Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

SISTEM RESPIRASI

Dewan Pengampu:
Ratih Kusuma Dewi, s.Kep., Ns., M.Biomed
Untuk Memenuhi Tugas Praktikum dari Mata Kuliah Anatomi Fisologi

Disusun Oleh:
DWINNA SASTRA MUTIA
(2111604115)

PROGAM STUDI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI


PROGAM SARJANA TERAPAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS’AISYIYAH YOGYAKARTA
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Parasitologi ialah ilmu berupa isi kajian tentang organisme (jasad hidup), yang
hidup di permukaan atau di dalam tubuh organisme lain dapat bersifat sementara
waktu atau selama hidupnya, dengan cara mengambil sebagian atau seluruh fasilitas
hidupnya. Dari organisme lain, hingga organisme lain tersebut dirugikan. Organisme
atau mahluk hidup yang menumpang disebut parasit. Organisme atau mahluk hidup
yang ditumpangi parasite biasanya berukuran lebih besar, disebut dengan Host atau
Hospes, dimana memberikan makanan dan perlindungan fisik terhadap parasit.
Parasit dapat berupa hewan atau tumbuhan yaitu virus, bakteri, jamur, protozoa,
cacing dan arthropoda. Parasit terdiri dari dua macam yaitu, endoparasit dan
ektoparasit. Endoparasit adalah parasit yang hidup di dalam tubuh inangnya.
Contohnya protozoa. Sedangkan ektoparasit yaitu parasit yang hidup pada bagian luar
inangnya. Contohnya insekta.
1.2 Tujuan

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Anatomi Fisiologi

1.3 Manfaat
 Mengetahui pengertian dari parasitologi serta klasifikasinya.
 Mengetahui pengertian dari protozoologi.
 Mengetahui pengertian dari helmintologi.
 Mengetahui pengertian dari entomologi

1.4 Tempat dan Waktu

 Hari/Tanggal: 25 Juni 2022


 Waktu: 19.00 sampai dengan selesai
 Tempat: Yogyakarta
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Parasit


Kata “parasit” berasal dari bahasa Yunani yaitu para yang bermakna di samping dan
sitos yang berarti makanan. Berdasarkan makna tersebut, maka parasit adalah
organisme yang kebutuhan makannya baik dalam seluruh daur hidupnya atau
sebagian dari daur hidupnya bergantung pada organisme lain. Organisme yang
memberikan makanan pada parasit disebut sebagai inang atau inang.
Salah satu kaidah Ekologi yang senantiasa terkait dengan parasit adalah kemampuan
penyebarannya (distribusi). Ke luar dari tubuh inang yang di infeksinya atau disebut
sebagai penyebaran, sangat diperlukan oleh organisme parasit karena merupakan
usaha untuk melestarikan keturunannya, melalui upaya menemukan dan menginfeksi
inang. Dalam hal menemukan dan menginfeksi inang, inangnya dapat berasal dari
jenis yang sama atau berbeda.
Dengan demikian, maka parasit atau tahap hidup bebas parasit akan dihadapkan pada
masalah yang berbeda harus ke luar dari tubuh inang yang semula diinfeksinya.
Antara lain: dalam menghadapi kondisi lingkungan luar yang sama sekali berbeda
dengan saat dia mendiami (memparasiti) inangnya. Kondisi lingkungan ini sangat
tidak ramah, sehingga peluang organisme parasit dalam menemukan dan menginfeksi
inang sangat rendah. Akibat selanjutnya, adalah tingkat kelulushidupan parasit juga
rendah. Dengan demikian, parasit harus mengembangkan suatu cara (strategi) agar
tingkat kelulushidupannya menjadi tinggi. Tingkat kelulushidupan yang tinggi
menjadi jaminan bagi kelestarian keturunannya.
Ada 2 jenis lingkungan yang harus dipertimbangkan parasit agar tingkat
kelulushidupan parasit menjadi tinggi. Hal yang pertama, adalah lingkungan mikro
dan kedua adalah lingkungan makro. Lingkungan mikro adalah kondisi pada dan atau
di dalam tubuh inang yang merupakan habitat bagi parasit, dan lingkungan makro
berupa kondisi di luar tubuh inang yang merupakan habitat bagi inang.
Di dalam lingkungan mikro, parasit harus mampu melakukan adaptasi terlebih dahulu
dengan mengatasi atau menghindari reaksi inang yang mencoba melawan dan
menghancurkannya. Lingkungan mikro ini dapat berupa lapisan terluar dari sel inang
(membran sel inang) atau di luar sel inang atau juga di dalam cairan tubuh ataupun di
dalam suatu matriks yang merupakan bahan penyusun jaringan dan organ inang.
Parasit yang tinggal sementara atau menetap pada lapisan terluar dari sel inang
(membran sel inang) disebut sebagai parasit intraseluler. Pada umumnya, parasit
intraseluler berukuran tubuh sangat kecil (mikroskopis) dan ukurannya lebih dibatasi
di dalam cairan tubuh ataupun di dalam suatu matriks yang merupakan bahan
penyusun jaringan dan organ inang, mempunyai ukuran tubuh berkisar dari ukuran
mikroskopis sampai makroskopis.
Adaptasi terhadap lingkungan mikro dan makro, menunjukkan bahwa organisme
parasit mempunyai kisaran parasitisme yang beragam. Parasitisme adalah hubungan
majemuk antara parasit dengan satu atau lebih inang dan lingkungannya. Hubungan
majemuk ini menyebabkan suatu parasit disebut sebagai parasit obligat, parasit
temporer, parasit fakultatif, dan parasit adaptif.
Parasit obligat adalah organisme yang seluruh atau sebagian besar daur hidupnya
bersifat parasitis. Parasit temporer merupakan organisme yang parasitis untuk
periode waktu tertentu, baik pada periode waktu makan atau reproduksi. Parasit
fakultatif yaitu organisme yang normalnya tidak bersifat parasitis namun secara
kebetulan dapat menjadi parasitis dalam organisme lain dalam waktu terbatas. Parasit
adaptif adalah organisme yang mempunyai kemampuan hidup baik sebagai tahap
hidup bebas atau sebagai organisme parasitis.
Hidup parasitis harus dibedakan dari hidup predatorisme (pemangsaan), dengan kata
lain parasitisme itu berbeda dari pemangsaan. Pemangsaan adalah perbuatan yang
selain berakibat merugikan juga menimbulkan kerusakan pada pihak lain secara
langsung, bahkan dapat sampai berakibat matinya organisme lain
Prinsip hidup suatu parasit nampaknya lebih moderat. Demi untuk kelangsungan
hidupnya maka parasit-parasit tidak berbuat yang menyebabkan matinya organisme
yang ditumpanginya, sebab jika organisme yang ditumpanginya mati maka parasit
yang bersangkutan pun ikut mati.
2.2 Hubungan Parasit dan Host
Parasit adalah organisme yang hidupnya menumpang (mengambil makanan dan
kebutuhan lainnya) dari makhluk hidup lain. Organisme yang ditumpangi atau
mendukung parasit disebut host atau inang atau tuan rumah. Parasitisme adalah
hubungan timbal balik antara satu organisme dengan organisme lain untuk
kelangsungan hidupnya, dimana salah satu organisme dirugikan oleh organisme
lainnya. Parasitologi medis adalah ilmu yang mempelajari tentang semua organisme
parasit pada manusia. Parasit yang termasuk dalam parasitologi medis ialah protozoa,
cacing, dan beberapa arthropoda. Menurut tempat hidupnya di tubuh manusia, parasit
dibedakan menjadi endoparasit dan ektoparasit.
1. Endoparasit adalah parasit yang hidup di dalam tubuh manusia, misalnya:
di dalam darah, otot dan usus, contohnya Plasmodium sp.
2. Ektoparasit adalah parasit yang hidup menempel pada bagian luar kulit dan
kadang-kadang masuk ke dalam jaringan di bawah kulit, misalnya Sarcoptes
scabei.
Sedangkan menurut tingkat ketergantungannya, parasit dibedakan menjadi obligat
parasit dan fakultatif parasit.
1. Obligat parasit adalah parasit yang tidak bisa hidup bila tidak menumpang
pada host, misalnya Plasmodium spp.
2. Fakultatif parasit adalah parasit yang dalam keadaan tertentu dapat hidup
sendiri di alam, tidak menumpang pada host, misalnya Strongyloides
stercoralis.
3. Parasit tidak permanen adalah parasit yang hidupnya berpindah-pindah
dalam satu tuan rumah ke tuan rumah yang lain. Contoh: nyamuk, kutu busuk.
Menurut derajad parasitisme, parasit dibagi menjadi:
1. Komensalisme adalah hubungan dimana suatu organisme mendapat
keuntungan dari jasad lain akan tetapi organisme tersebut tidak dirugikan.
2. Mutualisme adalah hubungan dua jenis organisme yang keduanya
mendapat keuntungan.
3. Simbiosis adalah hubungan permanen antara dua organisme dan tidak dapat
hidup terpisah.
4. Pemangsa (predator) adalah parasit yang membunuh terlebih dahulu
mangsanya dan kemudian memakannya.
Sebagian besar parasit yang hidup pada tubuh host tidak menyebabkan penyakit
(parasit non-patogen), namun dalam parasitologi medis kita akan fokus pada parasit
(patogen) yang menyebabkan penyakit pada manusia. Host (inang) adalah tempat
hidup parasit. Ada beberapa macam host, antara lain:
1. Host definitif yaitu host tempat parasit hidup tumbuh menjadi dewasa dan
berkembang biak secara seksual.
2. Host perantara adalah tempat parasit tumbuh menjadi bentuk infektif yang
siap ditukarkan kepada host (manusia).
3. Host reservoir adalah hewan yang mengandung parasit yang menjadi
sumber infeksi bagi manusia.
4. Host paratenik adalah hewan yang mengandung stadium infektif parasit,
dan stadium infektif ini dapat ditularkan menjadi dewasa pada host definitif.
Hubungan parasit dengan host dan menimbulkan gejala penyakit disebut infeksi.
Penyakit yang disebabkan oleh parasit disebut parasitosis. Vektor adalah spesies
(umumnya serangga) yang dapat menularkan parasit pada manusia dan hewan.
Setelah dijelaskan tentang berbagai jenis hubungan antara host dan parasit, berikut ini
akan diperlihatkan efek yang dibawa parasit ke host dan reaksi yang berkembang pada
tubuh host karena invasi parasit.
1. Pengaruh Parasit pada Host
Kerusakan yang dihasilkan parasit patogenik dalam jaringan host dapat dijelaskan
dalam dua cara berikut, yaitu:
a. Efek langsung parasit terhadap host
Cedera mekanik, dapat ditimbulkan oleh tekanan parasit akibat pertumbuhan
yang lebih besar, misalnya: kista hidatidosa menyebabkan penyumbatan
saluran efek merusak dari zat beracun pada Plasmodium falciparum,
menghasilkan zat beracun yang dapat menyebabkan kerasnya dan gejala
lainnya.
Pengambilan nutrisi, cairan, dan metabolit oleh parasit dapat menghasilkan
penyakit melalui persaingan dengan host untuk mendapatkan nutrisi.
b. Efek tidak langsung parasit pada host
Reaksi imunologis, kerusakan jaringan dapat disebabkan oleh respons
imunologi host, misalnya: sindrom nefritis setelah infeksi Plasmodium.
Proliferasi berlebihan dari jaringan tertentu karena invasi oleh beberapa parasit
dapat juga menyebabkan kerusakan jaringan pada manusia, misalnya fibrosis
hati setelah pengendapan ovum dari Schistosoma.
2.3 Penularan Parasit
Penularan parasit tergantung pada sumber atau reservoir infeksi, dan cara
penularannya.
a. Sumber infeksi
1) Manusia
Manusia merupakan sumber atau perantara terbesar infeksi parasitik
(contohnya taeniasis, amoebiasis, dan lain-lain). Suatu kondisi dimana infeksi
ditularkan dari satu orang ke orang lain disebut antroponisis.
2) Hewan
Dalam banyak penyakit parasit, hewan berperan sebagai sumber infeksi. Suatu
keadaan dimana infeksi ditularkan dari hewan ke manusia disebut zoonosis
(misalnya, hidatidiasis).
b. Cara Penularan
Penularan parasit dari satu host ke host yang lain, disebabkan oleh bentuk parasit
tertentu dikenal sebagai stadium infeksi. Stadium infeksi pada berbagai parasit
ditularkan dari satu host ke host yang lain dalam beberapa cara berikut:
1) Rute oral.
Konsumsi makanan, air, sayuran atau tempat yang terkontaminasi oleh
stadium infeksi parasit. Cara penularan ini pada beberapa parasit dikenal
sebagai rute fecal oral (misalnya kista Giardia intestinalis dan Entamoeba
histolytica, telur Ascaris lumbricoides, dan Trichuris trichura.
a) Mengkonsumsi daging mentah atau setengah matang.
Infeksi dapat ditularkan secara oral bila konsumsi daging mentah atau
setengah matang yang mengandung parasit infektif (misalnya: daging babi
mengandung selulosa cysticercus, tahap larva Taenia solium).
b) Mengkonsumsi ikan dan kepiting yang kurang matang atau mentah.
Infeksi juga dapat ditularkan dengan konsumsi ikan dan kepiting mentah atau
setengah matang yang mengandung stadium infektif parasit (misalnya:
kepiting mengandung stadium parasit infektif, kepiting atau udang air tawar
mengandung metasercaria Paragonimus westermani, ikan mengandung
metaserkaria Clonorchis sinensis, dan lain lain).
c) Mengkonsumsi air mentah atau belum matang.
Infeksi dapat ditularkan lewat makanan mentah atau air belum masak yang
menyembunyikan bentuk parasit infektif (misalnya: air kacang dada, dll
mengandung metaserkaria pada Fasciolopsis buski dan Fasciola hepatica).
2) Penetrasi kulit dan membran mukosa Infeksi ditransmisikan dengan:
a) Penetrasi kulit oleh larva filaria (filariformy larva) pada cacing tambang,
Strongyloides stercoralis yang kontak dengan tanah tercemar feces.
b) Tusukan kulit oleh serkaria pada Schistosoma japonicum, S. Mansoni,
dan S. haematobium yang kontak dengan air yang terinfeksi.
Bagian kulit yang dipenetrasi adalah bagian kulit yang tipis, misalnya:
di daerah jari jemari, kulit perianal, dan kulit perineum.
3) Inokulasi vektor arthropoda
Infeksi juga dapat ditularkan dengan inokulasi ke dalam darah melalui
nyamuk, seperti pada penyakit malaria dan filariasis.
4) Kontak seksual Trichomoniais dapat ditularkan melalui kontak
seksual.
Entamoebiasis dapat ditularkan melalui kontak seksual anal oral, seperti pada
kalangan homoseksual.
2.4 Parasitologi Medis
Dalam konsep parasitologi medis, setiap parasit penting dibahas tentang morfologi,
distribusi geografis, cara infeksi, siklus hidup, hubungan host/ parasit, patologi dan
manifestasi klinis infeksi, diagnosis laboratorium, pengobatan dan pencegahan/
tindakan pengendalian parasit. Berikut ini disajikan beberapa kriteria tersebut.
a. Morfologi
Morfologi meliputi ukuran, bentuk, warna dan posisi organel yang berbeda dalam
parasit pada berbagai tahap perkembangannya. Hal ini penting dalam diagnosis
laboratorium yang membantu untuk mengidentifikasi berbagai tahap pengembangan
dan membedakan antara patogen dan organisme komensal.
Contoh: Entamoeba histolytica dan Entamoeba coli
b. Distribusi Geografis
Beberapa dari parasit banyak ditemukan di daerah tropis. Distribusi parasit tergantung
pada:
1) Spesifisitas host, misalnya: Ancylostoma duodenale membutuhkan manusia
sebagai host, sementara Ancylostoma caninum membutuhkan anjing sebagai
host.
2) Kebiasaan makan, misalnya konsumsi daging mentah atau kurang matang
atau sayuran predisposisi Taeniasis.
3) Kemudahan parasit melarikan diri dari host, parasit yang dilepaskan dari
tubuh bersama dengan feses dan urin lebih cepat terdistribusi dibandingkan
parasit memerlukan vektor atau kontak cairan tubuh langsung untuk transmisi.
4) Kondisi lingkungan yang mendukung kelangsungan hidup di luar tubuh
host, yaitu suhu, keberadaan air, kelembaban, dan sebagainya.
5) Adanya host yang sesuai, parasit yang tidak memerlukan host perantara
(vektor) untuk penularan lebih luas didistribusikan daripada parasit yang
membutuhkan vektor.
c. Siklus hidup parasit
Siklus hidup adalah rute yang dilalui oleh parasit dari saat masuk ke host di dalam
host sampai ke luar dari host dan masuk kembali. Suatu parasit dapat melibatkan satu
host atau lebih, melibatkan satu atau lebih sebagai perantara (intermediate host).
Siklus hidup parasit terdiri dari dua fase utama, fase di dalam tubuh dan fase di luar
tubuh manusia. Siklus hidup parasit di dalam tubuh memberikan informasi tentang
gejala dan kelainan akibat infeksi parasit, serta metode diagnosis dan pemilihan obat
yang tepat. Siklus parasit di luar tubuh, memberikan informasi penting yang berkaitan
dengan epidemiologi, pencegahan, dan pengendalian.
d. Hubungan host-parasit
Infeksi parasit adalah masuknya dan perkembangan suatu parasit dalam tubuh.
Setelah parasit penyebab infeksi masuk ke dalam tubuh host, parasit bereaksi dengan
cara yang berbeda dan bisa mengakibatkan, antara lain:
1) status carrier-hubungan host-parasit yang sempurna di mana kerusakan
jaringan oleh parasit diseimbangkan dengan perbaikan jaringan host. Pada titik
ini parasit dan host hidup harmonis, yaitu mereka pada kesetimbangan, host
sebagai pembawa parasit.
2) Keadaan penyakit-penyakit terjadi akibat resistensi host yang rendah atau
patogenisitas parasit yang tinggi.
3) Penghancuran parasit-terjadi ketika resistensi host yang tinggi.
e. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium parasitologi dilaksanakan untuk penegakan diagnosis.
Spesimen yang dipilih untuk diagnosis laboratorium antara lain dapat berupa darah
(hapusan darah), feses, urin, sputum, biopsi, cairan urethra atau vagina tergantung
pada parasit penyebab.
f. Pencegahan (preventif)
Beberapa tindakan preventif dapat diambil untuk melawan setiap parasit penginfeksi
manusia. Tindakan ini dirancang untuk memutus rantai siklus penularan dan
merupakan hal yang sangat penting untuk keberhasilan pemberantasan penyakit oleh
parasit. Langkah-langkah tersebut meliputi:
1) Pengurangan sumber infeksi. Diagnosis dan pengobatan penyakit parasit
merupakan komponen penting dalam pencegahan terhadap penyebaran agen
penginfeksi.
2) Kontrol sanitasi air minuman dan makanan.
3) Pembuangan limbah yang tepat.
4) Penggunaan insektisida dan bahan kimia lain yang digunakan untuk
mengendalikan populasi vektor.
5) Pakaian pelindung yang mencegah vektor hinggap di permukaan tubuh dan
memasukkan patogen selama menghisap darah.
6) Kebersihan pribadi yang baik.
7) Menghindari praktek seksual yang tidak aman
2.5 Daur Hidup Parasit
Daur hidup parasit kebanyakan sangat majemuk. Untuk kelangsungan urutan
fenomena-fenomena hidup tersebut diperlukan persyaratan kondisi fisik dan biologis
yang optimum.
Daur hidup parasit pada umumnya dapat dibedakan menjadi 2 tipe, ialah tipe
langsung dan tipe tidak langsung. Cara infeksinya pun dapat dibedakan menjadi 2
macam, yaitu per os atau melalui mulut, tertelan bersama makanan atau minuman dan
per kutan atau melalui kulit.
Pada daur hidup tipe langsung, parasit hanya membutuhkan satu inang (inang), yaitu
inang definitif dan tidak memerlukan inang perantara. Parasit yang bersiklus
langsung, mempunyai atau mengalami bentuk mandiri. Di dalam fase bentuk mandiri
tersebut, parasit menyiapkan diri untuk menghasilkan bentuk atau stadium infektif.
Pada daur hidup tipe tidak langsung, parasit membutuhkan satu inang definitif
sebagai inang akhir, dan di samping itu diperlukan pula satu atau lebih inang
perantara. Di dalam tubuh inang perantara tersebut parasit tumbuh atau tumbuh dan
berbiak secara aseksual menjadi bentuk infektifnya, sedangkan di dalam tubuh inang
definitif, parasit tumbuh menjadi bentuk dewasa dan berbiak secara seksual. Baik
inang definitif ataupun inang perantara bagi masing-masing jenis parasit sangat
spesifik spesiesnya.
Hospes (inang) adalah organisme (manusia atau hewan) yang ditempati oleh
organisme lain yang bersifat parasit, di mana organisme kedua merugikan inang yang
ditumpanginya karena mengambil makanan. Sebagai contoh cacing gelang (Ascaris
lumbricoides) yang hidup di dalam usus manusia, maka manusia dapat disebut inang
dan cacing gelang (Ascaris lumbricoides) disebut sebagai parasit. Inang dapat
dibedakan menjadi berikut ini.

1. Inang Difinitif (Inang Definitif)


Inang difinitif adalah inang yang membantu hidupnya parasit dalam stadium
dewasa/stadium seksual. Sebagai contoh, bentuk dewasa cacing pita sapi (Taenia
saginata) yang hidup pada usus manusia maka manusia tersebut disebut inang
difinitif.

2. Inang Perantara (Inang Intermedier)


Inang perantara dapat juga disebut inang sementara atau inang intermedier. Inang
perantara adalah organisme yang dirugikan tetapi membantu hidup parasit dalam
bentuk belum dewasa/aseksual. Sebagai contoh Fasciola hepatica, bentuk belum
dewasanya adalah miracidium, sporokista, redia, dan cercaria. Stadium tersebut
berparasit dalam tubuh siput Lymnaea sp. Oleh sebab itu, siput tersebut disebut inang
perantara. Contoh lain adalah Taenia saginata, bentuk belum dewasa adalah larva
Cysticercus bovis yang terdapat pada daging sapi maka sapi merupakan inang
perantara untuk cacing pita sapi (Taenia saginata).
Pembagian inang menjadi inang definitif dan inang perantara tersebut disebabkan oleh
dalam siklus hidup suatu parasit memerlukan adanya 2 atau lebih inang yang berbeda
jenis. Masing-masing jenis inang tersebut membantu untuk siklus hidup parasit pada
stadium-stadium tertentu.
3. Inang Predileksi (Inang Predileksi)
Parasit di alam bebas menunjukkan kecenderungan atau kesenangan dalam
menyerang inangnya. Inang yang menjadi incaran utama tersebut disebut inang/inang
predileksi. Contoh Stomoxys calcitrans (lalat kandang) di alam bebas lebih menyukai
menghisap darah kuda daripada darah hewan lain. Lalat kandang dapat menyebabkan
penyakit surra. Akan tetapi, apabila di daerah tempat lalat itu hidup tidak banyak atau
tidak lagi terdapat kuda maka lalat kandang itu juga menghisap darah sapi atau kerbau
bahkan mamalia lain termasuk manusia. Seperti yang terjadi sekarang ini ada gejala
umum di suatu daerah di mana kuda sebagai alat pengangkut beban secara drastis
berkurang karena diganti dengan alat angkut bermotor. Sebagai akibatnya, terjadi
perubahan pola penyebaran penyakit surra baik musiman maupun geografis.

4. Inang Reservoir (Inang Reservoir)


Inang reservoir, yaitu inang
yang mengandung jenis
parasit yang sama dan
dapat ditularkan antara
manusia dan hewan
sehingga berkaitan dengan
zoonosis parasitik. Contoh
Entamoeba histolytica yang
merupakan parasit patogen
pada manusia juga dapat
ditemukan pada babi,
anjing dan kucing. Pada
umumnya reservoir itu
walaupun mengandung
parasit, tidak menunjukkan
gejala-gejala penyakit. Jadi,
babi, anjing dan kucing
yang mengandung
Entamoeba jarang yang
menunjukkan gejala
penyakit.
Selain inang atau inang, terkait dengan daur hidup parasit, dikenal adanya vektor.
Secara luas vektor berarti pembawa atau pengangkut, yaitu mengangkut agen
penyakit patogen baik virus, bakteri, rickettsiales ataupun hewan. Dalam bidang
parasitologi, vektor adalah hewan yang memindahkan parasit stadium infektif dari
penderita ke hewan/manusia penerima. Organisme yang berperan sebagai vektor
adalah Artropoda dan sebagian besar adalah insekta.
Berbagai jenis parasit, baik cacing maupun protozoa dapat berkembang dan
menyelesaikan sebagian dari hidupnya dalam tubuh Artropoda tertentu atau hanya
menggunakan sebagian tubuh Artropoda itu sebagai tempat tinggal sementara tanpa
mengalami perkembangan. Berdasarkan perkembangan parasit dalam tubuh
Artropoda tersebut maka vektor dapat dibedakan menjadi vektor mekanis dan
biologis.
a. Vektor mekanis
Adalah hewan pengangkut di mana parasit yang ada dalam tubuh vektor tersebut
tidak mengalami pertumbuhan dan perkembangbiakan. Vektor mekanis tersebut
biasanya tidak esensial untuk siklus hidupnya suatu parasit, tetapi penting untuk
penyebaran penyakit. Dalam tubuh vektor mekanis biasanya parasit telah mencapai
stadium infektif dan parasit tidak tinggal lama. Oleh karena itu, vektor mekanis
hanya semata-mata berfungsi sebagai pemindah.
Contohnya, lalat rumah (Musca domestica) yang membawa telur cacing parasit atau
kista dari suatu protozoa parasit. Protozoa tadi merupakan telur atau kista melekat
pada sayap, kaki atau seluruh tubuhnya. Ketika lalat hinggap pada makanan sehingga
meninggalkan agen penyakit tersebut pada makanan yang dihinggapinya. Kemudian,
apabila makanan tersebut termakan oleh manusia maka akan tertular oleh jenis-jenis
parasit tersebut.
b. Vektor biologis
Vektor biologis adalah hewan pengangkut, biasanya Artropoda penghisap darah,
yang mengangkut parasit patogen dan sebelum dipindahkan ke inang yang baru maka
patogen tersebut tumbuh dan berkembang biak. Contoh: Plasmodium sp. penyebab
malaria dalam tubuh nyamuk anopheles berkembang biak hingga mencapai stadium
infektif, yaitu sporozoit yang siap ditularkan ke dalam tubuh manusia. Vektor
biologis tersebut biasanya tertentu jenisnya bagi parasit jenis tertentu dan merupakan
sarana yang esensial bagi kelangsungan hidup parasit yang bersangkutan, sehingga
penyebaran geografis vektor biologis menentukan penyebaran geografis parasit.
Contoh, dahulu selesai perang saudara di Korea pernah diberitakan bahwa di
semenanjung Korea tersebut ditemukan penyakit tidur pada seorang ras Afrika
anggota tentara PBB yang bertugas di sana. Oleh karena di Korea tersebut tidak
terdapat lalat tse-tse maka penyakit tidur itu hilang dengan sendirinya.
Berdasarkan pengertian inang dan vektor, maka beberapa contoh daur hidup parasit
tipe langsung dan tidak langsung dapat dipelajari di bawah ini.
1) Daur Hidup Tipe Langsung
Daur hidup sebagian besar Nematoda parasit usus memiliki tipe langsung. Sebagai
contoh daur hidup Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, dan cacing tambang.
Telur cacing-cacing tersebut keluar bersama faeces (tinja) penderitanya. Telur
masing-masing cacing tersebut membutuhkan waktu tertentu untuk tumbuh menjadi
telur berlarva, di tanah yang lembab, terlindung dari sinar matahari secara langsung.
Telur yang berlarva tersebut merupakan stadium infektifnya bagi cacing A.
lumbricoides dan T. trichiura. Manusia (inang definitifnya) terinfeksi apabila
menelan stadium infektifnya, yaitu telur berlarva tersebut. Jadi, cara infeksi bagi
kedua cacing tersebut, yaitu perOS (melalui mulut), sedangkan bagi cacing tambang,
telur berlarva tersebut akan menetas, keluarlah larva rhabditiform yang selanjutnya
tumbuh menjadi larva filariform. Larva inilah merupakan bentuk infektifnya.
Manusia (inang definitif) akan terinfeksi apabila bersentuhan dengan larva filariform
(stadium infektifnya). Jadi, cara infeksinya perkutan (melalui kulit), larva dengan
cepat akan menembus kulit masuk ke dalam pembuluh darah yang selanjutnya
melanjutkan daur hidupnya di dalam tubuh manusia.
2) Daur Hidup Tipe Tidak Langsung
Sebagian besar Nematoda parasit darah dan jaringan, Cestoda dan Trematoda daur
hidupnya termasuk tipe tidak langsung. Daur hidup Nematoda tersebut hampir selalu
melibatkan vektor. Salah satu contoh daur hidup Wuchereria bancrofti yang dikenal
sebagai cacing filaria penyebab penyakit filariasis yang melibatkan nyamuk sebagai
vektornya. Manusia terinfeksi parasit tersebut melalui gigitan vektornya (nyamuk)
yang telah mengandung microfilaria infektifnya (larva infektif). Nyamuk dapat
mengandung larva tersebut, apabila telah menggigit penderita filariasis yang di dalam
darahnya masih mengandung microfilaria pralarva. Kemudian larva tersebut di dalam
tubuh vektornya mengalami pertumbuhan menjadi larva infektif yang siap
diinfeksikan ke dalam tubuh inangnya. Jadi, cara infeksinya ialah perkutan oleh
nyamuk vektornya

2.6 Klasifikasi Parasitologi Parasit


Protista termasuk eukaroit bersel tunggal mikroskopis yang dikenal sebagai protozoa.
Sebaliknya, cacing yang multiseluler memiliki jaringan yang dapat dibedakan dengan
baik dan organ kompleks merupakan animalia. Parasitologi medis umumnya
diklasifikasikan menjadi:
a. Protozoologi medik, berkaitan dengan studi protozoa yang penting secara medis.
 Protozoa
Parasit protozoa merupakan organisme dari sel tunggal yang secara morfologi dan
fungsional dapat melakukan semua fungsi kehidupan. Protozoa parasit memiliki
organ yang ditransformasi dari stadium aktif (trofozoit) ke tahap tidak aktif,
kehilangan daya motilitas dan membungkus dirinya sendiri dalam dinding kuat.
Tubuh protoplasma yang terbentuk dikenal sebagai stadium kista. Pada stadium
kista parasit kehilangan kekuatan untuk tumbuh dan berkembang biak. Kista
adalah stadium bertahan parasit dan stadium infektif bagi host manusia.

Protozoa diklasifikasikaan menjadi berdasarkan alat pergerakannya.


Klasifikasi ini meliputi: Rhizopoda (Amoeba), Flagelata (mastingopora), Ciliata
(Chiliopora), dan Sporozoa.
b. Helmintologi medik, berkaitan dengan studi parasit cacing yang mempengaruhi
manusia.
Parasit cacing merupakan hewan banyak sel, bilateral simetris, dan memiliki tiga
lapisan germinal. Parasit cacing yang penting bagi manusia dibagi menjadi tiga
kelompok utama dengan kekhususan kategori yang berbeda.

c. Entomologi medik, berkaitan dengan studi arthropoda yang menyebabkan atau


menularkan penyakit pada manusia.

 Arthropoda
Arthropoda merupakan kelompok terbesar dari spesies dalam kerajaan hewan.
Ditandai dengan memiliki tubuh bilateral simetris dan bersegmen dengan
pelengkap bersendi, memiliki exoskeleton keras, yang membantu membungkus
dan melindungi otot dan organ lainnya. Arthropoda mempengaruhi kesehatan
manusia, sebagai penyebab langsung penyakit atau pembawa penyebab untuk
penularan penyakit. Arthropoda yang penting bagi kesehatan ditemukan di kelas
Insecta, Arachnida, dan Crustacea yang memiliki ciri khas tersendiri. Penyakit
seperti malaria, yellow fever, dan trypanasomiasis ditularkan secara primer oleh
serangga.
BAB III
LATIHAN SOAL

Silahkan anda buat satu saja siklus hidup parasit yang bisa menyebabkan penyakit, namun
membutuhkan organisme lain untuk dapat menginfeksi atau 2 host.
Jawab:
Fasciola hepatica yang dikenal sebagai cacing parasit hati (cacing hati). Sebagai inang
perantara I adalah siput dari jenis Limnea dan Succina (inang perantara I utama) dan inang
perantara II berupa tanaman air. Inang definitif utama adalah domba, sedangkan manusia
dapat sebagai inang definitif kebetulan. Siput terinfeksi oleh stadium mirasidium dan di
dalam tubuh siput tumbuh dan berkembang biak menghasilkan cercaria. Cercaria akan
berenang-renang menuju ke tanaman air terutama pada daunnya, menginfeksi daun dan
tumbuh menjadi kista pada daun yang disebut metacercaria.
Domba ataupun manusia dapat terinfeksi apabila menelan tanaman air yang mengandung
metacercaria dalam keadaan mentah. Jadi, cara infeksi jenis trematoda ini adalah per-OS
(melalui mulut). Perlu diketahui pula bahwa sumber infeksi berasal dari faeces (tinja) domba
ataupun manusia penderita fascioliasis (penyakit cacing hati). Faeces tersebut mengandung
telur cacing, dan apabila jatuh di suatu perairan atau di persawahan, beberapa saat kemudian
(915 hari) telur menetas, dan mirasidium yang ke luar dari telur tersebut berenang-renang
mencari siput yang sesuai sebagai inang perantaranya, untuk mengadakan infeksi. Di dalam
tubuh siput tersebut terjadilah pertumbuhan dan pembiakan yang menghasilkan cercaria.
PENUTUP
KESIMPULAN

 Kata parasitologi berasal dari kata parasitos yang berarti jasad yang mengambil makanan,
dan logos yang berarti ilmu. Berdasarkan istilah, parasitologi adalah ilmu yang mempelajari
organisme yang hidup untuk sementara ataupun tetap di dalam atau pada permukaan
organisme lain untuk mengambil makanan sebagian atau seluruhnya dari organisme tersebut.
Protozoologi adalah ilmu yang berisi kajian tentang hewan bersel satu yang hidup sebagai
parasit pada manusia. Sedangkan protozoa adalah hewan bersel satu yang dapat hidup secara
mandiri atau berkelompok.
Helmintologi kedokteran adalah ilmu yang berisi kajian tentang parasit yang hidup pada
manusia yang berupa cacing. Berdasrkan taksonomi, parasit cacing yang hidup pada manusia
dibagi menjadi dua yaitu nemathelmintes dan Platyhelminthes.
Entomologi berasal dari dua kata Latin yaitu entomon bermakna serangga dan logos
bermakna ilmu pengetahuan. Jadi, entomologi kedokteran adalah ilmu yang berisi kajian
tentang serangga dan hewan yang termasuk filum Arthropoda yang mempunyai hubungan
dengan ilmu kedokteran serta bagaimana cara pemberantasannya.
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.ut.ac.id/4460/1/BIOL4424-M1.pdf
M. Hasyimi. 2010. Mikrobiologi parasitologi untuk mahasiswa keperawatan. Jakarta:TIM
MODUL BAHAN AJAR KEPERAWATAN.MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI
KEPERAWATAN.KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai