Anda di halaman 1dari 18

Nama : Reihana Rofilla

NPM : 220110190102
Kelompok : I (9)

Askep Hipertiroid

Anatomi fisiologi kelenjar thyroid


Hipotalamus atau kelenjar pituitary yang akan menghasilkan thyroid stimulating hormone atau
TSH, tsh akan menstimulasi kelenjar tiroid dan menghasilkan hormon tiroid (T3 dan T4) yang
berada di bagian leher dekat pita suara dan berikan efek nantinya untuk meningkatkan
metabolisme dan juga meningkatkan kerja dari katekolamin .
Gangguan kelenjar tiroid
a. Kerja dari kelenjar tiroid juga dipengaruhi oleh kelenjar di otak yang dinamakan kelenjar
pituitari atau kelenjar hipofisis
b. Kelenjar hipofisis akan menghasilkan hormon yang dinamakan TSH dalam mengatur
kelenjar tiroid untuk menghasilkan hormon tiroid
Patofisiologi hyperthyroid
Hyperthyroid berarti meningkatnya hasil hormon tiroid sehingga terjadi berbagai gejala yang
berkaitan dengan metabolisme yang tinggi. Lebih banyak rasa lapar, takikardi, penurunan berat
badan, sampai terjadi tremor dan mungkin juga diare karena motilitas usus meningkat, bisa juga
clubbing finger dan intoleransi terhadap panas karena metabolisme yang meningkat.
Hipertiroidisme = tirotoksikosis
a. Terjadi overaktif atau hasil jumlah produksi hormon tiroid yang banyak
b. Sehingga terjadi peningkatan metabolisme
Jenis hiperthyroid
1. Spontan; penyakit graves & goiter nodular toksik
2. Graves; autoimun, lebih banyak pada wanita, 30-40 tahun, hiperplasia tiroid &
hipertiroidisme (hipermetabolisme, gemetar, lelah, banyak keringat, BB turun, takikardi,
palpitasi, oftalmopati & eksoptalmia (mata melotot)
3. Goiter nodular toksik; lanjut usia, hipertiroidism berjalan lambat dan lebih ringan,
aritmia/ gagal jantung yang resisten terhadap digitalis, eksoptalmi tanpa optalmopati &
>> simpatis
4. komplikasi ; krisis tiroid bisa dipicu oleh trauma atau stress
Nursing diagnosis
1. Fatigue / kelelahan
2. Diarrhea / Diare
3. Defisit pengetahuan
4. Risk of decrease cardiac output
5. Risk of dry eye/ risk for tissue injury
6. Risk of imbalance nutrition
7. Risk of impaired comfort
8. Risk of hyperthermia
Nursing care assessment
a. Deteksi dini kerusakan organ ini diperlukan untuk menghindari tingkat kegagalan dan
untuk meningkatkan kemungkinan bertahan hidup
b. Gamma probe dapat digunakan sebagai peralatan untuk mendiagnosa fungsi kelenjar
tiroid yang lebih sederhana dan murah dibandingkan dengan menggunakan kamera
gamma.
c. Kapsul radioisotop yang dapat ditelan oleh pasien
d. Penghitungan radiasi dilakukan sebelum kapsul ditelan dan setelah 2,4 dan 24 jam
Nursing care
a. Skala gejala hipertiroid (HSS) dirancang dan diberikan pada subjek dengan penyakit
graves yang tidak diobati
b. Propranolol hidroklorida (fase 2) diikuti oleh propylthiouracil (fase 3) terjadi penurunan
skor HSS yang signifikan
c. Fine-needle aspiration biopsy (FNAB) → mengambil aspirasi dengan needle yang tipis
atau kecil, dilakukan pada kelenjar limfe di daerah servikal dan penting untuk
pemeriksaan.
d. FNAB dari cervical limph node (CLN) yang mencurigakan secara sonografis harus
dilakukan jika hasilnya akan mengubah rencana pengobatan.
e. Dalam kebanyakan keadaan, hasil dan kecukupan FNAB, dengan atau tanpa penilaian
sitologi di tempat
f. Laporkan dan stratifikasi risiko keganasan pada nodul tiroid
g. Pemeriksaan fisik sebelum operasi harus mencakup penilaian suara
Postoperative (thyroidectomy) care and complications
Penatalaksanaan nyeri lini pertama setelah tiroidektomi harus terdiri dari terapi monopioid dan
non farmakologis serta edukasi pasien. Jika opioid diresepkan untuk nyeri pasca operasi, dosis
efektif terendah dari opioid pelepasan segera (<10 ekuivalen morfin oral) harus diberikan.
Pasien dengan risiko lebih tinggi untuk hematoma serviks harus dipertimbangkan untuk
observasi semalam setelah tiroidektomi.
Pasien dengan dugaan hematoma setelah tiroidektomi harus segera dievaluasi dengan intervensi
yang sesuai sesuai indikasi
a. Jika transeksi RLN unilateral terjadi selama tiroidektomi, perbaikan harus dilakukan
b. Untuk mencegah atau mengelola gejala hipokalsemia pasca operasi setelah tiroidektomi
total atau selesai, suplementasi dengan kalsium, Vitamin D, atau keduanya harus
dipertimbangkan.
c. Pasien dengan hipokalsemia pasca tiroidektomi yang signifikan harus menerima kalsium
oral dalam situasi yang parah atau sulit disembuhkan.
Collaborative Care
a. Pasien dengan nodul tiroid, gondok atau tiroiditis yang menunjukkan gejala tekan lokal
atau pembesaran progresif harus dipertimbangkan untuk menjalani tiroidektomi.
b. Tiroidektomi adalah salah satu dari beberapa pilihan untuk pengobatan hipertiroidisme
dan harus dipertimbangkan secara istimewa ketika yodium radioaktif (RAI) atau terapi
medis merupakan kontraindikasi atau tidak diinginkan.
Research
● Hubungan kadar thyroid stimulating hormone dengan parameter eritrosit
(Setianingsih,2019) hasil = tidak ada hubungan
● Anxiety and depression among patients with thyroid function dsorders (Gorkhali,2019)
hasil = ansietas pada hyperthyroid 64,1% dan hypothyroid 44.4%
Depresi : hipertiroid = 56.4% : 36.7%

Askep Hipotiroid
Definisi
Kekurangan tiroid dapat memengaruhi semua fungsi tubuh dan dapat berkisar dari asrama
subklinis ringan hingga bentuk lanjutan.
● Hipotiroidisme terjadi akibat kadar hormon tiroid yang kurang optimal
● Hipotiroidisme juga sering terjadi pada pasien dengan Hipotiroidisme sebelumnya yang
telah diobati dengan obat radioiodine atau antitiroid atau tiroidektomi.
● Istilah miksedema mengacu pada akumulasi mukopolisakarida di jaringan subkutan dan
jaringan interstisial lainnya.
Klasifikasi
● Hipotiroidisme Sentral. Ada kegagalan kelenjar pituitari, hipotalamus, atau keduanya
untuk merangsang produksi hormon tiroid
● Hipotiroidisme Sekunder atau Hipofisis. Penyebabnya sepenuhnya adalah kelainan
hipofisis pada Hipotiroidisme sekunder
● Hipotiroidisme tersier atau hipotalamus. Hal ini mengacu pada penyebabnya sebagai
gangguan pada hipotalamus yang mengakibatkan sekresi TSH yang tidak adekuat karena
penurunan stimulasi TRH.
● Gangguan tiroid sudah ada sejak lahir dalam kretinisme
Assessment
1. Palpation of the thyroid gland

2. Tes diagnostik
a) Uji imunofluoresen, tes yang mendeteksi antigen pada sel menggunakan antibodi
bertanda fluoresen, mendeteksi antibodi antitiroid
b) Kadar hormon perangsang tiroid serum meningkat, sedangkan kadar
triiodothyronine (T3) dan tiroksin (T4) rendah. Pemindaian tiroid juga dilakukan

Intervensi Terapeutik
Thyroid hormone replacement therapy of thyroxine → life long
Nursing management
1. Jika pasien menderita gondok, diet lembut mungkin diperlukan untuk kenyamanan.
Waktu istirahat yang sering mungkin diperlukan, serta secara perlahan meningkatkan
aktivitas pasien
2. Stoking anti emboli dapat membantu mencegah stasis vena selama fase aktivitas rendah
dan berenergi rendah.
3. Berat badan harian dan pemantauan asupan dan keluaran saat status jantung terganggu
penting untuk mendeteksi kelainan seperti retensi cairan.
4. Karena penambahan berat badan dan bengkak pada wajah mengubah citra diri pasien,
mereka membutuhkan kesempatan untuk mengungkapkan perasaan mereka untuk
membantu mereka menyesuaikan diri dengan proses penurunan ini.
Education
Pasien yang menggunakan terapi penggantian hormon tiroid harus menghindari makanan yang
mengandung yodium tinggi. Makanannya juga harus terdiri dari serat dalam jumlah besar untuk
melawan sembelit. Selama fase hipertiroidisme, diet tinggi protein dan karbohidrat mendorong
penambahan berat badan. Pendidikan mengenai obat-obatan yang diresepkan juga diperlukan.

CUSHING SYNDROME

Definisi :
Cushing syndrome adalah kumpulan gejala akibat peningkatan kadar glukokortikoid dalam darah

Etiology :
● Penyebab paling sering dari sindrom Cushing adalah iatrogenik, karena sindrom Cushing
adalah konsekuensi tak terhindarkan dari pengobatan glukokortikoid jangka panjang yang
menggunakan prednison lebih dari 7,5 mg per hari.
● Penyebab paling sering dari Cushing Sindrom Endogen adalah Cushing Disease (CD)
yang merupakan hiperkortisolisme tergantung ACTH yang terkait dengan adenoma
kortikotrof hipofisis.

● Adenoma ini seringkali sangat kecil, diagnosisnya mungkin memerlukan pengambilan


sampel sinus petrosal inferior bilateral.
● Pengobatan lini pertama CD adalah operasi transsphenoidal oleh ahli bedah saraf ahli.
Perawatan lini kedua termasuk obat-obatan yang dapat bekerja pada adenoma hipofisis
atau steroidogenesis adrenal, radioterapi hipofisis atau adrenalektomi bilateral.

ASSESSMENT
1. Pemeriksaan Fisik (Tanda & Gejala)
2. Tes kortisol bebas urin (UFC) (220 –330nmol / 24 jam)
3. Tes kortisol plasma
4. Tes deksametason dosis rendah
5. Penilaian ritme sirkadian kortisol
6. MRI

Tanda dan Gejala

- Red cheeks
- Fat pads (buffalo hump)
- Abdominal stretch marks
- Pendulous abdomen
- Thin arms and legs
- Bruise easily

Tanda dan gejala dari Cushing syndrome


Umum :
- Berat badan berlebih
- Penyembuhan luka yang lama
- Reaksi infeksi meningkat
- Keletihan
- Intoleransi glukosa
Psikologis :
- Depresi
- Ansietas
- Gampang emosi
- Emosi yang tidak terkendali
- Kesulitan kognitif
- Libido menurun
Muskular :
- Kelemahan otot
Vaskular :
- Tekanan darah tinggi
Kulit :
- Menipis
- Rapuh
- Mudah lebam
- Jerawat
- Pertumbuhan rambut/bulu yang berlebih (Hirsutism)
- Stretch mark pink atau keunguan (Striae) di kulit bagian abdomen, paha, payudara, dan
tangan
Tulang :
- Meningkatnya resiko fraktur
Reproduksi :
- Periode menstruasi yang tidak biasa atau tidak menstruasi (Perempuan)
- Disfungsi ereksi (Laki-laki)
Tanda gejala lain yang dapat timbul :
- Sakit kepala
- Moon face
- Buffalo Hump
Intervensi
Pasien yang menggunakan pengobatan monoterapi menunjukkan persentase normalisasi kortisol
yang lebih rendah dibandingkan dengan penggunaan beberapa agen medis (49,4 vs. 65,7%); ini
bahkan lebih tinggi untuk pasien dengan radioterapi bersamaan atau sebelumnya (83,6%).
Adenomektomi hipofisis transsphenoidal adalah pengobatan yang mapan dan efektif untuk
penyakit Cushing. Obat yang digunakan dalam praktik medis berbeda-beda di setiap negara dan
penyebab yang mendasari sindrom Cushing dan termasuk ketoconazole, metyrapone, mitotane,
cabergoline, pasireotide, dan mifepristone. Ketika mengalami efek samping atau efek tanpa
pengobatan, terapi medis alternatif atau terapi kombinasi dapat dipertimbangkan.

Intervensi Keperawatan
1. Manajemen Tidur
2. Manajemen Lelah
3. QoL
- Cushing QoL (12 pertanyaan dengan 5 opsi jawaban dalam bentuk skala untuk
aspek fisik dan psikososial)
- Tuebingen Cushing's disease quality of life inventory (25 pertanyaan dan meliputi
6 domain yang berbeda : Depresi, Aktivitas Seksual, Lingkungan, Kebiasaan
makan, Batasan tubuh, dan kognitif)

Askep Diabetes Mellitus


A. Patogenesis DM Tipe 2
B. Stage DM Tipe 2

C. Penyebab Resistensi Insulin


1. Penambahan berat badan
2. Obesitas
3. FFA meningkat
4. Lipoatrophy, Adipokines Abnormalities
5. Genetik
6. Penuaan
7. Physical inactivity

D. Komplikasi Diabetes
1. Akut : Hipoglikemia dan Ketoasidosis
2. Kronik : Makroangiopati dan Mikroangiopati, Ulkus, Gastroparesis DM
a. Retinopati Diabetik
1) Diakibatkan oleh rusaknya pembuluh darah yang mengaliri retina.
2) Bentuk kerusakan bisa bocor dan keluar cairan/darah yang membuat retina
bengkak atau timbul endapan lemak/eksudat.
b. Nefropati Diabetik
1) Didapatkannya albuminuria persisten pada kisaran 30-200 mg/24 jam
(albuminuria mikro).
2) Pasien diabetes yang disertai dengan albuminuria mikro dan berubah
menjadi albuminuria makro (≥300 mg/24 jam), pada akhirnya sering
berlanjut menjadi gagal ginjal kronis stadium akhir.
c. Disfungsi Ereksi
1) Pria dengan DM dua kali lebih besar mengalami disfungsi ereksi
dibandingkan pria tanpa DM.
2) Prevalensi disfungsi ereksi pada pasien diabetes tipe 2, lebih dari 10 tahun
cukup tinggi dan merupakan akibat adanya neuropati otonom, angiopati
dan problem seks.
d. Neuropati Diabetik
1) Neuropati diabetes merupakan adanya tanda dan atau gejala disfungsi
saraf perifer setelah penyebab lain disingkirkan. Neuropati tidak dapat
didiagnosa tanpa pemeriksaan klinik dan tidak adanya gejala tidak berarti
tidak adanya neuropati.
2) Neuropati perifer diabetes (NPD) tidak dapat didiagnosa hanya dengan
satu gejala, tanda, atau pemeriksaan tunggal; minimal terdapat dua
abnormalitas (seperti abnormal tanda dan gejala) adalah direkomendasikan
E. Komplikasi yang Berperan Dalam Meningkatkan Risiko Masalah Kaki dan Infeksi
1. Neuropati
Neuropati sensorik menyebabkan hilangnya sensasi nyeri dan tekanan, sedangkan
neuropati autonom menyebabkan peningkatan kekeringan dan fisura pada kulit
(akibat penurunan produksi keringat). Neuropati motorik menyebabkan atrofi
muskular, yang menyebabkan perubahan bentuk kaki.
2. Penyakit Vaskular Perifer
Rendahnya sirkulasi darah (termasuk nutrisi, oksigen dan antibiotika) pada
ekstremitas bawah menyebabkan proses penyembuhan luka menjadi terganggu
dan dapat berkembang menjadi gangren.
3. Imunokompromais
Hiperglikemia menganggu kemampuan leukosit untuk merusak bakteri.
F. Pengkajian
1. Keluhan klasik DM: sering berkemih terutama dirasakan pada malam hari, sering
merasa haus, sering merasa lapar, penurunan berat badan yang tidak jelas
sebabnya.
2. Keluhan lain adalah badan lemas, kesemutan, gatal, penglihatan kabur, gangguan
ereksi pada pria, keputihan, gatal di daerah kewanitaan pada wanita, infeksi atau
luka yang lama sembuh

Pengkajian con’t
1. Riw. DM pd kelg, Riw pola makan dan olga, riw merokok.
2. Riw Melahirkn bayi > 4 Kg pd wanita
3. Riw psikososial spiritual : stress, masalah kelg, mslh psikis cemas, takut, depresi,
kehilangan harapan, dll
4. Pengkajian kaki (PEDIS)
5. Pada pemeriksaan diagnostik, akan diperiksa kadar gula darah. Kriteria DM
(Perkeni, Persatuan endokrinologi indonesia ) adalah sebagai berikut :
a. Kadar gula darah sewaktu = 200 mg/dl
b. Kadar gula darah puasa = 126 mg/dl atau
c. Kadar gula darah puasa = 110 mg/dl atau
d. Kadar gula darah 2 jam sesudah tes toleransi glukosa oral ( TTGO ) = 200
mg/dl

G. Pemeriksaan Diagnostik
1. HbA1c
2. Rontgen pedis
3. EKG
4. Test monofilament (Semmens Weinstein 10gr)
5. Test Vibrasi garputala : 128 Hz
6. ABI manual dg dopler vaskuler/Elektrik
7. Dopler kaki/Duplex scan kaki
8. Profil Lipid
9. USG Carotis

H. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan gangguan
metabolisme karbohidrat, protein dan lemak.
2. Potensial komplikasi diabetic ketoasidosis atau hyperglycemic hyperosmolar
nonketosis berhubungan dengan inadekuat insulin dan peningkatan gula darah,
sekunder peningkatan intake kalori, stress fisik dan emosional, atau diabetes tak
terdiagnosa
3. Resiko infeksi berhubungan dengan penurunan system imun, sirkulasi yang tidak
adekuat, dan pathogen lingkungan.
4. Inefektif penatalaksanaan regimen terapeutik, diet, exercise dan kontrol gula
darah.
I. Tujuan Penatalaksanaan Keperawatan
Tujuan Penatalaksanaan Keperawatan pada Pasien Diabetes (1)
Jangka pendek
1. Menyakinkan individu dan keluarga mereka serta menghilangkan ketakutan
melalui pemahaman yang baik tentang diabetes
2. Membina hubungan saling percaya antara pasien dan tim diabetes
3. Secara bertahap mencapai gula darah yang terkontrol baik

Tujuan Penatalaksanan Keperawatan Pada Pasien Diabetes (2)


Mengajarkan ”survival skill” yang diperlukan penyandang diabetes agar aman
saat mereka berada di rumah

Tujuan Penatalaksanan Keperawatan Pada Pasien Diabetes (4)


Jangka Panjang
1. Diterimanya diabetes sebagai bagian dari kehidupan mereka dan diakuinya
manajemen diabetes yang berhasil sebagai bagian dari kehidupan mereka
2. Mampu mempertahankan kadar glukosa darah, tekanan darah, HbA1C, lipids dan
IMT pada rentang yang diharapkan
3. Memodifikasi faktor-faktor risiko untuk mencegah atau menghambat terjadinya
komplikasi jangka panjang dari diabetes dan kebutuhan akan perawatan di rumah
sakit
4. Menepati perjanjian untuk edukasi/kunjungan medik secara teratur
5. Mendapatkan dukungan dan edukasi lanjutan dari tim diabetes untuk mencapai
”self management”
6. Mempertahankan kesejahteraan psikologis dan kualitas hidup

J. Penatalaksanaan DM Tipe 2

Hasil penelitian menunjukkan bahwa DM tipe 2 dapat dicegah atau dihambat pada orang-
orang yang berisiko tinggi melalui penurunan berat badan dan peningkatan partisipasi
mereka dalam olahraga . Penatalaksanaan yang dilakukan diantaranya
1. Perencanaan makanan
a. Makan sesuai dengan kebutuhan kalori per hari (rumus broca)
b. Makanan enteral pengganti diperbolehkan
c. Penggunaan gula murni hanya pd saat hipoglikemia
d. Standar diet yang dianjurkan adalah makan makanan dengan komposisi
yang seimbang antara karbohidrat, protein dan lemak sesuai dengan
kecukupan gizi baik
e. Penekanan tujuan terapi diet pada pasien DM khususnya tipe 2 adalah
pengendalian glukosa, lemak dan hipertensi.
2. Olahraga
Prinsip latihan jasmani pada pasien diabetes pada umumnya sama dengan latihan
jasmani biasa, seperti frekuensi, intensitas, time (durasi) dan jenis latihan.
Waspadji (2007) menyarankan latihan jasmani 3-4 kali seminggu selama kurang
lebih 30 menit, sifatnya continuous, rhytmical, interval, progressive, endurance
training (CRIPE). Sedapat mungkin mencapai zona sasaran 75-85% denyut nadi
maksimal (220-umur), disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi penyerta.
Misalnya, olah raga ringan adalah berjalan kaki biasa selama 30 menit, olah raga
sedang adalah berjalan cepat selama 20 menit dan olah raga berat misalnya
jogging
3. Edukasi . penkes
a. Tawarkan informasi pada sumber-sumber komunitas yang spesifik untuk
kesehatan pasien (misalnya kelompok pendukung/PERSADIA)
b. Bantu pasien untuk mengidentifikasi hambatan situasi yang mengganggu
ketaatan pada program terapeutik
c. Berikan informasi tentang penyakit, komplikasi, dan perawatan &
penaganan yang dianjurkan.
d. Bantuan identfikasi diri: melatih pasien bagimana bergerak dari penguatan
yang kontinyu untuk penguatan intermiten
4. Obat obatan
a. OHO
1) Pemicu skresi insulin
a) Sulfonilurea : Khlorpropamid, Glibenklamid, Glikasid,
Glikuidon, Glipisid, dan Glimepirid.
b) Glinid : obat generasi baru yang cara kerjanya sama dengan
sulfonilurea dengan meningkatkan sekresi insulin fase
pertama. Yang termasuk obat golongan ini adalah:
Repaglinid, Nateglinid.
2) Penambah sensitivitas terhadap insulin
a) Biguanid
b) Thiazolindion / glitazon
3) Penghambat alfa glukosidae / acarbose
b. Insulin
Insulin yang diberikan lebih dini dan lebih agresif menunjukkan hasil
klinis yang lebih baik terutama berkaitan dengan masalah glukotoksisitas.
Insulin diperlukan pd kead : penurunan BB yg cepat, Hiperglikemia yg
disertai ketosis, ketoasidosis, stres berat, ggn fungsi ginjal atau hati,
kehamilan dg DM, Kontraindikasi & atau alergi OHO
Jenis insulin :
1) Rapid acting
2) Short acting
3) Intermediate
4) Long acting
5) PreMixed.
5. Monitoring
K. Cara Menghitung kebutuhan kalori
1. Kalori basal
a. Laki laki : BB idaman(kg) x 30kalori/kg
b. Perempuan : BB idaman (kg) x 25 kalori/kg
2. Koreksi
a. Umur > 40 tahun : -5% x kalori basal
b. Aktivitas ringan : +10% x kalori basal
c. Aktivitas sedang : +20% x kalori basal
d. Aktivitas berat : +30% x kalori basal
e. BB gemuk : -20% x kalori basal
f. BB lebih : -10% x kalori basal
g. BB kurang : +20% x kalori basal
h. Stress metabolik : (10-30%) x kalori basal
i. Hamil trisemester I dan II : +300 kalori
j. Hamil trisemester III : +500 kalori
L. Klasifikasi IMT
1. IMT : BB (kg) / TB (m)2
a. BB kurang : < 18,5
b. BB normal : 18,5 - 22,9
c. Bb lebih : ≥ 23,0
d. Risiko obesitas L 23,0 - 24,9
e. Obesitas I : 25,0 - 29,0
f. Obesitas II : ≥ 30
2. Status gizi
a. BB kurang : <90% BB idaman
b. BB normal : 90 - 110% BB idaman
c. BB lebih : 110 - 120 BB idaman
d. Gemuk : >120% BB idaman
M. Resistensi insulin
Glukosa tidak masuk kedalam sel
Askep Gangguan Hormon Parathyroid

A. Hyperparathyroid
1. Gambaran Umum
● 2-4 x lbh sering pd wanita
● Pasien usia 60-70 thn
● Meningkatkan kadar kalsium dalam darah
2. Pengkajian
● Apatis, fatigue, kelemahan muskuler, nausea, vomit, konstipasi, HT, dysritmia
jantung
● Formasi batu (renal calculi) pd kedua ginjal
● Skeletal pain, # patologi
● Peptic ulcer, pancreatitis
3. Test Diagnostik
● Ultrasound
● MRI
● Thalium Scan
● Fine needle biopsy
● Hyperkalsemia: >10,5 mg/100 ml
4. Intervensi
● Terapi Cairan
● Mobilitas à menggunakan rocking chair
● Diet untuk meningkatkan nafsu makan
B. Hypoparathyroid
1. Gambaran Umum
● Berkaitan dengan: operasi thyroidectomy, parathyroidectomy, dissection neck
radical
● Elevated blood phospate: hyperphopatemia, decreased blood calcium/ hypocalcemia:
<9 mg/100 ml
2. Pengkajian
● Trousseau’s Sign: positif apabila carpopedal spasm/ spasme carpal dipacu oleh
peningkatan blood flow ke lengan dalam 3 menit menggunakan blood pressure cuff
● Chvostek’s Sign: positif apabila terdapat kontraksi otot wajah unilateral
● Tetani
● Kadang serangan seperti epilepsi
● Gangguan emodi: mudah tersinggung, emosi tidak stabil, gangguan ingatan
3. Intervensi
● PR/ Garam kalsium dan vit D untuk meningkatkan absorbsi kalsium dalam usus
● Dalam bentuk kalsium glukonat atau laktat atau kalsium klorida
● Diet high calcium dan rendah fosfat, hindari bayam
● Penting: perawat mengajarkan kepatuhan pada diet dan pengobatan

Anda mungkin juga menyukai