Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH FISIOLOGI HEWAN

STRUKTUR ANATOMI PERNAFASAN PADA VERTEBRATA


(Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fisiologi Hewan)
Yang dibina oleh: Bapak Drs.Nur Widodo, M. Kes

Nama anggota kelompok:


1. Zulyamin Kimo

(201210070311122)

2. Fitriyani

(201210070311123)

3. Usratusyarifah

(201210070311126)

4. Juniarto

(201210070311128)

PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADYAH MALANG
2013 / 2014

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Untuk pernapasan hewan-hewan tertentu memiliki alat alat

pernapasan. Alat-alat pernapasan tersebut berperan dalam


proses pemasukan oksigen dari lingkungan luar dalam tubuh
serta pengeluaran karbondioksida dari tubuh ke lingkungan luar.
Alat-alat pernapasan pada hewan berbeda-beda sesuai dengan
perkembangan

struktur

tubuh

dan

tempat

hidupnya.

Alat

respirasi pada hewan bervariasi antara hewan yang satu dengan


hewan yang lain, ada yang berupa paru-paru, insang, kulit,
trakea, dan melalui membran. Hal ini menyesuaikan bentuk dan
adaptasinya agar dapat berahan hidup. Pada hewan vertebrata
pada umumnya telah bernapas dengan menggunakan paru-paru,
akan tetapi terdapan beberapa kelas yang bernapas selain
dengan paru paru. Hal inilah yang menjadi latar belakang dari
pembuatan makalah ini untuk mengkaji sistem respirasi dan
struktur serta fungsinya pada hewan vertebrata.
1.2

Rumusan Masalah
a. Bagaimana Sistem respirasi pada vertebrata?
b. Bagaimana struktur sistem respirasi pada masisng masing
kelas pada vertebrata?
c. Bagaiaman fungsi alat-alat pernapasan pada vertebrata?

1.3 Tujuan
1. Mahasiswa mampu menjelaskan sistem respirasi pada vertebrata secara
umum

2. Mampu membedakan alat pernapasan pada vertebrata


3. Mampu mendiskripsikan struktur sistem respirasi pada vertebrata
4. Mampu memahami fungsi alat alat pernapasan pada vertebrata

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sistem Respirasi pada Vertebrata
Secara makro anatomi, sistem respirasi dapat dibedakan menjadi 2 (dua)
bagian yaitu: pars konduktoria (saluran respirasi) dan pars respiratorius (alveolus).
Pars konduktoria tersusun atas: hidung, rongga hidung, pharynx, larynx, trachea,
bronchus , bronchiolus. Pars konduktoria berfungsi sebagai saluran udara respirasi
dari atmosfer ke dalam alveoli. Epitel respirasi tersusun atas epitel kolumner
(toraks) bertingkat bersilia, dan diantaranya banyak terdapat sel goblet. Berikut
bagian-bagian sistem pernapasan pada vertebrata secara umum beserta fungsinya :
1. Rongga hidung
Rongga hidung terdiri atas 2 bagian yaitu sebelah luar disebut vestibulum
dan di dalam disebut fossa nasalis.
a. Pada vestibulum terdapat nares, dan vibrissae.
b. Fossa nasalis, terdapat penonjolan tulang yang disebut concha. Concha dapat
dibedakan menjadi concha superior, medial, dan inferior. Concha superior
terdapat reseptor pembau (olfaktorius). Hidung merupakan tempat masuknya
udara atmosfer dari luar ke saluran pernafasan. Di dalam rongga hidung
terdapat rambut dan selaput lendir.
Rongga hidung berfungsi sebagai:
a. Penghantar udara pernafasan (respirasi) dan sekaligus sebagai penyaring
kotoran yang terikut dalam udara pernafasan.

b. Menyesuaikan udara atmosfir agar temperatur dan kelembabannya sesuai bagi


tubuh hewan.
c. Menjaga kebersihan dan kelancaran udara yang masuk karena lapisan mukosa
saluran respirasi selalu basah dan bersilia yang berguna untuk menangkap
(menjerat) dan mengeluarkan partikel kotoran yang masuk bersama udara
pernafasan. Setelah melewati hidung selanjutnya udara masuk ke pharynx.

2. Nasopharynx
Nasopharynx merupakan bagian yang menghubungkan antara rongga
hidung dengan bagian pertama pharynx, ke bawah berlanjut ke bawah bagian
oropharynx yaitu persimpangan antara rongga mulut ke kerongkongan dengan
rongga hidung. Pharynx merupakan sekumpulan tulang rawan. Tulang rawan
(cartilago) pada pharynx antara lain: larynx yang padanya terdapat pita suara yang
akan bergetar bila ada udara yang melaluinya, misalnya pada waktu kita bicara.
Pharynx memiliki lubang yang disebut glotis sedangkan penutupnya disebut
epiglottis (anak tekak) yang berfungsi menutup apabila sedang menelan makanan.
Udara setelah melewati pharynx selanjutnya menuju ke trakhea.
3. Larynx
Laynx merupakan tabung ireguler, yang menghubungkan pahrynx dengan
trakhea. Tedapat pita suara.
4. Trachea
Trachea (batang tenggorok) merupakan tabung dari cincin tulang rawan,
terletak di daerah leher, yang menghubungkan phaynx dengan bronkus. Posisinya
bersebelahan dengan kerongkongan, tepatnya di depan kerongkongan. Dinding
dalamnya (mukosa) dilapisi lendir yang sel-selnya berambut getar.
a. Tunica mucosa tersusun atas sel thoraks (epithelium pseudocomplex
columnair) bersilia dengan sel piala (sel goblet). Lamina propria tersusun atas
jaringan ikat longgar dengan serabut elastis.

b. Tunica sub-mucosa tersusun atas jaringan ikat longgar dengan membrana


elastica sebagai batas dengan lamina propria glandula sero-mucosa.
c. Tunica cartilaginea tersusun atas kartilago hyalin berbetuk seperti tapal kuda
(huruf C), jaringan ikat antara kedua ujung kartilago mengandung sel-sel otot
polos juga glandula sero-mucosa.
d. Tunica adventitia tersusun atas jaringan pengikat longgar dengan pembuluh
darah lymfe dan saraf.

5. Bronkus
Trakea bercabang menjadi dua bronkus, yaitu bronkus sebelah kiri dan
kanan yang keduanya masuk ke dalam paru-paru. Bronkus bercabang-cabang lagi
menjadi bronkeolus.
6. Bronkeolus
Bronkeolus di dalam paru-paru membentuk cabang-cabang lebih kecil
yang bronkeolus terminalis, kemudian bronkeolus respiratorius, dan selanjutnya
berujung pada kantung alveoli. Pada lamina propria terdapat otot polos yang
diatur oleh nervus vagus yang bekerja sebagai saraf parasimpatis artinya
menyebabkan konstriksi (penyempitan lumen bronkeolus). Gangguan yang
ditimbulkan disebut asma bronkeale.
7. Kantung Alveoli (saccus alveolus)
Alveolus merupakan evaginasi (perluasan ke luar) yang membentuk
kantung dari bronkeolus respiratorius, duktus alveoli dan saluran alveolaris. Sel
alveoli paru-paru sangat tipis tebalnya (0,2 - 0,5 m) dan tersusun sedemikian
rupa sehingga membentuk kantung-kantung alveoli. Seluruh sel alveoli paru-paru
jik direntang lebarnya mencapai 70 - 80 m2. Peran penting alveoli adalah untuk
pertukaran gas O2 dari atmosfer ke kapiler alveoli atau sebaliknya gas CO2 dari
kapiler ke ruang alveoli. Antara kantung alveoli satu dengan lainnya membentuk
dinding (sekat) interalveoler yang tersusun atas 2 lapisan yaitu: epitel gepeng
selapis dan jaringan pengikat. Interalveoler tersusun atas: 3 jenis sel yaitu: sel
endotel kapiler, sel epitel gepeng alveoli, dan membrana basalis. sel alveolus
besar. Sel septal (sel alveoler tipe II) merupakan sel penghasil cairan yang disebut

surfaktan. Surfaktan tersusun atas dipalmitoil lecithin (phospolipoprotein).


Surfaktan berfungsi untuk menjaga tegangan permukaan alveoli sehingga dinding
alveoli tetap tipis. Dengan demikian, fungsi utama surfaktan adalah mempertipis
membran respirasi sehingga difusi gas pernafasan dapat menjadi lebih efisien.
8. Membran respirasi
Pertukaran gas dari kantung alveoli ke dalam kapiler darah melalui
membran respirasi yang tersusun atas:
a. Sel epitel alveoli
b. Membrana basalis
c. Sel endothel kapiler alveoli.
9. Pembuluh darah paru
Pembuluh darah paru dapat dibedakan menjadi
pembuluh darah pemberi nutrisi dan fungsional.
Sirkulasi fungsional terdiri dari: a. pulmonalis, dan v.
pulmonalis yang bercabang menjadi kapiler mengitari
kantung alveoli. Pembuluh darah pemberi nutrisi arteri
dan vena bronkealis. Pembuluh limfe mengikuti arteri
dan

vena

bronkealis

dan

pulmonalis.

Fungsi

mengalirkan cairan limfe ke noduslimfatikus.

2.2 Struktur Anatomi Sistem Pernapasan Pada Vertebrata


A. Struktur Anatomi pada Reptil
Secara umum reptilia bernapas menggunakan paru-paru. Tetapi pada
beberapa reptilia, pengambilan oksigen dibantu oleh lapisan kulit disekitar kloaka.
Paru-paru Reptil berada dalam rongga dada dan dilindungi oleh tulang rusuk. Paru
paru Reptil hanya terdiri dari beberapa lipatan dinding yang berfungsi
memperbesar permukaan pertukaran gas.

Sistem pernafasan pada kadal dapat dijumpai tulang tipis yang berlipatlipat dinamakan tulang turbinal. Pernafasan pada kadal dimulai dari lubang
hidung (nares eksternal), rima glottis, laring, trachea, annulus trachealis (trachea
yang tersusun dari cincin tulang rawan), bronchus, bronchioles, bifurcartrachea
(percabangan trachea) dan sepasang paru-paru atau pulmo.
Umumnya reptilia mempunyai trachea yang panjang dimana dindingnya
disokong oleh sejumlah cincin cartilago. Laring terletak di ujung anterior trachea.
Dinding laring ini disokong oleh cartilago cricoida dan cartilago anytenoidea.
Kearah posterior trachea membentuk percabangan (bifurcatio) menjadi bronchus
kanan dan bronchus kiri, yang masing-masing menuju ke pulmo kanan dan pulmo
kiri.
Mekanisme respirasi adalah sebagai berikut:
a. Fase inspirasi: Tulang rusuk merenggang dan volume rongga dada meningkat,
sehingga paru-paru yang kosong akan terisi oleh udara yang banyak
mengandung oksigen
Gas O2 dalam udara masuk melalui hidung rongga mulut anak tekak
trakea yang panjang bronkiolus dalam paru-paru dari paru-paru O2
diangkut darah menuju ke seluruh jaringan tubuh.
b. Fase ekspirasi: Tulang rusuk merapat, sehingga udara yang mengandung
CO2 dan uap air akan terdesak keluar dari paru-paru.
Dari jaringan tubuh gas CO2 di angkut darah menuju jantung
kemudian menuju ke paru-paru untuk dikeluarkan bronkiolus trakea
yang panjang anak tekak rongga mulut dan terakhir melalui lubang
hidung.

Gambar: sistem pernapasan pada reptil

Fungsi Dari Sistem Pernapasan Pada Reptilia


Fungsi utama dari sistem pernapasan adalah untuk memungkinkan
pertukaran gas (oksigen dan karbon dioksida) dengan bagian-bagian tubuh yang
berbeda. Berbagai organ pada sistem pernapasan klas reptilia adalah lubang
hidung (nares eksternal), rima glottis, laring, trachea, annulus trachealis (trachea
yang tersusun dari cincin tulang rawan), bronchus, bronchioles, bifurcartrachea
(percabangan trachea) dan sepasang paru-paru atau pulmo.

Lubang hidung (nares eksternal) adalah bagian dari hidung yang


memfasilitasi proses menghirup dan menghembuskan nafas.

Rima glottis adalah celah pembuka antara ruang mulut yang menuju ke
esophagus, laring

dan paru-paru atau

glotis

merupakan

bagian

pangkal tenggorokan pada pita suara.

Laring (pangkal tenggorokan) terdiri dari glotis (lubang penghubung


faring dengan trakea) dan epiglotis (anak tekak) yang hanya menutup jika
ada makanan yang masuk ke dalam kerongkongan. Selain itu, pada laring
juga terdapat pita suara yang bergetar jika dilalui udara.

Trachea (batang tenggorokan) tersusun atas tulang rawan membentuk


pipa. Fungsi Trakea adalah menyediakan tempat bagi udara yang di bawa
masuk dan udara yang dikeluarkan.

Annulus trachealis adalah trachea yang tersusun dari cincin tulang rawan

Bronchus (cabang batang tenggorokan) merupakan cabang kiri dan


kanan dari trakea, dan dindingnya terdiri dari otot halus. Bronkus terdiri
dari lempengan tulang rawan. Bronchus adalah jalan udara pada sistem
pernapasan yang membawa udara ke paru-paru. Tidak terdapat pertukaran
udara yang terjadi pada bagian paru-paru ini.

Bronchioles merupakan cabang dari bronkus dan menghubungkan


bronkus dengan paru-paru. Dinding bronkiolus tipis dan tidak bertulang
rawan berfungsi sebagai jalan nafas dan mulai terjadi pertukaran udara.

Bifurcartrachea adalah percabangan yang terjadi pada trakea.

Pulmo atau paru-paru merupakan organ dalam sistem pernafasan yang


berfungsi untuk menukar oksigen dari udara dengan karbon dioksida dari
darah dengan bantuan hemoglobin.

B. Sistem Pernapasan pada Burung ( Aves )

Pada burung, tempat berdifusinya udara pernapasan terjadi di paru-paru.


Paru-paru burung berjumlah sepasang dan terletak dalam rongga dada yang
dilindungi oleh tulang rusuk. Jalur pernapasan (masuknya udara ke dalam
tubuh) pada burung berturut-turut sebagai berikut:
1. Dua pasang lubang hidung yang terdapat pada pangkal paruh sebelah atas
dan pada langit-langit rongga mulut.
2. Celah tekak yang terdapat pada dasar hulu kerongkongan atau faring yang
menghubungkan rongga mulut dengan trakea.
3. Trakea atau batang tenggorok yang panjang, berbentuk pipa, dan disokong
oleh cincin tulang rawan.
4. Sepasang paru-paru berwarna merah muda yang terdapat dalam rongga
dada. Bagian ini meliputi bronkus kanan dan bronkus kiri yang merupakan
cabang bagian akhir dari trakea. Dalam bronkus pada pangkal trakea,
terdapat sirink (siring), yang pada bagian dalamnya terdapat lipatan-lipatan
berupa selaput yang dapat bergetar dan dapat menimbulkan suara. Bronkus
bercabang lagi menjadi mesobronkus, yang merupakan bronkus sekunder,
dan dapat dibedakan menjadi ventrobronkus (bagian ventral) dan
dorsobronkus (bagian dorsal). Ventrobronkus dihubungkan dengan
dorsobronkus oleh banyak parabronkus (100 atau lebih). Parabronkus
berupa tabung kecil. Di parabronkus bermuara banyak kapiler, sehingga
memungkinkan udara berdifusi.
Alat Pernapasan Burung
Selain paru-paru, burung biasanya memiliki 4 pasang perluasan paru-paru
yang disebut pundi-pundi hawa atau kantung udara (saccus pneumaticus) yang
menyebar sampai ke perut, leher, dan sayap. Kantung-kantung udara ini terdapat
pada pangkal leher (saccus cervicalis), rongga dada (saccus thoracalis anterior dan
posterior), antara tulang selangka atau korakoid (saccus interclavicularis), ketiak
(saccus axillaris), dan di antara lipatan usus atau rongga perut (saccus
abdominalis). Kantung udara berhubungan dengan paru-paru, berselaput tipis,
tetapi

tidak

terjadi

difusi

udara

pernapasan.

Adanya

kantung

udara

mengakibatkan, pernapasan pada burung menjadi efisien. Kantung udara memiliki


beberapa fungsi berikut.

1. Membantu pernapasan, terutama pada waktu terbang, karena menyimpan


oksigen cadangan.
2. Membantu mempertahankan suhu badan dengan mencegah hilangnya
panas badan secara berlebihan.
3. Membantu memperkeras suara dengan memperbesar ruang siring.
4. Mengatur berat jenis (meringankan) tubuh pada saat burung terbang.
Mekanisme Pernapasan pada Burung
Mekanisme pernapasan pada burung dibedakan menjadi dua, yaitu pernapasan
waktu istirahat dan pernapasan waktu terbang. Pada waktu istirahat, tulang rusuk
bergerak ke depan, rongga dada membesar, paru-paru mengembang sehingga
udara masuk dan mengalir lewat bronkus ke kantung udara bagian belakang,
bersamaan dengan itu udara yang sudah ada di kantung udara belakang mengalir
ke paru-paru dan menuju kantung udara depan. Pada saat tulang rusuk kembali ke
posisi semula, rongga dada mengecil sehingga udara dari kantung udara masuk ke
paru-paru. Selanjutnya, saat di alveolus, O2 diikat oleh darah kapiler alveolus.
Jadi, pengikatan O2 berlangsung pada saat inspirasi maupun ekspirasi

Pada waktu terbang, inspirasi dan ekspirasi dilakukan oleh kantungkantung udara. Waktu sayap diangkat ke atas, kantung udara di ketiak
mengembang, sedang kantung udara di tulang korakoid terjepit, sehingga terjadi
inspirasi (O2 pada tempat itu masuk ke paru-paru). Bila sayap diturunkan,
kantung udara di ketiak terjepit, sedang kantung udara di tulang korakoid
mengembang, sehingga terjadi ekspirasi (O2 pada tempat itu keluar). Makin tinggi
burung

terbang,

makin

cepat

burung

mengepakkan

sayapnya

untuk

mendapatkanoksigen yang cukup banyak. Udara luar yang masuk, sebagian kecil
tetap berada di paru-paru, dan sebagian besar akan diteruskan ke kantung udara
sebagai udara cadangan. Udara pada kantung udara dimanfaatkan hanya pada saat
udara (O2) di paru-paru berkurang,
yakni

saat

burung

sedang

mengepakkan sayapnya.
C. Sistem pernapasan pada
ikan
Organ pernapasan pada ikan
(pisces)

adalah

insang

dengan

bentuk lembaran-lembaran merah muda dengan jumlah 5-7 lembar.Setiap lembar


terdiri dari sepasang filamen. Pada permukaan filamen terdapat srtuktur yang
letaknya saling sejajar yang disebut lamela. Setiap lamela mengandung banyak
pembuluh

darah

karbondioksida

yang
keluar

memungkinkan

oksigen

dari

Pada

insang.

berdifusi
ikan

masuk

bertulang

dan
sejati

(Osteichthyes),insang di lindungioleh tutup insang (operkulum). Pernapasan pada


ikan dilakukan dua tahap, yaitu tahap pengambilan oksigen (inspirasi) dan tahap
pelepasan karbon dioksida (ekspirasi). Pada tahap inspirasi, oksigen dimasukan ke
dalam insang melalui rongga mulut. Pada tahap ekspirasi, karbon dioksida
dikeluarkan melalui celah insang. Melalui celah ini air akan menyentuh lembarlembar insang sehingga terjadilah pertukaran gas, ketika darah melepas karbon
dioksida dan mengikat oksigan dari air. Beberapa ikan memiliki gelembung
renang sebagai alat bantu pernapasan. Alat ini membantu pernapasan ikan dalam
memperoleh dan menyimpan oksigen. Selain untuk menyimpan udara, gelembung

renang berperan sebagai alat hidrostatik, yaitu alat untuk mengetahui tekanan
tempat ikan berenang.
Struktur Pernapasan pada Ikan
Ikan yang hidup di air tawar, air laut, maupun yang hidup di payau,
semuanya bernapas dengan insang. Insang terletak pada bagian belakang kepala
ikan. Insang terdiri atas lembar-lembar insang dan lengkung. Lembaran insang
berwarna merah karena mengandung pembuluh darah. Pada lembaran insang
terjadi pertukaran udara. Lengkung insang berwarna putih dan berfungsi sebagai
tempat melekatnya lembaran insang.
Mekanisme Pernapasan Pada Ikan.
Ikan bernapas dengan cara membuka dan menutup insang. Air yang masuk
melalui mulut akan dikeluarkan melalui insang. Pada saat air melewati lembaran
insang, terjadi pertukaran gas. Air, yang banyak mengandung oksigen, akan
masuk melewati insang. Pada saat yang sama, karbon dioksida akan keluar
melalui pembuluh darah lembaran insang. Pembuluh darah pun akan mengikat
oksigen yang berasal dari air yang terdapat dalam insang. Pada waktu menutup,
tutup insang membuka dan air dari rongga mulut keluar melalui insang.
Bersamaan dengan keluarnya air melalui insang, karbondioksida dikeluarkan.
Pertukaran oksigen dan karbondioksida terjadi pada lembaran insang.
Fungsi Organ Pernapasan Ikan
Insang dimiliki oleh jenis ikan (pisces). Insang berbentuklembaran-lembaran tipis
berwarna merah muda dan selalu lembap. Bagian terluar dari insang berhubungan
dengan air, sedangkan bagian dalam berhubungan erat dengan kapiler-kapiler
darah. Tiap lembaran insang terdiri dari sepasang filamen, dan tiap filamen
mengandung banyak lapisan tipis (lamela). Pada filamen terdapat pembuluh darah
yangmemiliki banyak kapiler sehingga memungkinkan O2 berdifusi masuk dan
CO2 berdifusi keluar. Insang pada ikan bertulang sejati ditutupi oleh tutup insang
yang disebut operkulum, sedangkan insang pada ikan bertulang rawan tidak
ditutupi oleh operkulum. Insang tidak saja berfungsi sebagai alat pernapasan
tetapi dapat pula berfungsi sebagai alat ekskresi garam-garam, penyaring
makanan, alat pertukaran ion, dan osmoregulator. Beberapa jenis ikan mempunyai

labirin yang merupakan perluasan ke atas dari insang dan membentuk lipatanlipatan sehingga merupakan rongga-rongga tidak teratur. Labirin ini berfungsi
menyimpan cadangan 02 sehingga ikan tahan pada kondisi yang kekurangan 0 2.
Contoh ikan yang mempunyailabirin adalah: ikan gabus dan ikan lele. Untuk
menyimpancadangan 02, selain dengan labirin, ikan mempunyai gelembung
renang yang terletak di dekat punggung.
D. Sistem Respirasi Amphibia (Katak)
Pernapasan pada katak yang dibicarakan adalah pernapasan dengan pulmo
dan kulit. Dua pola pernapasan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Pola Pernapasan Dengan Pulmo (paru-paru)
Jika digambarkan dengan skema, maka jalannya udara pernapasan
pada pernapasan denagan pulmo adalah sebagai berikut:
Nares anterious Cavum nasi Nares posterior Cavum oris
Larynx Bronchus Pulmo
Perlu diketahui, bahwa katak tidak memiliki costae dan diafragma
(sekat rongga dada), namum demikian mekanisme pernapasan tidak
terganggu, karena mekanisme di atur oleh otot-otot di daerah mandubula
dan otot-otot perut (Huda, 2002).

2. Pola Pernapasan Dengan Kulit

Pernapasan denagn kulit berlangsung baik pada waktu di darat maupun di


dalam air, hal ini mungkin kulit tipis dan kaya dengan kapiler-kapiler yang
merupakan lanjutan dari aerteri cutanea, cabang dari arteri pulmunalis yang
membawa darah venous menuju ke kulit. Pembuluh-pembuluh darah dalam
dinding

cavum oris juga penting untuk pernapasan. Anyaman-anyaman

kapiler dalam mukosanya mengalami modifikasi. Setiap kapailer membentuk


tonjolan ke permukaan, hal i ni tidak hanya memperluas vaskularisasi, tetapi
juga memungkinkan aliran menjadi lambat, sehingga pertukaran gas lebih
effisien. Hal yang

jarang di jumpai pada vertebrata adalah vaskularisasi

epitelium oleh kapiler-kapiler yang terjadi pada Rana sp (Huda, 2002).


Pada katak, oksigen berdifusi lewat selaput rongga mulut, kulit, dan paruparu. Kecuali pada fase berudu bernapas dengan insang karena hidupnya di air.
Selaput rongga mulut dapat berfungsi sebagai alat pernapasan karma tipis dan
banyak terdapat kapiler yang bermuara di tempat itu. Pada saat terjadi gerakan
rongga mulut dan faring, lubang hidung terbuka dan glotis tertutup sehingga
udara berada di rongga mulut dan berdifusi masuk melalui selaput rongga
mulut yang tipis. Selain bernapas dengan selaput rongga mulut, katak bernapas
pula dengan kulit, ini dimungkinkan karma kulitnya selalu dalam keadaan
basah dan mengandung banyak kapiler sehingga gas pernapasan mudah
berdifusi. Oksigen yang masuk lewat kulit akan melewati vena kulit (vena
kutanea) kemudian dibawa ke jantung untuk diedarkan ke seluruh tubuh.
Sebaliknya karbon dioksida dari jaringan akan di bawa ke jantung, dari jantung
dipompa ke kulit dan paru-paru lewat arteri kulit paru-paru (arteri pulmo
kutanea). Dengan demikian pertukaran oksigen dan karbon dioksida dapat
terjadi di kulit. Selain bernapas dengan selaput rongga mulut dan kulit, katak
bernapas juga dengan paru-paru walaupun paru-parunya belum sebaik paruparu mamalia.

Katak muda (berudu) menggunakan insang untuk mengambil O2 yang


terlarut dalam air. Setelah berumur lebih kurang 12 hari, insang luar diganti
dengan insang dalam. Setelah dewasa, katak bernapas menggunakan selaput
rongga mulut, paru-paru, dan kulit. Selaput rongga mulut dapat berfungsi sebagai
alat pernapasan karena tipis dan banyak terdapat kapiler yang bermuara di tempat
itu. Pada saat terjadi gerakan rongga mulut dan faring, lubang hidung terbuka dan
glotis tertutup, sehingga udara berada di rongga mulut dan berdifusi masuk
melalui selaput rongga mulut yang tipis.

Pernapasan dengan kulit dilakukan

secara difusi. Hal ini karena kulit katak tipis, selalu lembap, dan mengandung
banyak kapiler darah. Pernapasan dengan kulit berlangsung secara efektif baik di
air maupun di darat. Oksigen (O2) yang masuk lewat kulit akan diangkut melalui
vena kulit paru-paru (vena pulmo kutanea) menuju ke jantung untuk diedarkan ke
seluruh tubuh. Sebaliknya karbon dioksida (CO2) dari jaringan akan dibawa ke
jantung, dari jantung dipompa ke kulit dan paru-paru melalui arteri kulit paru-paru
(arteri pulmo kutanea). Dengan demikian, pertukaran oksigen dan karbon dioksida
terjadi di kulit.

Gambar 7.18.
Katak juga bernapas dengan paru-paru, tetapi belum sebaik paru-paru
Mammalia. Perhatikan Gambar 7.18. Paru paru katak berupa sepasang kantung
tipis yang elastis sehingga udara pernapasan dapat berdifusi, dan dindingnya
banyak dikelilingi kapiler darah sehingga paru-paru katak berwarna kemerahan.
Paru-paru dengan rongga mulut dihubungkan oleh bronkus yang pendek. Seperti
pada ikan, pernapasan pada katak meliputi proses inspirasi dan ekspirasi yang
berlangsung pada saat mulut dalam keadaan tertutup. Mekanisme pernapasan ini
diatur oleh otot-otot pernapasan, yaitu: otot rahang bawah (submandibularis),
sternohioideus, geniohioideus, dan otot perut. Perhatikan Gambar 7.19.

Gambar 7.19.
Mekanisme inspirasi dan ekspirasi dijelaskan seperti berikut.
1. Fase inspirasi katak
Fase inspirasi terjadi bila otot sternohioideus berkontraksi sehingga rongga
mulut membesar, akibatnya oksigen masuk melalui koane (celah hidung). Setelah
itu, koane menutup, otot submandibularis dan otot geniohioideus berkontraksi,
sehingga rongga mulut mengecil. Mengecilnya rongga mulut mendorong oksigen

masuk ke paru-paru lewat celah-celah. Dalam paru-paru terjadi pertukaran gas,


oksigen diikat oleh darah yang berada dalam kapiler dinding paru-paru, dan
sebaliknya karbon dioksida dilepaskan ke lingkungan.
2. Fase ekspirasi katak
Mekanisme ekspirasi terjadi setelah pertukaran gas di dalam paru-paru,
otot rahang bawah mengendur atau berelaksasi, sementara otot perut dan
sternohioideus berkontraksi. Hal ini mengakibatkan paru-paru mengecil, sehingga
udara tertekan keluar dan masuk ke dalam rongga mulut. Selanjutnya koane
membuka, sedangkan celah tekak menutup, sehingga terjadi kontraksi otot rahang
bawah yang diikuti berkontraksinya otot geniohioideus. Akibatnya, rongga mulut
mengecil dan udara yang kaya karbon dioksida terdorong keluar melalui koane
E. Sistem Respirasi pada Mamalia
Mamalia adalah kelas hewan vertebrata yang terutama dicirikan oleh
adanya kelenjar susu, yang pada betina menghasilkan susu sebagai sumber
makanan anaknya; adanya rambut; dan tubuh yang endoterm atau "berdarah
panas". Otak mengatur sistem peredaran darah, termasuk jantung yang beruang
empat. Mamalia terdiri lebih dari 5.000 genus, yang tersebar dalam 425 keluarga
dan hingga 46 ordo, meskipun hal ini tergantung klasifikasi ilmiah yang dipakai
(Anonim, 2014).
Alat respirasi adalah alat atau bagian tubuh tempat O2 dapat berdifusi
masuk dan sebaliknya CO2 dapat berdifusi keluar. Alat respirasi pada hewan
bervariasi antara hewan yang satu dengan hewan yang lain, ada yang berupa paruparu, insang, kulit, trakea, dan paru-paru buku, bahkan ada beberapa organisme
yang belum mempunyai alat khusus sehingga oksigen berdifusi langsung dari
lingkungan ke dalam tubuh, contohnya pada hewan bersel satu, porifera, dan
coelenterata. Pada ketiga hewan ini oksigen berdifusi dari lingkungan melalui
rongga tubuh. Kecepatan respirasi pada berbagai hewan tersebut berbeda
bergantung dari berbagai hal, antara lain, aktifitas, kesehatan, dan bobot tubuh.
Sistem respirasi terbagi menjadi dua bagian yaitu :

Bagian konduksi terdiri dari rongga hidung, nashofaring, laring, trakea,


bronki, dan bronkiolus. Rongga hidung, faring, laring, trakea dan bronki
serta bronkiolus bertanggung jawab dalam pengaturan masuk keluarnya

udara menuju paru-paru.


Bagian respirasi terdiri dari alveoli, yakni suatu struktur seperti kantong
khusus yang membentuk sebagian besar paru-paru. Pada bagian ini alveoli
berhubungan langsung dengan sistem sirkulatori untuk mengangkut
oksigen dan memindahkan karbondiksida atau dengan kata lain ialah
pertukaran gas (Nurhayati, 2004).
Mekanisme sistem respirasi pada mamalia adalah udara masuk ke nares

anterior terus melalui cavum nasi yang dipindahkan oleh septum nasi menjadi
rongga kanan kiri. Rongga itu dinding sebelah dalam dilapisi oleh sel epithal
bermucosa guna pembersihan dan pemanasan udara. Di belakang rongga yang
lunak itu melalui 2 celah nares posterior (choane) masuk rongga simpangan
pharynx ke dalam glottis masuk larynx yang tersusun atas beberapa tulang rawan
dan berisi tali suara. Dari larynx udara lewat ke bawah dalam udara yang disebut
trachea terus bercabang menjadi 2 bronchi yang berada dalam cavum thoracalis.
Tiap bronchi bercabang lagi dalam pulmo menjadi bronchioli dan berakhir dengan
alvioli. Pulmo berstruktur spon yang elastis, masing-masing bagian terdiri dari
tiga lobi. Sebelah luar masing-masing pulmo terdapat selaput pleura (Huda,
2002).
Respirasi juga mengalami banyak perubahan dalam vertebrata evolusi.
Karena kapasitas pernapasan tergantung pada jumlah luas permukaan yang
tersedia untuk pertukaran gas, salah satu perubahan yang terkait dengan
peningkatan oksigen yang menuntut adalah luas permukaan pernafasan yang lebih
besar. Luas permukaan dapat ditingkatkan dengan meningkatkan ukuran
pernapasan organ atau dengan meningkatkan luas permukaan gas asing jaringan
saja, sambil mempertahankan ukuran organ berisi. Yang terakhir tampaknya telah
terjadi di mamalia dan burung. Bronchi Mamalia, misalnya, adalah lebih
bercabang daripada mereka di primitif vertebrata; jumlah terminal bercabang dan
alveolar kantung terlibat dalam pertukaran gas yang diperluas. Akibatnya, ada
berlimpah luas permukaan yang difusi oksigen dan karbon dioksida dapat terjadi.
Pergerakan udara masuk dan keluar dari paru-paru yang disebabkan oleh
kompresi dan perluasan rongga dada. Di Mamalia, gerakan ini dipengaruhi oleh

diafragma, dan tulang rusuk dengan otot-otot mereka terkait. Reptil, pendahulu
Mamalia, memiliki tulang rusuk diperluas bukan diafragma. Karena otot-otot
batang dapat menyebabkan perluasan rongga perut di mana paru-paru berada, air
adalah intoduced ke dalam paru-paru reptil oleh hisap bukan oleh mekanisme
menelan terlihat di amfibi sebelumnya dan lungfishes.
Di Mamalia, paru-paru berada dalam rongga pleura terpisah. Posterior
paru-paru adalah mamalia diafragma. Ini adalah lembaran otot yang bergerak
posterior dan merata selama inspirasi, pada saat yang sama adalah memperluas
tulang rusuk. Kedua tindakan meningkatkan volume rongga pleura; sebagai
akibatnya, udara adalah mendorong oleh tekanan eksternal yang lebih tinggi.
Akhir anterior dari saluran pernafasan di mamalia juga mengalami evolusi
modifikasi. Secara khusus, Bagian makanan dan air dipisahkan di seluruh wilayah
kecuali faring, yang mana kedua lintasan salib. Di sana, epiglotis penjaga trakea
dari makanan. Wilayah ini laring dan penghasil suara elemen yang terkait adalah
pada gilirannya situs penting perubahan.
Nasal (Hidung). Hidung merupakan organ pernapasan yang pertama
dilalui udara luar. Didalam rongga hidung terdapat rambut dan selaput lendir
berguna untuk menyaring udara yang masuk, lendir berguna untuk melembabkan
udara.
Faring. Faring merupakan percabangan dua saluran, yaitu saluran
tenggorokan (nasofaring) yang merupakan saluran pernapasan, dan saluran
kerongkongan (oralfaring) yang merupakan saluran pencernaan.
Laring (pangkal tenggorokkan) merupakan bagian pangkal dari saluran
pernapasan (trakea). Laring tersusun atas tulang rawan yang berupa lempengan
dan membentuk struktur jakun. Diatas laring terdapat katup (epiglotis) yang akan
menutup saat menelan. Katup berfungsi mencegah makanan dan minuman masuk
ke saluran pernapasan. Pada pangkal larink terdapat selaput suara. Selaput suara
akan bergetar jika terhembus udara dari paru-paru.
Glottis (Celah suara). Celah-suara adalah pembukaan antara vokal crods
laring yang menyebabkan faring dan laring terhubung.

Trakea (tenggorokan). Batang tenggorokan terletak di daerah leher


didepan kerongkongan. Batang tenggorokkan berbentuk pipa dengan panjang 10
cm. dinding trakea terdiri atas 3 lapisan, lapisan dalam berupa epithel bersilia dan
berlendir. Lapisan tengah tersusun atas cincin tulang rawan dan berotot polos.
lapisan luar tersusun atas jaringan ikat. Cincin tulang rawan berfungsi untuk
mempertahankan bentuk pipa dari batang tenggorokkan, sedangkan selaput lendir
yang sel-selnya berambut getar berfungsi menolak debu dan benda asing yang
masuk bersama udara pernapasan. Akibat tolakan secara paksa tersebut kita akan
batuk atau bersin.
Bronchus (cabang tenggorokkan)
Ujung tenggorokkan bercabang dua disebut bronchus, yaitu bronchus kiri
dan bronchus kanan. Struktur bronchus kanan lebih pendek dibandingkan
bronchus sebelah kiri. kedua bronchus masing-masing masuk kedalam paru-paru.
Didalam paru-paru bonchus bercabang menjadi bronchiolus yang menuju setiap
lobus (belahan) paru-paru. bronchus sebelah kanan bercabang menjadi 3
bronchiolus, sedangkan sebelah kiri bercabang menjadi 2 bronchiolus. Cabang
bronchiolus yang paling kecil masuk ke dalam gelembung paru-paru yang disebut
alveolus. Dinding alveolus mengandung banyak kapiler darah. melalui kapiler
darah oksigen yang berada dalam alveolus berdifusi masuk ke dalam darah.
Pulmo (alveolus). Paru-paru terletak dalam rongga dada diatas
diafraghma. Diafraghma adalah sekat rongga badan yang membatasi rongga dada
dengan rongga perut. Paru-paru terdiri dari dua bagian yaitu paru-paru sebelah kiri
dan paru-paru sebelah kanan. Paru-paru kanan memiliki tiga gelambir sedangkan
paru-paru kiri terdiri atas 2 gelambir. Paru-paru dibungkus oleh 2 buah selaput
yang disebut selaput pleura. Selaput pleura sebelah luar yang berbatasan dengan
dinding bagian dalam rongga dada disebut pleura parietal, sedangkan yang
membungkus paru-paru disebut pleura visceral. Diantara kedua selaput terdapat
rongga pleura yang berisi cairan pleura yang berfungsi untuk mengatasi gesekan
pada saat paru-paru mengembang dan mengempis.
Kelinci (Lepus nigricollis) termasuk kedalam kingdom animalia dan kelas
mammalia yang mempunyai berat tubuh 1,35-7 kg dengan panjang 40-70 cm.

Paru-paru mamalia berada dalam rongga dada, yang dapat dibesarkan atau
disempitkan, sehingga udara dapat keluar masuk. Percabangan pada paru-paru
masih mengalami percabangan-percabangan lagi, sehingga percabangan yang
terkecil tidak lagi diperkuat oleh cincin tulang rawan dan berakhir pada ujung
yang buntu disebut alveolus yang berfungsi memperluas permukaan paru-paru,
sehingga memperbesar kemungkinan mengadakan pertukaran udara pernafasan
oleh kapiler-kapiler pada dinding alveolus.
Urutan jalannya pernafasan pada kelinci (Lepus nigricollis) adalah :
1.

Nares eksterna (Lubang hidung luar)

2.

Cavum nasalis (rongga hidung)

3.

Nares internal (lubang hidung dalam)

4.

Pharink (tekak)

5.

Larynk (jakun)

6.

Trachea (tenggorok)

7.

Bronchus (cabang dari trachea)

8.

Bronchiolus (cabang dari brochus)

9.

Alveolus (kantong udara)

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Alat respirasi pada hewan bervariasi antara hewan yang satu dengan
hewan yang lain, ada yang berupa paru-paru, insang, kulit, trakea, dan
melalui membrane.
2. Bagian-bagian sistem pernapasan pada vertebrata secara umum adalah
Rongga hidung, nasopharynx, larynx, trachea, bronkus, bronkeolus,
kantung alveoli (saccus alveolus), membran respirasi, pembuluh darah
paru.
3. Pada reptil Fase inspirasi: Tulang rusuk merenggang dan volume rongga
dada meningkat, sehingga paru-paru yang kosong akan terisi oleh udara
yang banyak mengandung oksigen Fase ekspirasi: Tulang rusuk merapat,
sehingga udara yang mengandung CO2 dan uap air akan terdesak keluar dari
paru-paru.

4. Mekanisme pernapasan pada burung dibedakan menjadi dua, yaitu


pernapasan waktu istirahat dan pernapasan waktu terbang.
5. Ikan bernapas dengan cara membuka dan menutup insang. Air yang masuk
melalui mulut akan dikeluarkan melalui insang. Pada saat air melewati
lembaran insang, terjadi pertukaran gas.
6. Mekanisme sistem respirasi pada mamalia adalah udara masuk ke nares
anterior terus melalui cavum nasi yang dipindahkan oleh septum nasi
menjadi rongga kanan kiri. Rongga itu dinding sebelah dalam dilapisi oleh
sel epithal bermucosa guna pembersihan dan pemanasan udara.
7. Pernapasan denagn kulit berlangsung baik pada waktu di darat maupun di
dalam air, hal ini mungkin kulit tipis dan kaya dengan kapiler-kapiler yang
merupakan lanjutan dari aerteri cutanea, cabang dari arteri pulmunalis
yang membawa darah venous menuju ke kulit.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.

2014.

Pernafasan

Mamalia.

http://task-

list.blogspot.com/2008/02/pernafasan-mamalia-pengertian.html

Broto Widjoyo Mukayat Djarugito. 1989. Zoologi dasar. Jakarta: Erlangga


Huda, A. M. 2002. Vertebrata. Malang: UMM Press
Jasin, Maskoeri. 1984. Zoologi Vertebrata. Sinar Wijaya. Surabaya
Kimball, Jhon W. 1983. Biologi Jilid 3 (terjemahan). Jakarta: Erlangga.
Nurhayati, A.P.D. 2004. Diktat Struktur Hewan. ITS Press: Surabaya
Wessells, Norman K & Elizabeth M. 1975. Vertebrates a laboratory text. Los
Altos, California 94022

Anda mungkin juga menyukai