Anda di halaman 1dari 24

KONSEP DASAR

PARASITOLOGI

DIAH ATMARINA YULIANI, M. KES


TUJUAN PEMBELAJARAN PARASITOLOGI

Mengajarkan tentang siklus hidup parasit serta aspek epidemiologi penyakit yang
ditimbulkannya. Dengan mempelajari siklus hidup parasit, kita akan dapat
mengetahui bilamana dan bagaimana kita dapat terinfeksi oleh parasit, serta
bagaimana kemungkinan akibat yang dapat ditimbulkannya. Selanjutnya ditunjang
oleh pengetahuan epidemiologi penyakit, kita akan dapat menentukan cara
pencegahan dan pengendaliannya
DEFINISI PARASITOLOGI

PARASITOS : Jasad yang mengambil makanan

LOGOS : Ilmu
Ilmu yang mempelaari tentang jasad hidup untuk sementara
atau menetap pada/ di dalam jasad hidup lain dengan maksud
mengambil sebagian atau seluruh makanan dari jasad tersebut.
(parasitos= jasad yang mengambil makanan; logos= ilmu)
PARASITOLOGI KEDOKTERAN
Makhluk hidup  keluarga hewan (Animal Kingdom) dan keluarga tumbuhan
(Plant Kingdom).
Kehidupan organisme  lingkungan  fisik & biologik.
Lingkungan fisik  suhu, iklim, kelembaban udara, kondisi tanah, air dsb.
Organisme penumpang & merugikan  PARASIT
Organisme yang menjadi tuan rumah  HOSPES/HOST

Ilmu Parasitologi dalam bidang kedokteran dan kesehatan adalah


ilmu yang mempelajari parasit yang menghinggapi manusia dan
dapat menyebabkan penyakit dan kematian pada manusia.
• Medical Protozoology, ilmu yang mempelajari binatang bersel
satu (Protozoa) yang penting dalam bidang kedokteran.
• Medical Helminthology, ilmu yang mempelajari binatang dari
Phyllum Nemathelminthes (Cacing bulat) dan Phyllum
Platyhelmihthes (Cacing Pipih).
• Medical Entomology, ilmu yang mempelajari binatang dari
Phyllum Arthropoda (Binatang berbuku-buku).
Tetapi dengan adanya kemajuan ilmu, parasitologi kini terbatas
mempelajari organisme parasit yang tergolong hewan parasit,
meliputi: protozoa, helminthes, arthropoda dan insekta parasit,
baik yang zoonosis ataupun anthroponosis.
Dalam Parasitologi Kebidanan, yang paling penting dipelajari
adalah Zooparasit yang terdiri dari:
Protozoologi : ilmu yang berisi kajian tentang
Protozoa (Filum Protozoa).
Helmintologi : ilmu yang berisi kajian tentang cacing.
1. Filum Nemathelminthes
2. Filum Platyhelminthes
Entomologi : ilmu yang berisi kajian tentang serangga
(Filum Arthropods).
HAL-HAL POKOK YANG DIPELAJARI DALAM
PARASITOLOGI
1. Uraian singkat tentang parasit termasuk sejarah dan
penyebaran geografisnya.
2. Morfologi dan siklus hidup.
3. Habitatnya.
4. Mekanisme transmisinya termasuk peranan hospes reservoir.
5. Patologi atau gangguan-gangguan lain yang timbul akibat
adanya parasit dalam tubuh hospes beserta gejala-gejalanya.
6. Cara mendeteksi atau mendiagnosa serta mengobatinya.
7. Usaha-usaha pencegahan
1. Uraian singkat tentang parasit Sejarah penemuan parasit, kapan, oleh siapa,
dimana parasit tersebut banyak ditemukan, beberapa hal lain.

Parasit adalah organisme yang hidupnya dapat menyesuaikan diri dengan


inangnya, sangat tergantung pada inangnya sebagai habitat dan pemberi
makannya dan merugikan organisme yang ditempelinya (inang) .
2. Morfologi dan siklus hidup
Membicarakan tahap-tahap pertumbuhan atau perkem- bangan parasit.
Misalnya Cacing : Cacing dewasa  kawin  telur  larva  dewasa
Protozoa: Trofosoit  kista  trofosoit.
Pengetahuan tentang siklus hidup sangat penting  patogenesa timbulnya
penyakit s/d tindakan/ usaha-usaha pengobatan dan pemberantasannya.
3. Habitat
Organ atau bagian tubuh dari hospes  tempat tinggal yang paling sesuai bagi
parasit dewasa.
Parasit masuk tubuh hospes lewat jalan masuk (portal of entry atau port
d'entry)  tiba di habitatnya dan tumbuh menjadi dewasa.
Kelainan primer tergantung dimana parasit tsb tinggal.
4. Mekanisne transmisi dan peranan hospes reservoir
Penularan  berpindahnya stadium infektif parasit dari satu hospes ke hospes yang
lain. Masuk  portal of entry, keluar  portal of extry. Cara perpindahan yang
tertentu  mode of transmission.
a. Mulut (per oral)
Contoh : Telur Ascaris lumbricoides.
b. Kulit atau membrana mukosa (per cutan). Contoh: Filariform larva dari pada
Hook worm. Plasmadium.
c. Organ genitalia.
Contoh: Trichomonas vaginalis
d. Saluran napas/hidung (per inhalasi).
Contoh: Enterobius vermicularis.
e. Placenta.
Contoh: Toxoplasma Plasmodium
Sumber infeksi  mahluk hidup dan benda mati.
• Mahluk hidup sebagai sumber infeksi
1. Manusia.
- Pada umumnya penderita sendiri.
- Healthy carrier/Convalescent carrier
2. Binatang.
- Binatang piaraan atau binatang buas mis kucing, anjing, harimau, tikus,
reservoir host dll.
- Serangga penghisap darah misalnya nyamuk.
* Benda mati, misal tanah, air, sayuran/buah-buahan yang tercemar, pakaian
penderita, dll.
5. Patologi dan simtomatologi
Parasit masuk tubuh hospes  proses perusak- an/patologis  gejala
sangat tergantung keadaan hospes dan parasitnya
Penyakit parasit kurang diperhatikan
 Gejalanya sering tidak nyata, dianggap tidak berbahaya.
 Bersifat khronis  keseimbangan antara hospes dengan parasit 
penderita nampak sehat-sehat.
Misalnya: Ascariasis  mayoritas diderita anak-anak atau Infeksi Cacing
tambang  dapat melakukan kegi- atannya sehari-hari tanpa gangguan,
padahal  infeksi cacing  gangguan gizi,  penurunan daya pikir atau
kecerdasan anak dan produktifitas kerja.
6. Diagnosa dan pengobatan
Perlu pemeriksaan laboratorium  bahan tergantung jenis dan habitat parasit
misalnya, Tinja, Urine, Darah, Sputum, Jaringan, dll.
7. Pencegahan secara massal maupun perorangan. Usaha-usaha pemeliharaan
kesehatan lingkungan maupun perorangan  hak dan tanggung jawab setiap tenaga
kesehatan  perlu dipelajari cara-cara yang efektif dan praktis tentang pencegahan
terjadinya penyakit-penyakit parasit Pencegahan dapat dilakukan  memutus mata
rantai dari siklus hidup.
Pengobatan termasuk dalam program pencegahan.
PENYAKIT PARASIT YANG MENJADI MASALAH
KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA

 Malaria
 Toksoplasmosis
 Penyakit yang disebabkan oleh cacing yang ditularkan melalui
tanah
 Filariasis
 Mikosis superfisialis (penyakit infeksi mukokutaneus oleh
jamur)
HUBUNGAN PARASIT DENGAN INANG DAN INFEKSI

Hubungan mikroorganisme dan infeksi tidak terlepas dari hubungan


antara organisme sebagai tuan rumah dan mikroorganisme sebagai
penumpang.
Yang pertama biasa disebut inang (host) dan yang kedua
dinamakan parasit karena mendapat perlindungan atau makanan dari
tuan rumahnya. Bentuk hubungan dari tiap jenis tumbuhan atau hewan
dengan organisme lain dalam keadaan alamiah bermacam-macam, dari
yang bersifat letal,antagonisme mutual atau antibiosis sampai
bersifat saling tidak acuh atau netralisme.
DARI HUBUNGAN YANG TERJADI ANTARA PARASIT DAN HOSPES
DAPAT TERJADI HUBUNGAN-HUBUNGAN YANG DISEBUT SEBAGAI:

- Parasitisme:
Hubungan dua organisme, yang satu di antaranya mendapat keuntungan dan yang lain
dirugikan.
- Mutualisme.
Hubungan dua organisme yang kedua organisme ini saling mendapat keuntungan satu
sama lain.
- Komensalisme:
Hubungan dua organisme, yang satu organisme diuntungkan dan yang lain tidak
dirugikan dan tidak diuntungkan.
- Simbiosis:
Hubungan permanen antara dua organisme, dimana kedua belah pihak saling
menguntungkan dan tidak bisa hidup sendiri-sendiri atau tidak dapat hidup terpisah.
HUBUNGAN PARASIT DENGAN INANG

Suatu organisme untuk menjalankan parasitisme secara baik harus sanggup hidup
didalam atau pada inang tanpa menimbulkan reaksi pada inang untuk
mempertahankan diri, reaksi ini tidak dapat diatasi oleh parasit itu. Jika dalam
hubungan ini tidak tampak kerusakan yang berarti pada inang, maka hubungan ini
dapat dipandang sebagai komensalisme dan bentuk hubungan semacam ini yang
paling biasa ditemukan pada hubungan antara manusia dan mikroorganisme.
Jika inang memberikan reaksi yang keras karena masuknya parasit
tersebut, maka dapat terjadi tiga kemungkinan sebagai jalan ke luar dari
hubungan itu (a) Parasit dapat terbunuh atau dikeluarkan, (b) Inangnya
terbunuh, (c) Sifat invasi & patogenesis dari parasit dengan mekanisme
pertahanan inang mencapai keseimbangan.
Dalam hal yang disebut terakhir, parasit dan inang hidup dalam
“koeksistensi damai” atau dalam keadaan “gencatan senjata”. Jika
keseimbangan ini terganggu masing-masing merupakan “aggressor yang
potensial” bagi yang lain.
Infeksi terjadi bila parasit sanggup menyusup atau melalui batas
pertahanan inang dan hidup didalamnya. Infeksi tidak selalu harus
menghasilkan penyakit. Jika pada inang itu jelas tampak dan dirasakan
adanya kerusakan oleh parasit itu, terjadilah penyakit dan parasit ini
disebut patogen primer.
Suatu parasit dapat langsung menyusup atau menembus mekanisme
pertahanan normal suatu badan yang sensitif dan sehat serta
menimbulkan suatu infeksi, tanpa bantuan apa-apa.
Ada pula yang hanya dapat melalui mekanisme pertahanan normal itu
karena alat pertahanan itu telah lebih dahulu dirusak oleh sebab lain,
sehingga parasit menggunakan kesempatan ini (oportunis)
menginfeksi inang (tua usia, luka, lama menderita sakit keracunan).
Dalam hal ini parasit itu disebut patogen sekunder, misalnya
stafilokokus yang normal ditemukan dalam hidung dan kulit orang
sehat. Jika organisme ini dapat kesempatan masuk kedalam aliran
darah atau jaringan dalam, dapat menghasilkan infeksi yang serius.
Dalam hubungan inang-parasit, tidak berarti bahwa parasit ini harus selalu merusak
inang. Sebaliknya banyak interaksi antara inang-parasit tidak menghasilkan penyakit,
jadi infeksi itu tetap laten atau biasa disebut infeksi subklinis.
Hubungan antara parasit dan inang ditentukan oleh kedua pihak, dari parasite
menginginkan tempat hidup dan merusak inang dan inangnya sendiri berusaha
dengan segala mekanisme pertahanannya untuk melawan proses tersebut.
Diantara sifat-sifat yang dibawa parasit itu ialah infektivitas, daya invasi, patogenesis,
dan toksigenitas. Jika kerusakan yang ditimbulkan oleh parasit itu sudah cukup besar
maka menimbulkan gangguan pada inang sehingga timbul apa yang
dinamakan penyakit.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai