan pasien


untuk: dalam perawatan diri.
 Napas dalam
 Turun dari tempat tidur
 Membebat bagian yang
dibedah ketika batuk

Jika ada, gunakanlah program


audiovisual untuk pembedahan
khusus.

3. Biarkan pasien dan orang Dengan mengungkapkan perasaan


terdekat mengungkapkan membantu pemecahan masalah dan
perasaan tentang pengalaman memungkinkan pemberi perawatan
pembedahan. Perbaiki jika ada untuk mengidentifikasi kekeliruan
kekeliruan konsep. Rujuk yang dapat menjadi sumber
pertanyaan khusus tentang ketakutan. Orang terdekat adalah
pembedahan kepada ahli bedah. sistem pendukung bagi pasien. Agar
efektif, sistem pendukung harus
mempunyai mekanisme yang kuat.

4. Lengkapi daftar aktivitas pada Daftar cek memastikan semua


daftar cek praoperatif (Apendiks aktivitas yang diperlukan telah
K). beri tahu dokter jika ada lengkap, aktivitas tersebut dirancang
kelainan dari hasil laboratorium untuk memastikan pasien telah siap
praoperasi. secaca fisiologis untuk pembedahan,
sehingga mengurangi risiko lamanya
penyembuhan.

5. Tegaskan penjelasan-penjelasan Pengulangan-pengulangan tersebut


dari dokter. mendorong untuk belajar.

6. Jika pasien sedang menjalani


pengobatan rutin hubungi dokter
untuk menetukan pengobatan
yang harus dihentikan.

7. Informasikan pasien bahwa ada Pengetahuan tentang apa yang


suara serak dan diperkirakan membantu mengurangi
ketidaknyamanan menelan dapat ansietas.
dialami setelah pembedahan
tetapi akan hilang secara
bertahap dengan berkurangnya
bengkak kira-kira 3-5 hari. Ila
eksoftalmus ada, jamin pasien
memahami bahwa tiroidektomi
tidak memperbaiki masalah mata
tetapi membantu mencegah
pembesaran lanjut dari jaringan
mata.

8. Ajarkan dan biarkan pasien Praktik aktivitas-aktivitas


mempraktikan bagaimana pascaoperasi membantu menjamin
menyokong leher untuk penurunan program pascaoperasi
menghindari tegangan pada terkomplikasi.
insisi bila turin dari tempat tidur
atau batuk. Instruksikan pasien
untuk menempatkan kedua
tangan di belakang leher untuk
menyokong leher.

9. Berikan obat-obatan antitiroid Obat-obatan antitiroid meningkatkan


yang diresepkan dan LJKI dan status eutiroid; LJKI menurunkan
evaluasi keefektifannya. Beri ukuran dan vaskularitas kelenjar
tahu dokter bila kadar T3 dan T4, tiroid bila goiter ada. Tindakan-
serum tetap di atas rentang tindakan ini membantu menurunkan
normal dan ukuran goiter (bila risiko hemoragi pasca operasi.
ada) tetap tak berubah.

I. Periode pascaoperasi
1. Pengkajian Data Dasar
a. Pada penerimaan pasien:
1) Lakukan pengkajian pascaoperasi rutin (Apendiks L).
2) Kaji kualitas suara dan kesulitan menelan.
3) Kaji status balutan leher dengan melihat sisi-sisi dan perasaan
pada punggung leher.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri:
1) Berhubungan dengan faktor: Tiroidektomi.
2) Batasan Karakteristik: Mengungkapkan ketidaknyamanan,
meringis, merintih, melindungi sisi yang nyeri.
3) Hasil pasien (kolaboratif): Mendemonstrasikan hilangnya
ketidaknyamanan.
4) Kriteria evaluasi: Menyangkal nyeri, tak ada merintih, ekspresi
wajah rileks

Intervensi Rasional

1. Jika diresepkan analgesik IV, Mempertahankan kadar darah yang


aturlah analgesik secara rutin konsisten dari analgesik merupakan
selama 24 jam pertama, tidak pengendali yang terbaik.
menunggu pasien memintanya.

2. Beri tahu dokter jika analgesik Mengidentifikasi perlunya untuk


tidak dapat menghilangkan mengubah dosis, jarak, atau jenis
sakit. analgesik. Juga dapat
mengindentifikasi adanya komplikasi,
seperti perdarahan ke bagian yang
dioperasi.

3. Berikan analgetik narkotika Analgesik narkotika perlu pada nyeri


yang diresepkan prn dan hebat untuk memblok rasa nyeri.
evaluasi keefektifan.

4. Ingatkan pasien untuk Peregangan pada garis jahitan adalah


mengingatkan tindakan- sumber ketidaknyamanan.
tindakan untuk mencegah
peregangan pada insisi:
 Menyokong leher bila bergerak
ditempat tidur dan bila turun
dari tempat tidur
 Menghindari hiperekstensi dan
fleksi akut leher.
b. Risiko tinggi terhadap komplikasi
1) Berhubungan dengan faktor: Tiroidektomi, edema pada dan
disekitar insisi, pengangkatan tak sengaja dari paratiroid,
hemoragi, kerusakan saraf laringeal.
2) Batasan karakteristik: Dapat menunjukkan manisfestasi awal
dari hemoragi, obstruksi jalan napas, kerusakan saraf laringeal,
infeksi luka, hipokalsemia.
3) Hasil pasien: Mendemonstrasikan tak ada cidera lanjut.
4) Kriteria evaluasi: Takadanya manifestasi dari berlebihan
perdarahan, hipokalsemia, kerusakan saraf laringeal, obstruksi
jalan napas, ketidakseimbangam hormon tiroid, dan infeksi;
pulang ke rumah dalam kerangka waktu KDB yang diberikan.

Intervensi Rasional
Hemoragi: Untuk mendeteksi tanda-tanda awal
1. Pantau TD, nadi, dan hemoragi
pernapasan setiap 2 jam x 4
jam, kemudian setiap 4 jam
bila stabil.
 Status balutan: Inspeksi dan
rasakan di belakang leher
setiap 2 jam x 24 jam,
kemudian setiap 8 jam
setelahnya.
2. Beri tahu dokter bila drainase Temuan-temuan ini menandakan
merah terang pada balutan perdarahan berlebihan dan perlu
atau penurunan TD disertai perhatian medis segera.
dengan peningkatan frekuensi
nadi dan pernapasan.
3. Tempatkan bel pemanggil di Temuan-temuan ini dapat menandakan
samping tempat tidur, perdarahan dan perlu perhatian medis
intruksikan pasien untuk segera.
memberi tanda bila tersedak
atau sensasi tekanan pada sisi
insisi terasa. Bila gejala-gejala
ini terjadi, kendorkan balutan,
dapatkan tanda-tanda vital,
inspeksi sisi, pertahankan
pasien pada posisi semi-
Fowlers, dan beri tahu dokter
dengan segera.
Obstruksi Jalan Napas Untuk mendeteksi tanda-tanda awal
1. Pantau pernapasan setiap 2 obstruksi jalan napas.
jam x 24 jam
2. Beritahu dokter bila keluhan- Temuan-temuan ini menandakan
keluhan kesulitan pernapasan, kompresi trakeal, yang dapat
pernapasan tak teratur, atau disebabkan oleh bengkan berlebihan
sensasi tersedak terjadi. tetapi biasanya karena perdarahan.
Perhatian medis segera diperlukan untuk
mencegah henti napas.
3. Pertahankan posisi semi- Posisi tegak memungkinkan ekspansi
Fowlers dengan bantal di paru lebih penuh dan membantu
belakang kepala untuk menurunkan bengkak. Dingin
sokongan. Berikan kolar es meningkatkan vasokonstriksi dan
leher. mencegah bengkak.
4. Anjurkan penggunaan Pernapasan dalam mempertahankan
spirometri insentif setiap 2 jam alveoli terbuka untuk mencegah
untuk merangsang pernapasan atelektasis.
dalam.
5. Jamin bahwa set trakeostomi, Untuk digunakan bila terjadi kompresi
oksigen, dan peralatan trakea.
penghisap siap tersedia di unit.
Infeksi Luka Untuk melawan masuknya bakteri.
1. Ganti balutan sesuai program
dengan menggunakan teknik
steril.
2. Beritahu dokter bila Temuan-temuan ini menandakan infeksi
kemerahan, peningkatan nyeri luka dan perlu terapi antibiotik.
tekan atau drainase dari luka,
atau terjadi demam. Dapatkan
spesimen luka untuk kultur
untuk mengidentifikasi
organisme infektif. Beri tahu
antibiotik sesuai pemanasan.
Kerusakan Syarat Laringeal Untuk menurunkan tegangan pada
1. Intruksikan pasien untuk suara.
menghindari sebanyak
mungkin untuk bicara.
2. Laporkan peningkatan suara Perubahan-perubahan ini menunjukkan
serak dan kelemahan suara. kerusakan saraf laringeal di mana hal ini
takdapat disembunyikan.
Hipokalsemia Perubahan pada kadar kalsium serum
1. Pantau laporan-laporan terjadi sebelum menifestasi
kalsium serum. ketidakseimbangan kalsium.
2. Beritahu dokter keluhan- Temuan-temuan ini menandakan
keluhan kebas, kesemutan hipokalsemia dan perlunya penggantian
pada bibir, jari-jari, arau jari garam kalsium seperti kalsium glukonat
kaki, kedutan otot, atau kadar atau kalsium klorida. Kelenjar paratiroid
kalsium serum di bawah dapat mengalami cedera atau
rentang normal. Periksa pengangkatan selama pembedahan yang
terhadap tanda Chvostek’s tidak hati-hati.
positif (kedutan wajah terlihat
tepat di bawah pelipis) dan
tanda Troussear’s positif
(spasme karpopedal dari
tangan bila lengan sementara
terbatas dengan torniket.
Ketidakseimbangan Hormon Untuk mendeteksi indikasi awal
Tiroid ketidakseimbangan tiroid
1. Pantau kadar T3, dan T4,
serum.
2. Berikan pergantian hormon Hormon tiroid penting untuk fungsi
tiroid sesuai pesanan. metabolik normal.

c. Risiko tinggi terhadap kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan di


rumah
1) Berhubungan dengan faktor: Kurang pengetahuan tentang
perawatan di rumah.
2) Batasan karakteristik : Mengungkapkan kurang pemahaman,
meminta informasi.
3) Hasil pasien: Mendemostrasikan keinginan untuk memenuhi
rencana pemeliharaan rumah
4) Kriteria evaluasi: Mengungkapkan pemahaman tentang
instruksi pulang, melakukan latihan yang benar,
mengungkapkan kepuasan dengan rencana perawatan rumah.

Intervensi Rasional
1. Berikan instruksi untuk latihan Latihan-latihan ini membantu
leher: fleksi, ekstensi, dan mencegah kontraktur otot leher.
latihan rotasi. Instruksikan
pasien untuk mulai latihan
setelah jahitan diangkat,
biasanya dalam tujuh hari.
2. Instruksikan pasien untuk Terapi antibiotik diperlukan untuk
melihat jahitan leher setiap hari mengatasi infeksi.
dengan menggunakan cermin.
Hubungi dokter bila ada tanda
infeksi luka terjadi: kemerahan,
peningkatan nyeri tekan,
drainase, demam.
3. Bila tiroidektomi total Pemahaman hubungan antara kondisi
dilakukan, berikan informasi dan terapi membantu
tentang obat pengganti hormon mengembangkan kepatuhan pasien.
tiroid yang diresepkan. Ingatkan Penilaian dosis periodik mungkin
pasien bahwa obat-obatan harus diperlukan, khususnya pada
digunakan untuk sepanjang pemajanan lama terhadap kondisi
hidup. Tekankan bahwa sumber berkenaan dengan peningkatan
hormon tiroid diangkat pada metabolisme (demam, kondisi
tiroidektomi dan bahwa hormon inflamasi kronis).
tiroid adalah esensial untuk
hidup. Biarkan pasien
mengekspresikan perasaan
tentang penggunaan obat-obatan
untuk sepanjang hidup.
Instruksikan pasien untuk
melaporkan gejala-gejala
hipotiroidektomi atau
kekambuhan gejala-gejala
hipotiroidisme.
4. Berikan instruksi tertulis untuk Instruksi verbal mungkin mudah
aktivitas perawatan diri, terlupakan.
perjanjian evaluasi, dan obat-
obatan yang diresepkan,
termasuk nama, dosis, tujuan,
jadwal, dan efek samping yang
dapat dilaporkan. Evaluasi
pemahaman instruksi.
5. Bila eksoftalmus ada, anjurkan Untuk melindungi jaringan mata yang
pasien untuk melanjutkan menonjol.
penggunaan kacamata pelindung
matahari pada pemajanan
terhadap matahari.
6. Pastikan pasien memiliki Instruksi verbal akan mudah
instruksi tertulis tentang terlupakan.
perawatan diri dan perjanjian
tertulis untuk kunjungan
evaluasi.
7. Anjarkan dan biarkan pasien Praktik akan membantu pasien
merawat luka jika penggantian mengembangkan keyakinannya
verban perlu dilakukan di rumah. dalam perawatan diri. Juga
Tekankan pentingnya mencuci memungkinkan perawat
tangan sebelum dan sesudah mengevaluasi kemampuan pasien
merawat luka. melaksanakan keterampilan tersebut
sendiri dan menentukan apakah
diperlukan bantuan. Tindakan untuk
mencegah infeksi harus dilanjutkan
sampai luka benar-benar sembuh.
8. Evaluasi kebutuhan bantuan Layanan sosial atau perencanaan
perawatan di rumah dan pemulangan pasien berfungsi sebagai
tersedianya sistem pendukung penghubung yang penting untuk
yang memadai untuk pemindahan pasien kelingkungan
memberikan bantuan yang rumah atau fasilitas perawatan luar
diperlukan. Hubungi untuk memastikan kelanjutan
perencanaan atau bagian penyembuhan atau rehabilitasi.
pemulangan pasien untuk
mengatur bantuan perawatan di
rumah jika pasien memerlukan
bantuan tetapi tidak mempunyai
sistem pendukung di rumah.
9. Instruksikan pasien untuk Diperlukan antibiotik untuk
memberitahu dokter jika terjadi mengatasi infeksi.
infeksi luka: kemerahan, nyeri
tekan, drainase, demam.
10. Pastikan pasien mempunyai Persendiaan penting untuk
persediaan yang cukup untuk mengurangi kecemasan yang pada
perawatan luka dan resep untuk umumnya berhubungan dengan
analgetik. pemulangan pasien. Analgesik
memberi kenyamanan dan
mendorong untuk tidur.
11. Instruksikan agar pasien Pembedahan adalah stresor.
beristirahat sepanjang hari,
secara bertahap melakukan
aktivitas serta menghindari
mengangkat benda-benda berat
dan latihan yang berlebihan.
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Prosedur bedah tiroidektomi adalah sebuah operasi yang melibatkan
operasi pemindahan semua atau sebagian dari kelejar tiroid (kelenjar yang
terletak di depan leher bagian bawah, tepat di atas trakea). Tiroidektomi
parsial atau total dapat dilaksanakan sebagai terapi primer terhadap
karsinoma tiroid, hipertiroidisme, dan hiperparatiroidisme.
KomplikasI utama berkenaan dengan tiroidektomi adalah hemoragi,
cedera pada saraf laringeal berulang, obstruksi jalan napas yang disebabkan
oleh edema glotis, dan hipokalsemia (bila kelenjar paratiroid cedera secara
kurang hati-hati atau pengangkatan selama pembedahan). Rencana
keperawatan terintegrasi meliputi, perawatan praoperasi dan pascaoperasi.

B. Saran
Setelah mempelajari makalah ini, diharapkan mahasiswa dapat
belajar tentang tiroidektomi dan mampu menerapkan asuhan
keperawatan yang tepat pada pasien yang melakukan pembedahan
tiroidektomi.
DAFTAR PUSTAKA

Rumahorbo, Hotman. 1999. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan


Sistem Endokrin. Jakarta: EGC.
Engram, Barbara. 1998. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal-Bedah Volume
3. Jakarta: EGC.
Donges, Marilynn E, 2000. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3. Jakarta:
EGC.
Smeletzer, Suzzane, 2001. Keperawatan Medikal Bedah I, Edisi 8. Jakarta:
EGC.

Anda mungkin juga menyukai