Anda di halaman 1dari 213

ENTOMOLOGI

Pendahuluan

APA PARASITOLOGI
Parasitologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jasad renik yang hidup untuk sementara
atau menetap, di dalam atau pada permukaan jasad lain dengan maksud untuk mengambil
makanan sebagian atau seluruhnya dari jasad lain tersebut.

PARASITOS (Yunani) = Jasad yang mengambil makanan


Logos = Ilmu

HOSPES = Jasad yang mengandung parasit


RUANG LINGKUP PARASITOLOGI
1. PARASITOLOGI I (ENTOMOLOGI)  SERANGGA
2. PARASITOLOGI II (HELMINTHOLOGI)  CACING
3. PARASITOLOGI III (PROTOZOA)  PROTOZOA
MENGAPA PARASITOLOGI
SERANGGA  VEKTOR PENYAKIT  PENYAKIT KARENA
SERANGGA
- VEKTOR DEMAM BERDARAH DENGUE (Aedes sp)
Palembang merupakan daerah dengan insidens DBD yang tinggi, tak jarang memakan
korban jiwa.
- VEKTOR PENYAKIT MALARIA (Anopheles sp) WHO:
Malaria merupakan penyakit paling serius di daerah tropis. Di Indonesia angka kematian
(Mortality Rate) karena malaria mencapai 23,9 per 100.000 penduduk.
- SKABIES (Sarcoptes scabiei)
CACING
y Prevalensi penyakit cacing di Indonesia mencapai 60-90%. Rata-rata 70%
penduduk Indonesia menyimpan cacing di dalam perutnya.

PROTOZOA
 MALARIA  TOXOPLASMA
 AMOEBA  Trichomonas vaginalis
PEMBAGIAN PARASIT BERDASARKAN JASADNYA
1. ZOOPARASIT : Parasit yang berupa hewan, terdiri dari:
a. Protozoa : Hewan yang bersel satu
b. Metazoa : Hewan yang bersek banyak
Contoh: Helminthes (Cacing), Arthropoda
(Serangga)
2. FITOPARASIT : Parasit yang berupa tumbuh-tumbuhan
a. Bakteri
b. Fungus (Jamur)
3. SPIROCHAETA DAN VIRUS
PEMBAGIAN PARASIT BERDASARKAN HOSPESNYA
1. ANIMAL PARASITE : Parasit yang menyerang hewan
2. PLANT PARASITE : Parasit yang menyerang tumbuhan
3. MEDICAL PARASITE : Parasit yang menyerang manusia
SIFAT-SIFAT PARASIT
1. Berdasarkan TEMPAT HIDUP
a. EKTOPARASIT (Infestasi) : Parasit yang hidup di luar tubuh hospes.
Contoh: Kutu (Pediculus humanus capitis)
b. ENDOPARASIT (Infeksi) : Parasit yang hidup di dalam tubuh hospes.
Contoh: Cacing (Ascaris lumbricoides, H. diminuta)
2. Berdasarkan KETERGANTUNGAN AKAN HOSPES
a. OBLIGAT : berdiam secara tetap pada tubuh hospes dan seluruh hidupnya
tergantung kepada hospes (tidak dapat hidup tanpa hospes.
Contoh: Cacing perut, Tuma kepala
b. FAKULTATIF : dapat hidup bebas dan dapat parasit (dapat hidup tanpa
hospes).
Contoh: Nyamuk
3. Berdasarkan JUMLAH HOSPES YANG DIHINGGAPI
a. MONOKSEN : Parasit hanya dapat hidup pada satu macam hospes.
Contoh: Cacing gelang
b. POLIKSEN : Parasit yang dapat hidup lebih dari satu macam hospes.
Contoh: Serangga, Mikrofilaria
4. Berdasarkan LAMANYA MENETAP DALAM TUBUH HOSPES
a. TEMPORER : Parasit yang hidup bebas dan sewaktu-waktu mencari
hospes untuk mendapat makanan.
Contoh: Nyamuk, Lalat
b. PERMANEN : Parasit yang hidup pada tubuh hospes sejak larva
sampai dewasa.
Contoh: Cacing
PARASIT PARASIT INSIDENTAL :
Parasit yang secara kebetulan bersarang pada suatu hospes yang biasanya tidak
dihinggapinya.
PSEUDOPARASIT : Suatu Artefak yang disangka parasit.
PARASIT KOPRZOIK: Suatu spesies asing yang melewati
tractus digestivus tanpa menyebabkan
infeksi pada manusia.
MACAM-MACAM HOSPES
1. Hospes definitif : hospes tempat hidup parasit, tumbuh menjadi dewasa dan
berkembang biak secara seksual.
Contoh: cacing
2. Hospes perantara : hospes tempat parasit tumbuh menjadi bentuk infektif dan siap
ditularkan ke hospes lainnya.
Contoh: udang, ikan, keong
3. Hospes reservoir : hewan yang mengandung parasit dan menjadi sumber penularan bagi
manusia.
Contoh: babi, ikan, sapi
4. Hospes paratenik : hewan yang mengandung stadium infektif tanpa menjadi dewasa
dan dapat ditularkan kepada hospes lainnya. Contoh: Keong
VEKTOR  Jasad (biasanya serangga) yang dapat menularkan parasit pada manusia dan
hewan.
contoh: Nyamuk
ZOONOSIS  Penyakit yang dapat ditularkan kepada manusia.
Contoh: Balantidiosis, penyakit babi yang ditularkan oleh Balantidium coli, dan
sesekali menyerang manusia
KLASIFIKASI PARASIT
Parasit digolong-golongkan secara bertingkat mengikuti International Code of Zoological
Nomenclature. Tiap parasit digolongkan ke dalam:
FILUM – KELAS – ORDO – FAMILI – GENUS – SPESIES
Kadang digunakan pembagian lebih lanjut seperti SUBORDO, SUPERFAMILI, SUBSPESIES.
Nama famili berakhiran “idea”, superfamili “iodea” dan subfamily berakhiran “inae”.
PENULISAN NAMA PARASIT
Secara ilmiah nama parasit menggunakan Bahasa Latin.
Untuk nama spesies biasanya dipakai dua patah kata.
Misalnya: Anopheles acomitus
Kelas : Insekta
Ordo : Diptera
Famili : Colicidae
Genus : Anopheles
Spesies : Anopheles acomitus
Penyakit parasit yang merupakan masalah kesehatan
masyarakat di Indonesia adalah:
1. Malaria
2. Filariasis, penyakit kaki gajah
3. Penyakit yg disebabkan oleh “Soil transmitted helmisths”
diantaranya askariasis, ankilostomiasis dan trikuriasis
4. Amebiasis
5. Mikosis siperficial
ENTOMOLOGI
PENDAHULUAN
Definisi
Entomologi
Entomologi Kedokteran
Entomologi Kesehatan Masyarakat

Entomologi
(Entomos = serangga; logos, logi = ilmu)
Adalah ilmu yang mempelajari tentang segala sesuatu yang berkenaan dengan
binatang beruas (arthropoda) pada umumnya dan serangga (insecta) pada khususnya.
Entomologi = arthropodologi = ilmu tentang serangga
Entomologi Kedokteran (Medical Entomology) :
Adalah ilmu yang mempelajari tentang vektor, penyakit dan kelainan yang
disebabkan oleh serangga.
(FKUI, 1988)

Entomologi Kedokteran (Medical Entomology


Adalah suatu cabang ilmu kedokteran yang mempelajari tentang arthropoda yang
dapat menjadi penyebab langsung dari berbagai macam penyakit pada manusia
atau menjadi penular mikroorganisme penyebab penyakit dari seorang penderita
kepada manusia lainnya yang sehat.
(FK UNAIR, 1990)
Entomologi Kesehatan Masyarakat
(Public Health Entomology):
Adalah ilmu yang mempelajari tentang serangga (hexapoda/ insecta)
dan binatang-binatang yang termasuk phylum arthropoda yang
berhubungan dengan kesehatan, pengendalian serta pemberantasannya.
(FKM UNDIP, 1990)
Mengapa disebut Entomologi Kesehatan Masyarakat?
1. Entomologi Kesehatan Masyarakat mengkaji serangga khususnya dan Phylum
Arthropoda pada umumnya yang berhubungan penting dengan bidang kesehatan
(menyebabkan sakit, menularkan penyakit)& upaya pencegahan, pengendalian
pemberantasannya.
2. Banyak jenis serangga /Arthropoda yang hidup dan tinggal bersama atau berdekatan
dengan manusia (domestikasi) sehingga mengganggu kenyamanan, merugikan dan
merusak bahan makanan serta peralatan.
3. Jenis serangga / Arthropoda tertentu sering menyebabkan keraguan dan kesangsian
pada masyarakat, apakah jenis serangga tersebut berbahaya ataukah tidak?
Bagaimanakah hubungannya dengan penyakit ataupun kesehatan manusia?
4. Serangga/ Arthropoda merupakan bagian dari “faktor lingkungan” yang esensial dalam
epidemiologi penyakit menular ataupun penyakit tropik (tropical disease).
ISTILAH – ISTILAH
1. Parasit : ialah suatu jenis organisme yang hidup dengan jalan menumpang dan mengambil
sebagian atau seluruh kebutuhan hidupnya (makannya) dari organisme lain.
2. Parasitisme : ialah merupakan bentuk hubungan timbal balik antara suatu spesies
dengan spesies lain untuk kelangsungan
hidupnya, sedangkan salah satu spesies merugikan sepsies lainnya.
3. Infeksi : terjadi bila parasit masuk ke dalam tubuh hospes dan kemudian hidup serta
merugikan hospesnya itu. Dalam hal ini parasit bersifat sebagai endoparasit.
4. Infestasi: tejadi bila parasit hidup pada permukaan kulit hospes dan kemudian hidup
merugikan hospes yang ditempatinya itu. (bersifat sebagai ektoparasit).
5. Myiasis: Kelainan (patologik) pada jaringan manusia atau hewan yang dihinggapi belatung
lalat.
PENGARUH SERANGGA
DALAM KESEHATAN MASYARAKAT
Arthropoda (serangga) mempunyai pengaruh besar dalam kesehatan
Masyarakat karena:
1. Serangga menyebabkan gangguan langsung dan menyebabkan
penyakit, sebagai parasit pada manusia.
2. Serangga mampu menularkan penyakit, sebagai vektor penyakit pada manusia.
3. Serangga berlaku sebagai hospes perantara (intermediate host)
berbagai parasit manusia.
ENTOMOLOGI KEDOKTERAN
 Ilmu yang mempelajari tentang vector, penyakit dan kelainan yang disebabkan
oleh serangga (=entomon)
MORFOLOGI UMUM ARTHROPODA:
Serangga mempunyai 4 tanda jelas:
1. Mempunyai bentuk badan yang kanan-kiri bilateral simetrik
2. Badan beruas-ruas
3. Umbai-umbai beruas
Umbai akan tumbuh sesuai fungsinya:
a. Pada kepala  Antena dan Mandibula
b. Pada thorax  Kaki dan Sayap
c. Pada abdomen  Kaki pengayuh
4. Eksoskelet (Chitin yang mengeras pada bagian tertentu di luar
tubuh)
Fungsi eksoskelet:
 Penguat tubuh
 Pelindung alat dalam
 Tempat melekat otot
 Regulasi penguapan air
 Meneruskan rangsang eksternal
 Serangga mempunyai system pencernaan, respirasi (insang/trachea),
saraf, peredaran darah, reproduksi.
 Pada Arthropoda:
Pertumbuhan lebih besar (Hormon Juvenile)  eksoskelet terdesak & pecah 
Pengelupasan kulit/Ecdysis (Hormon Ecdyson)
ö Selama pertumbuhannya, serangga mengalami perubahan bentuk yang disebut
METAMORFOSIS, yaitu:
1. Metamorfosis sempurna/lengkap
TELUR – LARVA – PUPA – DEWASA
(Beda morfologi dan biologi jelas)
2. Metamorfosis tidak sempurna/tidak lengkap
TELUR – LARVA – NIMFA – DEWASA
(Muda dewasa hampir sama)
PERANAN ARTHROPODA DALAM ILMU KEDOKTERAN:
1. Menularkan penyakit (Vektor, Hospes perantara)
2. Menyebabkan gangguan parasit
3. Menimbulkan kelainan karena toksin yang dikeluarkan
4. Menyebabkan alergi pada orang yang rentan
5. Menimbulkan Entomofobia (Rasa takut yang berlebihan
pada serangga)
Ad.1. MENULARKAN PENYAKIT (VEKTOR, HOSPES
PERANTARA)
I. Secara mekanik
Berlangsung dari penderita ke orang lain dengan perantaraan bagian luar tubuh serangga
(kaki, badan) tanpa melalui pertumbuhan atau pembiakan.
Contoh: Tinja (Telur Cacing, Bakteri usus)  alat tubuh serangga (lalat) 
makanan
II II. Secara Biologik
• Dilakukan setelah parasit yang dihisap serangga (Vector) mengalami proses
biologik dalam tubuh vektor. Ada 4 macam yaitu:
a. Penularan PROPAGATIF
╚ Didahului oleh Pembiakan parasit (membelah diri→banyak) dalam tubuh vektor.
Contoh: Tikus→Vektor (Pijal tikus=Xenopsylla cheopis)→Pasteurella
pestis→Manusia (Pest)
b. Penularan SIKLIKO-PROPAGATIF
╚ Didahului oleh pertumbuhan (berubah bentuk) dan pembiakan parasit dalam
vektor.
Contoh: Manusia (sakit malaria) → Anopheles (Plasmoium
falciparum) → Manusia sehat
c. Penularan SIKLIKO-DEVELOPMENTAL
╚ didahului perubahan parasit menjadi bentuk infektif
Contoh: Manusia (sakit filaria)→Culex(mikrofilaria→Wucheria
bancrofti) → Manusia sehat
d. Penularan TRANSOVARIAN/HEREDITER
╚ Generasi yang terinfeksi menularkan pada generasi II yang
bisa menginfeksi manusia
Contoh: Tikus (Rickettsia tsutsugamushi) → L1 (Tungau Trombicula) → N1 → D1 → T2 → L2
→ Manusia (Scrub typhus)
Ad.2. MENYEBABKAN GANGGUAN PARASIT
a. Dasar Habitat pada manusia
Endoparasit → Parasit yang hidup/mengembara di dalam jaringan tubuh
Contoh: Larva lalat penyebab miasis
Ektoparasit → Parasit yang hidupnya pada permukaan luar
tubuh hospes
Contoh: Tuma, Pinjal, Nyamuk
b. Lama Hidup pada Hospes
Permanen → seluruh/sebagian besar hidupnya ada pada 1 hospes
Contoh: Tuma pada manusia, Pinjal pada binatang
Periodik → hidupnya berpindah2 dari 1hospes ke hospes lain
Contoh: Nyamuk
Ad.3. MENIMBULKAN KELAINAN KARENA TOKSIN YANG DIKELUARKAN
Toksin masuk tubuh dengan cara:
1. Kontak langsung (ulat) 3. Sengatan (lebah)
2. Gigitan (laba-laba) 4. Tusukan (triatoma)
Toksin serangga dapat menyebabkan gejala setempat atau gejala umum:
1. Gatal, urtikaria (nyamuk, kutu busuk)
2. Hemolisis (kalajengking)
3. Perdarahan (lebah)
4. Gangguan saraf (kalajengking)
Ad.4. MENYEBABKAN ALERGI PADA ORANG YANG RENTAN
1. Tungau debu (Dermatophagoides) → asthma
2. Gigitan nyamuk → gatal

Ad.5. MENIMBULKAN ENTOMOFOBIA


1. Serangga dapat menimbulkan rasa ngeri, rasa takut karena bentuk serangga yang
dilihatnya. Gangguan pikiran akibat mengkhayalkan penyakit yang mungkin timbul.
Bila gangguan ini berlangsung lama disebut entomofobia.
2. Perubahan kebiasaan (Memakai kelambu)
KLASIFIKASI ARTHROPODA
A. Berdasarkan pentingnya perannya dalam kedokteran (Ini yang
dipakai)
1. Kelas Crustacea 4. Kelas Arachnida
2. Kelas Diplopoda 5. Kelas Insecta
3. Kelas Chilopoda
B. Menurut Harold W. Brown
1. Onychophora 4. Arachnida
2. Myriapoda 5. Insecta
3. Crustacea
C. Menurut Craig and Faust’s
1. Superkelas Crustacea
- Kelas Eucrustacea
- Subkelas Copepoda
- Ordo Decapoda
2. Kelas Diplopoda
3. Kelas Chilopoda
4. Kelas Arachnida
5. Kelas Insecta
1 KELAS CRUSTACEA
MORFOLOGI:
1. Tubuh terdiri dari Cephalothorax dan Abdomen
2. Mempunyai 2 pasang antenna
3. Mempunyai 5 pasang kaki
SIKLUS HIDUP:
Metamorfosis Tidak Lengkap
[Telur → Larva (3x Ecdysis) → Nympha → Dewasa]
HABITAT : Air tawar/air laut
ORDO : A. ORDO COPEPODA
B. ORDO DECAPODA
A. ORDO COPEPODA
Yang paling penting dalam ilmu kedokteran: Genus Cyclops dan Genus Diaptomus
MORFOLOGI:
1. 2 pasang antenna
2. 5 pasang kaki untuk berenang
3. pada betina terdapat kantung telur di kanan kiri abdomennya
Beda Genus Cyclops dan Genus Diaptomus:
Cyclops : - Bentuk lonjong piriform
- Antena 2 pasang lebih pendek dari cephalothorax
Diaptomus : - Bentuk lonjong memanjang
- Antena 2 pasangan, 1 pasang > dari cephalothorax
PDIK : Sebagai Hospes perantara dari:
Cyclops sternuus : Cacing Diphyllobothrium latum (Eropa)
Cyclops spp : Cacing Guathostoma spinigerum (Indonesia)
Cacing Dracunculus medinensis (India)
Diaptomus gracilis: Cacing Diphyllobothrium latum (Eropa)
A. ORDO DECAPODA
Yang paling penting dalam ilmu kedokteran:
1. Genus Potamon (Ketam) 2. Genus Cambarus (Udang)
MORFOLOGI:
1. Cephalothorax ditutupi oleh “Carapace” yang keras
2. Abdomen melipat ke arah ventral
3. Pada Potamon 5 pasang kaki untuk berjalan/mengayuh
Pada Cambarus kaki pada cephalothorax untuk berjalan dan pada
abdomen untuk mengayuh
4. Pasangan kaki 1 menjadi alat penjepit
5. Lipatan abdomen: ♀ agak membulat, ♂ agak meruncing
PDIK :
Potamon dehaani & Cambarus virilis yang hidup di air tawar
╚ Hospes perantara II cacing Paragonimus westermanii
Ketam darat (Cardisoma, Birgus) & Udang air tawar
╚ Larva infektif cacing paru2 tikus (Angiostrongylus cantonensis)

Potamon spp. Cambarus spp.


Crayfish cambarus
1. KELAS DIPLOPODA (Lengkibang/Millipedes)
MORFOLOGI :
# Tubuh terdiri atas:
a. Kepala →Terdapat 1 pasang antena
b. Badan beruas →Setiap ruas terdapat 2 psg kaki
# Bentuk bulat panjang
SIKLUS HIDUP : Metamorfosis Tidak Lengkap
TELUR - LARVA – NIMPA – DEWASA

HABITAT : Tanah lembab dan banyak bahan organik


PDIK : @ Dermatitis kontak
@ Julus sp & Fontaria virginensis →
HP → H. diminuta
2. KELAS CHILOPODA (Kelabang/Centipedes)
MORFOLOGI :
- Tubuh tdd: a. Kepala → Terdapat 1 pasang antena
b.Badan beruas → tiap ruas 1 psg kaki, ruas 1 terdapat poison
claw yg berhubungan dngn kelenjar racun
- Bentuk panjang pipih dorsoventral, Panjang: 5-23 cm
SIKLUS HIDUP : Metamorfosis Tidak Lengkap
HABITAT : + Daerah lembab di bawah kayu dan batu, sampah
+ Makanan insekta dan binatang kecil
PDIK :
♦Kelabang daerah dingin→ gigitan lemah tak menembus kulit
♦Kelabang daerah tropik→menyebabkan perdarahan dan nekrosis
╙ Genus Scolopendra
2. KELAS ARACHNIDA

ORDO SUPERFAMILI FAMILI GENUS SPECIES

Centruroides
I. Scorpionida - -
-
Buthus

L. mactans
II. Aranea (Araneida) - -
Latrodectus
L. lacta
Loxosceles

Dermacentor D.andersonii
1. Ixodidae
III. Acarina (Sengkenit) Ixodoidea Rhipicephalus R.Sanguineus
2. Argasidae
Ornithodorus O.moubata

S.scabiei
Sarcoptidae
Sarcoptidea Sarcoptes T.deliensi
Trombiculidae
Acarina (Tungau) Trombidoidea Trombicula D.folliculoru
Demodicidae
Denodicoidea Demodex D.pteronyssinu
Pyroglyphidae
Dermatophagoides s
I. ORDO SCORPIONIDA (Kalajengking) → Hewan Vivipar
Genus Kalajengking yang beracun: Buthus (Afrika Utara, Eropa Selatan), Centruroides
(Mexico, Arizona)
MORFOLOGI :
∂ Tubuh terdiri atas: - Cephalothorax → 1 pasang pedipalp
- Abdomen anterior 7 ruas, posterior 5 ruas
∂ Mempunyai 4 pasang kaki
∂ pada ujung ruas abdomen posterior terdapat telson
∂ Pada bagian ventral awal kaki IV ditemukan alat peraba=Pecten
Buthus

Centruroides
HABITAT : Aktif pada malam hari dibawah potongan kayu,
batu dan tempat-tempat persembunyian yang
terlindung
MAKANAN : Laba-laba dan serangga
PATOGENITAS :
Bila menyengat Toksalbumin
Lokal : Nyeri dan Pedih
Menjalar ke sekitar luka
Sistemik: - Neurotoksin (Sel saraf)
- Paralisis otot pernapasan → lethal
- Gangguan syaraf
- Syok → lethal (kematian)

- Hemotoksin (Sel darah)


- Perdarahan dan Nekrosis
DIAGNOSIS : Gejala Klinik dan Adanya berkas sengatan
PENGOBATAN :
a. LOKAL
1. Proksimal dari tempat sengatan dipasang tourniquet (pada
ekstremitas)
2. Incisi tempat luka/sengatan
3. Isap keluar racunnya
4. Nyeri:kompres es,analgetik/suntikan novocain
b. SISTEMIK : Kortikosoid dan Anti racun (bila tersedia)
ORDO ARANEA (ARANEIDA)
MORFOLOGI : - Cephalothorax (+1 pasang kelenjar racun)
- Abdomen, 4 pasang kaki
- Mulut:1 psg chelicera (rahang) ujung salurkan
racun

ARANEA Aranea sericata Aranea gigas


SPIDERS (Laba-laba)

Diagram of ventral features


of spiders (Pardosa sp.) showing:
1. pedipalp 1. Book lungs,
2. cephalothorax 2. Spinnerets,
3. abdomen 3. Epigynum,
4. Leg 4. tracheal spiracle.
5. ocelli
MAKANAN : Serangga dan binatang kecil yang dibunuh
dengan toxin dan dihisap cairan tubuhnya
HABITAT : Laba-laba membuat sarang di tempat terpencil dan
tersembunyi di dalam rumah
SIKLUS HIDUP: Metamorfosis Tidak Lengkap
1. ♀ bertelur dalam jumlah besar (100-600) dibungkus kokon yang
melekat pada sarang diletakkan secara berkelompok
2. 8-9 kali Ecdysis sebelum dewasa
3. Laba-laba jantan mati setelah kopulasi (membuahi)
SPESIES : laba-laba
- Tak berbahaya : Genus TARANTULA
- Berbahaya : Genus LATRODECTUS & LOXOSCELES
GENUS TARANTULA
§ Nama Genus ini dipakai untuk setiap jenis laba-laba yang besar
§ Salah satu spesies yang dikenal adalah: Lycosa tarantula

MORFOLOGI : - Bentuk besar dan mengerikan


- Badan berambut
- Gigitan nyeri setempat dan tidak berbahaya
GENUS LATRODECTUS
SPESIES : Latrodectus mactans
(Laba2 Janda Hitam (Black Widow), Jam Pasir
(Hourglass), Po-Ko-Moo)
MORFOLOGI : ♂: - Ukuran 6 mm ♀ : - Ukuran 13 mm
- Terdpt gbran jam pasir merah pada ventral abdomen
- Terdapat garis median berwarna merah & 3 garis transversal putih
pada dorsal abdomen
Latrodectus mactans
Latrodectus hasselti Latrodectus lilianae's Latrodectus bishopi

Latrodectus corallinus Latrodectus mactans


HABITAT : Timbunan barang, bawah kakus, pagar halaman
Gudang dan celah bawah rumah
Terdapat di negara: Eropa, Selandia Baru, Afrika, AS, Vietnam, Timur Tengah
PENGOBATAN :
‡ Gigitan pada anggota badan → Torniquet dan Cryotherapy
‡ Incisi tempat luka → isap → keluarkan racun
‡ Nyeri dihilangkan dengan istirahat, mandi air panas atau morfin
‡ Kortison sedikit efeknya, lebih baik Antivenin (anti racun)
PATOGENITAS
GEJALA :
LOKAL: -Nyeri yang tajam
-Benjolan merah biru dengan areola putih
- Kadang-kadang Urticaria (Gatal)
ARACHNIDISME Sistemik :
→Nyeri kaku : Abdomen, thorax, punggung, Ekstremitas
Gejala umum:
- Mual, Muntah, Sakit kepala hebat, Panas, kdg2 shock
- Cyanosis (Kulit&selaput lender biru krn kurng oksihemoglobin)
- Paralisi otot pernapasan (lethal)
GENUS LOXOSCELES
SPESIES :
Loxosceles laeta (Am. Selatan) & Loxosceles recluse (Am.Tengah)

MORFOLOGI :
₪Cephalothorax + 1 pasang Chelicera dan Abdomen
₪Ukuran 8-15 mm
₪4 pasang kaki
₪Gambaran khas: biola pada dorsal Cephalothorax
₪Warna Tengguli hitam
Loxosceles rufescens Loxosceles laeta Loxosceles reclusa

Loxosceles intermedia
PATOGENITAS
LOKAL → ARACHNIDISME NEKROTIK

TEMPAT GIGITAN

OEDEM/NYERI

GANGREN →Mengelupas→ ULCUS dalam SISTEMIK :
Hematuria – Anemia – Demam ↑ - Kejang otot - Cyanosis → †
DIAGNOSIS : Adanya 2 bintik merah berkas sengatan Chelicera +
gejala klinik
PENGOBATAN : Segera kortison → menekan nekrosis
I. ORDO ACARINA Ordo ACARINA dibagi atas:
1. SUPERFAMILI SENGKENIT (TICKS)
2. SUPERFAMILI TUNGAU (MITES)

Beda Sengkenit dan Tungau:


Sengkenit : - Ukuran lebih besar
- Badan seperti kulit (berambut pendek/tak berambut)
Tungau : - Ukuran lebih kecil
Tidak punya lapisan penutup seperti kulit
1. SUPERFAMILI IXODOIDEA/SENGKENIT (TICKS)
MORFOLOGI :
- Tubuh terdiri dari Capitulum dan abdomen berupa kantung
- Stadium dewasa 4 psg kaki, larva & nimfa 3 psg kaki
- Ukuran 1 cm, kulit kuat berbulu pendek
SIKLUS HIDUP : Sebagai Ektoparasit mamalia, aves, reptilian
FAMILI : A. IXODIDAE = Sengkenit Keras
B. ARGASIDAE = Sengkenit Lunak
A. FAMILI IXODIDAE = Sengkenit Keras
MORFOLOGI :
1. Capitulum pada ujung anterior tampak dari dorsal
2. Pada punggung terdapat lapisan chitin tebal & keras=Scutum
3. ♂→ Scutum seluruh dorsal abdomen
♀→ Scutum anterior dorsal abdomen
4. Abdomen berbentuk bulat dan panjang dan 4 pasang kaki
5. Terdapat spirakel dekat coxae kaki IV
CAPITULUM :
A = Basis Capituli
B = Hipostoma → terdapat gigi di tengah mirip kikir.
C = Chelicera → Berkitin mirip tombak dan terdapat di lateral
→ Fungsi pemotong pembuka jalan untuk hipostoma
D = Pedipalp → 1 pasang beruas 4. Keras namun tidak sampai masuk ke jaringan (untuk
membantu pekerjaan Hipostoma)
Basis Capituli : Ornithodorus moubata : Basis segi 4 (Tetragonal)
Rhipicephalus sanguineus : Basis segi 6 (Hexagonal)
Tick Anatomy

male Ixodidae tick (dorsal view)


ventral view
female Ixodidae (dorsal view) (ventral view)
Ornithodorus moubata
R.sanguinus

Rhipicephalus male Rhipicephalus female


SIKLUS HIDUP: 1-2/3 tahun
1. Betina tambah besar setelah menghisap darah (toxin pada
ludah + antikoagulan) selama 5-13 hari
2. Lepas dari hospes 14-41 hari untuk bertelur 2000-8000 butir
3. 3-36 hari meletakkan telur (melalui secret ludah) lalu
mati.♂mati sth kopulasi
4. 2-7 minggu telur → larva → nimfa (1 stadium)
5. Selama stadium larva-nimfa-dewasa merupakan binatang
temporer, setelah kenyang pindah ke tanah, khusus untuk
Boophilus selama hidup terutama di permukaan tubuh hewan
SIKLUS HIDUP
PDIK
A. Trauma mekanik (gigitan):
- Tanda-tanda radang pada tempat gigitan
- Kulit dirobek chelicera → capitulum masuk kulit
B. Paralisis Sengkenit (Tick Paralysis)
→ kepalanya tertinggal saat dicabut
- Paralisis motorik
- Bisa menyebabkan kematian bila mengenai otot pernapasan
Spesies yang bisa menyebabkan paralisis sengkenit:
- Dermacentor andersonii - Ambylomma maculatum (USA)
- Dermacentor variabilis - Ixodes holocyclus (Australia)
C. Sebagai Vektor penyakit
1. Rickettsia
a. Rocky Mountain Spotted Fever
Vektor: → Dermacentor andersonii & Dermacentor variabilis
→ Ambylomma americanum
→ Rhipicephalus sanguineus
b. Boutonneuse fever
Vektor: → Ambylomma hebraeum
→ Rhipicephalus sanguineus
c. African tick fever d. Russian typhus
Vektor: → A. hebraeum Vektor: → D. nuttali
→ R. sanguineus
e. Q-fever
Vektor: → D. andersonii → A. americanum → Ixodes
2. Virus
a. Colorado Tick fever: D. andersonii
b. Hemorrhagic fever : D. pictus
c. Louping ill : Ixodes ricinus - D. appendiculatus
d. Virus Powasson : D. andersonii - I. Marxi
e. Russian Spring Summer Encephalitis: I. Ricinus – D. silvarum
3. Bakteri/Spirocaheta
a. Relapsing fever : Ornothodoros moubata
b. Tularemia : D. andersonii – A. americanum
B. FAMILI ARGASIDAE = Sengkenit Lunak
Merupakan Ektoparasit pada burung tetapi jarang pada manusia (intermitten
ectoparasite)

MORFOLOGI :
1. Capitulum tak terlihat dari dorsal tetapi dari ventral
2. Kulit lunak berbenjol dan badan berbentuk lonjong
3. Ukuran 8-9 mm, ♂♀ tidak bisa dibedakan
4. Pada dorsal plate tidak ada Scutum
5. Spirakel di depan coxae III
6. Warna tengguli kekuningan
HABITAT : Di celah-celah lantai pondok/celah celah tanah

SIKLUS HIDUP: MTL,


telur 100-200 butir dgn beberapa stadium nimfa
GEJALA KLINIK:
a. LOKAL → Bengkak, diraba keras, nyeri (24 jam)
b.SISTEMIK: Tick Paralysis (Ornithodoros moubata)

PDIK : a. Tick Paralysis


b. Vektor penyakit: Endemic Relapsing fever
Penyakit ini ditularkan secara transovarian (herediter)
Spesies: O. moubata, O. turicata, O.tholozani

PENGOBATAN:
- Gigitan yang tidak sakit tidak perlu pengobatan
- Sengkenit dilepas hati-hati agar kepalanya tidak tertinggal
dengan korek api, alcohol, chloroform, bensin
PEMBERANTASAN
Sengkenit Lunak :
₫ Merusak sarangnya, pondok yang dihinggapi→dibakar
₫ Lantai, dinding ditambal dan disemprot DDT
₫ Bangunan bebas binatang mengerat
₫ Jangan tidur di lantai
Sengkenit Keras :
₫ Memusnahkan hospes binatang pengerat
₫ Merusak sarangnya di tanah, rumah dengan DDT, Chlordane, Dieldrin
PERBEDAAN Sengkenit Keras dan Sengkenit Lunak:

Sengkenit Keras Sengkenit Lunak

♂♀ bisa dibedakan ♂♀ tidak bisa dibedakan

Capitulum dilihat dari dorsal Ventral

Ada Scutum Tidak ada Scutum

Spirakel pada coxae ke-IV coxae ke-III


1. SUPERFAMILI TUNGAU (MITES)
Parasit tanaman dan binatang, gangguan langsung/tularkan pada manusia.
Hidup sebagai Ektoparasit dan Endoparasit.
Ada 4 FAMILI TUNGAU:
A. FAMILI SARCOPTIDAE
B. FAMILI TROMBICULIDAE
C. FAMILI DEMODICIDAE
D. FAMILI PYROGLYPHIDAE
A. FAMILI SARCOPTIDAE
Satu-satunya penyakit yang menyerang manusia,
yaitu Sarcoptes scabiei (kudis)
MORFOLOGI :
Ukuran ♂ 200-250 mikron, ♀ 230-450 mikron
Badan bulat konveks pada dorsal dan pipih pada ventral
Capitulum: anterior dorsal dan garis transversal+sisik/duri
Kaki: 4 pasang → 2 psg I notothorax anterior
→ 2 psg II notogaster posterior
Pasangan kaki I → alat isap mirip bell
Pada ♂ → pasangan kaki ke 4 punya alat hisap (ambulacra)
♀ → pasangan kaki ke 3 dan 4 bulu keras yang panjang
SIKLUS HIDUP:
Metamorfosis Tidak Lengkap
1. Membuat terowongan dalam stratum corneum kulit terutama
malam hari, bergerak 2-3 mm per hari
2. ♀ tiap hari maju sambil meletakkan telur 40-50 butir, tiap bertelur 2-4
telur. Hidup 4-5 minggu
3. ♂ membentuk terowongan lateral, mati setelah kopulasi
4. Telur menetas 3-10 hari, larva 3 psg kaki meneruskan
terowongan induknya
5. Dalam terowongan membentuk nimfa pada ♀ 2 stadium, ♂ 1
stadium dengan 4 pasang kaki
GEJALA KLINIK:
 Dermatitis terutama kulit daerah sela jari, pergelangan tangan,
siku, kaki, scrotum, penis, pantat, ketiak, dll
 Anak kecil dapat di seluruh tubuh
 Terowongan → sebagai garis-garis merah berkelok-kelok, pjg bbrp cm
 Reaksi terhadap tinja tungau → vesikel dan gatal, terutama panas/keringat
 Garukan → infeksi sekunder
DIAGNOSIS: - Mengeluarkan tungau dengan jarum
- Gejala klinik

PENGOBATAN:
Salep 2-4 terdiri dari:
a. acid-salicyl 2 grm
Sulfur praecipitatum 4 grm
Dalam Vaseline 100 grm
b. 3-sulfat praecipitatum 5-10%
c. Gamma benzene heksaklorida
A. FAMILI TROMBICULIDAE
(Red Bug = Chiggers = Tungau musim panen)
Spesies: Trombicula alfreddugesi
MORFOLOGI:
₣ Tubuh terdiri dari Capitulum, Cephalothorax, abdomen
₣ Ukuran 1,25 mm dan warna merah jingga
₣ Badan ditutupi rambut-rambut halus dan 4 pasang kaki HABITAT : Rumput
basah/semak belukar yang sering didatangi binatang pengerat/peliharaan
MAKANAN : Darah/jaringan burung, mamalia, reptilian, amfibia
Telur
Larva Nymfa

Dewasa

Trombicula alfreddugesi
PATOGENITAS
1. Dermatitis → Trombicula alfreddugesi
2. Vektor penyakit tsutsugamushi (scrub typhus), etio: Rickettsia
Trombicula akamushi, Trombicula deliense
Larva Chigger menggigit → Rickettsia terisap → usus → jaringan extra intestinum →
berkembang biak

ditularkan oleh keturunannya secara transovarian

Infeksi pada manusia
PENGOBATAN: Mandi air panas + sabun
1. Dermatitis → Salep sulfur 10% + Fenol 1%
2. Nyeri→ Alkohol/Yodium alcohol, ammonia, kamfer

PEMBERANTASAN:
Bakar rumput/semak &
memusnahkan hospes hewan pengerat
A. FAMILI DEMODICIDAE
Jarang menimbulkan gangguan.
Infestasi oleh: Demodex folliculorum disebut demodisiosis yang merupakan tungau kelenjar
sebecea dan folikel rambut manusia dan mamalia
MORFOLOGI :
 Bentuk panjang 0,1-0,3 mm menyerupai cacing dengan
capitulum pendek
 4 pasang kaki yang letaknya berdekatan
 Abdomen dengan garis2 transversal dan ujung
meruncing
PATOLOGI & KLINIK:
1. Hidup permanent di folikel rambut dan kel. Sebecea terutama di
sekitar hidung/kelopak mata
2. Kadang-kadang ditemukan di kulit kepala
3. Menimbulkan acne dan keratitis diiringi gatal dan infeksi sekunder

DIAGNOSIS : Menemukan D.folliculorum


PENGOBATAN : Salep mengandung sulfur
A. FAMILI PYROGLYPHIDAE
Spesies: Dermatophagoides pteronyssinus (tungau debu rumah)

MORFOLOGI :
- Ukuran 0,2-1,2 mm
- Badan berbulu
- 4 pasang kaki

Dermatophagoides pteronyssinus
SIKLUS HIDUP : Metamorfosis Tidak Lengkap
HABITAT :
- Pada debu rumah terutama di tempat tidur(sprei, kasur, bantal)
- Karpet, lantai
- Di luar rumah: Sarang burung, permukaan kulit mamalia

MAKANAN : Serpihan kulit manusia/binatang


PATOLOGI & KLINIK
Tungau debu rumah merupakan salah satu penyebab penyakit asma
(terbanyak). Asma alergi yang timbul akibat oleh seluruh bagian badan
D.pteronyssinus yang mengandung allergen, terutama dibagian saluran cernanya.
DIAGNOSIS
Asma yang disebabkan oleh D.pteronyssinus dapat ditegakkan dengan tes
kulit yang menggunakan ekstrak tungau debu rumah.
DIPTERA
Filum : Arthropoda Kelas : Insecta Ordo : Diptera

ORDO DIPTERA
Dapat dibedakan berdasarkan kepalanya:
I. Subordo NEMATOCERA
a. Famili CULICIDAE (Nyamuk)
b. Famili PSYCHODIDAE (Lalat Pasir)
c. Famili CERATOPOGONIDAE (Lalat Kecil)
d. Famili SIMULIDAE (Lalat Hitam)
II. Subordo BRACHYCERA  Famili TABANIDAE
III. Subordo CYCLORRHAPHA
a. Famili MUSCIDAE f. Fam. HYPODERMATIDAE
b. Famili CALLIPHORIDAE g. Famili CUTEREBRIDAE
c. Famili SARCOPHAGIDAE h. Famili CHLOROPIDAE
d. Famili OESTRIDAE i. Famili OSCINIDAE
e. Famili GASTROPHILIDAE j. Famili PIOPHILIDAE
MORFOLOGI UMUM LALAT :
1. 1. Tubuh terdiri atas:
kepala, thorax, abdomen
2. 2. Kepala:
- Relatif besar
- Mempunyai 2 mata majemuk (Compound Eyes)
Haloptic → ke-2 mata majemuk bertemu garis tengah
Dichoptic → ke-2 mata majemuk dipisahkan oleh daerah frontal
3. 3. Thorax terdiri dari benda chitin menyerupai prothorax, mesothorax,
metathorax
4. 4. Abdomen beruas-ruas
Perbedaan dilihat pada ANTENA
Subordo NEMATOCERA, BRACHYCERA, CYCLORRHAPHA:
1. Subordo NEMATOCERA
Antena : Filiformis, multi segmen (10-14 segmen)
Palpi : 1-5 segmen
2. Subordo BRACHYCERA
Antena : - Lebih pendek dari thorax
- Tanpa arista
- Filiformis (-) → 3 segmen
Palpi : 2 segmen
3. Subordo CYCLORRHAPHA
Antene : dengan arista (bulu)
LALAT
LALAT PENGHISAP DARAH
(BLOOD SUCKING FLIES)
1. Famili PSYCHODIDAE
2. Famili CERATOPOGONIDAE
3. Famili SIMULIDAE
4. Famili TABANIDAE
5. Famili MUSCIDAE
a. Genus Glossina
b. Genus Stomoxys
LALAT BUKAN PENGHISAP DARAH
(NON-BLOOD SUCKING FLIES)
1. Famili MUSCIDAE → Musca domestica
2. Famili CALLIPHORIDAE 7. Famili CUTEREBRIDAE
3. Famili SARCOPHAGIDAE 8. Famili OSCINIDAE
4. Famili OESTRIDAE 9. Famili CHLOROPIDAE
5. Famili GASTROPHILIDAE 10. Famili PIOPHILIDAE
6. Famili HYPODERMATIDAE
LALAT PENGHISAP DARAH (BLOOD SUCKING FLIES)
1. Famili PSYCHODIDAE, Genus PHLEBOTOMUS
(LALAT PASIR = HUMP BACKED SAND FLIES = MOTH FLIES = OWL MIDGES)
MORFOLOGI :
 Bentuk langsing – bongkok
 Ukuran ± 3 mm (1,5-4 mm)
 Warna kekuning-kuningan, kuning tua /kelabu
 Mata majemuk
 Badan dan sayap sangat berbulu
 Sayap berbulu panjang, langsing dan tanpa sisik
 Pada saat istirahat sayap membentuk huruf V
(sayap yang satu tidak menutupi yang lain)
 Venasi sayap // panjang sayap
 Antena 15-16 ruas, panjang, berbulu, susunan monoliform
 Bagian mulut: alat seperti pisau untuk memotong
 Thorax: 3 ruas → keluar → 3 pasang kaki beruas-ruas, ujung ada
kuku → 1 pasang sayap tidak bersisik tapi berbulu
 Abdomen beruas-ruas
PHLEBOTOMUS

Phlebotomus perfiliewi Phlebotomus papatasi


SIKLUS HIDUP: Metamorfosis Sempurna
Telur-Larva-Pupa-Dewasa → waktu 5-9 minggu

DEWASA Lalat ♀ setelah 30-36 jam mengisap darah


Lalat ♂ mengisap bahan cair → keringat manusia
TELUR 30-50 butir dengan 2-4 butir tiap kelompok,
diletakkan di celah-celah gelap sampah-sampah yang banyak
mengandung nitrogen
LARVA - Berupa ulat bergerak lambat, makan daun-daunan
sampah-sampah yang mengandung nitrogen
- Mengalami 4x Ecdysis
- Segmen ke-IX dan ke-X terdapat duri anus yang
panjang (Long Anal Spines)
PUPA - Warna kuning tua, kepala berbentuk A atau segitiga (▲)
- Abdomen melengkung
- Umur: 6-14 hari
HABITAT :
1. Siang hari istirahat di celah2 batu/beton/bangunan tanah/terowongan
binatang pengerat
2. Malam hari ♀ menghisap darah (mulut sebagai pisau pemotong)
Jarak terbang kurang dari 1 mil
SIKLUS HIDUP

TELUR

LARVA

PUPA

DEWASA
HABITAT :
1. Siang hari istirahat di celah2 batu/beton/bangunan
tanah/terowongan binatang pengerat
2. Malam hari ♀ menghisap darah (mulut sebagai pisau pemotong)
3. Jarak terbang kurang dari 1 mil
PATOGENITAS :
I. Gigitan → Papula warna merah muda yang dikelilingi
daerah eritem dengan  (penampang)10-20 mm → Nyeri
menusuk dan gatal → Pada yang sensitive dapat → nausea,
demam, malaise
II. Vektor Penyakit
a. Phlebotomus fever / Pappataci fever (Penyakit virus)
Oleh Phlebotomus papatasii
b. Bartonellosis / Corrion’s disease / Oraya’s fever /
Granulema verrucosa
Disebabkan oleh Bartoneila bacilliformis (Lalat pasir Andes)
c. Leishmaniasis
1. Leishmaniasis tropica → Penyebab oriental sore (India)
Oleh Phlebotomus sergenti
2. Leishmaniasis braziliensis → Penyebab Leishmaniasis di
Amrik tengah Oleh Phlebotomus intermedius
Phlebotomus pesoai
Phlebotomus longipalpis
3. Leishmaniasis donovani → Penyebab kala-azar
Oleh Phlebotomus chinensis (RRC)
Phlebotomus longipalpis (Brasil)
Phlebotomus pernicious (Laut tengah)
PEMBERANTASAN:
1. Mengurangi tempat-tempat perindukannya
2. Penyemprotan di rumah-rumah dengan DDT
Perlindungan diri dengan repellent → OFF (Dietil toluamide)
1. Famili CERATOPOGONIDAE
Genus CULICOIDES
(LALAT KECIL = GNATS = PUNKIES = MIDGES
= NO-SEE-UMS = RAMBETUK)
PENYEBARAN : Kosmopolit kecuali di Patogonia & Selandia Baru
MORFOLOGI :
1. Kecil mungil → 1-1,5 mm
2. Warna: tengguli/hitam
3. Thorax sedikit bongkok dan menonjol ke atas kepala
4. Sayap berbulu dengan gambaran khas pada vena
5. Antena 15 ruas (filiform)
Culicoides samica Culicoides obsoletus

Culicoides punctatus
SIKLUS HIDUP: Metamorfosis Lengkap
TELUR - Berbentuk lonjong, kecil
- Diletakkan pada tumbuh-tumbuhan air di air dangkal
batang karang ketam (crab holes)
- Terpisah / berkelompok
LARVA - Berbntuk halus dan panjang
- Terdiri dari 12 ruas
- Mandibula bergigi → kepala
- Segmen abdomen terakhir terdapat 4 pasang anal gills
PUPA - Panjang dengan duri-duri ujung
- Trompet untuk bernafas
DEWASA
SIKLUS HIDUP

TELUR

3 Hari

LARVA

1-12 Bulan

PUPA

3-5 Hari

DEWASA
HABITAT: 1. Siang hari berkerumun dekat kolam / rawa-rawa
2. Berkembang biak dalam hutan, tanah rawa, air tawar
3. Hanya ♀ yang mengisap darah (mulut sebagai pisau
pemotong)
PATOGENITAS :
I. Gigitan → Iritasi berat → Pada orang sensitive → rasa gatal
hebat + demam
II. Vektor Penyakit
1. Acanthocheilonema perstans
Oleh Cullicoides austeni (milwei) + Culicoides grahami
2. Dipetalonema streptocerca (Culicoides grahami)
3. Manzonella ozzardi (Culicoides furens + Culicoides paraensis )
PEMBERANTASAN :
1. Tidak memuaskan
2. Mengurangi tempat-tempat perindukan
(pengaliran air dan pengisian lubang-lubang air
diperbaiki)
3. Penyemprotan rumah-rumah dengan DDT
4. Perlindungan diri dengan repellent
1. Famili SIMULIDAE Genus SIMULIDAE
(LALAT HITAM = BLACK FLY = TURKEY GNAT = BUFFALO GNAT = KOLUMBEZ FLY)
PENYEBARAN : Kosmopolit
MORFOLOGI :
1. Ukuran 2-3 mm
2. Mata majemuk jelas
3. Antena pendek licin (11 Segmen) → seperti tanduk kerbau
4. Vena sayap tampak bercak-bercak hitam tanpa rambut / sisik
5. Badan ditutupi bulu-bulu pendek dengan warna emas perak
yang tampak sebagai garis-garis longitudinal
6. Warna coklat tua / hitam
Larva Simulium Simulium damnosum
SIKLUS HIDUP : Metamorfosis Sempurna
TELUR - Berbentuk segitiga
- Berkelompok 300-500 terlekat oleh gelatin pada batu,
tanaman yang terendam, pancang dan dahan, kotoran dan rumput
yang mengapung
LARVA - Berbentuk silindris dengan warna hijau kekuning-
kuningan
- Bagian mulut berbulu anal gill seperti jari-jari (kipas)
- Mengalami 7x Ecdysis
PUPA - Warna tengguli hitam
- Ada filament panjang untuk bernafas (respiratory filament)
DEWASA
SIKLUS HIDUP

TELUR

3-5 Hari

LARVA

13 Hari

PUPA

3 Hari

DEWASA
HABITAT :
1. Berkembang biak dalam sungai beraliran deras
2. Lalat ♀ menggigit siang hari terutama pagi hari
PATOGENITAS :
I. Gigitan → Mula-mula tidak nyeri → keluar darah terus menerus
→ pembengkakan → gatal nyeri beberapa hari→ Pada orng
sensitive → radang local + keluhan umum
II. Vektor Onchocerciasis
→ Simulium neavai, Simulium ochraceum  AFRIKA
→ Simulium callidum
→ Simulium metallicum AMERIKA
→ Simulium damnosum
PENGOBATAN :
Tempat gigitan → antiseptic lokal
PEMBERANTASAN :
1. Susah dilakukan
2. Bentuk dewasa bisa dikurangi dengan DDT di rumah-rumah
1. Famili TABANIDAE Genus CHRYSOPS
(DEER FLY = HORSE FLY = MANGROVE FLY = BREEZE FLY = CLEES = GREEN HEADED FLY)
PENYEBARAN : Kosmopolit di Amerika
MORFOLOGI :
1. Warna mengkilat
2. Antena langsing
3. Mata berwarna terang
4. Abdomen garis-garis kuning dan garis gelap
5. Sayap:
- terang dengan satu pita gelap sepanjang pinggir anterior
- Vena 3,4 dan 5 membentuk cabang huruf V
Chrysops relictus C. furcatus C. cincticornis

C. aestuans C. excitans C. frigida


SIKLUS HIDUP : Metamorfosis Sempurna
-TELUR
- 200-300 butir
- Bentuk kumparan panjang
- Berkelompok pada tumbuh-tumbuhan, batu karang
-LARVA
-- Mengalami 7x Ecdysis
-PUPA
-DEWASA
-- Daerah tropik → 4 bulan
-- Daerah dingin→ sampai 2 tahun
PATOGENITAS : ♀ mengisap darah
I. Gigitan → mula-mula tidak nyeri → iritasi hebat → bengkak
II. Vektor Penyakit
1. TULAREMIA → Chrysops discalis
2. LOAIASIS → Chrysops dimidiate + Chrysops silacea

PENGOBATAN : Lotion yang meringankan rasa bila kena gigitan


PEMBERANTASAN :
1. Tidak memuaskan
2. Penyemprotan di rumah-rumah dengan DDT
3. Perlindungan perorangan dengan repellent
Genus TABANUS
PENYEBARAN : Kosmopolit
MORFOLOGI :
1. Mirip dengan Chrysops tapi lebih besar
2. Antena lebih pendek daripada kepala
3. Sayap sama dengan Chrysops
Tabanus bovinus Tabanus abactor Tabanus equalis

Tabanus mularis Tabanus trimaculatus


Tabanus-stygius Tabanus subsimilis

Tabanus sulcifrons
SIKLUS HIDUP :
Metamorfosis Sempurna (Umur → 4 bulan-2 tahun)
TELUR → Pada tumbuh-tumbuhan dan batu
LARVA → jatuh ke air masuk ke dalam lumpur pasir mencari tanah
kering
PUPA
DEWASA

PATOGENITAS :
I. Gigitan: Tidak nyeri → iritasi hebat → oedem
II. Vektor Penyakit → Surra dan Anthrax
1. Famili MUSCIDAE

Termasuk disini:
A. LALAT PENGHISAP DARAH
1. Genus STOMOXYS
2. Genus GLOSSINA
B. LALAT BUKAN PENGHISAP DARAH
1. Musca domestica
LALAT PENGHISAP DARAH
1. Genus STOMOXYS
Hanya satu Spesies yang penting yaitu:
Stomoxys calcitrans (Lalat kandang, Stable fly)
Baik ♂ dan ♀ menghisap darah

MORFOLOGI :
1. Berbentuk lonjong, menyerupai lalat rumah, tapi abdomen lbh besar
2. Warna agak kelabu dan mata majemuk
3. Proboscis berbentuk bayonet (tusuk isap)
4. Antena dengan lateral arista dan mempunyai bristles / bulu di dorsal
5. Thorax mempunyai 4 garis longitudinal
6. Abdomen mempunyai gambaran papan catur
7. Saya pada saat istirahat terbentang
8. Vena sayap ke-4 curved / melengkung
SIKLUS HIDUP :
- Biasanya mendatangi kandang dan halaman petani
- Setelah menghisap darah (3x) → ♀ meletakkan telur pada tumbuh-
tumbuhan yang membusuk, tanah berawa / tepi sungai
- Telur diletakkan dalam kelompok 40-75 butir Larva Pupa
→ Dewasa

Seluruh SIKLUS HIDUP : 3-4 Minggu


PDIK :
I. Secara eksperimen menularkan penyakit yang disebabkan:
 Trypanosoma gambiense
 Trypanosoma rhodesiense
 Leishmaniasis tropica
 Trypanosoma evansi (Surra) → Binatang sapi, kuda
II. Gigitannya menimbulkan rasa nyeri

PEMBERANTASAN : Memusnahkan lalat dewasa dengan DDT


1. Genus GLOSSINA = Lalat tsetse
Terdapat di AFRIKA
Spesiesnya ada sekitar 20 antara lain:
- Genus palpalis
- Genus morsitans
MORFOLOGI :
1. Berwarna kuning tengguli hitam
2. Ukuran 6-13 mm
3. ♂ dan ♀ menghisap darah
4. Bentuk mulut tusuk isap
5. Waktu istirahat kedua sayap saling menutupi
6. Antena dengan arista mempunyai bristle yang bercabang (dorsal)
Glossina palpalis and G. morsitans
G. morsitans
Glossina palpalis
Antena dan Arista

Bristle pada ventral dan dorsal Tidak ada bristle


Musca domestica Wohlfahrtia vigil
Bristle pada ventral dan dorsal Tidak ada bristle
Musca domestica Wohlfahrtia vigil

Ada bristle pada dorsal saja dengan Ada bristle di dosal tapi
Tiap bristle bercabang lagi tidak bercabang lagi
Glossina morsitans Stomoxys calcitrans
SIKLUS HIDUP :
1. Tempat perindukannya
- Glossina palpalis : Pinggir selokan, sungai dan danau
(daerah panas dan lembab)
- Glossina morsitans (semak dan daerah berpohon/ teduh)
2. Lalat ini Vivipar
3. ♀ mengeluarkan larva setiap 10 hari → 9 ekor larva
4. Larva → 3 stadium masuk ke tanah → pupa dewasa
PDIK : Sebagai vektor untuk Trypanosomiasis pada manusia dan hewan peliharaan
Vektor : 1. Trypanosoma rhodiense → Glossina morsitans
2. Trypanosoma gambienses → Glossina palpalis
LALAT BUKAN PENGHISAP DARAH
MUSCA DOMESTICA (Lalat Rumah = House Fly)
MORFOLOGI :
1. Terdiri dari kepala, thorax, dan abdomen
2. Ukuran 6-9 mm, Warna abu-abu hitam
4. Bentuk mulut lekat isap
5. Antena - Mempunyai 3 segmen (club-shaped)
- Lateral arista dengan bristle pada dorsal dan ventral
5. Punggung thorax : 4 garis longitudinal, 3 psg kaki, 1 psg sayap
6. Abdomen kekuning-kuningan, beruas-ruas
7. Vena ke-4 sayap membentuk sudut
8. Setiap famili mempunyai cabang sayap yang berbeda-beda
SIKLUS HIDUP :
3-4 Hari ± 5 Hari ± 5 Hari

TELUR LARVA PUPA DEWASA

 Terdapat kosmopolit
 Terutama sekitar rumah dekat sampah dan tempat-tempat kotor
 Telur diletakkan di sampah dalam 5-6 kelompok masing-
masing 75-150 butir selang waktu 3-4 hari → larva → pindah
ke tempat kering → pupa → dewasa
 Seluruh lingkaran hidup 10-14 hari
 Lalat dewasa hidup ± 1 bulan
MUSCA DOMESTICA
PDIK :
I. Vektor mekanis bakteri, protozoa, telur dan larva cacing
- Salmonella typhosa
- Entomobia histolytica
- Vibrio cholera
- Telur ascaris oleh larva Musca domestica
- TBC, Tilaremia, Anthrax, Frambusia
II. Myasis : invasi jaringan mamalia oleh larva diptera
- Myasis intestinalis
- Myasis urogenitalis
Pembagian Myasis :
A. Berdasarkan Klinik
1. Myasis kulit
2. Myasis rongga luka
3. Myasis usus
4. Myasis saluran kencing
Larva lalat dapat masuk ke dalam melalui jaringan nekrotik maupun jaringan sehat
B. Berdasarkan lalat penyebab Myasis
Menurut kebiasaan bertelur atau melahirkan larva :
1. Myasis spesifik
Pada myasis ini larva lalat membutuhkan jaringan
tubuh manusia atau binatang. Telur larva diletakkan pada rambut atau jaringan tubuh
sakit atau dalam luka.
2. Myasis semi spesifik
Lalat akan meletakkan telur atau larva pada daging
busuk, sayur-sayuran, dan jarang pada jaringan sakit.
3. Myasis secara kebetulan = Accidental Myasis
CONTOH :
1. Famili Calliphoridae
- Genus Auchmeromyia : Myasis spesifik luar tubuh
- Genus Chrysomyia : Myasis spesifik luka
- Genus Calliphora : Myasis semi spesifik luka
2. Famili Oestridae
- Genus Oestrus : Myasis spesifik rongga tubuh
- Genus Rhinooestrus : Myasis spesifik rongga tubuh
3. Famili Gastrophilidae
- Genus Gasterophilus : Myasis spesifik kulit, rongga tubuh, usus
4. Famili Hypodermatidae
- Genus Hypoderma : Myasis spesifik kulit
5. Famili Sarcophagidae
- Genus Gasterophilus : Myasis semi spesifik luka
- Genus Wohlfahrtia : Myasis spesifik rongga tubuh, kulit& muka
6. Famili Cutereridae
- Genus Dermatobia : Myasis spesifik kulit
Famili CALLIPHORIDAE (LANGAU)
MORFOLOGI :
1. Ukuran 10-13 mm, Warna biru kehijauan (sinar perak)
2. Tubuh terdiri dari kepala, thorax, abdomen
3. Bentuk mulut lekat isap, Yellow Face
4. Thorax bagian punggung: 3 garis longitudinal
5. Abdomen: beruas-ruas, ada bristles (bulu-bulu)
6. Squama sayap: berbulu – gelap – rambut-rambut putih
CALLIPHORIDAE
SPESIES:
1. Chrysomyia bezziana → Myasis kulit dan Myasis atrium
2. Callitroga macellaria → Myasis semi spesifik kulit
3. Callitroga hominivorax → Myasis Spesifik kulit

Chrysomya rufifacies
Chrysomya varipes Chrysomya megacephala
I. Genus Lucilia spp.
MORFOLOGI :
1. Ukuran lebih kecil
2. White Face
3. Thorax: bulu kasar/bristles
4. Squama sayap: tidak ada bulu-bulu

SPESIES LAIN :
1. Lucilia Caesar
2. Lucilia sericata
Lucilia sericata
Lucilia Caesar

Lucilia cuprina
Calliphora albifrontalis Calliphora dubia
Famili SARCOPHAGIDAE (LALAT DAGING)
Lalat ini vivipar dan meletakkan larvanya pada daging
MORFOLOGI :
1. Ukuran 10-14 mm, Warna abu-abu
2. Ada proboscis
3. Tubuh terdiri dari kepala, thorax, abdomen
4. Kepala: - 1 pasang mata majemuk, Mulut lekat isap
- Antena
- ½ bagian dorsal: bulu
5. Antena: pendek, 3 segmen, mempunyai arista ½ bagian distal: polos
6. Punggung thorax: 3 garis longitudinal, 3 psng kaki& 1 pasang sayap
7.Abdomen: papan catur
Fleshfly
(Sarcophagidae)
BENTUK ABDOMEN
Sarcophagi haemorrhoidalis
Wohlfahrtia vigil
SPESIES LAIN :
1. Wohlfahrtia magnifica → Myasis spesifik kulit dan Myasis atrium
2. Sarcophagi fuscicauda dan Sarcophagi carnaria → Myasis semi
spesifik Myasis accidental
Wohlfahrtia magnifica

Wohlfahrtia vigil
THE WARBLE FLIES
1. Famili CUTEREBRIDAE (TROPICAL WARBLE FLY)
SPESIES PENTING: Dermatobia hominis
MORFOLOGI :
1. Ukuran 15-18 mm, kuat
2. Muka kekuning-kuningan
3. Thorax hitam gelap
4. Abdomen: diamond shaped, metallic blue
Parasit mamalia, burung kadang-kadang manusia → Myasis spesifik kulit
Dermatobia hominis
Dermatobia hominis Life Cycle
2. Famili GASTEROPHILIDAE (HORSE WARBLE FLY)
SPESIES :
a. Gasterophilus intestinalis
b. Gasterophilus nasalis
c. Gasterophilus haemorrhoidalis
Merupakan parasit binatang terutama kuda → Myasis spesifik
Telur diletakkan pada kulit, rambut terutama sekitar lutut pada
manusia → Creeping cutaneous myasis
Gasterophilus intestinalis
GASTEROPHILIDAE
1. Famili HYPODERMATIDAE (CATTLE BOT FLY)
Merupakan parasit binatang ternak: kuda, sapi, kerbau,
kadang - kadang manusia
Telur diletakkan pada rambut
SPESIES : - Hypoderma bovis
: - Hypoderma lineatum
1. Myasis kulit : berupa benjolan, subkutis, dan nyeri, gatal
Larva → sumsum tulang → paralise
2. Myasis mata
2. Famili OESTRIDAE (THE SHEEP BOT or GAD FLY)
Lalat ini merupakan vivipar
Larva diletakkan di bagian terbuka: hidung, bibir, mulut& mata.
SPESIES PENTING:
a. Oestrus ovis → Myasis spesifik pada conjunctiva, hidung, dan
bibir (biri-biri, juga manusia)
b. Rhinoestrus purpureus → Myasis spesifik
Larva diletakkan pada hidung dan mata (juga manusia)
Oestrus ovis
EYE GNATS
Lalat dari Famili ini kecil-kecil
1. Famili CHOLROPIDAE
- Ukuran 1,5-2,5 mm
- Lalat dewasa tidak menghisap darah tetapi mulutnya (labella)
dilengkapi duri untuk menyanyat
SPESIES :
a. Hippelates collusor
Menghisap tetesan darah dari kulit, luka terbuka termasuk
conjunctiva
b. Hippelates pallipes
Menghisap/makan dari eksudat conjunctiva
2. Famili OSCINIDAE
SPESIES : Siphunculina funicola
Menghisap sekresi lacrimalis eksudat luka dan conjunctiva → menularkan
conjunctiva
3. Famili PIOPHILIDAE
SPESIES : Piophila casei (lalat keju)
MORFOLOGI :
- Sebesar lalat rumah
- Warna hitam mengkilat dengan mata warna coklat merah
Telur diletakkan pada: keju, daging bakar, dan ikan panggang.
Myasis Accidental (sebagai Myasis lambung/usus)
Piophila casei
Kelas Insecta
Dalam hewan, kelas Insecta mempunyai jumlah spesies yang
terbesar.
Kelas Insecta terdiri atas beberapa ordo:
1. Anoplura (tuma, lice)
2. Siphonaptera (Pinjal)
3. Hemiptera (kutu busuk, triatoma)
4. Diptera (nyamuk, lalat)
5. Orthoptera (kecoa)
6. Coleoptera (kumbang)
7. Hymenoptera (lebah, semut)
8. Lepidoptera (kupu-kupu)
Ordo Anoplura
(tuma, lice)
Morfologi
Bentuk : pipih dorsoventral
Terdiri dari kepala, thorax dan abdomen
Kepala : sepasang antenna, 5 segmen; sepasang mata
Mulut : alat penusuk yg dapat ditarik ke dalam kalau tidak
terpakai
Thorax : tdd 3 segmen, tiap segmen sepasang kaki
kaki 5 segmen, terdapat kuku pada ujungnya
Abdomen: beruas-ruas

Lingkaran hidup: Metamorfosis tidak lengkap


Spesies:
Pediculus humanus capitis (tuma kepala)
Pediculus humanus corporis
Pthirus pubis

1. Pediculus humanus capitis


(pada rambut dan kulit kepala)
warna : abu-abu
ukuran : ♀: 3 mm, ♂: 2 mm
telur : 50 – 150 butir di rambut

Lingkaran hidup : ± 3 minggu


Nympha dan dewasa menghisap darah
Penyebaran : kosmopolit, di Indonesia banyak
Pediculus humanus capitis
2. Pediculus humanus corporis (tuma badan, tuma pakaian)
Warna dan ukuran hampir sama atau lebih besar dari tuma kepala
Telur : 275 – 300 butir

Penyebaran : kosmopolit, terdapat di daerah dingin karena


pakaian lebih tebal dan biasanya kurang mandi
Tuma badan lebih penting sebagai vektor penyakit (louse borne disease):
a. Penyakit2 yg disebabkan oleh Rickettsia
epidemik typhus, disebabkan R.prowazecki
Trench fever, disebabkan R.quintana
Rickettsia masuk ke dalam lambung tuma dengan darah yg
dihisapnya dan berkembang biak dalam sel epitel yang kemudian
pecah.
Infeksi terjadi dengan:
1. Kontaminasi dengan tinja tuma pada kulit (posterior contaminative)
2. Kontaminasi dengan badan tuma yang dimatikan (crushing)
3. Inokulasi dengan air liur tuma jika menggigit (anterior inoculative)

b. Louse borne relapsing fever yang disebabkan Borrelia recurrentis.


Spirochaeta berkembang biak didalam hemocoelum tuma dan sesudah 6 hari
dapat ditemukan diseluruh tubuh tuma.
Infeksi terjadi karena kontaminasi kulit dengan badan tuma
(crushing)
3. Phthirus pubis (tuma kemaluan)
Warna : putih
Badan : pendek menyerupai ketam (crab louse)
Telur : sampai 50 butir

Lingkaran hidup : berlangsung 22 – 27 hari


Terutama ditemukan pada rambut di daerah kemaluan, bisa juga
pada rambut di dada, ketiak, bahkan alis mata.
Penularan : melalui kontak langsung, terutama hubungan
seksual.
PDIK : tidak penting, hanya gangguan karena gigitan
Penyakitnya disebut Pediculosis
Gejala:
-Gatal, terdapat papula pada bekas gigitan
-Pada yang rentan dapat terjadi inflamasi
-Timbul reaksi alergi

TERAPI
-1 % Permethrin atau
-5 % malathion (lindane)
Ordo Siphonaptera
(Pinjal, fleas)
Morfologi
- tidak bersayap
- Bentuk : pipih, lateri-lateral
- Ukuran : 1,5 – 4 mm
- Warna : coklat
- Kepala : antenna, mata dan bulu mata
- Bentuk mulut : tusuk isap
Pada beberapa spesies terdapat ctenidium (sisir) pada kepala,
thorax dan abdomen
- Kaki belakang : besar dan kuat, untuk melompat

Hidup sebagai ektoparasit tidak permanen pada manusia dan hewan


Lingkaran hidup berlangsung 2 – 3 minggu
Metamorfosis : lengkap
Hanya bentuk dewasa yang hidup sebagai parasit dan mengisap darah.

Spesies yang penting:


1. Pulex irritans (pinjal manusia)
2. Xenopsylla cheopis (pinjal tikus di Asia)
3. Ctenocephalides canis (pinjal anjing)
4. Ctenocephalides felis (pinjal kucing)
5. Tungau penetrans (chigoe flea)
6. Nosopsyllus fasciatus (pinjal tikus di Eropa)
7. Diamanus montanus (pinjal binatang mengerat)
Male - side view Female - side view

Nosopsyllus fasciatus (rat flea)


Leptopsylla segnis
(mouse flea)
PDIK
Pinjal sebagai ektoparasit, memberi gangguan karna gigitannya dan penting sebagai
vektor penyakit.
1. Pest (pes, plague), disebabkan Pasteurella pestis terutama merupakan penyakit
tikus dan binatang mengerat lainnya dan dapat ditularkan pada manusia.
Penularan terjadi karena
a. Penularan secara langsung
b. Penularan melalui tinja pinjal
c. Penularan oleh pinjal yang tractus digestivusnya telah tersumbat di
P.pestis.
2. Murine typhus (endemic typhus, flea typhus, Brill’s disease)
disebabkan Rickettsia mooseri.
3. Tularemia yang disebabkan Pasteurella tularensis pada binatang
mengerat ditularkan oleh D.montanus
a. Pinjal juga dapat menjadi HP : C.canis, C.felis, P.irritans
b. Yang menjadi HP H. diminuta : X.cheopis & N.fasciatus
c. X.cheopis, C.canis dan P.irritans mungkin menjadi HP H.nana
Ordo Hemiptera
(true bugs)
Family Reduviidae

Morfologi
- cone nosed bugs (kepala panjang dan langsing),
- mata menonjol, sepasang antenna, dan proboscis yang melipat.
- badan pipih dorsoventral, panjang dgn 2 pasang sayap.
- warna badan coklat hitam atau coklat kuning dengan tanda merah
dan kuning pada thorax, sayap dan sisi abdomen.
-Tempat hidup dirumah2, dan juga kandang dan sarang binatang
terutama dengan lantai tanah
Spesies:
- Panstrongylus megistus di Brazil
- Triatoma infestans di Argentina, Chili, Uruguay, paraguay
Bolivia Selatan

Panstrongylus megistus Triatoma infestans


Lingkaran hidup
-Metamorfosis tidak lengkap. Stadium larva sampai dewasa semua
memerlukan makan darah.

Hemiptera life cycle


PDIK
Reduviidae mengisap darah pada tempat tusukan.
Merupakan vektor penyakit Chagas, yg disebabkan oleh
T.cruzi
Family Cimicidae
(Kutu busuk, bedbugs)
Morfologi
- bentuk badan oval, pipih dorsoventral
- ukuran 4 mm
- tidak bersayap
- warna coklat merah
- berbau khas
- Kepala bentuk pyramid, sepasang mata dan sepasang antenna
Cimex sp. - bedbug
- proboscis dapat dilipat dibawah kepala dan thorax
- telur : dalam kelompok 2-10 butir, jumlah sampai 500 butir
Spesies yg penting:
Cimex lectularis (common bedbug)
Cimex hemipterus (Indian or Oriental bedbug)

Cimex lectularis Cimex hemipterus


Lingkarang hidup:

Metamorfosis tak lengkap,

Lingkaran hidup berlangsung 1,5 –11 bulan, sampai 1 tahun

PDIK

Tidak mempunyai peranan penting dalam ilmu kedokteran, tetapi

menyebabkan gangguan karna gigitannya, gatal, urticaria pada yg sensitif


Ordo Diptera
- Famili Culicidae
Yang penting dalam ilmu kedokteran adalah:
I. Sub famili : Anophelinae
Tribus : Anophelini
Genus : Anopheles
II. Sub famili : Culicinae
Tribus : Culicini
Genus : - Culex
- Aedes
- Mansonia
- Haemagogus, Psorophora
III. Sub famili : Toxorynchitinae (tidak begitu penting
dalam ilmu kedokteran)
Famili CULICIDAE (Mosquitoes, Nyamuk)

Morfologi
- Diketahui terdapat 2600 spesies di seluruh dunia
- Tubuh kecil dan rapuh, 4 – 13 mm
- Tubuh terdiri dari 3 bagian : kepala, thorax dan abdomen
- Kepala :
- Terdapat proboscis yang halus dan panjangnya melebihi panjang
kepala
Fungsi proboscis:
*Nyamuk ♂ : Alat hisap cairan tumbuhan atau buah-buahan
*Nyamuk ♀ : Alat hisap darah
- Terdapat palpo di kanan dan kiri
- Terdapat sepasang antenna 15 segmen
- Antenna pada:
*Nyamuk ♂ : berambut lebat (plumose)
*Nyamuk ♀ : tidak banyak rambut (pilose)
- Thorax:
- Mesonotum (bag.dorsal) sebagian besar ditutupi rambut halus.
- di posterior mesonotum terdapat scutelum yg berbentuk khas
untuk setiap tribus , contoh:
*Anophelini : setengah lingkaran
*Culicini : trilobus
- Sayap:
* panjang dan langsing
* permukaannya ditutupi sisik sayap (wing scales)
* letaknya mengikuti alur venasi
* tepinya terdapat rambut yang membentuk gambaran khas
untuk setiap spesies
- Abdomen:
* berbentuk silinder
* terdiri dari 10 segmen
* dua segmen terakhir berubah menjadi alat genitalis
Kemampuan terbang antara tempat perindukan dan sumber makanan
berlainan untuk berbagai macam spesies:
- Anopheles : maksimum 1 – 3 mil
- Culex : maksimum 10 mil
- Aedes : maksimum 50 – 100 mil

Spesies yg mengisap darah manusia  anthropophilic


Spesies yg mengisap darah binatang  zoophilic
Nyamuk yg mengisap darah pada malam hari  night biters
Nyamuk yg mengisap darah pada siang hari  day biters
BIOLOGI NYAMUK

- Metamorfosis lengkap: telur-larva-pupa-dewasa

- Tempat perindukan (breeding place) bermacam-macam tergantung

spesies dan kecenderungan kesempatan yang ada

- Telur yang baru diletakkan biasanya berwarna putih, setelah 1-2 jam

warnanya berubah menjadi coklat atau hitam

- Telur menetas menjadi larva setelah 2 – 3 hari


Perbedaan telur pada tiap nyamuk:
NyamukTelur
Anopheles - Menyerupai perahu dan mempunyai
pelampung
- telur diletakkan satu-satu secara
terpisah di atas permukaan air
Culex - beberapa telur melekat membentuk
rakit (raft) di atas permukaan air
Mansonia - berkelompok (cluster) irreguler
Aedes - tanpa pelampung, satu-satu di atas permukaan air
- permukaan telur tampak ada anyaman seperti kasa
Psorophora - telur diletakkan secara terpisah di atas tepi permukaan air
pada air yang jernih
Culex sp.

Culex sp. [larva]


- Larva menjadi pupa melewati 4 stadium dan mengambil makanan

dari tempat hidupnya

- Pupa tidak makan lagi, kebutuhan O2 diambil melalui trompet di

kepala

- Pupa menjadi dewasa memerlukan waktu 1 hari sampai beberapa

minggu tergantung spesies dan kondisi lingkungan

- Nyamuk ♂ setelah dewasa biasanya tidak pergi jauh tetapi

menunggu ♀ untuk berkopulasi


- Nyamuk ♀ dalam waktu 2x24 jam segera berkopulasi kemudian

pergi mencari makan

- Nyamuk ♀ berkopulasi cukup sekali saja seumur hidup

selanjutnya tinggal menghisap darah sebelum bertelur

- Nyamuk ♀ umumnya hidup lebih lama daripada nyamuk ♂

- Rata-rata umur nyamuk dewasa 2-4 minggu, tetapi ada nyamuk

yang mencapai umur 1-2 bulan.


Peranan Dalam Ilmu Kedokteran
- Nyamuk sangat mengganggu dengan gigitan-gigitannya
- Nyamuk merupakan vektor berbagai penyakit manusia dan hewan
-Vektor penyakit malaria
-Anopheles sundaicus
-Anopheles aconitus
-Anopheles subpictus
-Anopheles maculatus
-Anopheles barbirostris
-Vektor filariasis
-Brugia malayi: spesies Mansonia, Aedes dan Anopheles
-Brugia timori: spesies Anopheles dan Mansonia
-Wuchereria bancrofti: spesies Culex, Aedes, Mansonia dan
Anopheles
- Vektor DHF
- Aedes aegypti
- Aedes albopictus
- Aedes scutellaris

- Vektor Yellow fever


- Aedes aegypti
- Aedes simpsoni
- Aedes africanus
- Haemagogus spegazzini
- Vektor Arbor virus yang lain
- Culex tritaeniorrhynchus
- Culex gelidus
- Culex vishnui

Anda mungkin juga menyukai