Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN STRUMA

A. Pengertian
Struma adalah pembesaran kelenjar gondok (Glandula thyreordea).
Kelenjar tiroid mengalami pembesaran akibat pertambahan ukuran sel /
jaringan tanpa disertai peningkatan atau penurunan sekresi hormone-hormon
kelenjar thyroid. Yang disebut sebagai goiter nontolik atau simle goiter /
struma endemic.

B. Etiologi
1. Defisiensi yodium
2. Goitrogenik glikosida agent (zat atau bahan ini dapat menekan sekresi
hormone tiroid) seperti ubi kayu, jagung, kankung, kubis yang berlebihan,
memakai obat-obat anti tiroid, anomaly, peradangan dan tumor /
neoplasma
3. Pembesaran secara fisiologis akibat peningkatan ak tifitas kelenjar tiroid
karena masa pertumbuhan dan kehamilan

C. Patofisiologi
(terlampir)

D. Tanda dan Gejala


1. Pembesaran kelenjar tiroid (lebar, besar, asimetris)
2. Sulit bernapas
3. Disfagia
4. Suara serak atau parau

E. Pengkajian
1. Pengumpulan bidata seperti umur, jenis kelamin dan tempat tinggal
2. Riwayat penyakit dalam keluarga
3. Kebiasaan hidup sehari-hari mencakup aktifitas dan mobilitas, pola
makan, penggunaan obat tertentu, istirahat dan tidur.
4. Keluhan berat badan turun meski nafsu makan meningkat,
berkeringat banyak, palpitasi nyeri dada.
5. Pemeriksaan fisik
a. Amati penampilan umum klien khususnya kelainan mata.
Opthalmopathi tanda
- Eksoftalmus : Bulbur okuli menonjol keluar
- Tanda stelwag’s : Mata jarang berkedip
- Tanda von gravet : Jika klien melihat kebawah
maka palpebra superior sukar atau sama sekali tidak dapat
mengikuti bola mata
- Tanda mobreve : Sukar mengadakan atau
menahan konvergensi
- Tanda Joffroy : Tidak dapat
mengerutkan dahi jika melihat keatas
- Tanda Rosenbagh : Tremor palpebra jika mata
menutup
 Edema palpebra dikarenakan akumulasi cairan di periorbita dan
penumpukan lemak di retro orbita
 Juga akan dijumpai penurunan fesus akibat penekanan syaraf
optikus dan adanya tanda-tanda radang atau infeksi pada konjungtiva
dan kornea
 Fotopbia dan pengeluaran air mata yang berlebihan merupakan
tanda yang lazim
b. Amati manifestasi klinis hipertiroidisme pada berbagai
system tubuh
c. Palpasi kelenjar tiroid kaji adanya pembesaran
6. Pengkajian psikososial : Kesetabilan emosi, iritabilitas, perhatian
menurun
7. Pemeriksaan diagnostik
T3 T4 serum, T3 ambilan resin T3, dan kadar TSH serum, skaning tyroid,
USG dan pemeriksaan elektrocardiografi
F. Diagnosa Keperawatan
Pre OP
1. Penurunan curah jantung b.d penurunan waktu pengisian diastolik
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d efek
hiperkatabolisme
3. ansietas b.d proses pembedahan tyroidektomi
Post OP
1. Bersihan jalan napas tak efektif b.d proses pembedahan tyroidektomi
2. Kerusakan komunikasi verbal b.d cedera pita suara
3. Nyeri akut b.d edema pasca oprasi

G. Tindakan Pembedahan
1. Tyroidektomi subtotal yaitu mengangkat sebagian kelenjar tiroid.
Lobus kiri / kanan yang mengalami pembesaran diangkat dan diharapkan
kelenjar yang masih terasa masih dapat memenuhi kebutuhan tubuh akan
hormon tyroid sehingga tidak perlu terapi penggantian hormon
2. Tyroidektomi total yaitu mengangkat seluruh kelenjar tiroid. Klien
yang mengalami tindakan ini harus mendapat terapi penggantian hormon
yang dosisnya beragam pada setiap individu

H. Perawatan Pre Operasi


1. Sebelum tindakan operasi, kadar hormon tyroid harus diupayakan
dalam keadaan normal untuk mencegah tiroksikosis ada saat operan yang
dapat mengancam hidup klien
2. Pemberian obat anti tiroid masih tetap dipertahankan disamping
menurunkan kadar hormon darah dengan tujuan mencegah perdarahan
oprasi
3. Masalah-masalah jantung harus sudah teratasi
4. Kondisi nutrisi harus optimal
5. Latih klien cara batuk efektif dan latihan nafas dalam

I. Perawatan Post Operasi


1. Monitor tanda-tanda vital selama 15 menit sampai stabil
2. Gunakan bantal pasir atau bantal tambahan untuk menahan posisi
kepala tetap ekstensi sampai pasien sadar
3. Bila pasien sadar beri posisi semi fowler
4. Berikan obat analgesik sesuai indikasi
5. Bantu klien batuk dan nafas dalam selama 30 menit sampai 1 jam
6. Gunakan penghisap oral / trakhea sesuai kebutuhan
7. Monitor komplikasi antara lain :
 Perdarahan
 Distres pernapasan
 Hipokalsemia kibat pengangkatan paratiroid
 Kerusakan syaraf laringeal
Patofisiologi

Makanan dan minuman mengandung yodium

Yodium (bahan dasar hormon tiroid)

Ion iodium (Iodida) darah

Kelenjar tiroid

Sel-sel folikel kelenjar

Firoglobulin (sejenis glikoprotein)

Iodinisasi

Iodotronin (DIT) Mono Iodotironin (MIT)

DIT + DIT
DIT + MIT : Tridotironin (T3)

Tetra tironin (T4)

Dihambat (tiorasil, Pasma


Tiourea, TSH
sulfonamide,
metilkaptormidazol) Protein dinding iodine

Defisiensi Yodium Hiposekresi TSH

Gangguan kelenjar tiroid

Aktivitas kelenjar tiroid meningkat

Hipertrophi jaringan
Tiroidektomi total
Struma
Subtotal tiroidektomi
LAPORAN OPERATIF STRUMA

A. PRE OPERATIF
1. Identitas pasien
Nama : Nn. L
Umur : 25 thn
Alamat : Jl. Tirto Yudo 23 RT 1 / RW 1 Sukorejo
Tindakan medis : Struma
Tanggal operasi : 20-03-2006
Lama Operasi : 2 jam 25 menit (13.50 WIB s/d 16.15 WIB)
2. Pengkajian pre operasi
a. Keadaan umum : sedang
Kesadaran : Compos mentis
GCS :4–5–6
TD : 130/80 mmHg, N : 88 x/mnt, RR : 18 x/mnt
b. Kenyamanan
Ds : Klien mengatakan takut oprasi
Do : Akral dingin, klien tampak gelisah
c. Riwayat kesehatan yang lalu
Klien belum pernah MRS atau menjalani suatu tindakan pembedahan
d. Riwayat kesehatan sekarang
Klien mengatakan ada benjolan di leher sebelah kiri sejak 5 hari yang lalu.
Klien memeriksakan diri ke dokter spesialis bedah. Dan tanggal 20 Maret
2006 klien setuju untuk menjalani oprasi
3. Premedikasi yang diberikan
SA 2 ampul (0,5 mg)
 Obat pembiusan :
- Scolin / Succinyl : 70 mg
- Morphin : 3 mg
- Recofol : 100 mg
 Jenis anastesi : General
anastesi intubasi
 Tim Anastesi
- Dokter : dr. Djauhar
- Asisten : Arif Pramono
4. Keperawatan pre operasi
a. Data
S : Klien mengatakan takut untuk oprasi
O : K/U sedang
Pasien tampak cemas
Akral dingin
TD : 130/80 mmHg, N : 88 x/mnt
a. Diagnosa Keperawatan
Ansietas b.d prosedur pembedahan Tiroidectomy
b. Intervensi
1. Observasi tingkah laku yang menunjukkan ansietas
2. Tinggal bersama pasien, mempertahankan sikap tenang
3. Jelaskan prosedur pembedahan yang akan dilakukan
4. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi
c. Implementasi
1. Mengobservasi tingkah laku yang menunjukkan ansietas, klien tampak
cemas akral dingin, TD : 130 / 80 mmHg, N : 88 x/mnt
2. Menemani pasien dan mempertahankan sikap tenang
3. Menjelaskan prosedur pembedahan
d. Evaluasi
S : Klien mengatakan sedikit tenang
O : Klien tampak rileks, akral hangat TD : 120/80 mmHg, N : 88 x/mnt
A : Masalah teratasi sebagian
P : Pertahankan intervensi
C. INTRA OPERATIF
Jenis operasi : Subtotal Tiroidectomy
Tim bedah :
 Operator : dr. Utchu
 Asisten : Nanik
 Instrumen : Indiyah
 Sirkulasi : Kus

Persiapan Bedah
1. Kamar oprasi
 Peralatan tidak steril
- Meja instrumen 1 dan 2
- Meja operasi (plastik, underpad, bantal dan alas kepala, tali pasien)
- Lampu Oprasi
- Mesin suction
- Monitor ECG
- Pesawat anastesi (masker, laringoskop, ETT, Spuit 10 cc, mayo tube , stilet)
- Sarung diathermi
- Standart infus
- Mesin diathemi
- Sampah medis
- Penyambung kabel
 Peralatan steril
- Tromol benang - Tromol duk keil
- Tromol handscoen - Tromol suction
- Tromol deppres - Korentang steril
- Tromol kasa kecil - Handle dan kabel diathermi
- Tromol kasa besar - Blood set
- Tromol baju
2. Persiapan alat tenun
1 set alat tenun steril 2
2 duk besar buntu
1 duk besar lubang
4 duk kecil buntu
3 skort operasi
3 lap tangan steril
1 slup meja instrumen
1 slup meja mayo
3. Persiapan instrumen : Set kecil
Meja I
- 10 kasa kecil - 2 langen beck
- 5 deppers - 1 pemegang pisau no 4
- 1 cucing betadin - 1 pisau operasi no 18
- 1 cucing aquadest - 1 yuderm klem
- 1 pinset anatomis - 1 gunting jaringan
- 2 pinset chirurgis - 1 gunting metzembaum
- 6 pean lurus - 5 duk klem
- 6 pean bengkok - 4 kocher
- 2 hak tajam
Meja II
- 2 Nald fulder panjang, pendek - Dexon no 2/0
- 1 Pinset anatomis untuk benang - Blood set
- 1 Gunting benang - Slang suction
- 2 Jarum round sedang - Handle dan kabel
- 1 Jarum trojam sedang diathermi
- 1 Jarum whus sedang - Kassa deppers 5
- Cromic no 2/0, 3/0, 1 - 2 duk besar buntu
- Plain no 2/0, 0 - 1 duk besar lubang
- 3 duk kecil buntu
- Seide no 2/0, 3/0
4. Persiapan Operator, Asisten dan Instrumen
- Mencuci tangan dengan cara fubinger / secara steril
- Mengeringkan tangan dengan lap/ handuk tangan steril
- Memakai skort operasi steril
- Memakai handscone steril
- Perawat instrument memasang duk meja instrumen I dan II
- Perawat instrumen menyiapkan dan mengatur instrumen set
5. Pelaksanaan Operasi
a. Memasang elektroda pada dada pasien dan memasang manset, saturasi
O2
b. Dokter anastesi melakukan pembiusan kepada pasien, memasang ETT,
mayo, tampon ke mulut dan obat-obatan anastesi
c. Operator mendisinfeksi derah sekitar leher samai dada atas,
mempersempit daerah yang akan dioprasi dengn menutup duk besar buntu
dibagian bawah, duk besar lubang dan dua duk kecil buntudisamping kiri dan
kanan lalu diklem dengan duck klem. Perawat instrument mendekatkan meja
instrumen I dan II dan memasang sl;ang suction dan handle kabel diatermi.
Operator mengukur dan menginsisi pada batas atas struma dengan seide 2/0
d. Operator menginsisi didaerah leher muka sepanjang ± 15 cm dengan
pisau operasi no 18, rawat perdarahan dengan chouter. Memperlebar irisan
pada lapisan kulit dan subcutan dengan pisau operasi dan hak tajam, jahit di 4
bagian (sudut kiri atas / bawah sudut kanan atas / bawah dengan
menggunakan benang zeide 2/0 dan jarum tajam ke arah lateral
e. Buka lapisan fasia dengan di jepit double pinset chirurgis di gunting
dengan gunting metzemboum diperlebar sampai struma terlihat.
f. Bebaskan lobus struma dari otot dan vicera yang melekat dengan
menjepit lobus struma dengan pean bengkok sebagai pegangan rawat
perdarahan dengan couter. Memisahkan struma secara kapsular pisahkan
kelenjar tiroid dan para tiroid serta mengidentifikasi nervus laringeus jahit
dengan dexon no 2/0 pada jaringan yang ditinggal dan dijahit dengan zeide no
2/0 pada jaringan yang dibuang
g. Operator melakukan reseksi total tiroidektomy dengan klem atau pean
lurus pada jaringan struma dan sebagian tang pada trachea ditinggalkan.
Perdarahan dirawat dengan dijahit dengan dexon 2/0 dan couter.
h. Memasang drain ukur panjang selang blood set yang akan dijahit,
menuangkan betadin, menjahit drain dengan jarum tajam dan benng seide 2/0.
i. Menghitung jumlah kasa dan instrumen yang diakai dan melaporkan
hasil kelengkapan kepada operator dan asisten bedah
j. Menjahit otot dengan cromic no 3/0, menjahit facia dengan cromic no
3/0. lemak dijahit dengan plain 2/0, kulit dijahit dengan dexon 2/0 secara
jelujur.
k. Membersihkan luka dengan kasa basah steril keringkan dengan kasa
steril, lalu tutup dengan kasa + isodin, difiksasi dengan hipafix
l. Pemberian obat-obatan anastesi diturunkan, ETT, mayo, tampon di
mulut dilepas . Slem cairan / lendir yang ada dimulut. Biarkan pasien napas
pontan sambil kepala tetap diekstensikan
m. Operasi selesai pasien dirapikan dan dipindahkan ke tempat tidur
pasien dengan transfer bed.
n. Alat-alat dibereskan dan dikembalikan ke tempat semula. Instrumen di
rendam dengan savlon + air, dicuci, dikeringkan.

C. Post Operatif
- Pasien keluar kmar oprasi dengan keadaan sadar
- GCS : 4 – 4 – 6
- k/u baik
- TD : 120/70 mmHg
- N : 88 x/mnt
- S : 363 oC
- Keadaan luka tertutup hipafik
- Drain warna merah
- Infus RL 20 tts/mnt
- Pasien kembali keruangan 16.45 WIB

DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marilin (2000). “Rencana Asuhan Keperawatan Jakarta” : EGC


Ramali, Ahmad (2000). “Kamus Kedokteran. Jakarta” : Djambatan
Rumahhorbo, holma (1999). “Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Endokrin”. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai