Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA


SISTEM RESPIRASI

Disusun Oleh:

Nama : Salma Nur Faricha A

NIM : K4320073

Kelas :B

Kelompok : 10

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2022
Laporan Praktikum
Anatomi Fisiologi Manusia

I. Judul : Sistem Respirasi


II. Tujuan : 1. Mahasiswa mampu memahami sistem respirasi
2. Mahasiswa mampu menggambar anatomi alat-alat pernapasan pada
manusia
3. Mahasiswa mampu menjelaskan anatomi alat-alat pernapasan pada
manusia
III. Alat dan Bahan : - Torso sistem pernapasan
- Atlas anatomi
- Alat tulis
IV. Langkah Kerja: Berdasar pengamatan torso sistem respirasi dan buku atlas anatomi, gambar
dan jelaskan anatomi sistem respirasi manusia
V. Dasar Teori
Sistem pernapasan pada manusia adalah sistem organ yang digunakan untuk menghirup
oksigen dari udara serta mengeluarkan karbon dioksida dan uap air, Dalam proses pernapasan,
oksigen merupakan zat kebutuhan utama. Oksigen untuk pernapasan diperoleh dari udara di
lingkungan sekitar, alat-alat pernapasan berfungsi memasukkan udara yang mengandung
oksigen dan mengeluarkan udara yang mengandung karbon dioksida dan uap air, tujuan proses
pernapasan yaitu untuk memperoleh energi. Pada peristiwa bernapas terjadi pelepasan energy,
sistem pernapasan pada manusia mencakup saluran pernapasan , mekanisme pernapasan dan
gangguan sistem pernafasan. Saluran pernapasan atau tractus respiratorius (respiratory tract)
adalah bagian tubuh manusia yang berfungsi sebagai tempat lintasan dan tampat pertukaran gas
yang diperlukan untuk proses pernapasan. Saluran ini berpangkal pada hidung atau mulut dan
berakhir pada paru-paru. Urutan saluran pernapasan adalah sebagai berikut: Rongga hidung -
Pharing - Laryng - Trachea - Bronkus - Bronchiolus - Alveolus - Paru-paru(pulmo). Pertukaran
udara yang sebenarnya hanya terjadi di alveoli. Dalam paru-paru orang dewasa terdapat sekitar
300 juta alveoli, dengan luas permukaan sekitar 160 m2 atau sekitar 1 kali luas lapangan tenis,
atau luas 100 kali dari kulit.

VI. Pembahasan
A. Organ Pernapasan

a) Rongga hidung
1. Frontal sinus
2. Superior turbinate
3. Middle turbinate
4. Inferior turbinate
5. Vestibule
6. Anterior naris
7. Hard palate
8. Soft palate
9. Uvula
10. Eustachian tube
11. Pharygeal tonsil
12. Choana
13. Sella turcica
14. Sphenoid sinus
15. Cribriform plate ethmoid
bone of

Udara dari luar akan masuk lewat rongga hidung (cavum nasalis). Rongga
hidungberlapis selaput lendir, di dalamnya terdapat kelenjar minyak (kelenjar
sebasea) dankelenjar keringat (kelenjar sudorifera). Selaput lendir berfungsi
menangkap bendaasingyang masuk lewat saluran pernapasan. Selain itu, terdapat juga
rambut pendek dan tebal yang berfungsi menyaring partikel kotoran yang masuk
bersama udara. Juga terdapat konka yang mempunyai banyak kapiler darah yang
berfungsi menghangatkan udarayangmasuk. Di sebelah belakang rongga hidung
terhubung dengan nasofaring melalui dualubang yang disebut choanae.

b) Laring + Faring
1. Epiglottis
2. Hyoid bone
3.Thyrohydoid membrane
4. Cricothyroid ligament
5. Trachea
6. Cricoid cartilage
7. Thyroid cartilage

Laring merupakan suatu saluran yang dikelilingi oleh tulang rawan.


Laringberadadiantara orofaring dan trakea, didepan lariofaring. Salah satu tulang
rawan pada laringdisebut epiglotis. Epiglotis terletak di ujung bagian pangkal laring.
Laring diselaputi oleh membrane mukosa yang terdiri dari epitel berlapis
pipihyangcukup tebal sehingga kuat untuk menahan getaran-getaran suara pada
laring. Fungsi utama laring adalah menghasilkan suara dan juga sebagai tempat keluar
masuknya udara. Pangkal tenggorok disusun oleh beberapa tulang rawan yang
membentuk jakun. Pangkal tenggorok dapat ditutup oleh katup pangkal tenggorok
(epiglotis). Pada waktu menelanmakanan, katup tersebut menutup pangkal tenggorok
dan pada waktu bernapas katumembuka. Pada pangkal tenggorok terdapat selaput
suara yang akan bergetar bilaadaudara dari paru-paru, misalnya pada waktu kita
bicara.
Udara dari rongga hidung masuk ke faring. Faring merupakan percabangan 2saluran,
yaitu saluran pernapasan (nasofarings) pada bagian depan dan saluran
pencernaan(orofarings) pada bagian belakang. Pada bagian belakang faring
(posterior) terdapat laring (tekak) tempat terletaknyapitasuara (pita vocalis).
Masuknya udara melalui faring akan menyebabkan pita suarabergetar dan terdengar
sebagai suara. Makan sambil berbicara dapat mengakibatkan makanan masuk ke
saluran pernapasankarena saluran pernapasan pada saat tersebut sedang terbuka.
Walaupun demikian, sarafkita akan mengatur agar peristiwa menelan, bernapas, dan
berbicara tidakterjadi bersamaan sehingga mengakibatkan gangguan kesehatan.
Fungsi utama faring adalah menyediakan saluran bagi udara yang keluar masuk
danjugasebagi jalan makanan dan minuman yang ditelan, faring juga menyediakan
ruang dengung (resonansi) untuk suara percakapan.
c) Trakea

1 Trachea
2 laring
3 Anular ligamens
4 Mucosa of posterior
tracheal wall 5
Trachea cartilags

Tenggorokan berupa pipa yang panjangnya ± 10 cm, terletak sebagian di leher


dansebagian di rongga dada (torak). Dinding tenggorokan tipis dan kaku, dikelilingi
olehcincin tulang rawan, dan pada bagian dalam rongga bersilia. Silia-silia ini
berfungsi menyaring benda-benda asing yang masuk ke saluran pernapasan. Batang
tenggorok (trakea) terletak di sebelah depan kerongkongan. Di dalamronggadada,
batang tenggorok bercabang menjadi dua cabang tenggorok (bronkus). Di dalamparu-
paru, cabang tenggorok bercabang-cabang lagi menjadi saluran yang sangat kecil
disebut bronkiolus. Ujung bronkiolus berupa gelembung kecil yang disebut
gelembung paru-paru (alveolus).

d) Bronkus+Bronkiolus

1. Cartilage ring
2. Bronchus
3. Bronchiolus
4. Bronchial tree
Tenggorokan (trakea) bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus kanan
danbronkuskiri. Struktur lapisan mukosa bronkus sama dengan trakea, hanya tulang
rawanbronkusbentuknya tidak teratur dan pada bagian bronkus yang lebih besar
cincin tulang rawannyamelingkari lumen dengan sempurna. Bronkus bercabang-
cabang lagi menjadi bronkiolus. Batang tenggorokan bercabang menjadi dua bronkus,
yaitu bronkus sebelah kiri dansebelah kanan. Kedua bronkus menuju paru-paru,
bronkus bercabang lagi menjadi bronkiolus. Bronkus sebelah kanan(bronkus primer)
bercabang menjadi tiga bronkus lobaris (bronkus sekunder), sedangkan bronkus
sebelah kiri bercabang menjadi duabronkiolus. Cabang-cabang yang paling kecil
masuk ke dalam gelembung paru-paruataualveolus. Dinding alveolus mengandung
kapiler darah, melalui kapiler-kapiler darahdalam alveolus inilah oksigen dan udara
berdifusi ke dalam darah. Fungsi utama bronkusadalah menyediakan jalan bagi udara
yang masuk dan keluar paru-paru.

e) Alveolus

1. Mucosal lining
2. Mucous gland
3. Pulmonary vein
4. Pulmonary artery
5. Alveolar duct
6. Atrium
7. Alveoli
8. Capillary beds
9. Alveolar sacs

Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas, di bagian samping dibatasi
olehotot dan rusuk dan di bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang berotot kuat.
Paru-paruadadua bagian yaitu paru-paru kanan (pulmo dekster) yang terdiri atas 3
lobus dan paru-parukiri (pulmo sinister) yang terdiri atas 2 lobus. Paru-paru
dibungkus oleh dua selaput yangtipis, disebut pleura. Selaput bagian dalam yang
langsung menyelaputi paru-parudisebut pleura dalam (pleura visceralis) dan selaput
yang menyelaputi rongga dada yangbersebelahan dengan tulang rusuk disebut pleura
luar (pleura parietalis). Paru-parutersusun oleh bronkiolus, alveolus, jaringan elastik,
dan pembuluh darah. Bronkiolustidak mempunyai tulang rawan,tetapi ronga bronkus
masih bersilia dan dibagianujungnya mempunyai epitelium berbentuk kubus bersilia.
Setiap bronkiolus terminalisbercabang-cabang lagi menjadi bronkiolus respirasi,
kemudian menjadi ductus alveolaris.Pada dinding duktus alveolaris mangandung
gelembung-gelembung yang disebut alveolus.

B. Mekanisme Sistem Pernapasan


Pernapasan adalah suatu proses poses pertukaran gas oksigen dan karbondioksida. Proses
pernapasan dipengaruhi oleh susunan saraf otonom. Menurut tempat terjadinya pertukaran
gas, maka pernapasan dapat dibedakan atas 2 jenis. 1. Pernapasan luar (Eksternal)
terjadinya pertukaran udara antara udara dalam alveolus dengan darah dalam kapiler. 2.
Pernapasan dalam (Insternal) adalah pertukaran udara antara darah dalam kapiler dengan
sel-sel tubuh. Keluar masuk udara dalam paru-paru dipengaruhi oleh perbedaan tekanan
udara dalam rongga dada dengan tekanan udara di luar tubuh. Jika tekanan di luar rongga
dada lebih besar maka udara akan masuk. Sebaliknya, apabila tekanan dalam rongga dada
lebih besar maka udara akan keluar. Proses pernapasan selalu terjadi dua siklus, yaitu
inspirasi (menghirup udara) dan ekspirasi (mengeluarkan udara). Berdasarkan cara
melakukan inspirasi dan ekspirasi serta tempat terjadinya pernafasan manusia dapat
melakukan 2 mekanisme pernapasan, yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut.
Pernapasan dada dan perut terjadinya secara bersamaan.
1. Pernapasan Dada
Pernapasan dada merupakan pernapasan yang mekanismenya melibatkan aktifitas
otot-otot antartulang rusuk (intercosta). Pernapasan dada terjadi melalui fase inspirasi
dan ekspirasi yang mekansmenya sebagai berikut:
Mekanisme pernapasan dada :
a. Fase Inspirasi pernapasan dada Mekanisme inspirasi pernapasan dada sebagai
berikut: Otot antar tulang rusuk (muskulus intercostalis eksternal) berkontraksi --
> tulang rusuk terangkat (posisi datar) --> Paru-paru mengembang --> tekanan
udara dalam paru-paru menjadi lebih kecil dibandingkan tekanan udara luar -->
udara luar masuk ke paru-paru.
b. Fase ekspirasi pernapasan dada. Mekanisme ekspirasi pernapasan perut adalah
sebagai berikut: Otot antar tulang rusuk relaksasi --> tulang rusuk menurun -->
paru-paru menyusut --> tekanan udara dalam paru-paru lebih besar dibandingkan
dengan tekanan udara luar --> udara keluar dari paru-paru.
2. Pernapasan Perut
Pernapasan perut merupakan pernapasan yang mekanismenya melibatkan aktifitas
otot-otot diafragma yang membatasi rongga perut dan rongga dada. Mekanisme
pernapasan perut dapat dibedakan menjadi dua tahap yakni sebagai berikut:
a. Fase inspirasi pernapasan perut. Mekanisme inspirasi pernapasan perut sebagai
berikut: sekat rongga dada (diafraghma) berkontraksi  posisi dari melengkung
menjadi mendatar  paru-paru mengembang  tekanan udara dalam paru-paru
lebih kecil dibandingkan tekanan udara luar  udara masuk.
b. Fase ekspirasi pernapasan perut. Mekanisme ekspirasi pernapasan perut sebagai
berikut: otot diafraghma relaksasi  posisi dari mendatar kembali melengkung 
paru-paru mengempis  tekanan udara di paru-paru lebih besas dibandingkan
tekanan udara luar  udara keluar dari paru-paru.

C. Proses Kimiawi Pernapasan


Mekanisme pengaturan kimiawi akan menyesuaikan ventilasi sedemikian rupa
sehinggaPCO2 alveoli pada keadaan normal dipertahankan tetap. Dampak kelebihan H+
di dalamdarah akan dilawan, dan PO2 akan ditingkatkan apabila terjadi penurunan
mencapai tingkat yang membayakan. Volume pernafasan semenit berbanding lurus dengan
laju metabolisme, tetapi penghubung antara metabolisme dan ventilasi adalah CO2, bukan
O2. Reseptor di glomus karotikum dan aortikum terangsang oleh peningkatan PCO2
ataupun konsentrasi H+ darah arteri atau oleh penurunan PO2. Setelah denervasi
kemoreseptor karotikum, respons terhadap penurunan PO2 akan hilang, efek utama
hipoksia setelah denervasi glomus karotikum adalah penekanan langsung pada pusat
pernafasan. Respon terhadap perubahan konsentrasi H+ darah arteri pada pH 7,3-7,5 juga
dihilangkan, meskipun perubahan yang lebih besar masih dapat menimbulkan efek.
Sebaliknya, respons terhadap perubahan PCO2 darah arteri hanya sedikit dipengaruhi,;
dengan penurunan tidak lebih dari 30-35%. Kemoreseptor dalam batang otak
Kemoreseptor yang menjadi perantara terjadinya hiperventilasi pada peningkatan PCO2
darah arteri setelah glomus karotikum dan aortikum didenervasi terletakdi medulla
oblongata dan disebut kemoreseptor medulla oblongata. Reseptor ini terpisahdari neuron
respirasi baik dorsal maupun ventral, dan terletak pada permukaanventral medulla
oblongata. Reseptor kimia tersebut memantau konsentrasi H+ dalam LCS, dan juga
cairaninterstisiel otak. CO2 dengan mudah dapat menembus membran,
termasuksawardarah otak, sedangkan H+ dan HCO3 - lebih lambat menembusnya. CO2
yangmemasuki otak dan LCS segera dihidrasi. H2CO3 berdisosiasi, sehingga konsentrasi
H+ lokal meningkat. Konsentrasi H+ pada cairan interstitiel otak setara dengan PCO2
darah arteri.
- Respons pernafasan terhadap kekurangan oksigen Penurunan kandungan O2 udara
inspirasi akan meningkatkan volume pernafasansemenit. Selama PO2 masih diatas 60
mmHg, perangsangan pada pernafasanhanyaringan saja,dan perangsangan ventilasi yang
kuat hanya terjadi bila PO2 turunlebihrendah. Nsmun setiap penurunan PO2 arteri dibawah
100 mmHg menghasilkanpeningkatan lepas muatan dari kemoreseptor karotikum dan
aortikum. Pada individunormal, peningkatan pelepasan impuls tersebut tidak menimbulkan
kenaikan ventilasi sebelum PO2 turun lebih rendah dari 60 mmHg karena Hb adalah
asamyanglebihlemah bila dibandingkan dengan HbO2, sehingga PO2 darah arteri
berkurangdanhemoglobin kurang tersaturasi dengan O2, terjadi sedikit penurunan
konsentrasi H+dalam darah arteri. Penurunan konsentrasi H+ cenderung menghambat
pernafasan. Di samping itu, setiap peningkatan ventilasi yang terjadi, akan menurunkan
PCO2 alveoli, dan hal inipun cenderung menghambat pernafasan. Dengan demikian,
manifestasi efek perangsangan hipoksia pada pernafasan tidaklah nyata
sebelumrangsanghipoksia cukup kuat untuk melawan efek inhibisi yang disebabkan
penurunankonsentrasi H+ dan PCO2 darah arteri.
- Pengaruh H+ pada respons CO2 Pengaruh perangsangan H+ dan CO2 pada pernafasan
tampaknya bersifat aditif dansaling berkaitan dengan kompleks, serta berceda halnya dari
CO2 dan O2. Sekitar 40%respons ventilasi terhadap CO2 dihilangkan apabila peningkatan
H+ darah arteri yang dihasilkan oleh CO2 dicegah. 60% sisa respons kemungkinan terjadi
oleh pengaruhCO2 pada konsentrasi H+ cairan spinal atau cairan interstitial otak.

D. Tabulasi Data
a. Volume Respirasi Fase Istirahat

Nama Jenis BB Vol. Air Vol. Air Kapasitas


(kg) Paru-paru
Kelamin Awal Akhir
(ml) (ml)

Nathan P 53 800 400 400

Salma P 43 800 500 300


Meiriana P 65 1700 1200 500

Fajria P 50 1700 1100 600

Neelam P 38 1500 600 900

Septi P 40 1500 800 700

b. Volume Respirasi Fase Aktivitas

Nama Jenis BB Vol. Air Vol. Air Kapasitas Paru


Kelamin (kg) Awal Akhir (ml) – Paru
(ml)

Nathan P 53 800 450 350

Salma P 43 800 550 250

Meriana P 65 1700 800 900

Fajria P 50 1700 900 800

Neelam P 38 1500 1400 100

Septiana P 40 1500 1200 300


c. Frekuensi Respirasi

Nama Jenis Kegiatan Frekuensi


Kelamin Pernapasan

Mughofir L Diam 17

Lari 28

Hamida P Diam 15

Lari 18

Endah P Diam 30

Lari 48

Tina P Diam 32

Lari 56

Niken P Diam 25

Lari 35

Rahma P Diam 37

Lari 45

E. Analisis Data
a. Volume Respirasi Fase Istirahat

Percobaan respirasi ini dilakukan oleh 6 praktikan dengan berjenis


kelamin perempuan yaitu Nathan, Salma, Meiriana, Fajria, Neelam
dan Septi. Nathan memiliki berat badan 53 kg dengan kapasitas paru-
paru sebanyak 400, Salma memiliki berat badan 43 kg dengan
kapasitas paru-paru sebanyak 300, Meiriana memiliki berat badan 65
kg dengan kapasitas paru-paru sebanyak 500, Fajria memiliki berat
badan 50 kg dengan kapasitas paru-paru sebanyak 600, Neelam
memiliki berat badan 38 kg dengan kapasitas paru-paru sebanyak 900
dan Septi memiliki berat 40 kg dengan kapasitas paru-paru sebanyak
700.
b. Volume Respirasi Fase Aktivitas
Percobaan respirasi ini dilakukan oleh 6 praktikan berjenis kelamin
perempuan yaitu Nathan, Salma, Meiriana, Fajria, Neelam dan Septi.
Nathan memiliki berat badan 53 kg dengan kapasitas paru-paru
sebanyak 350, Salma memiliki berat badan 43 kg dengan kapasitas
paru-paru sebanyak 250, Meiriana memiliki berat badan 65 kg
dengan kapasitas paru-paru sebanyak 900, Fajria memiliki berat
badan 50 kg dengan kapasitas paru-paru sebanyak 800, Neelam
memiliki berat badan 38 kg dengan kapasitas paru-paru sebanyak 100
dan Septi memiliki berat 40 kg dengan kapasitas paru-paru sebanyak
300.

c. Frekuensi Respirasi
Percobaan respirasi ini dilakukan oleh 6 praktikan yaitu Mughofir,
Hamida,Endah, Tina, Niken dan Rahma. Mughofir berjenis kelamin
laki-laki pada saat diam memiliki frekuensi pernapasan sebanyak 17
dan setelah kegiatan lari memiliki frekuensi pernapasan sebanyak 28.
Hamida berjenis kelamin perempuan pada saat diam memiliki
frekuensi pernapasan sebanyak 15 dan setelah kegiatan lari memiliki
frekuensi pernapasan sebanyak 18. Endah berjenis kelamin
perempuan pada saat diam memiliki frekuensi pernapasan sebanyak
30 dan setelah kegiatan lari memiliki frekuensi pernapasan sebanyak
48. Tina berjenis kelamin perempuan pada saat diam memiliki
frekuensi pernapasan sebanyak 32 dan setelah kegiatan lari memiliki
frekuensi pernapasan sebanyak 56. Niken berjenis kelamin
perempuan pada saat diam memiliki frekuensi pernapasan sebanyak
25 dan setelah kegiatan lari memiliki frekuensi pernapasan sebanyak
35. Rahma berjenis kelamin perempuan pada saat diam memiliki
frekuensi pernapasan sebanyak 37 dan setelah kegiatan lari memiliki
frekuensi pernapasan sebanyak 45. Seharusnya frekuensi pernapasan
pada Mughofir lebih banyak daripada yang lain karena dalam teori
laki-laki memiliki frekuensi pernapasan yang lebih cepat daripada
laki-laki. Frekuensi pernapasan pada saat diam dan setelah
beraktivitas berbeda karena semakin tinggi aktivitas maka frekuensi
pernapasan akan semakin cepat.

d. Kapasitas Paru-Paru
Volume udara yang dipernafaskan sangat bervariasi, sebab dipengaruhi oleh cara dan
kekuatan seseorang melakukan respirasi. Pada orang dewasa, volume paruparu berkisar
antara 5 – 6 liter. Udara yang dipernafaskan oleh tubuh dapat digolongkan menjadi:
a. Udara pernapasan biasa/volume tidal (VT) Merupakan udara yang masuk dan keluar
paru-paru pada saat pernapasan biasa. Volume udara yang masuk dan keluar sebanyak 500
ml.
b. Udara cadangan inspirasi/udara komplementer (UK)
Merupakan udara yang masih dapat dimasukkan ke dalam paru-paru secara maksimal,
setelah melakukan inspirasi normal. Besarnya udara komplementer adalah 2500 - 3000 ml.
c. Udara cadangan ekspirasi/udara suplementer (US) Merupakan udara yang masih dapat
dikeluarkan dari paru-paru secara maksimal setelah melakukan ekspirasi biasa. Besarnya
udara suplementer adalah 1250 - 1300 ml. d. Udara residu (UR) Merupakan udara yang
tersisa di dalam paru-paru, yang berfungsi untuk menjaga agar paru-paru tetap dalam
keadaan mengembang. besarnya udara residu adalah 1200 ml.

e. Frekuensi Pernapasan.
Frekuensi pernapasan adalah intensitas memasukkan atau mengeluarkan udara per menit,
dari dalam ke luar tubuh atau dari luar ke dalam tubuh. Pada umumnya intensitas
pernapasan pada manusia berkisar antara 16 - 18 kali. Beberapa faktor-faktor yang
mempengaruhi kecepatan frekuensi pernapasan adalah:
1. Usia Balita memiliki frekuensi pernapasan lebih cepat dibandingkan manula. Semakin
bertambah usia, intensitas pernapasan akan semakin menurun.
2. Jenis kelamin Laki-laki memiliki frekuensi pernapasan lebih cepat dibandingkan
perempuan.
3. Suhu tubuh Semakin tinggi suhu tubuh (demam) maka frekuensi pernapasan akan
semakin cepat.
4. Posisi tubuh Frekuensi pernapasan meningkat saat berjalan atau berlari dibandingkan
posisi diam. Frekuensi pernapasan posisi berdiri lebih cepat dibandingkan posisi duduk.
Frekuensi pernapasan posisi tidur terlentar lebih cepat dibandingkan posisi tengkurap.
5. Aktivitas Semakin tinggi aktivitas, maka frekuensi pernapasan akan semakin cepat.

f. Gangguan / Penyakit Sistem Pernapasan


Beberapa gangguan (kelainan dan penyakit) pada sistem pernapasan manusia antara lain
sebagai berikut:
a. Asma adalah gangguan pada rongga saluran pernapasan yang diakibatkan oleh
kontraksi otot polos pada trakea dan mengakibatkan penderita sulit bernapas. ditandai
dengan kontraksi yang kaku dari bronkiolus . Asma biasanya disebabkan oleh
hipersensitivas bronkiolus (disebut asma bronkiale) terhadap benda-benda asing di
udara. penyebab penyakit ini juga dapat terjadi dikarenakan faktor psikis dan penyakit
menurun.
b. Tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit spesifik yang disebabkan oleh bakteri
Mycobacterium tuberculosae. Bakteri ini dapat menyerang semua organ tubuh, tetapi
yang paling sering adalah paru-paru dan tulang. Penyakit ini menyebabkan proses
difusi oksigen yang terganggu karena adanya bintikbintik kecil pada dinding alveolus.
Keadaan ini menyebabkan : · Peningkatan kerja sebagian otot pernapasan yang
berfungsi untuk pertukaran udara paruparu · Mengurangi kapasitas vital dan kapasitas
pernapasan · Mengurangi luas permukaan membran pernapasan, yang akan
meningkatkan ketebalan membran pernapasan sehingga menimbulkan penurunan
kapasitas difusi paru-paru.
c. Faringitis merupakan peradangan pada faring sehingga timbul rasa nyeri pada waktu
menelan makanan ataupun kerongkongan terasa kering. Gangguan ini disebabkan oleh
infeksi bakteri atau virus dan dapat juga disebabkan terlalu banyak merokok. Bakteri
yang biasa menyerang penyakit ini adalah Streptococcus pharyngitis.
d. Pneumonia adalah peradangan paru-paru dimana alveolus biasanya terinfeksi oleh
cairan dan eritrosit berlebihan. Infeksi disebarkan oleh bakteri dari satu alveolus ke
alveolus lain hingga dapat meluas ke seluruh lobus bahkan seluruh paru-paru.
Umumnya disebabkan oleh bakteri streptokokus (Streptococcus), Diplococcus
pneumoniae, dan bakteri Mycoplasma pneumoniae.
e. Emfisema adalah kelain paru-paru disebabkan karena hilangnya elastisitas alveolus.
Alveolus sendiri adalah gelembung-gelembung yang terdapat dalam paru-paru. Pada
penderita emfisema, volume paru-paru lebih besar dibandingkan dengan orang yang
sehat karena karbondioksida yang seharusnya dikeluarkan dari paru-paru terperangkap
didalamnya. Asap rokok dan kekurangan enzim alfa-1-antitripsin adalah penyebab
kehilangan elastisitas pada paru-paru ini.
f. Asfiksi adalah gangguan dalam pengangkutan oksigen ke jaringan yang disebabkan
terganggunya fungsi paru-paru, pembuluh darah, ataupun jaringan tubuh. Misalnya
alveolus yang terisi air karena seseorang tenggelam. Gangguan yang lain adalah
keracunan karbon monoksida yang disebabkan karena hemoglobin lebih mengikat
karbon monoksida sehingga pengangkutan oksigen dalam darah berkurang.
g. Kanker Paru-paru adalah kelainan karena pertumbuhan sel kanker yang tidak
terkendali di dalam jaringan paru-paru. Kanker ini mempengaruhi pertukaran gas di
paru-paru dan menjalar ke seluruh bagian tubuh. Merokok merupakan penyebab utama
dari sekitar 90% kasus kanker paru-paru pada pria dan sekitar 70% kasus pada wanita.
Semakin banyak rokok yang dihisap, semakin besar resiko untuk menderita kanker
paru-paru. Tetapi tidak menutup kemungkinan perokok pasif pun mengalami penyakit
ini. Penyebab lain yang memicu penyakit ini adalah penderita menghirup debu asbes,
kromium, produk petroleum, dan radiasi ionisasi.
h. Laringitis atau radang pada laring. Penderita serak atau kehilangan suara.
Penyebabnya antara lain karena infeksi, terlalu banyak merokok, minum alkohol, dan
terlalu banyak serak.
i. Sinusitis adalah kelainan karena radang pada sinus. Sinus letaknya di daerah pipi
kanan dan kiri batang hidung. Biasanya di dalam sinus terkumpul nanah yang harus
dibuang melalui operasi.

VII. Kesimpulan
Pernafasan adalah proses pertukaran gas oksigen dan karbondioksida. Menurut tempat
terjadinya pertukaran gas, maka pernapasan dapat dibedakan atas 2 jenis, yaitu pernafasan dada
dan pernafasan perut. Pernafasan dada adalah pernafasan yang melibatkan otot antartulang
rusuk. Pernafasan perut adalah pernafaaan yang melibatkan otot diafragma. Udara yang
dipernafaskan oleh tubuh dapat digolongkan menjadi volume tidal, udara komplementer, udara
suplementer, dan udara residu. Pengangkutan O2 oleh darah dilakukan oleh hemoglobin dan
plasma darah. Pengangkutan CO2 oleh darah dilakukan 3 cara yaitu:
a. plasma darah CO2 + H2O -----> H2CO3.
b. Oleh Hemoglobin CO2 + Hb -----> HbCO2
c. Pertukaran klorida : CO2 + H2O -------> HCO3
Gangguan sistem pernafasan terjadi karena organ-organ pernafasan tidak berfungsi normal.
Kelaianan fungsi tersebut bisa disebabkan oleh: a. Prilaku yang merusak organ pernafasan,
misalnya kebiasaan merokok. b. Polutan di udara yang melebihi batas ambang, misalnya CO2.
c. Infeksi penyakit 2. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini dapat mengatasi
beberapa gangguan sistem pernafasan, tetapi teknologi tersebut membutuhkan biaya yang tidak
murah. Pulmotor merupakan alat yang digunakan untuk melakukan proses pernapasan
buatan.Alat ini biasanya digunakan pada pasien atau orang yang mengalami gangguan
pernapasan, seperti gangguan pernapasan karena tenggelam dan gangguan pernapasan karena
kaget Oxygen Catheter biasanya dipasang ke pasien pada kondisi-kondisi darurat saja, misalnya
saja jika ada pasien yang mengalami koma, penyakit berat.

VIII. Daftar Pustaka


Anatomi dan Fisiologi Manusia. (2020). (n.p.): Syiah Kuala University Press.
BADRIYYAH, D. N. (2019). PERBEDAAN MODEL PEMBELAJARAN CONFIRMATION INQUIRY
DAN STRUCTURED INQUIRY TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS
PESERTA DIDIK PADA MATERI SISTEM PERNAPASAN MANUSIA (Studi
Eksperimen di Kelas XI MIPA SMAN 3 Tasikmalaya Tahun Ajaran 2018-
2019) (Doctoral dissertation, Universitas Siliwangi).
Munawir, M. (2020). Modul pembelajaran biologi SMA kelas XI: sistem pernafasan.
Putra, A. S. H., Suharto, S., & Fatahillah, A. (2017). Analisis Sirkulasi Udara Pada Sistem Pernafasan
Manusia Menggunakan Metode Volume Hingga. KadikmA, 8(2), 95-104.
Sitohang, R. (2020). ANALISIS PELAKSANAAN PRAKTIKUM BIOLOGI PADA MATERI SISTEM
RESPIRASI DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA DI
SMA SWASTA BUDISATRYA MEDAN TP 2019/2020 (Doctoral dissertation, UNIMED).

IX. LAMPIRAN
1. Dokumentasi praktikum
2. Laporan sementara
X. Lembar Pengesahan
Surakarta, 22 Mei 2022

Asisten Praktikum Praktikan

(Dewi Anggun Mustika Sari) (Salma Nur Faricha A)


NIM. K4318017 NIM. K4320073

Anda mungkin juga menyukai