SISTEM RESPIRASI
Dewan Pengampu:
Astika Nur Rohmah, S.Kep, NS.M.Biomed
Disusun Oleh:
DWINNA SASTRA MUTIA
(2111604115)
Sistem pernafasan ataupun yang sering disebut system respirasi ialah system organ yang
digunakan guna proses pertukaran gas, dimana sistem pernafasan ini ialah salah satu
sistem yang berfungsi sangat berarti dalam tubuh untuk mendukung kelangsungan hidup.
Sistem pernafasan dibangun oleh beberapa struktur, segala struktur tersebut ikut serta
didalam proses respirasi eksternal yaitu pertukaran oksigen antara suasana serta darah
dan pertukaran karbon dioksida antara darah serta suasana, tidak hanya itu ada pula
respirasi internal ialah proses pertukaran gas antara darah perputaran serta sel jaringan
dimana system respirasi internal ini terjalin pada segala system tubuh.
( Djojodibroto, 2012).
Struktur utama dalam sistem pernafasan merupakan saluran udara pernafasan, saluran-
saluran ini terdiri dari jalur nafas, saluran nafas, dan paru- paru. Struktur saluran nafas
dipecah jadi beberapa bagian antara lain system penafasan bagian atas serta dasar. Pada
system pernafasan bagian atas terdiri dari hidung, faring laring serta trakhea. Struktur
pernafasan tersebut mempunyai kedudukan masing masing dalam system pernafasan.
Sebaliknya pada system pernafasan bagian dasar terdiri dari bronkus, bronkiolus serta
alveolus( Manurung dkk, 2013).
2.1 Tujuan
2.2 Manfaat
Sistem pernapasan atau juga dikenal sebagai sistem respirasi terdiri dari:
Paru-paru
Pembuluh pernapasan bagian atas, yamg memungkinkan masuknya udara
atmosfer ke dalam sistem pernapasan, ini melibatkan hidung (dan mulut),
laring (dan faring), dan trakea (tenggorokan).
Saluran udara pernapasan bagian bawah yang memungkinkan lewatnya udara
atmosfer ke paru-paru itu sendiri, melibatkan bronkus dan bronkiolus utama.
Saluran udara pernapasan akhir yang memungkinkan pertukaran gas terjadi,
melibatkan bronkiolus pernafasan, kantung alveolar dan alveoli.
Bagian- bagian sistem pernafasan ialah Cavum nasi, faring, laring, trakea, karina,
bronchus principalis, bronchus lobaris, bronchus segmentalis, bronchiolus terminalis,
bronchioles respiratoryus, saccus alveolus, ductus alveolus serta alveoli. Ada Lobus,
dextra terdapat 3 lobus ialah lobus superior, lobus media serta lobus inferior. Sinistra
terdapat 2 lobus ialah lobus superior serta lobus inferior. Pulmo dextra ada fissura
horizontal yang membagi lobus superior serta lobus media, sedangkan fissura oblique
membagi lobus media dengan lobus inferior. Pulmo sinistra ada fissura oblique yang
membagi lobus superior serta lobus inferior. Pembungkus paru( pleura) dibagi jadi 2
ialah parietalis( luar) serta Visceralis (dalam), diantara 2 susunan tersebut ada rongga
pleura( cavum pleura).
1. Hidung
Tersusun atas tulang serta tulang rawan hialin, kecuali naris anterior yang
dindingnya tersusun atas jaringan ikat fibrosa serta tulang rawan. Permukaan
luarnya dilapisi kulit dengan kelenjar sebasea besar serta rambut. Ada epitel
pernapasan: epitel berlapis silindris bersilia bersel goblet serta memiliki sel basal.
Didalamnya terdapat konka nasalis superior, medius serta inferior. Lamina propria
pada mukosa hidung umumnya memiliki banyak pleksus pembuluh darah.
2. Alat penghidu
Memiliki epitel olfaktoria: bertingkat silindris tanpa sel goblet, dengan lamina
basal yang tidak jelas. Epitelnya disusun atas 3 tipe sel: sel penyokong, sel basal
serta sel olfaktoris.
3. Sinus paranasal
Ialah rongga- rongga berisi udara yang ada dalam tulang tengkorak yang
berhubungan dengan rongga hidung. Terdapat 4 sinus: maksilaris, frontalis,
etmoidalis dan sphenoidalis.
4. Faring
Lanjutan posterior dari rongga mulut. Saluran nafas serta makanan menyatu dan
menyilang. Pada saat makan makanan dihantarkan ke oesophagus. Pada saat
bernapas hawa dihantarkan ke laring. Terdapat 3 rongga: nasofaring, orofaring,
serta laringofaring. Mukosa pada nasofaring sama dengan organ pernapasan,
sementara itu orofaring dan laringofaring sama dengan saluran cerna. Mukosa
faring tidak memilki muskularis mukosa. Lamina propria tebal, mempunyai
kandungan serat elastin. Lapisan fibroelastis menyatu dengan jaringan ikat
interstisiel. Orofaring serta laringofaring dilapisi epitel berlapis gepeng, memiliki
kelenjar mukosa murni.
5. Laring
Organ berongga dengan panjang 42 milimeter serta diameter 40 milimeter.
Terletak antara faring serta trakea. Bilik dibangun oleh tulang rawan tiroid serta
krikoid. Muskulus ekstrinsik mengikat laring pada tulang hyoid. Muskulus
intrinsik mengikat laring pada tulang tiroid serta krikoid berhubungan dengan
fonasi. Lapisan laring ialah epitel bertingkat silia. Epiglotis mempunyai epitel
selapis gepeng, tidak terdapat kelenjar. Guna laring untuk membentuk suara, serta
menutup trakea pada saat menelan( epiglotis). Terdapat 2 lipatan mukosa ialah
pita suara palsu( lipat vestibular) serta pita suara( lipat suara). Celah diantara pita
suara disebut rima glotis. Pita suara palsu ada mukosa serta lamina propria. Pita
suara ada jaringan elastis padat, otot suara( otot rangka). Vaskularisasi: A. V
Laringeal media serta Inferior. Inervasi: N Laringealis superior.
6. Trakea
Tersusun atas 16– 20 cincin tulang rawan. Celah antara lain dilapisi oleh jaringan
ikat fibro elastik. Struktur trakea terdiri dari: tulang rawan, mukosa, epitel bersilia,
jaringan limfoid serta kelenjar.
7. Bronchus
Cabang utama trakea disebut bronki primer ataupun bronki utama. Bronki primer
bercabang jadi bronki lobar, bronki segmental, bronki subsegmental. Struktur
bronkus primer mirip dengan trakea cuma cincin berbentuk lempeng tulang rawan
tidak teratur. Makin ke distal makin berkurang, serta pada bronkus subsegmental
lenyap sama sekali. Otot polos tersusun atas anyaman serta spiral. Mukosa
tersusun atas lipatan memanjang. Epitel bronkus: kolumnar bersilia dengan
banyak sel goblet serta kelenjar submukosa. Lamina propria: serat retikular,
elastin, limfosit, sel mast, eosinofil.
8. Bronchiolus
Cabang ke 12– 15 bronkus. Tidak mempunyai kandungan lempeng tulang rawan,
tidak mempunyai kandungan kelenjar submukosa. Otot polos bercampur dengan
jaringan ikat longgar. Epitel kuboid bersilia serta sel bronkiolar tanpa silia( sel
Clara). Lamina propria tidak mempunyai kandungan sel goblet.
9. Bronchiolus respiratorius
Ialah peralihan bagian konduksi ke bagian pernapasan paru. Lapisan: epitel
kuboid, kuboid rendah, tanpa silia. Memiliki kantong tipis( alveoli).
11. Alveolus
Kantong berdinding sangat tipis pada bronkioli terminalis. Tempat terjadinya
pertukaran oksigen serta karbondioksida antara darah serta udara yang dihirup.
Jumlahnya 200- 500 juta. Wujudnya bundar poligonal, septa antar alveoli
disokong oleh serat kolagen, serta elastis halus.
Sel epitel terdiri sel alveolar gepeng( sel alveolar tipe I), sel alveolar besar( sel
alveolar tipe II). Sel alveolar gepeng( tipe I) jumlahnya cuma 10%, menempati
95% alveolar paru. Sel alveolar besar( tipe II) jumlahnya 12%, menempati 5%
alveolar. Sel alveolar gepeng terletak di dekat septa alveolar, wujudnya lebih
tebal, apikal bundar, ditutupi mikrovili pendek, permukaan licin, memilki tubuh
berlamel. Sel alveolar besar menciptakan surfaktan pulmonar. Surfaktan ini
gunanya buat mengurangi kolaps alveoli pada akhir ekspirasi. Jaringan diantara 2
lapis epitel disebut interstisial. Memiliki serat, sel septa( fibroblas), sel mast,
sedikit limfosit. Septa tipis diantara alveoli diucap pori Kohn. Sel fagosit utama
dari alveolar disebut makrofag alveolar. Pada perokok sitoplasma sel ini terisi
tubuh besar bermembran. Jumlah sel makrofag melebihi jumlah sel yang lain.
12. Pleura
Membran serosa pembungkus paru. Jaringan tipis ini memiliki serat elastin,
fibroblas, kolagen. Yang menempel pada paru disebut pleura viseral, yang
menempel pada bilik toraks disebut pleura parietal. Karakteristik khas memiliki
banyak kapiler dan pembuluh limfe. Saraf merupakan cabang n. frenikus serta n.
intercostal.
1) Sistem Respirasi
Masuk serta keluarnya udara antara atmosfer serta alveoli paru. Pergerakan udara ke
dalam serta keluar paru diakibatkan oleh:
1. Tekanan pleura: tekanan cairan dalam ruang kecil antara pleura paru serta pleura
bilik dada. Tekanan pleura wajar dekat- 5 centimeter H2O, yang ialah nilai isap yang
diperlukan guna mempertahankan paru supaya senantiasa terbuka hingga nilai
istirahatnya. Setelah itu sepanjang inspirasi wajar, pengembangan rangka dada akan
menarik paru ke arah luar dengan kekuatan yang lebih besar serta menyebabkan
tekanan jadi lebih negatif( dekat- 7, 5 centimeter H2O).
2. Tekanan alveolus: tekanan udara di bagian dalam alveoli paru. Kala glotis terbuka
serta tidak terdapat udara yang mengalir ke dalam ataupun keluar paru, hingga
tekanan pada seluruh jalur napas hingga alveoli, seluruhnya sama dengan tekanan
suasana (tekanan acuan 0 dalam jalur napas) ialah tekanan 0 centimeter H2O. Supaya
udara masuk, tekanan alveoli wajib sedikit di bawah tekanan suasana. Tekanan sedikit
ini (- 1 centimeter H2O) bisa menarik dekat 0, 5 liter hawa ke dalam paru sepanjang 2
detik. Sepanjang ekspirasi, terjadi tekanan yang bertentangan.
Serat saraf yang meneruskan impuls inspirasi, berkumpul pada neuron motoric N.
Phrenicus pada kornu ventral C3- C5 dan neuron motorik intercostales externa pada
kornu ventral selama segmen toracal medulla. Serat saraf yang bawa impuls ekspirasi,
bersatu paling utama pada neuron motorik intercostales interna selama segmen toracal
medulla.
Neuron motorik guna otot ekspirasi hendak dihambat apabila neuron motorik untuk
otot inspirasi diaktifkan, serta kebalikannya. Walaupun refleks spinal turut berfungsi
pada persarafan timbal- balik( reciprocal innervation), kegiatan pada jaras
descendens- lah yang berfungsi utama. Impuls lewat jaras descendens hendak memicu
otot agonis dan membatasi yang antagonis. Satu pengecualian kecil pada inhibisi
timbal balik ini adalah adanya beberapa kecil kegiatan pada akson N. Phrenicus buat
jangka waktu pendek, sehabis proses inspirasi. Guna keluaran pasca inspirasi ini
nampaknya adalah guna meredam energi rekoil elastik jaringan paru serta
menciptakan pernafasan yang halus (smooth).
Baik kenaikan PCO2 ataupun konsentrasi H+ darah arteri ataupun penyusutan PO2
akan memperbesar derajat kegiatan neuron pernafasan di medulla oblongata,
sedangkan pergantian ke arah yang bertentangan menyebabkan dampak inhibisi
ringan. Pengaruh pergantian kimia darah terhadap pernafasan berlangsung lewat
kemoreseptor pernafasan di glomus karotikum serta aortikum dan sekumpulan sel di
medulla oblongata ataupun di posisi lain yang peka terhadap pergantian kimiawi
dalam darah. Reseptor tersebut membangkitkan impuls yang memicu pusat
pernafasan. Bertepatan dengan bawah pengendalian pernafasan kimiawi, bermacam
aferen lain memunculkan pengaturan non- kimiawi yang mempengaruhi pernafasan
pada kondisi tertentu. Guna berbagai rangsang yang mempengaruhi pusat pernafasan.
Pengaruh perangsangan H+ serta CO2 pada pernafasan nyatanya bertabiat aditif dan
silih berkaitan dengan lingkungan, dan berceda halnya dari CO2 serta O2. Dekat 40%
respons ventilasi terhadap CO2 dihilangkan apabila kenaikan H+ darah arteri yang
dihasilkan oleh CO2 dicegah. 60% sisa respons mungkin terjalin oleh pengaruh CO2
pada konsentrasi H+ cairan spinal ataupun cairan interstitial otak.
e. Pengangkutan oksigen ke jaringan
Sistem pengangkut oksigen di dalam tubuh terdiri atas paru serta sistem
kardiovaskuler. Pengangkutan oksigen mengarah jaringan tertentu tergantung pada:
jumlah oksigen yang masuk ke dalam paru, terdapatnya pertukaran gas dalam paru
yang adekuat, aliran darah mengarah jaringan serta kapasitas darah guna mengangkat
oksigen. Aliran darah bergantung pada derajat konstriksi jalinan vaskular di dalam
jaringan dan curah jantung. Jumlah oksigen di dalam darah didetetapkan oleh jumlah
oksigen yang larut, jumlah hemoglobin dalam darah serta afinitas hemoglobin
terhadap oksigen.
Sistem respirasi terdiri atas saluran ataupun organ yang berhubungan dengan
respirasi. Oksigen dari udara diambil serta dimasukan kedarah, setelah itu di angkut
ke jaringan. Karbondioksida( CO 2) di angkut oleh darah dari jaringan tubuh ke paru-
paru serta dinapaskan ke luar udara.
Pada manusia, respirasi terjalin lewat alat- alat respirasi yang ada dalam tubuh
ataupun lewat jalan hawa respirasi buat mengarah sel- sel tubuh. Struktur organ
ataupun bagian- bagian perlengkapan respirasi pada manusia terdiri atas, Rongga
hidung, Farings (Rongga tekak), Larings (kotak suara), Trakea (Batangtenggorok),
Bronkus serta Paru- paru.
1. Rongga hidung
Hidung merupakan bangunan berongga yang dibagi oleh sebuah sekat di
tengah menjadi rongga hidung kiri serta kanan. Hidung meliputi bagian
eksternal yang menonjol dari wajah serta bagianinternal berbentuk rongga
hidung selaku perlengkapan penyalur udara.
Di bagian depan berhubungan keluar lewat nares (cuping hidung) anterior
serta di balik berhubungan dengan bagian atas farings( nasofaring). Tiap- tiap
rongga hidung dipecah jadi bagian vestibulum, ialah bagianlebih lebar pas di
balik nares anterior, serta bagian pernapasan.
Faring ialah saluran yang mempunyai panjang kurang lebih 13 centimeter juga
menghubungkan nasal serta rongga mulut kepada larings pada dasar
tengkorak. Faring bisa dipecah jadi 3, ialah:
Larings ditunjang oleh tulang- tulang rawan, antara lain yang terutama
merupakan tulang rawan tiroid( Adam’ s apple), yang khas nyata pada pria,
tetapi kurang jelas pada perempuan. Di dasar tulang rawan ini ada tulang
rawan krikoid, yang berhubungan dengan trakea.
Bronkus yang tercipta dari belahan 2 trakea pada ketinggian kira- kira
vertebrata torakalis kelima, memiliki struktur serupa dengan trakea serta
dilapisi oleh tipe sel yang sama. Bronkus- bronkus itu berjalan ke bawah serta
kesamping ke arah tampuk paru.
Bronkiolus tidak diperkuat oleh cincin tulang rawan. Namun dikelilingi oleh
otot polos sehingga ukurannya bisa berganti. Bronkiolus merambah lolubus
pada bagian puncaknya, bercabang lagimembentuk 4 hingga 7 bronkiolus
terminalis.
Segala saluran udarake dasar hingga tingkatan bronkbiolus terminalis diucap
saluran penghantarudara sebab guna utamanya merupakan selaku penghantar
udara ke tempat pertukaran gas paru- paru.
6. Paru- paru
Paru- paru merupakan struktur urelastis sperti spons. Paru- paru ada dalam
rongga torak, yang terkandung dalam lapisan tulang- tulang iga dan letaknya
di sisi kiri serta kanan mediastinum (struktur blok padat yang berada di balik
tulang dada. Paru- paru menutupi jantung, arteri serta vena besar, esophagus
serta trakea).
Paru- paru pula di lapisi oleh pleura ialah parietal pleura (dinding thorax) serta
visceral pleura (membrane serous). Di antara rongga pleura ini terdapat juga
rongga potensial yang diucap rongga pleura yang didalamnya terdapat 8 cairan
surfaktan dekat 10- 20 cc cairan yang berperan guna menurunkan gaya gesek
permukaan sepanjang pergerakan kedua pleura dikala pernapasan. Tekanan
rongga pleura dalam kondisi wajar ini mempunyai tekanan -2,5 mmHg.
Paru kanan relative lebih kecil dibanding yang kiri serta mempunyai wujud
bagian bawah semacam concave sebab tertekan oleh hati. Paru kanan dipecah
atas 3 lobus ialah lobus superior, medius serta inferior.
Paru kiri dipecah 2 lobus ialah lobus superior serta inferior. Masing- masing
lobus dibungkus oleh jaringan elastik yang memiliki pembuluh limfe,
arteriola, venula, bronchial venula, ductus alveolar, sakkus alveolar serta
alveoli. Paru- paru divaskularisasi dari 2 sumber, ialah:
a. Arteri bronchial yang membawa zat- zat santapan pada bagian
conduction portion, bagian paru yang tidak ikut serta dalam pertukaran
gas. Darahkembali lewat vena- vena bronchial.
Di dalam paru ada peredaran darah ganda. Darah yang miskin oksigen dari
ventrikel kanan masuk ke paru lewat arteri pulmonalis. Tidak hanya system
arteri serta vena pulmonalis, ada pula arteri serta vena bronkialis, yang berasal
dari aorta, guna memperdarahi jaringan bronki serta jaringan ikat paru dengan
darah kaya oksigen. Ventilasi paru (bernapas) mengaitkan otot- otot respirasi,
ialah diafragma serta otot- otot interkostal. Tidak hanya ini terdapat otot- otot
respirasi tambahan eperti otot- otot perut.
Jawaban :
Inspirasi terjadi bila muskulus diafragma telah mendapat rangsangan dari nervus
frenikus lalu mengerut datar. Muskulus interkostalis yang letaknya miring, setelah
mendapat rangsangan kemudian mengerut dan tulang iga (kosta) menjadi datar.
Dengan demikian jarak antara sternum (tulang dada) dan vertebra semakin luas dan
melebar. Rongga dada membesar maka pleura akan tertarik, yang menarik paru-paru
sehingga tekanan udara di dalamnya berkurang dan masuklah udara dari luar
2. Jelaskan mekanisme ekpirasi manusia dengan menggunakan gambar atau bagan organ
mana saja yang terlibat!
Jawab :
Ekspirasi, pada suatu saat otot-otot akan kendor lagi (diafragma akan menjadi cekung,
muskulus interkostalis miring lagi) dan dengan demikian rongga dada menjadi kecil
kembali, maka udara didorong keluar. Jadi proses respirasi atau pernapasan ini terjadi
karena adanya perbedaan tekanan antara rongga pleura dan paru-paru
3. Jelaksan mekanisme pertukaran O2 dan CO2 di alveolus beserta gambar atau bagan!
Jawaban :
Proses pertukaran oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2) terjadi dalam alveolus dan
jaringan secara difusi. Udara masuk paru-paru saat kamu berinspirasi. Karena tekanan
parsial O2 (PO3) dalam atmosfer lebih tinggi, maka udara masuk ke alveoli. Karena
PO2 di alveoli lebih tinggi daripada kapiler-kapiler darah alveoli, maka O2 masuk
secara difusi ke kapiler darah. O2 yang berada di kapiler darah diikat oleh hemoglobin
darah (oksihemoglobin) dan diedarkan ke seluruh tubuh menuju jaringan-jaringan.
Setelah sampai di jaringan, O2 akan berdifusi masuk ke sel-sel tubuh.
Di dalam sel O2 digunakan untuk proses oksidasi sel. Gas sisa yang dihasilkan dari
proses oksidasi sel adalah CO2. Jika O2 digunakan makin banyak, maka CO2 yang
dihasilkan makin banyak pula. Hal ini, menyebabkan tekanan parsial CO2 (PCO2)
dalam sel lebih tinggi dari kapiler darah. Sehingga, CO2 berdifusi ke kapiler vena
darah dan dibawa menuju ke paru-paru. Tingkat kelarutan CO2 di dalam darah kira-
kira 20 kali kelarutan O2. CO2 berdifusi dalam eritrosit secara cepat sehingga
mengalami hidrasi menjadi HCO3, yang disebabkan adanya enzim karbonat anhidrase
dalam plasma darah.
Adanya penurunan kejenuhan Hb terhadap CO2 menyebabkan Hb mengikat lebih
banyak H+ dari oksihemoglobin. Sebagian CO2 dalam eritrosit bereaksi dengan
gugus amino membentuk senyawa karbamino (senyawa Hb dengan CO2). Adanya
ikatan Hb dengan CO2 menyebabkan darah lebih asam namun keasaman ini
dinetralkan oleh ion-ion Na+ dan K+. Sampai di paru-paru, CO2 berdifusi ke alveolus
dari kapiler vena. Hal ini dapat terjadi, karena tekanan CO2 dalam alveolus lebih
rendah dibandingkan tekanan CO2 dalam kapiler vena. Selanjutnya, melalui saluran
pernapasan CO2 dihembuskan keluar tubuh.
BAB IV
KESIMPULAN
Sistem pernapasan adalah pertukaran Oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2) antara sel-sel
tubuh serta lingkungan. sistem pernapasan terdiri atas pernapasan, Eksternal (luar) dan
internal (dalam). Oksigen dari udara diambil dan dimasukan ke darah, kemudian di angkut ke
jaringan. Karbondioksida (CO2) di angkut oleh darah dari jaringan tubuh ke paru-paru dan
dinapaskan ke luar udara.
Dalam sistem respirasi oksigen ialah perihal utama yang diperlukan serta berdasar kepada
kebutuhan oksigen. Respirasi seluler dipecah jadi respirasi aeropdan anaerob. Secara garis
besar respirasi ialah pemecah glukosa dengan bantuan- bantuan enzim buat menciptakan
tenaga. Respirasi pada manusia memakai paru- paru. Jalan respirasi manusia merupakan
selaku berikut:
Rongga hidung
faring
laring
trakea
bronkus
bronkilius, aveolus.
Pertukaran/ difusi O2 serta CO2pada paru- paru terjalin pada dibagian alveolus. Respirasi
mengaitkan 2 proses ialah menarik napas( inspirasi) serta menghasilkan napas( ekspirasi)
bersumber pada organ- organ yang ikut serta. Respirasi dipecah jadi 2 ialah respirasi dada
serta respirasi perut. Dalam kondisi normal volume udara respirasi 500- 3500ml, Yang terdiri
dari 500 ml volume tidal, 1500ml komplementer serta 1500 ml hawa suplementer.
Kapasitasvital paru- paru ditambah udara residu tersebut kapasitas total. Terdapat sebagian
kendala serta kelainan yang melanda perlengkapan respirasi antaralain: faringistis,
pneumonia, emfisema paru- paru, asma, dipteri, asfiksi, tuberkulosis( TBC), hipoksia,
asidosis, sianosis, bronkitis, tonsilitis, pleuritis, SARS, kanker paru- parudan rinitis.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/embeds/368107298/content?
start_page=1&view_mode=scroll&access_key=key-fFexxf7r1bzEfWu3HKwf
https://www.youtube.com/watch?v=0fVoz4V75_E&feature=youtu.be
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/
385d7b9c6a60947ff4f1884689a41ae8.pdf
https://repository.unair.ac.id/30078/3/3.%20BAB%20II%20TINJAUAN
%20PUSTAKA.pdf
https://aepnurulhidayat.wordpress.com/2014/07/01/terminologi-medis-sistem-
respirasi/
https://www.coursehero.com/file/pc0g7t2/16-BAB-III-PENUTUP-31-
Kesimpulan-Dalam-sistem-pernapasan-oksigen-merupakan-hal/