Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA

SISTEM REPRODUKSI

Disusun Oleh:

Nama : Salma Nur Faricha A

NIM : K4320073

Kelas :B

Kelompok : 10

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2022
Laporan Praktikum
Anatomi Fisiologi Manusia

I. Judul : Sistem Reproduksi


II. Tujuan :
1. Menggambarkan dan menyebutkan alat-alat reproduksi pria eksternal dan internal
2. Menggambarkan dan menyebutkan alat-alat reproduksi wanita eksternal dan
internal
III. Pembahasan
A. Teori Sistem Reproduksi

a. Definisi Sistem Reproduksi


Sistem reproduksi merupakan suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat
dalam organisme yang bertujuan untuk berkembang biak untuk mewariskan
sifat-sifat induknya kepada keturunan berikutnya. Reproduksi pada manusia
hanya terjadi secara seksual. Organ-organ reproduktif menghasilkan dan
menstranspor gamet (Campbell et al., 2010: 170).

b. Organ Reproduksi pada Wanita

Alat reproduksi pada perempuan terdiri atas organ kelamin luar dan
kelamin dalam.
1. Labia mayora (bibir besar), yaitu struktur terbesar alat kelamin luar
perempuan yang tebal dan berlapiskan lemak. Labia mayora ini
mengelilingi organ pada alat kelamin luar lainnya dan berakhir menjadi
mons pubis.
2. Labia minora (bibir kecil) ialah lipatan kulit yang halus dan tidak memiliki
lapisan lemak.
3. Mons veneris adalah tonjolan lemak yang besar sebagai pertemuan antara
sepasang labia mayora.
4. Klitoris, disebut juga kelentit. Klitoris berupa tonjolan kecil dan
memanjang serta homolog dengan penis pada pria. Sebagian besar
tersembunyi di antara kedua labia minora.
5. Orificium urethrae adalah muara dari saluran kencing yang terleak di
bawah klitoris.2
6. Himen sering disebut sebagai selaput dara.
7. Kelenjar reproduksi Sama halnya seperti pria, wanita juga memiliki
beberapa kelenjar reproduksi, di antaranya adalah kelenjar vestibulari
mayor dan minor serta parauretralis.
8. Ovarium, disebut indung telur. Ovarium adalah sepasang organ berbentuk
oval yang terletak di rongga perut. Ovarium memiliki struktur berbentuk
bulatan-bulatan yang disebut folikel. Tiap folikel mengandung sel telur
(oosit) yang berada pada lapisan tepi ovarium. Fungsinya adalah
memproduksi telur matang untuk pembuahan dan produksi hormon
steroid dalam jumlah besar.
9. Oviduk (Tuba Fallopi) Oviduk merupakan saluran penghubung antara
ovarium dan rahim (uterus). Di ujungnya terdapat fimbria yang
menyerupai jari-jari untuk menangkap telur yang matang. Oviduk ini
berfungsi untuk membawa sperma dan telur ke tempat terjadinya
pembuahan, yaitu ampula tuba.
10. Rahim (Uterus). Rahim pada wanita hanya ada satu dan tersusun atas otot
yang tebal. Rahim bagian bawah memiliki ukuran yang lebih kecil dan
biasa disebut sebagai leher rahim (cervix). Bagian yang besar dari uterus
disebut dengan corpus uteri. Terdapat tiga lapsan utama uterus, yaitu
perimetrium, miometrium, dan endometrium. Endometrium merupakan
lapisan yang akan mengalami penebalan dan pengelupasan apabila tidak
ada pembuahan. Fungsi utamanya adalah tempat menunjang
pertumbuhan dan perkembangan janin.
11. Vagina merupakan alat kelamin wanita yang menghubungkan alat
kelamin luar dengan rahim. Vagina terdiri atas otot yang membujur ke
arah belakang. Dinding vagina banyak memiliki lipatan meskipun lebih
tipis dari rahim. Selain itu, lendir yang dihasilkan dari dindingnya
berfungsi mempermudah persalinan. Fungsi vagina adalah menahan
penis saat berhubungan seksual dan menyimpan semen sementara.

c. Organ Reproduksi pada Pria

1. Penis berfungsi sebagai saluran kencing atau urine sekaligus tempat


keluarnya sperma.
2. Uretra adalah saluran yang mengantarkan urin dan sperma
3. Skrotum (zakar) merupakan suatu kantong kulit yang membungkus testis
dan epididimis.
4. Testis pada pria berjumlah sepasang, berbentuk oval, dan terletak di
skrotum. Di dalam testis terjadi proses pembuatan sel kelamin jantan dan
hormon kelamin. Pada testis terdapat pembuluh halus (vas seminiferus)
yang mengandung calon sperma pada bagian dindingnya. Diantara vas
seminiferus terdapat sel bernama sel interstitial yang berfungsi
menghasilkan hormon kelamin, misalnya testosteron. Selain itu, terdapat
sel besar, sel Sertoli yang berguna untuk memberikan makanan bagi
sperma.
5. Epididimis merupakan saluran reproduksi yang berfungsi sebagai tempat
pematangan sperma. Selain itu, epididimis dibentuk oleh saluran
berlekuk-lekuk yang tidak teratur dan juga menjadi tempat penyimpanan
sperma sementara. Saluran yang menghubungkan antara epididimis dan
testis disebut duktus eferen testis.
6. Vas deferens. Saluran ini merupakan lanjutan dari epididimis. Fungsinya
adalah mengangkut sperma menuju vesikula seminalis (kantong sperma).
Vas deferens dan saluran dari kelenjar kantong sperma akan bersatu
membentuk duktus ejakulatorius yang akhirnya bermuara di uretra
7. Vesikula seminalis merupakan sepasang kelenjar yang berfungsi
menghasilkan 50-60% dari volume total cairan semen yang berwarna
jernih dan kental. Komponen terpenting didalamnya adalah fruktosa dan
prostaglandin
8. Kelenjar prostat terletak di bawah kandung kemih. kelenjar kelamin
terbesar pada pria yang menyumbang 15% dari volume total cairan semen
dengan komponen pentingnya adalah asam fosfatase, seng, sitrat, dan
protease. Kandungan tersebut membuat cairan semen menjadi lebih encer
9. Kelenjar Cowper sepasang kelenjar kecil yang mengeluarkan cairan
sebelum penis mengeluarkan sperma dan semen.

B. Menstruasi
a. Definisi
Menstruasi adalah kondisi normal dan terjadi berulang pada perempuan.
Peristiwa ini ditandai dengan pengeluaran darah dan lapisan rahim melalui
vagina yang teratur. Menstruasi dikendalikan oleh hormon dan aktif terjadi
pada masa reproduktif, yaitu sejak pubertas hingga menopause, kecuali
selama kehamilan
b. Siklus Menstruasi
Siklus menstruasi merupakan waktu sejak hari pertama menstruasi sampai
datangnya menstruasi periode berikutnya sedangkan panjang siklus
menstruasi adalah jarak antara tanggal mulainya menstruasi yang lalu dan
mulainya menstruasi berikutnya. Siklus menstruasi pada wanita normalnya
berkisarantara 21-35 hari dan hanya 10-15% yang memiliki siklus
peremenstruasi 28 hari dengan lama menstruasi 3-5 hari, ada yang 7-8 hari
Siklus menstruasi dibagi menjadi empat, yaitu :
1. Fase 1: fase menstruasi Fase ini terjadi pada hari pertama dan berlangsung
3-7 hari sebagai akibat penurunan kadar hormon progesteron. Darah yang
keluar berasal dari lapisan endometrium rahim. Rahim 22 akan
berkontraksi untuk membantu mengeluarkan darah. Tidak jarang apabila
kontraksinya terlalu kuat akan menyebabkan kram haid (dismenorea) pada
perempuan.
2. Fase 2: fase proliferasi Fase proliferasi ini berlangsung sejak berhentinya
perdarahan hingga hari ke-14. Pada fase ini, endometrium akan tumbuh
kembali dan dipersiapkan untuk perlekatan janin apabila terjadi
pembuahan. Selanjutnya, pada rentang hari ke-12 sampai 14 akan terjadi
pelepasan sel telur (oosit) dari ovarium yang disebut ovulasi. Proses
ovulasi ini dipengaruhi oleh meningkatnya kadar hormon LH yang tajam.
3. Fase 3: fase sekresi Pada fase sekeresi terjadi pelepasan hormon
progesteron sehingga endometrium menjadi tebal dan akan aktif
mengeluarkan glikogen (nutrisi) yang bertujuan untuk menopang
kehidupan janin. Fase ini berlangsung selama 11 hari.
4. Fase 4: fase premenstruasi Fase ini berlangsung selama 3 hari sebelum
kembali pada fase menstruasi. Pada umumnya, siklus menstruasi
berlangsung normal dan teratur tiap 28 hari.
c. Hormon yang Berperan
1. Testosteron di sekresi oleh sel-sel interstisial leydig yang terdapat diantara
tubulus seminiferus (Guyton, 1990: 734). Testosteron penting bagi tahap
pembelahan sel-sel germinal untuk membentuk sperma terutama
pembelahan meosis untuk membentuk spermatosit sekunder. Pengeluaran
testeron bertambah nyata pada pubertas dengan pengembangan sifat sifat
kelamin sekunder yaitu tumbuhnya jenggot, suara lebih berat dan
pembesaran genetalia (Syaifuddin, 2006: 231).
2. Progesteron Hormon ini dihasilkan oleh korpus luteum dan plasenta, yang
bertanggung jawab atas perubahan endometrium dan perubahan siklik
dalam serviks dan vagina, menghambat kerja oksitosin, dan menyiapkan
pertumbuhan dinding uterus untuk perlekatan zigot (Syaifuddin, 2006:
261)
3. LH (Luteinizing Hormone) Liutenizing hormon disekresi oleh kelenjar
hipofisis anterior dan berfungsi menstimulasi sel-sel leydig untuk
mensekresi testosteron (Guyton, 1990: 736). LH dan FSH bekerja sama
untuk menyekresikan estrogen dari folekel de graaf. Bila estrogen
dibentuk dalam jumlah yang besar menyebabkan pengurangan produksi
FSH sedangkan produksi LH bertambah dan merangsang terjadinya
ovulasi (Syaifuddin, 2006: 261). Ovulasi adalah proses pelepasan ovum
dari ovarium.
4. Prolaktin Hormon ini hanya ditemukan pada wanita yang mengalami
menstruasi, dan masa laktasi yang dibentuk di lobus anterior kelenjar
hipofise. Fungsi hormon prolaktin adalah mempertahankan produksi
progesteron dari korpus luteum (Syaifuddin, 2006: 261).
5. FSH (Folicle Stimulating Hormone) FSH juga disekresikan oleh sel-sel
kelenjar hipofisis anterior dan berfungsi menstimulasi sel sel sertoli
(Syaifuddin, 2006: 232). Perubahan spermatogonia menjadi spermatosit
dalam tubulus seminiferus dirangsang oleh FSH dari kelenjar hipofisis
anterior (Guyton, 1990: 737).

C. Masa Subur Wanita


a. Konsep Masa Subur Wanita
Masa subur merupakan sebuah masa dalam siklus menstruasi wanita dimana
terdapat sel telur yang matang yang siap dibuahi, sehingga bila wanita
tersebut melakukan hubungan seksual maka dimungkinkan terjadi kehamilan
(Sitompul, 2015).
b. Cara Menentukan Masa Subur Wanita
1. Sistem Kalender Sebagai pedoman, hari pertama menstruasi dihitung
sebagai siklus menstruasi hari ke-1. Lamanya siklus menstruasi dimulai
dari hari ke-1 hingga menstruasi berikutnya (Puspita, 2016). Ada beberapa
siklus menstruasi, yaitu :
a. Siklus menstruasi 28 hari. Pada siklus ini, ovulasi akan terjadi pada hari
ke -14, dan masa subur adalah 2-3 hari sebelum hingga sesudah
ovulasi. Jadi masa subur terjadi antara hari ke-11 hingga hari ke17
(Puspita, 2016).
b. Siklus 35 hari. Ovulasi terjadi pada hari ke-21. Jika siklus menstruasi
pendek maka ovulasi juga semakin cepat (Puspita, 2016).
c. Jika siklus menstruasi anda tidak teratur, anda harus mempunyai catatan
siklus selama minimal 6 bulan (6 siklus) berturut-turut untuk
mendapatkan siklus terpanjang dan siklus terpendeknya (Puspita,
2016). Untuk siklus menstruasi tidak teratur, maka masa subur dihitung
dengan rumus, yaitu : Siklus terpanjang – 11 hari & Siklus terpendek –
18 hari
2. Perubahan sekresi lendir leher rahim (serviks) Masa subur juga bisa
diketahui lewat pemeriksaan getah lendir (mukus) mulut rahim (serviks).
Ini pun dapat anda lakukan sendiri. Caranya, lendir dari mulut rahim
diperiksa setiap hari. Hormon Estrogen mencapai puncaknya pada saat
ovulasi biasanya lendir rahim jadi agak encer dan bila diraba dengan jari
telenjuk atau ibu jari, lalu rekatkan lendir tersebut seperti membentuk
benang dengan jarak 2-3 cm, jika lendir tersebut terputus tandanya tidak
subur, dan apabila lendir tersebut tidak terputus maka anda dalam masa
subur, tingkat keberhasilan dengan cara ini hanya sekitar 60% - 70%
(Sitompul, 2015).
3. Menggunakan alat ovulasi (Ovulation Predictor Kit / OPK) Ini adalah
pilihan yang paling praktis untuk mengetahui masa subur. Alat ini mirip
dengan pendeteksi kehamilan dan kita bisa mendapatkannya di apotek-
apotek terdekat. Cara menggunakan alat ini pun sama dengan
menggunakan alat pendeteksi kehamilan, yaitu dengan meneteskan air
seni lalu kita bisa melihat indikatornya. Jika terlihat ada dua garis, itu
artinya positif dan kita sedang dalam kondisi subur (Puspita, 2016).
4. Ukur suhu tubuh. Suhu tubuh normal biasanya 35,5 – 36 oC. Pada waktu
ovulasi turun dulu dan naik kembali mencapai 27 – 28 oC dan tidak akan
kembali ke suhu normal 35 derajat. Kenaikan suhu tubuh terjadi apabila
sudah terbentuknya Progesteron yang bertugas menyiapkan jaringan
dalam rahim untuk menerima sel telur yang telah dibuahi. Caranya
lakukan pengukuran suhu tubuh pada pagi hari setelah bangun tidur
sebelum melakukan aktivitas apapun, kemudian masukan termometer ke
dalam dubur atau mulut vagina selama 5-6 menit. Tutup kembali mulut
vagina selama pengukuran berlangsung, lakukan hal ini setiap hari selama
3 bulan (Sitompul, 2015).

c. Kesesuaian Hasil Perhitungan dengan Teori

No Nama Panjang siklus tiap periode Masa subur

1 2 3 4 5 6
1 Nathania 21 26 30 27 32 31 Terpanjang: 20
Nov Des Jan Feb Mar Apr Terpendek: 8
Masa subur dari
hari ke: 8-20
2 Rahmita 28 25 28 23 26 26 Terpanjang: 21

Des Jan Feb Mar Apr Mei Terpendek: 23

Masa subur dari


hari ke: 6-17
3 Meiriana 27 27 26 28 41 29 Terpanjang: 41
Nov Des jan Feb Mar Apr Terpendek: 26
Masa subur dari
hari ke: 8-30

IV. Kesimpulan

Organ reproduksi pria digolongkan menjadi organ reproduksi dalam dan organ
reproduksi luar. Organ reproduksi dalam terdiri dari testis yang berisi tubulus
seminiferous, saluran pengeluaran yang terdiri dari epididymis, vas deferens, saluran
ejakulasi dan uretra, serta kelenjar asesoris yang terdiri dari vesikaseminalis, kelenjar
prostat dan kelenjar cowper. Organ reproduksi luar terdiri dari penis dan skrotum.
Hormon-hormon yang berperan dalam pada sistem reproduksi pria adalah hormon
testosteron, LH, FSH, estrogen dan hormon pertumbuhan. Organ reproduksi wanita
terdiri dari bagian luar dan bagian dalam. Bagian luar terdiri dari labia mayora, labia
minora, himen, klitoris, dan mons veneris. Alat kelamin bagian dalam terdiri dari
ovarium, oviduk/tuba fallopi, uterus dan vagina. Hormon yang berperan dalam sistem
reproduksi wanita adalah FSH, LH, estrogen, dan progesteron.

V. Daftar pustaka

Atika, S. F., Yunus, M., & Primandari, L. A. (2017, September). Aplikasi Penghitung
Masa Subur Wanita Berbasis Android. In Seminar Nasional Sistem Informasi
(SENASIF) (Vol. 1, No. 1, pp. 699-708).
CAISAR, A. (2021). Modul Sistem Reproduksi Manusia dan Hewan (Doctoral
dissertation, UIN Raden Intan Lampung).
Eryani, I. S., Trisetiyono, Y., & Pramono, D. (2015). PENGARUH PENYULUHAN
TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN
REPRODUKSI PADA SISWA SMA ATAU SEDERAJAT DI KECAMATAN
BANDUNGAN (Doctoral dissertation, Faculty of Medicine).
Inonu, V. F. (2020). Peran Hormon Estrogen Pada Siklus Menstruasi Sebagai Faktor
Pemicu Terjadinya Migrain. Medical Profession Journal of Lampung, 10(2),
302-306.
Purnamasari, A. (2020). Modul pembelajaran biologi SMA Kelas XI: sistem
reproduksi.
Setiawati, S. E. (2015). Pengaruh stres terhadap siklus menstruasi pada remaja. Jurnal
Majority, 4(1).
Tingubun, S. (2017). Hubungan antara Status Gizi dan Siklus Menstruasi pada
Remaja Putri. Jurnal Ilmu Kebidanan, 3(2), 99-103.
VI. LAMPIRAN
1. Dokumentasi praktikum

2. Laporan sementara
VII. Lembar Pengesahan

Surakarta, 1 Juni 2022

Asisten Praktikum Praktikan

(Salsabila Risqy Amalia) (Salma Nur Faricha A)


NIM. K4319074 NIM. K4320073

Anda mungkin juga menyukai