Anda di halaman 1dari 25

FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI

DISUSUN OLEH: KELOMPOK 6


ANNA ETTY
GRACE YULINDA
ADE SUWARYO
ANGGIE DWIJAYANTI
LANJAR ENGGO WINARUM

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS M. H THAMRIN JAKARTA
BAB 1

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan
yang baru. Tujuannya adalah untuk mempertahankan jenisnya dan melestarikan jenis
agar tidak punah. Pada manausia untuk mengahasilkan keturunan yang baru diawali
dengan peristiwa fertilisasi. Sehingga dengan demikian reproduksi pada manusia
dilakukan dengan cara generative atau sexual.
Untuk dapat mengetahui reproduksi pada manusia , maka harus mengetahui
terlebih dahulu organ-organ kelamin yang terlibat serta proses yangberlangsung di
dalamnya.
Sistem reproduksi pada manusia akan mulai berfungsi ketika seseorang mencapai
kedewasaan (pubertas) atau masa akil balik. Sistem reproduksi atau genetalia baik
pria ataupun wanita terdiri dari 2 bagian, yaitu genetalia interna dan genetalia
eksterna. Sistem reproduksi laki-laki atau sistem kelamin laki-laki terdiri dari
sejumlah organ seks yang merupakan bagian dari proses reproduksi manusia.
Pada laki-laki, organ-organ reproduksi ini terletak di luar tubuh manusia, sekitar
panggul wilayah.
Organ utama pada laki-laki adalah penis dan testis yang memproduksi air
mani dan sperma, yang sebagai bagian dari hubungan seks pupuk sebuah
ovum dalam wanita tubuh danovum dibuahi ( zigot ) secara bertahap
berkembang menjadi janin, yang kemudian lahir sebagai anak.
Fungsi sistem reproduksi wanita dikendalikan / dipengaruhi oleh hormon-
hormon gondaotropin/ steroid dari poros hormonal thalamus – hipothalamus –
hipofisis – adrenal – ovarium.
Selain itu terdapat organ/sistem ekstragonad/ekstragenital yang
juga dipengaruhi oleh siklusreproduksi : payudara, kulit daerah tertentu,
pigmen dan sebagainya.
2. RUMUSAN MASALAH
a. Bagaimana Fungsi sistem reproduksi ?
b. Bagaimana Fungsi reproduksi pria dan hormon reproduksi pria ?
c. Bagaimana Fungsi reproduksi wanita dan hormon reproduksi wanita ?
d. Bagaimana proses Kehamilan dan laktasi ?
e. Bagaimana proses keperawatan Gangguan Sistem Reproduksi?

3. TUJUAN PENULISAN
Diharapkan mahasiswa mampu memahami:
a. Fungsi sistem reproduksi
b. Fungsi reproduksi pria dan Hormon reproduksi pria
c. Fungsi reproduksi wanita dan hormon reproduksi wanita
d. Proses Kehamilan dan laktasi
e. Proses keperawatan

4. MANFAAT PENELITIAN
a. Teoritis
Makalah ini diharapkan menjadi bahan pengembangan ilmu pengetahuan dan
ilmu kesehatan serta teori-teori kesehatan khususnya tentang fisiologi sistem
reproduksi.
b. Praktis
1) Bagi Instituti Pendidikan
Sebagai tambahan informasi tentang fisiologi sistem reproduksi
2) Bagi Penulis
Menambah pengetahuan, wawasan, dan pengalaman baru tentang sistem
reproduksi.
3) Bagi Pembaca
Makalah ini diharapkan menjadi bahan pengembangan ilmu, menambah
wawasan bagi pembacanya, dan penambah referensi bagi penulis
selanjutnya.
BAB 2

PEMBAHASAN

1. Sistem reproduksi manusia


Sistem reproduksi merupakan salah satu komponen sistem tubuh yang
penting meskipun tidak berperan dalam homeostasis dan esensial bagi kehidupan
sesorang. Pada manusia, reproduksi berlangsung secara seksual. Organ
reproduksi yang dimiliki manusia berbeda antara pria dan wanita.
a. Struktur dan fungsi organ reproduksi pada pria
Organ reproduksi pria berfungsi untuk menghasilkan sperma (gametogenesis) dan
menyalurkan sperma ke wanita.

Gambar 1. Sistem Reproduksi Pria


1) Alat Kelamin Luar
a) Penis berfungsi sebagai alat penetrasi pada vagina wanita saat kopulasi
(persetubuhan).
b) Uretra adalah saluran yang mengantarkan urin dan sperma.
c) Skrotum (zakar) merupakan suatu kantong kulit yang membungkus testis
dan epididimis.
2) Alat Kelamin Dalam
a) Testis
Testis pada pria berjumlah sepasang, berbentuk oval, dan terletak di
skrotum. Di dalam testis terjadi proses pembuatan sel kelamin jantan dan
hormon kelamin. Pada testis terdapat pembuluh halus (vas seminiferus) yang
mengandung calon sperma pada bagian dindingnya. Diantara vas
seminiferus terdapat sel bernama sel interstitial yang berfungsi menghasilkan
hormon kelamin, misalnya testosteron. Selain itu, terdapat sel besar, sel
Sertoli yang berguna untuk memberikan makanan bagi sperma.
b) Epididimis
Epididimis merupakan saluran reproduksi yang berfungsi sebagai tempat
pematangan sperma. Selain itu, epididimis dibentuk oleh saluran berlekuk-
lekuk yang tidak teratur dan juga menjadi tempat penyimpanan sperma
sementara. Saluran yang menghubungkan antara epididimis dan testis
disebut duktus eferen testis.
c) Vas deferens
Saluran ini merupakan lanjutan dari epididimis. Fungsinya adalah
mengangkut sperma menuju vesikula seminalis (kantong sperma). Vas
deferens dan saluran dari kelenjar kantong sperma akan bersatu membentuk
duktus ejakulatorius yang akhirnya bermuara di uretra.
d) Kelenjar Kelamin
Kelenjar kelamin yang dimiliki oleh seorang pria adalah vesikula seminalis,
kelenjar prostat, dan kelenjar bulbouretral (Cowper).
 Vesikula seminalis: sepasang kelenjar yang berfungsi menghasilkan 50-
60% dari volume total cairan semen yang berwarna jernih dan kental.
Komponen terpenting didalamnya adalah fruktosa dan prostaglandin.
 Kelenjar prostat: kelenjar kelamin terbesar pada pria yang menyumbang
15% dari volume total cairan semen dengan komponen pentingnya
adalah asam fosfatase, seng, sitrat, dan protease. Kandungan tersebut
membuat cairan semen menjadi lebih encer.
 Kelenjar bulbouretral (Cowper): sepasang kelenjar kecil yang
mengeluarkan cairan sebelum penis mengeluarkan sperma dan semen.
3) Hormon Reproduksi Pria
Seluruh sistem reproduksi pada pria tergantung pada hormon, yaitu zat
kimiawi yang mengatur aktivitas sel dan organ pada tubuh. Hormon utama yang
terlibat dalam fungsi sistem reproduksi pria meliputi:
a) Hormon gonadotropin
Saat anak laki-laki memasuki masa pubertas, tubuhnya akan memproduksi
lebih banyak hormon gonadotropin. Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar
hipotalamus pada otak. Kenaikan hormon gonadotropin kemudian akan
merangsang produksi hormon luteinizing hormone dan hormon perangsang
folikel (follicle-stimulating hormone) yang dihasilkan oleh kelenjar pituitari.
b) Hormon perangsang folikel (follicle-stimulating hormone)
Hormon ini sangat penting agar organ reproduksi pria dapat menghasilkan
sperma. Setiap hari produksi sperma yang dihasilkan bisa mencapai 300
juta, dengan masa pembentukan tiap sperma sekitar 65–75 hari.
c) Luteinizing hormone
Saat hormon ini dilepaskan ke dalam darah, akan terjadi produksi dan
pelepasan hormon testosteron sebagai hormon utama pada pria.
d) Hormon testosteron
Produksi testosteron pada masa pubertas memicu berbagai perubahan fisik,
seperti pembesaran testis dan skrotum, penis yang semakin memanjang,
suara yang semakin berat, serta tumbuhnya rambut di sekitar alat kelamin,
wajah, dan ketiak. Sebagian remaja laki-laki juga mengalami penambahan
berat dan tinggi badan yang signifikan setelah memasuki masa pubertas.
Testosteron juga akan memengaruhi massa tulang dan gairah seksual.

b. Struktur dan fungsi organ reproduksi pada wanita


Sistem reproduksi wanita dibagi menjadi 2, yaitu organ reproduksi bagian luar
(genetalia eksterna) dan reproduksi bagian dalam (genetalia interna)
1) Genetalia eksterna

Gambar 2. Genetalia eksterna wanita

a) Mons Pubis
Mons Pubis merupakan alat reproduksi wanita di bagian paling luar.
Bagian ini adalah bagian yang ditumbuhi rambut kemaluan ketika sudah
beranjak dewasa.
b) Labia Mayora
Bagian kedua adalah labia mayor adalah kedua lipatan bulat jaringan
lemak yang memiliki bentuk seperti bibir, berada di bawah mons veneris
dan memanjang hingga perineum (daerah kulit anatara lubang vagina dan
anus).
c) Labia Minora
Labia minora adalah dua lipatan jaringan gepeng berwarna kemerahan
letaknya berada didalam labia mavora dan tidak ditumbuhi rambut
d) Klitoris
Klitoris adalah struktur keil yang mengandung jaringan erektil yang terletak
dibagian atas labia minora.
e) Vestibulum
Area berbetuk kacang mete yang ditutupi oleh labia minora, terdiri atas
muara uretra, kelenjar skene, vagina dan kelenjar Bartolin. Berala
dibagian bawah, terdapat saluran kencing atau uretra dan muara vagina.
f) Bulbus Vestibulum
massa jaringan erektil berpasangan yang ada di sekitar orificium vagina
g) Glandula vestibularis major dan minor
kelenjar ini mensekresi mucus ke dalam vestibule saat terjadi rangsangan
seksual
h) Vulva (pudendum)
jaringan erektil dan sensoris untuk rangsangan seksual dan hubungan
seksual, mengarahkan aliran urin, dan mencegah masuknya bahan asing
ke dalam tractus urogenitalis.
2) Genetalia Interna

Gambar 3 Genetalia interna wanita


a) Ovarium, disebut indung telur. Ovarium adalah sepasang organ berbentuk
oval yang terletak di rongga perut. Ovarium memiliki struktur berbentuk
bulatan-bulatan yang disebut folikel. Tiap folikel mengandung sel telur
(oosit) yang berada pada lapisan tepi ovarium. Fungsinya adalah
memproduksi telur matang untuk pembuahan dan produksi hormon steroid
dalam jumlah besar
b) Oviduk (Tuba Fallopi)
Oviduk merupakan saluran penghubung antara ovarium dan rahim
(uterus). Di ujungnya terdapat fimbria yang menyerupai jari-jari untuk
menangkap telur yang matang. Oviduk ini berfungsi untuk membawa
sperma dan telur ke tempat terjadinya pembuahan, yaitu ampula tuba.
c) Rahim (Uterus)
Rahim pada wanita hanya ada satu dan tersusun atas otot yang tebal.
Rahim bagian bawah memiliki ukuran yang lebih kecil dan biasa disebut
sebagai leher rahim (cervix). Bagian yang besar dari uterus disebut
dengan corpus uteri. Terdapat tiga lapsan utama uterus, yaitu
perimetrium, miometrium, dan endometrium. Endometrium merupakan
lapisan yang akan mengalami penebalan dan pengelupasan apabila tidak
ada pembuahan. Fungsi utamanya adalah tempat menunjang
pertumbuhan dan perkembangan janin.
d) Vagina
Vagina merupakan alat kelamin wanita yang menghubungkan alat kelamin
luar dengan rahim. Vagina terdiri atas otot yang membujur ke arah
belakang. Dinding vagina banyak memiliki lipatan meskipun lebih tipis dari
rahim. Selain itu, lendir yang dihasilkan dari dindingnya berfungsi
mempermudah persalinan. Fungsi vagina adalah jalan keluarnya darah
ketika wanita mengalami menstruasi, jalan lahir bayi pada proses
persalinan, dan jalan masuknya sperma ke rahim pada proses
pembuahan.
3) Hormon Reproduksi wanita
Berikut merupakan hormon reproduksi pada wanita dan fungsinya.
a) Gonadotropin Releasing Hormone (GnRh)
GnRh merupakan hormon yang diproduksi oleh hipotalamus di otak.
Fungsi GnRh adalah menstimulasi hipofisis anterior untuk memproduksi
dan melepaskan hormon gonadotropin. yaitu Folicle Stimulating Hormone
(FSH), Lutheinizing Hormone (LH) dan hCG.
b) Follicle Stimulating Hormon (FSH)
Merupakan hormon gonadotropin yang diproduksi pada sel-sel basal
hipofisis anterior sebagai respon terhadap GnRh yang berfungsi dalam
pertumbuhan dan pematangan folikel granulosa di ovarium wanita. FSH
terikat dengan reseptor spesifik pada membran plasma sel targetnya, yaitu
sel folikel di ovarium dan sel sertoli di testis. Kenaikan atau penurunan
kadar FSH merupakan indikasi kegagalan gonad akibat disfungsi hipofisis.
Oleh karena itu gangguan ketidaksuburan dapat dipastikan melalui
pengujian kadar FSH.
c) Lutheinizing Hormon (LH)
Hormon ini diproduksi di sel-sel kromofob hipofisis anterior. Hormon ini
bersama FSH berfungsi memicu perkembangan folikel dan menyebabkan
ovulasi di pertengahan siklus. Selama fase lutheal, LH berfungsi
mempertahankan korpus luteum pasca ovulasi. LH terikat pada reseptor
membran plasma yang spesifik dan menstimulasi progesteron oleh sel
korpus luteum.
d) Estrogen
Estrogen dihasilkan oleh ovarium. Terdaaat berbagai jenis estrogen, akan
tetapi yang paling umum untuk reproduksi adalah estradiol. Estrogen
berguna untuk pembentukan ciri-ciri perkembangan seksual pada wanita,
membentuk ketebalan endometrium saat siklus menstruasi, menjaga
kualitas dan kuantitas cairan serviks dan vagina, membantu mengatur
temperatur suhu. Estrogen alami diproduksi oleh sel teka interna folikel di
ovarium secara primer dan dalam jumlah lebih sedikit diproduksi di
kelenjar adrenal melalui konversi hormon androgen.
e) Progesteron
Hormon progesteron diproduksi oleh korpus luteum, sebagian diproduksi
di kelenjar adrenal, dan pada masa kehamilan diproduksi di plasenta.
Fungi progesteron adalah mempertahankan endometrium sehingga dapat
menerima implantasi zigot
f) Human Chorionic Gonadotrophin (hCG)
Human Chorionic Gonadotrophin (hCG) merupakan glikoprotein yang
disintesis di sel sinsitiotrofoblas plasenta. Kadar hCG meningkat dalam
darah dan urin segera setelah implantasi ovum yang sudah dibuahi. hCG
berfungsi meningkatkan dan mempertahankan fungst korpus luteum dan
produksi hormon-hormon steroid terutama pada masa kehamilan awal
g) Prolaktin
Prolaktin diproduksi di hipofisis anterior. Fungsi prolaktin adalah memicu
produksi dan sekresi air susu oleh kelenjar payudara. Di ovarium prolaktin
ikut mempengaruhi pematangan sel telur dan mempengaruhi fungsi
korpus luteum. Pada masa kehamilan prolaktin diproduksi di plasenta.
Prolaktin memiliki efek inhibisi terhadap GnRh hipotaamus, schingga jika
kadar berlebihan dapat terjadi gangguan pematangan folikel, gangguan
ovulasi, dan gangguan menstruasi berupa amenorea.

2. PROSES TERJADINYA KEHAMILAN


Kehamilan adalah merupakan suatu proses merantai yang berkesinambungan
dan terdiri dari ovulasi pelepasan sel telur, migrasi spermatozoa dan ovum,
konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan
plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm.
a. Ovulasi
Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh sistem hormonal
yang kompleks. Selama masa subur yang berlangsung 20 sampai 35 tahun,
hanya 420 buah ovum yang dapat mengikuti proses pematangan dan terjadi
ovulasi. Dengan pengaruh LH yang semakin besar dan fluktuasi yang mendadak,
terjadi proses pelepasan ovum yang disebut ovulasi.
b. Spermatozoa
Sebagian besar spermatozoa mengalami kematian dan hanya beberapa ratus
yang dapat mencapai tuba fallopi. Spermatozoa yang masuk ke dalam alat
genitalia wanita dapat hidup selama tiga hari, sehingga cukup waktu untuk
mengadakan konsepsi.
c. Konsepsi
Pertemuan inti ovum dengan inti spermatozoa disebut konsepsi atau fertilisasi
dan membentuk zigot. Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi. Konsepsi
terjadi pada pars ampularis tuba. Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup
selama 48 jam. Kedua inti ovum dan inti spermatozoa bertemu dengan
membentuk zigot.
d. Proses Nidasi tau Implantasi
Setelah pertemuan kedua inti ovum dan spermatozoa, terbentuk zigot yang
dalam beberapa jam telah mampu membelah dirinya menjadi dua dan
seterusnya. Nidasi tau implantasi terjadi pada hari ke-6 sampai 7 setelah
konsepsi. Pada saat tertanamnya blastula ke dalam endometrium, mungkin
terjadi perdarahan yang disebut tanda Hartman.
e. Pembentukan Plasenta
Sel trofoblas menghancurkan endometrium sampai terjadi pembentukan plasenta
yang berasal dari primer vili korealis. Ruangan amnion dengan cepat mendekati
korion sehingga jaringan yang terdapat di antara amnion dan embrio padat dan
berkembang menjadi tali pusat.

3. MANAJEMEN LAKTASI
Manajemen laktasi adalah segala upaya yang dilakukan untuk menunjang
keberhasilan meyusui. Ruang lingkup manajemen laktasi dimulai dari masa
kehamilan, setelah persalinan, dan masa menyusui selanjutnya. Ruang lingkup
manajemen laktasi periode postnatal pada ibu bekerja meliputi ASI eksklusif, teknik
menyusui, cara memerah ASI, menyimpan ASI perah dan memberikan ASI perah.
a. Anatomi Payudara

Gambar 4. Anatomi payudara


Letak setiap payudara adalah di sternum dan meluas setinggi costa ke2 dan ke6.
Payudara ini terletak pada dinding superficiolis rongga dada yang disangga oleh
ligomentum suspensorium. Bentuk payudara berbentuk tonjolan setengah bola dan
memiliki ekor (covda) dari jaringan yang meluas ke ketiak.
1) Areola adalah daerah lingkaran yang terdiri dari kulit yang menyusun dan
mengubah pigmentasi dan masing-masing payudara bergaris tengah kire-kira 2,5
cm. Letaknya mengelilingi puting susu dan kegelapan yang disebabkan oleh
penipisan dan penimbunan pigmen pada kulitnya. Selama hamil warna akan
menjadi lebih. Pada daerah ini ada Kelenjar lemak. ini akan menghasilkan suatu
bahan dan dapat melicinkan kalang payudara selama menyusui.
2) Papilla mammae (Puting susu) ditempatkan setinggi interkosta IV. Di tempat ini
terdapat lubang-lubang kecil yang merupakan muara dari duktus laktiferus,
ujung-ujung serat saraf, pembuluh darah, pembuluh getah bening, serat serat
polos yang tersusun secular sirkuler.
3) Alveoli (Lobus), yaitu unit yang membantu memproduksi susu. Bagian dari
alveolus adalah sel Aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos dan
pembuluh darah. Payudara terdiri dari 15-25 lobus. Masing-masing lobus terdiri
dari 20-40 lobulus. Masing-masing lobulus terdiri dari 10- 100 alveoli dan masing-
masing terdiri dari saluran air susu (sistem duktus) ASI disalurkan dari alvealus
ke dalam saluran kecil (duktulus), kemudian beberapa duktulus bergabung
mencari saluran yang lebih besar (duktus laktilerus).
4) Ductus lactiferous Adalah saluran sentral yang merupakan muara beberapa
tubulus laktifer.
5) Ampula Adalah bagian duklus lactifer yang melebar, merupakan tempat
menyimpan air susu terletak di bawah areolla.
6) Jaringan lemak dan penyangga ada di sekeliling alveoli dan duktus laktiferus
yang menentukan besar kecilnya ukuran payudara. Payudara kecil atau besar
mempunyai alveoli dan sinus laktiferus yang sama, sehingga dapat
menghasilkan ASI sama banyak. Di sekeliling alveoli juga terdapat otot polos,
yang akan berkontraksi dan memeras keluar ASI. Keberadaan hormon oksitosin
menyebabkan otot tersebut berkontraksi.
b. Hormon pada payudara
Payudara dibangun dan terdiri dari beberapa hormon, antara lain:
1) Hormon Estrogen + deposit lemak
Merangsang pertumbuhan kelenjar mammaria payudara untuk memberikan
massadan ini akan meningkat selama keadaaan estrogen tinggi pada
kehamilan.
2) Hormon Progesteron
Perkembangan akhir payudara menjadi organ yang menyekresi air susu
jugamemerlukan progesteron. Dan ini akan secara sinergistik dengan estrogen.
3) Hormon pertumbuhan, Prolaktin, Insulin dan Glukokortikoid adrenal
Berfungsi memperlancar pembentukkan ASI (Produksi ASI --- > Hormon
Prolaktin, dan Pengeluaran ASI --- > Hormon Oksitoksin).
c. Fisiologi Laktasi
1) Produksi ASI (Prolaktin)
Akhir kehamilan hormon prolaktin memegang peranan untuk membuat
kolostrum, tetapi jumlah kolostrum terbatas dikarena aktivitas prolaktin
dihambat esterogen dan progesteron yang masih tinggi. Pasca persalinan, yaitu
lepasnya plasenta dan kurang nya fungsi korpus luteum maka esterogen dan
progesteron juga berkurang. Hisapan bayi akan merangsang putting susu dan
kalang payudara, karena ujung-ujung saraf sensoris yang berfungsi sebagai
reseptor mekanik. Rangsangan ini dilanjutkan ke hipotalamus melalui medulla
spinalis hipotalamus dan akan menekan pengeluaran faktor penghambat
sekresi prolaktin dan mengeluarkan faktor pemacu sekresi prolaktin. Faktor
pemacu sekresi prolaktin akan merangsang hipofise anterior sehingga keluar
hormon prolaktin. Hormon ini merangsang sel-sel alveoli yang berfungsi untuk
membuat air susu.
2) Refleks aliran ( let down refleks)
Selain mempengaruhi kelenjar hipofisis anterior, rangsangan yang ditimbulkan
oleh bayi saat menyusui juga akan melepaskan hormon prolaktin dan juga
mempengaruhi sekresi oksitosin di kelenjar hipofisis posterior. Setelah oksitosin
dilepaskan ke dalam darah, ini merangsang otot polos yang mengelilingi alveoli
dan tubulus serta sinus ke puting. Beberapa reaksi bayi baru lahir yang
mendapatkan ASI adalah sebagai berikut:
a) Refleks tangkap (refleks rooting): Refleks ini memungkinkan bayi baru lahir
untuk menemukan puting susu saat diletakkan di payudara.
b) Mengisap refleks, saat bayi mengganti langit yang keras dengan puting
atau puting dan bagian belakang lidah mengisi mulut. Refleks ini melibatkan
lidah dan pipi.
c) Pengeluaran ASI (Oksitosin) Pembentukan Oksitosin berasal dari
rangsangan hisapan bayi dilanjutkan ke hipofise posterior yang kemudian
menghasilkan oksitosin. Melalui aliran darah hormon ini menuju uterus
untuk merangsang kontraksi. Kontraksi dari sel akan memeras susu yang
telah diproduksi keluar dari alveoli dan masuk ke sistem duktus lactiferus
kemudian masuk ke mulut bayi. Pengeluaran oksitosin selain dipengaruhi
oleh hisapan bayi, juga dipengaruhi reseptor yang terletak pada duktus. Bila
duktus melebar, maka secara reflek oksitosin dikeluarkan oleh hipofisis.
d. Penerapan Dalam Keperawatan
Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Sistem Reproduksi Post Op
Histerektomi Indikasi Mioma Uteri
1. Teori Mioma Uteri
a) Konsep Dasar Mioma Uteri
Tumor adalah massa sel yang berada di tubuh dan memiliki karakteristik seperti
benjolan yang keras, sehingga benjolan tersebut lambat laun akan membesar
biasanya massa jaringan abnormal padat. Ketika massa tersebut tidak
berpengaruh pada fisik seseorang maka bisa disebut dengan istilah fibroid jinak
(Sinha, 2018). Tumor atau neoplasma adalah massa sel abnormal di tubuh
yang disebabkan oleh sel yang membelah lebih dari normal. Tumor dapat
diklasifikasikan sebagai tumor jinak atau ganas (Patel, 2020).
b) Pengertian Mioma Uteri
Myoma Uterus atau leiomyoma yaitu tumor jinak yang berada di otot rahim
terjadi pada wanita pre menopause. ada istilah lain tumor jinak yang berada di
rahim yaitu fibroid rahim. Myoma uterus sering ditemukan di daerah korpus uteri
(Aymen and Amine,2020). "Mioma Uterus merupakan tumor yang sering
ditemukan pada wanita usia reproduksi dan diperkirakan bahwa 20-50% dari
mioma adalah simtomatik. Ada tanda dan gejala terkait kasus mioma uteri
seperti menstruasi yang berlebihan,nyeri akibat adanya penekanan massa
(Savola, 2021).
c) Etiologi
Penyebab mioma uteri disebabkan meningkatnya hormon esterogen. Fibroid
myoma sangat rentan bag wanita hamil karena pertumbuhannya lebih cepat
dan akan mengecil ketika di usia menopause. Mioma merupakan satu sel yang
tumbuh abnormal, walaupun penyebab mioma belum diketahui (masih dalam
tahap penelitian) (Armantius, 2017). Mioma uteri dikarenakan kontrasepsi
hormonal, makanan seperti daging setengah matang, faktor genetik, dan siklus
menstruasi yang disebabkan oleh migrasi emboli sehingga mengurangi aliran
darah yang berujung adanya pertumbuhan mioma uteri (Tinelli, 2021).
d) Klasifikasi
Klasifikasi mioma uteri berdasarkan letaknya menurut (Palshetkar, 2019);
(Munro, Critchley and Fraser, 2018) dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu:
 Fibroid subserosa : yang terletak di permukaan luar rahim dan tumbuh
keluar,
 Fibroid intramural : tumbuh di dalam dinding rahim,
 Fibroid submukosa : tumbuh didekat endometrium dan cenderung
tumbuh ke arah rongga rahim.

e) Manifestasi Klinis
Manifestasi Klinis menurut para ahli (Samanta and Dutta,2019) : (Suomi, Komar
and Sainio, 2019) terbagi menjadi beberapa macam diantaranya: nyeri,
pendarahan uterus abnormal, adanya tekanan abdomen, infertilitas atau distorsi
rongga yang signifikan menoragia atau perdarahan haid dalam jumlah yang
banyak,adanya konstipasi dan obstruksi

f) Patofisiologi
Tumor monoklonal yang berasal dari sel miometrium yang telah mengalami
perubahan molekuler spesifik yang memicu adanya tumor (Ciebiera, Ali and
Zgliczynska, 2020). Mioma uteri tumbuh dimulai dari bibit kecil yang berada
didalam miometrium dan lambat laun bibit tersebut akan tumbuh membesar
karena petumbuhan miometrium tersebut mendesak sampai mengelilingi tumor
didalam uterus, apabila ada satu mioma menonjol maka terdapat penekanan di
daerah kandung kemih

g) Komplikasi
Komplikasi awal keputihan sering terjadi sindrom pasca emboli dianggap
sebagai gejala yang cukup parah (Alessandro and Roberto, 2018). Degenerasi
ganas, bisa terlihat apabila benjolan myoma uterus tersebut membesar, apabila
sudah dinyatakan ganas maka uterus tersebut harus diangkat (Criswardhani,
2020).
h) Penatalaksanaan
Penatalaksanaan fibroid uterus dilakukan tergantung pada umur.
Penatalaksanaan menurut (Mackey, 2019) ; (Fantasia and Harris, 2020) yaitu
1) Miomektomi
Tindakan ini dilakukan untuk mempertahankan fungi uterus sehingga
kemungkinan bisa hamil kembali.
2) Histerektomi
Tindakan operatif yang dilakukan untuk memberikan kesembuhan total
terhadap klien penderita mioma uteri. tindakan ini dilakukan sesuai
persetujuan dengan klien yang tidak menginginkan anak kembali

i) Data Penunjang
Data penunjang yang dilakukan pada kasus mioma uteri menurut (Suzuki, Aoki
and Miyagawa, 2019) adalah Pemeriksaan MRI, beberapa laporan telah
diterbitkan yang membahas diagnosis mioma uteri dengan menggunakan
gambar MRI, awalnya beberapa laporan mengenai kasus mioma uteri dengan
menggabungkan temuan klinis dan temuan konfigurasi tumor yang ditunjukan
pada gambar MRI yang diamati. Apabila muncul masalah seperti pendarahan
biasanya dilakukan transfusi darah dan obat pereda nyeri. Menurut (Obstetri,
Kedokteran and Hasanuddin, 2020) pemeriksaan ultrasonografi atau USG
bertujuan untuk mendeteksi karakteristik mioma uteri sehingga dapat segera
dilakukan penanganan dan meningkatkan kemampuan untuk mengecek mioma
uteri dengan ukuran terkecil.

2. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Post Operasi Mioma Uteri


a) Pengkajian
Pengkajian adalah teknik yang dilakukan dengan cara wawancara kepada Klien
guna mengumpulkan data untuk mengetahui informasi kesehatan Klien
(Togubu and Korompis, 2019):
1) Anamnesis
(a) Data Klien meliputi nama klien, alamat, jenis kelamin klien, tanggal lahir,
usia, nama penanggung jawab, perkerjaan, hubungan dengan Klien.
mioma uteri terjadi pada wanita usia sekitar 30-40 tahun (Amaliyah,
Tanuwijaya and Wurijanto, 2016).
(b) Keluhan utama
Keluhan Yang diakibatkan mioma uteri tergantung lokasi dan jenisnya.
Blasanya mengeluh perut terasa keras (menorrhagia) (Irma 2018).
(c) Keluhan kesehatan sekarang
Keluhan yang dirasakan yaitu nyeri pada panggul, dan mengalami
konstipasi (Purba, 2015).
(d) Riwayat kesehatan dahulu
Pernah melakukan operasi secar karena mengalami kehamilan
sungsang (Ubaidillah, 2014).
(e) Riwayat kesehatan keluarga
Anggota keluarga tidak ada yang mengalami penyakit yang dialami klien
(Afifah, 2018).
(f) Riwayat menstruasi
Akan mengalami menorrhagia dan ada gangguan selama menstruasi
(Jungquist 2017).
2) Pemeriksaan fisik
Menurut (Arafah, Fadli and Muhammad, 2021) pemeriksaan fisik yang
dilakukan pada kasus mioma uteri sebagai berikut:
(a) Kesadaran
Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui tingkat kesadaran klien
composmentis.
(b) Kepala dan rambut.
Adanya uban, simetris, bersih, tidak ada benjolan.
(c) Hidung
Adanya benjolan, lesi, bersih
(d) Mata
Konjungtiva
(e) Leher
Tidak ada benjolan. tidak ada nyeri menelan.
(f) Paru-paru
 Inspeksi: Dada simetris, pernafasan dyspnea
 Palpasi : Fremitus kanan dan kiri sama
 Perkusi : Sonor dan tidak ada suara tambahan
 Auskultasi :Vesikuler
(g) Jantung
Bunyi jantung normal, adanya murmur
(h) Abdomen
Setelah dilakukan operasi ada jahitan di sekitar bawah pusar.
(i) Genetalia
Setelah dilakukan operas histerektomi tidak akan mengalami haid.
(j) Ekstremitas atas dan bawah
Terpasang infus ekstremitas atas
b) Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan penilaian klinis mengenai respon klien
tentang masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialami baik yang
berlangsung aktual maupun potensial, yang bertujuan untuk mengidentifikasi
respons klien individu, keluarga, dan komunitas terhadap situasi yang berkaitan
dengan kesehatan (PPNI, 2016). Diagnosa keperawatan adalah suatu penilaian
untuk mengetahui respon klien terhadap masalah kesehatan yang dialami baik
secara aktual maupun potensial menurut (Baringbing, 2020) :
1) nyeri akut (D.0077) berhubungan dengan agen pencedera fisik dibuktikan
dengan klien mengatakan nyeri pada daerah luka jahitan post operasi
2) konstipasi (D.0049) berhubungan dengan defekasi kurang dari 2 kali
seminggu dibuktikan dengan klien mengeluh sudah 2 hari setelah post
operasi susah bab.
3) Gangguan pola tidur (D.0055) berhubungan dengan hambatan lingkungan
dibuktikan dengan klien mengatakan susah tidur karena kebisingan
dilingkungan sekitar

c) Perencanaan keperawatan
Perencanaan Keperawatan merupakan rencana keperawatan untuk
menetapkan kondisi atau status kesehatan seoptimal mungkin yang diharapkan
dapat dicapai ole Klien setelah pemberian intervensi keperawatan (PPNI,
2018). Perencanaan keperawatan adalah menyusun strategi sebelum dilakukan
asuhan keperawatan untuk mengatasi terjadinya masalah pada klien, menurut (
Widia Zalvi, 2020):
1) nyeri akut (D.0077) berhubungan dengan agen pencedera fisik dibuktikan
dengan Klien mengatakan nyeri pada daerah luka jahitan post operasi
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada klien diharapkan
tingkat nyeri menurun (L.08066) dengan kriteria hasil:
(a) Keluhan nyeri menurun
(b) Meringis menurun
(c) Sikap protektif menurun
Intervensi: manajemen nyeri (1.08238)
Observasi
(a) Identifikasi skala nyeri
(b) indentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, Frekuensi,kualitas, intensitas nyeri
Terapeutik
(a) Berikan teknik non farmakologis untuk mengurang rasa nveri (mis. TENS,
terapi musik)
(b) Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
Edukasi
(a) Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
(b) Ajarkan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
(a) Kolaborasi pemberian analgetik
2) Konstipasi (D.0049) berhubungan dengan defekasi kurang dari 2 kali seminggu
dibuktikan dengan Klien mengatakan sudah 2 hari setelah post operasi susah
BAB
Tujuan : setelah dilakukan Tindakan keperawatan kepada klien diharapkan
eliminasi fekal membaik dengan kriteria hasil (L.04033) :
(a) Kontrol pengeluaran feses meningkat
(b) Keluhan defekasi lama dan sulit menurun
(c) Mengejan saat defekasi menurun
Intervensi: manajemen eliminasi fekal (1.04151)
Observasi
(a) monitor buang air besar (mis. Warna, frekuensi, konsistensi, volume)
(b) monitor tanda dan gejala diare, konstipasi atau impaksi
Terapeutik
(a) berikan air hangat setelah makan
(b) sediakan makanan tinggi serat
Edukasi
(a) anjurkan meningkatkan aktifitas fisik, sesuai toleransi
(b) anjurkan mengkonsumsi makanan yang mengandung tinggi serat
3) Gangguan hambatan pola tidur (D.0055) berhubungan dengan lingkungan
dibuktikan dengan klien mengatakan susah tidur karena kebisingan dilingkungan
sekitar
Tujuan : setelah dilakukan Tindakan keperawatan diharapkan pola tidur membaik
dengan kriteria hasil (L.05045) :
(a) Keluhan sulit tidur menurun
(b) Keluhan sering terjaga menurun
(c) Keluhan istirahat tidak cukup menurun
Intervensi: dukungan tidur (1.05174)
Observasi
(a) Identifikasi pola aktivitas dan tidur
(b) Identifikasi faktor pengganggu tidur (fisik atau psikologis)
Terapeutik
(a) Modifikasi lingkungan (mis. pencahayaan, kebisingan, suhu, matras, tempat
tidur)
(b) Fasilitasi menghilangkan stress sebelum tidur
Edukasi
(a) Jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit
(b) Anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
d) Implementasi keperawatan
Implementasi keperawatan adalah tugas perawat untuk melakukan beberapa
kegiatan guna membantu klien dari masalah keschatan yang dihadapi ke status
Keschatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan
menurut (Widia Zalvi,2020)
e) Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menentukan apakah
rencana keperawatan dilanjutkan atau dihentikan menurut (Sitanggang, 2018) Ada
beberapa jenis evaluasi dalam keperawatan diantaranya :
1) Evaluasi formatif (proses) adalah aktivitas dari proses keperawatan dan hasil
kualitas pelayanan asuhan keperawatan. Evaluasi proses dilakukan setelah
perencanaan keperawatan diimplementasikan untuk membantu menilai
efektivitas intervensi tersebut.
2) Evaluasi sumatif (hasil) adalah kesimpulan dari observasi dan Analisa status
Kesehatan sesuai pada waktu dan tujuan. Tipe evaluasi ini dilakukan pada akhir
asuhan keperawatan.
BAB 3

PENUTUP

1. KESIMPULAN
Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan
yang baru. Tujuannya adalah untuk mempertahankan jenisnya dan melestarikan
jenis agar tidak punah. Pada manausia untuk mengahasilkan keturunan yang baru
diawali dengan peristiwa fertilisasi. Sehingga dengan demikian reproduksi pada
manusia dilakukan dengan cara generative atau sexual. Sistem reproduksi atau
genetalia baik pria ataupun wanita terdiri dari 2 bagian, yaitu genetalia interna dan
genetalia eksterna.
Sistem reproduksi pada laki-laki tersusun atas penis dan skrotum yang termasuk
alat kelamin luar; testis, epididimis, vas deferens, uretra, kelenjar vesikula
seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar cowper yang termasuk alat kelamin dalam.
Sistem reproduksi pada perempuan tersusun atas vagina yang merupakan alat
kelamin luar; ovarium, saluran telur, infundibulum, rahim, dan servik yang
merupakan alat kelamin dalam.
Kehamilan adalah merupakan suatu proses merantai yang berkesinambungan
dan terdiri dari ovulasi pelepasan sel telur, migrasi spermatozoa dan ovum,
konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan
plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm.
Manajemen laktasi adalah segala upaya yang dilakukan untuk menunjang
keberhasilan meyusui. Ruang lingkup manajemen laktasi dimulai dari masa
kehamilan, setelah persalinan, dan masa menyusui selanjutnya.

2. SARAN
Sebagai makhluk hidup yang diberi kesempatan untuk berada di dunia ini, Tuhan
juga memberi kita tanggung jawab untuk mempertahankan keberadaan kita di
dunia. Oleh karena itu, sudah seharusnya manusia berusaha menghasilkan
keturunan yang sehat, cerdas dan menjaga organ reproduksi tetap sehat agar
terhindar dari gangguan sistem reproduksi.
DAFTAR PUSTAKA

Syaifuddin. (2009). Fisiologi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan.


Jakarta : Salemba Medika.
Mashudi,Sugeng. (2011). Anatomi dan Fisiologi Dasar. Jakarta : Salemba
Medika.
Dicky. (2021). Fisiologi Sistem Reproduksi Pria. Depok: Gadjah Mada University
Press.
https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=AKFREAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA55&dq=fisiologi+sistem+reproduksi
&ots=rIr3dfX575&sig=YEuiyS7VCbgOZG53KDN5POQpDOg&redir_esc=y#v=onepa
ge&q=fisiologi%20sistem%20reproduksi&f=false (diakses tanggal 1 Agustus 2023)
Daniel Suranta Ginting. (2022). Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia. Padang : PT
Global Eksekutif Teknologi. https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=SaGSEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA1&dq=anatomi+fisiologi+sistem+rep
roduksi&ots=RxbGDRaQmJ&sig=3GBaa48CT89mO1LYiIdmRJZ0nH4&redir_esc=y
#v=onepage&q=anatomi%20fisiologi%20sistem%20reproduksi&f=false (diakses
tanggal 1 Agustus 2023)
Baringbing, J. O. (2020) 'Diagnosa Keperawatan sebagai Bagian Penting Dalam
Asuhan Keperawatan', OSF Preprints, pp. 1-9.
Lindung Nurul (2022). “ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.R DENGAN
GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI POST OP HISTEREKTOMI INDIKASI
MIOMA UTERI RUANG BAITUNNISA 2 DI RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN
AGUNG SEMARANG”. http://repository.unissula.ac.id/26222/1/Keperawatan
%20%28D3%29_40901900033_fullpdf.pdf (diakses tanggal 1 Agustus 2023)
https://www.psychologymania.com/2013/08/fisiologi-payudara.html (diakses
tanggal 1 Agustus 2023)

Anda mungkin juga menyukai