Anda di halaman 1dari 10

PRAKTIKUM STRUKTUR DAN FISIOLOGI HEWAN 2

MODUL III
STRUKTUR SISTEM RESPIRASI

3.1 Tujuan Praktikum


Setelah melaksanakan praktikum dan menyelesaikan lembar kerja pada praktikum ini
mahasiswa diharapkan mampu:
1. Menunjukkan organ-organ yang menyusun anatomi sistem respirasi pada Tikus
laboratorium, Ikan Mas, burung Merpati dan model torso manusia.
2. Melakukan pengamatan struktur histologis organ-organ respirasi pada tikus dan insang
pada ikan mas.
3. Membandingkan struktur jaringan paru-paru dan insang.

3.2 Teori Singkat


Setiap sel di dalam organisme memerlukan oksigen untuk metabolisme. Oksigen dari substansi
makanan di dalam sel akan menghasilkan panas yang dibebaskan dan bentuk lain dari energi dan
juga dihasilkan karbondioksida sebagai hasil akhir metabolisme. Karbondioksida harus dikeluarkan
dari dalam sel sebab jika tidak akan menjadi racun yang berbahaya bagi protoplasma. Pertukaran O2
dengan CO2 antara organisme dengan lingkungannya. Sistem organ yang berperan dalam hal ini
adalah sistem respirasi. Respirasi semacam ini dinamakan respirasi aerobik. Ada organisme lain
yang melepaskan karbondioksida ke dalam lingkungannya tetapi tidak mengambil oksigen dari
lingkungannya. Keadaan ini dinamakan respirasi anaerobik. Dalam hal yang demikian oksigen yang
diperlukan didapat dari penguraian yang tidak sempurna dari karbohidrat atau lemak di dalam tubuh.
Organ utama pernapasan aerobik di dalam medium air adalah insang dan di dalam medium udara
adalah paru-paru.
Fungsi utama sistem respirasi adalah untuk menyelenggarakan pengambilan oksigen oleh
darah dan pembuangan karbondioksida. Jaringan respirasi yaitu tempat terjadinya pertukaran gas,
terdapat dalam paru-paru yang terletak di dalam rongga dada. Rongga ini sesungguhnya merupakan
rongga tertutup. Paru-paru dihubungkan dengan lingkungan luar melalui serangkaian saluran, yaitu
hidung, farinks, larinks, trakea dan bronki. Bila kapasitas rongga dada meningkat, udara akan terhisap
melalui rangkaian saluran tersebut ke dalam paru-paru. Gerakan inspirasi akan secara efektif
menghisap udara masuk ke dalam paru-paru bila saluran tersebut tetap terbuka.
Udara masuk ke saluran nasal melalui nares eksternal dan melewati epitelium nasal sepanjang
saluran tersebut. Bagian kiri dan kanan saluran nasal dipisahkan oleh septum nasal. Septum
disangga oleh tulang rawan pipih yang secara vertikal meluas diantara tulang depan dan vomer.
Organ-organ vomeronasal terletak di dasar nasal septum. Nares anterior adalah saluran-saluran yang
terdapat di dalam lubang hidung. Saluran-saluran tersebut bermuara ke dalam vestibulum (rongga)
hidung. Vestibulum ini dilapisi dengan epitelium selapis yang berhubungan dengan kulit. Lapisan
nares anterior memuat sejumlah kelenjar sebasea yang ditutupi oleh rambut kasar. Kelenjar-kelenjar
tersebut itu bermuara di rongga hidung.
Pada ikan (Osteichtyes) alat pernapasannya berupa insang, terdapat operkulum yang dibangun
oleh empat potong tulang dermal yaitu: operkulum, preoperkulum, interoperkulum, dan suboperkulum.
Rongga insang terletak antara insang dan operkulum. Lubang insang berupa celah sempit yang
melengkung diantara gelang bahu dan operkulum. Selaput kulit tipis bekerja sebagai klep pada celah
insang. Bagian depan dari selaput ini melekat pada operkulum, sedangkan bagian belakangnya
terlepas bebas. Selaput ini dinamakan membrana brankhiostegi, disokong oleh beberapa potongan
tulang yang terletak pada dinding ventral farinks, disebut radii brankhiostegi. Jari-jari insang selalu
ada dan sepasang untuk setiap lengkung insang menjadi penguat struktur insang. Lengkung insang
berjumlah lima, tetapi lengkung pertama dan kelima berupa berupa hemibrankia, hanya lengkung
kedua, ketiga dan keempat saja yang berupa holobrankhia. Gerakan pernapasan pada Osteichtyes
dilakukan dengan cara memasukkan air melalui mulut dan lubang di belakang operkulum ditutup
dengan membrana brankhiostegi sedangkan rongga insang mengembang. Air yang masuk dari mulut
akan melalui lamela insang, dan terjadilah pengambilan O2 serta CO2 akan dikeluarkan. Sembiran
kulit di sekeliling mulut akan menutupi lubang hidung dan dinding farinks berkontraksi, kemudian air
akan dipompakan mendesak membrana brankhiostegi ke luar dari rongga insang.

3.3 Alat dan bahan


1. Alat bedah (gunting, skapel, pinset dan baki) 8. Preparat jaringan trakea
2. Burung merpati (Columba livia) 9. Preparat jaringan paru-paru
3. Jarum pentul 10. Preparat jaringan insang
4. Kapas atau tissue 11. Ikan mas (Cyprinus caprio)
5. Kloroform dan tabung untuk membius 12. Tikus putih (Rattus norvegicus)
6. Lup dan Mikroskop 13. Burung Merpati (Columba livia)
7. Preparat jaringan rongga hidung 14. Model torso manusia

3.4 Tata kerja


3.4.1 Anatomi Sistem Respirasi pada mamalia
a. Ambillah tikus putih dari kandang, lalu masukkan ke dalam tabung pembius berisi kapas yang
telah dibasahi dengan kloroform. Setelah mati tempatkan tikus tersebut pada baki bedah
dengan memasang jarum pada kedua pasang anggota geraknya.
b. Bedahlah tikus dengan menggunting kulit dan otot perut dekat penis atau vagina (bagian
inguinal) ke arah anterior hingga bagian dada. Lanjutkan pembedahan ke kanan dan kiri
diafragma serta ke kanan dan kiri penis atau vagina. Pembedahan dilajutkan sampai ke
bagian leher hingga mencapai rahang bawah. Tariklah kulit dan otot dada dan perut ke
masing-masing tepi agar tampak organ bagian dalam. Untuk mengamati paru-paru,
potonglah tulang ruruk dengan menggunakan gunting hingga tampak organ dalam.
c. Untuk mempelajari sistem respirasi diurutkan mulai dari hidung, trakea sampai dengan paru-
paru. Sistem respirasi pada tikus dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu (i) bagian konduksi,
yang terdiri dari rongga hidung, nasofaring, larink, trakea, bronkus, bronkiolus, dan bronkiolus
terminalis, dan (ii) bagian respirasi (tempat berlangsungnya pertukaran gas) yang terdiri dari
bronkiolus respiratorius, duktus alveolaris, dan alveolus.
d. Rongga hidung dilapisi selaput lendir yang sangat kaya akan pembuluh darah dan
berhubungan dengan lapisan farinks dan dengan selaput lendir semua sinus yang
mempunyai lubang masuk ke dalam rongga hidung. Daerah pernapasan dilapisi dengan
epitelium silindris dan sel epitel berambut yang mengandung sel gada (sel Goblet) atau sel
lendir. Sekresi dari sel itu membuat permukaan nares basah dan berlendir. Di atas septum
nasalis dan konkha (tulang kerang), selaput lendir ini paling tebal. Adanya tiga tulang kerang
yang diselaputi epitelium pernapasan dan menjorok dari dinding lateral hidung ke dalam
rongga, sangat memperluas permukaan selaput lendir tersebut.
e. Farinks adalah pipa berotot yang memanjang dari dasar tengkorak sampai dengan esofagus
pada ketinggian tulang rawan trikoid. Letaknya di belakang hidung (nasofarinks), di belakang
mulut (orofarinks), dan di belakang larinks (farinks laringeal).
f. Larinks (tenggorokan) terletak di depan bagian terendah farinks yang memisahkannya dari
kolumna vertebra, memanjang dari farinks sampai ketinggian vertebra servikalis dan masuk
ke dalam trakea dibawahnya. Larinks terdiri atas kepingan tulang rawan yang diikat bersama
oleh ligamen dan membran. Larinks dibatasi oleh jenis selaput lendir yang sama dengan
yang di trakea, kecuali pita suara dan bagian epiglottis yang dilapisi sel epitelium berlapis.
Pita suara terletak di sebelah dalam larinks, berjalan dari tulang rawan tiroid di sebelah depan
sampai di kedua tulang rawan aritenoid. Dengan gerakan dari tulang rawan aritenoid yang
ditimbulkan oleh berbagai otot laringeal, pita suara ditegangkan atau dikendorkan. Dengan
demikian lebar sela-sela antara pita-pita atau rima glottis, berubah-rubah sewaktu bernapas
dan berbicara.

g. Trakea terbelah menjadi dua bronkhus utama, bronkhus ini bercabang lagi sebelum masuk
paru-paru. Di dalam paru-paru, bronkhus-bronkhus pulmonalis bercabang dan beranting
dengan jumlah sangat banyak. Saluran yang besar mempertahankan struktur yang serupa
dengan trakea, mempunyai dinding fibrosa berotot yang mengandung tulang rawan dan
dilapisi epitelium bersilia. Makin kecil salurannya, tulang rawan makin berkurang dan akhirnya
hanya tersisa dinding fibrosa berotot dan lapisan bersilia. Bronkhus terminalis masuk ke
dalam saluran vestibula, dan disini sifat membran pelapisnya mulai berubah; lapisan
epitelium bersilia diganti dengan sel epitelium yang pipih. Dari vestibula muncul beberapa
infundibula dan di dalam dindingnya dijumpai kantung-kantung udara. Kantung udara atau
alveoli ini terdiri dari satu lapis tunggal sel epitelium pipih, dan disinilah darah hampir
langsung bersentuhan dengan udara.
h. Paru-paru berjumlah dua, merupakan alat pernapasan utama. Paru-paru mengisi rongga
dada, terletak di sebelah kanan dan kiri, dipisahkan oleh jantung di bagian tengah beserta
pembuluh darah besar dan struktur lainnya yang terletak di dalam mediastum. Paru-paru
adalah organ yang berbentuk kerucut dengan apeks (puncak) di atas dan muncul sedikit lebih
tinggi dari klavikula di dalam dasar leher. Paru-paru dibagi menjadi beberapa belahan atau
lobus oleh fisura. Paru-paru kanan mempunyai tiga lobus dan paru-paru kiri mempunyai dua
lobus. Setiap lobus tersusun atas lobula. Sebuah pipa bronkhial kecil masuk ke dalam setiap
lobula dan semakin ia bercabang menjadi Bronkus sekunder, Bronkus tersier, Bronkiolus, dan
Bronkiolus terminlalis, yang akan semakin menjadi tipis di bagian terminal (bronkiolus
respiratoris) dan akhirnya berakhir menjadi kantung kecil-kecil, yang merupakan kantung-
kantung udara paru-paru (alveolus).
i. Gambarlah organ-organ yang menyusun sistem respirasi pada tikus dan beri keterangan
pada tiap bagian gambar tersebut (Tugas III-1).
j. Bandingkan dengan organ-organ yang menyusun sistem respirasi pada model torso manusia
serta beri keterangan pada tiap bagian gambar tersebut (Tugas III-2).

3.4.2 Anatomi Sistem Respirasi pada Burung


a. Sistem respirasi pada Aves dilengkapi dengan kantung udara. Aves memiliki tingkat
metabolisme tinggi sehingga memerlukan banyak oksigen. Paru-parunya sendiri relatif kecil
dan pepat. Di luar paru-paru terdapat tonjolan keluar membentuk sepasang kantung udara
yang memasuki beberapa bagian tubuh, bahkan sampai ke dalam rongga di dalam tulang
bercampur dengan sumsum tulang. Dengan kontraksi otot tubuh, kantung tersebut dapat
mengembang dan menyusut sehingga udara dapat keluar masuk paru-paru terutama pada
saat terbang.
b. Di daerah leher terdapat sepasang sakus servikalis. Sakus klavikularis kiri dan kanan tumbuh
menjadi kantung besar, terdapat di daerah gelang bahu. Ke bagian kiri dan kanan kantong ini
membentuk tonjolan di antara otot dada dan daerah bahu, beberapa diantaranya menembus
tulang dada, furkula korakoid dan humerus. Sakus abdominalis berupa sepasang kantung
udara terbesar pada burung, memanjang dari pinggir kaudal paru-paru sampai di bagian
belakang rongga perut.
c. Di dalam paru-paru burung terdapat suatu seri dari saluran yang dinamakan parabronkhi,
memanjang dari bronkhi melalui jaringan paru-paru sambil mempercabangkan bronkhioli dan
kembali ke bronkhi. Pergantian gas CO2 dengan O2 terjadi pada dinding kapiler udara yang
tidak terhitung banyaknya. Kapiler ini berjalan keluar dari dinding parabronkhi dan kembali
masuk ke dalamnya. Gerakan pernapasan bukan disebabkan karena perubahan volume
rongga dada, sebab untuk dapat terbang bentuk dinding tubuh harus tetap tidak berubah atau
bergeser.
d. Gambarlah sistem respirasi pada burung lengkap dengan kantung udaranya (Tugas III-3).

3.4.3 Anatomi Sistem Respirasi pada Ikan


a. Ambillah spesimen ikan yang telah diawetkan. Buka bagian penutup insang kemudian amati
sistem respirasi mulai dari mulut, insang, operkulum dan lengkung insang.
b. Pada umumnya ikan Teleostei mempunyai lima pasang lengkung insang, yaitu empat pasang
lamella primer dan satu pasang lamella sekunder. Lamella merupakan penyusun filamen
insang yang terdiri dari serat melintang yang tertutup epithelium yang tipis. Lamella primer
bentuknya tipis, berupa dua garis melengkung ke belakang dan saling berhubungan. Lamella
sekunder berbentuk setengah lingkaran mengelilingi semua bagian dari lamella primer.
Sebuah rangkaian lamella pada satu sisi dari septum interbranchiale disebut hemibranchium.
Dua hemibranchium dan septum interbranchia membentuk insang lengkap disebut
holobranchia. Satu lembar holobranch terbagi menjadi dua filamen (hemibranch). Tegaknya
filamen ini didukung oleh tulang penyokong.
c. Gambarlah sistem respirasi pada ikan dan beri keterangan gambar tersebut (Tugas III-4).

3.4.2 Pengamatan Histologi organ sistem respirasi


a. Mintalah preparat sayatan permanen kepada Asisten. Catatlah kondisi preparat yang
dipinjam sebelum dan sesudah digunakan pada lembar peminjaman. Demikian pula dengan
mikroskop serta periksalah kelengkapan mikroskop dengan lensa objektif 4x, 10x, dan 40x.
b. Tempatkan preparat jaringan rongga hidung, trakhea dan paru-paru pada meja mikroskop,
amatilah dengan objektif 4x dan 10x saluran alveolar, arteriol, bronkhioli dan alveoli. Buatlah
sketsa gambar tersebut pada masing-masing lembar kerja (Tugas III-5).
c. Pada filamen insang terdapat sejumlah besar lamella. Tepi-tepi bebas lamella sangat tipis
ditutupi epithelium berisi jaringan kapiler yang disokong oleh sel pilaster. Sel pilaster
berfungsi membatasi sel epithelium dengan kapiler darah. Lamella sekunder kaya akan
eritrosit. Lamella sekunder insang berupa lipatan lembaran melintang, tipis, dinding luarnya
terdiri dari selapis sel epithelium pipih dan di bawahnya terdapat lapisan sub epithelium yang
sangat tipis dan terdiri dari jaringan ikat. Selubung epithelium dibungkus oleh lapisan vaskuler
medial, merupakan anyaman kapiler darah dari arteri brachialis efferent sel-sel pilaster dari
eritrosit Tempatkan preparat jaringan insang pada meja mikroskop, amatilah dengan objektif
4x dan 10x. Buatlah sketsa gambar tersebut pada lembar kerja (Tugas III-6).
PRAKTIKUM STRUKTUR DAN FISIOLOGI HEWAN II

LEMBAR KERJA III


STRUKTUR SISTEM RESPIRASI

Tugas III-1. Gambar Sistem Respirasi pada Tikus (Rattus norvegicus)


Gambar Praktikum Gambar Literatur Gambar Tangan

Keterangan

Tugas III-2. Gambar Sistem Respirasi pada Model Torso manusia


Gambar Praktikum Gambar Literatur Gambar Tangan

Keterangan
Tugas III-3. Gambar Sistem Respirasi Burung Lengkap dengan Kantung Udara
Gambar Praktikum Gambar Literatur Gambar Tangan

Keterangan

Tugas III-4. Gambar Sistem Respirasi pada Ikan


Gambar Praktikum Gambar Literatur Gambar Tangan

Keterangan
Tugas III-5. Gambar Jaringan Rongga Hidung, Trakhea, dan Paru-paru
Gambar Praktikum Gambar Literatur Gambar Tangan

Keterangan

Keterangan
Keterangan
Tugas III-6. Gambar Jaringan Insang
Gambar Praktikum Gambar Literatur Gambar Tangan

Keterangan

Tugas III-7. Perbandingan Struktur Histologi Sistem Respirasi pada Mamalia

No. Nama struktur Silia (+++/+ Sel Goblet Bentuk Rawan Kartilago Otot Polos
organ +/+/0) (+++/++/+/0) (C / cincin / keping) (+++/++/+/0)
Bagian Konduksi
1 Larink
2 Trakea
3 Bronkus primer
4 Bronkus sekunder
dan tersier
5 Bronkiolus
6 Bronkolus
terminalis
Bagian Respirasi
7 Bronkiolus
respiratoris
8 Alveolus
Keterangan: +++ berjumlah banyak; ++ berjumlah sedang; + berjumlah sedikit; 0 tidak ada

Nilai Praktikum III


Tanggal Praktikum
Nama Asisten
Tanda Tangan Asisten

Anda mungkin juga menyukai