Anda di halaman 1dari 17

ARTHROPODA

KUSWANTO SANREDJA
PENDAHULUAN
1. Pengertian
 Arthropoda menempati posisi penting dalam ilmu
penyakit pada bidang kesehatan umumnya karena
dapat menimbulkan gangguan langsung atau
penyakit pada manusia dan binatang serta dapat
menularkan penyakit
 Arthropoda adalah binatang invertebrata, bersel
banyak, bersegmen-segmen, bentuknya simetris
bilateral, memiliki eksoskeleton yg terbuat dari
chitin, dan memiliki beberapa ps kaki dg banyak
sendi (arthro = sendi ; podus = kaki)
Siklus hidup

Larva Pupa

Telur Dewasa
ARTHROPODA DAN PENYAKIT
PADA MANUSIA
a. Banyak Arthropoda yg berhubungan dengan
kejadian penyakit pada manusia
b. Telah banyak jiwa melayang, penderitaan dan
biaya dikeluarkan berkaitan dengan penyakit
yang ada hubungannya dengan arthropoda
c. Dengan mempelajari arthropoda diharapkan
dapat dilakukan tindakan pencegahan dan
pemberantasan penyakit melalui
pengendalian arthropoda
PENGGOLONGAN ARTHROPODA
SEHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA
PENYAKIT ADA DUA :

1. Arthropoda langsung sebagai penyebab penyakit


2. Arthropda sebagai vektor penyakit atau host
intermendiate
Arthropoda langsung sebagai
penyebab penyakit
 Entomophobia, suatu jenis kelainan jiwa dimana
seseorang menunjukkan rasa takut yg
berlebihan (abnormal) terhadap suatu jenis
arthropoda
 Mengisap darah dan mengganggu, beberapa
spesies menghisap darah manusia tetapi tidak
merupakan suatu vektor penyakit (Cimex
lectularius = kutu busuk)
 Trauma pada alat indra, arthropoda masuk ke
lubang telinga, hidung/mata karena musibah
lanjutan

 Memasukkan racun atau menimbulkan alergi,


beberapa species arthropoda dapat memasukkan
racun ke tubuh manusia. Partikel arthropoda
yang sudah mati bila terhirup bersama udara
pernafasan dapat menimbulkan reaksi alergi atau
asthma allergika
 Dermatosis, adalah iritasi kulit oleh arthropoda
baik karena gigitannya maupun karena invasinya
ke jaringan kulit (contoh : kudis (Sarcoptes
scabei), kutu kepala (Pediculus humanus capitis),
kutu pubis (Phthirus pubis), kutu busuk (Cimex
lectularius)
lanjutan

 Infestasi larva serangga di dalam jaringan tubuh


(Myiasis) larva hidup dari jaringan hidup, jaringan
necrosis atau jaringan host yg mati; serangga yg
menimbulkan myiasis dibagi 3 :
1. Specific myiasis, larva mutlak memerlukan jaringan
tubuh host sebagai tempat hidupnya
2. Semispecific myiasis, larva bisa hidup pada daging atau
tumbuhan yg sedang membusuk, disamping pada
jaringan tubuh host
3. Accidental myiasis, larvanya bisa hidup pada feces, zat
organis yg sedang membusuk atau pada makanan
manusia, dan hanya kebetulan saja bila serangga
menempatkan telurnya pada jaringan host, sehingga
larvanya tumbuh disana
ARTHROPODA SEBAGAI VEKTOR
PENYAKIT ATAU HOST
INTERMEDIATE
 Hampir semua jenis bibit penyakit dapat ditularkan
oleh Arthropoda sebagai vektor panyakit atau host
intermediatenya. Bibit penyakit yang bisa ditularkan
adalah yg berasal dari bakteri, ricketsia, virus, protozoa
dan cacing
Cara arthropoda mendapatkan,
mengembangkan dan menularkan
:
1. Bibit penyakit bersama darah atau jaringan host dimakan
arthropoda
2. Bibit penyakit melanjutkan perkembangannya dengan atau
tanpa bertambah banyak
3. Bibit penyakit menembus diding usus arthropoda
4. Bibit penyakit menyebar bersama hemolymph ke seluruh
jaringan arthropoda
5. Bibit penyakit menumpuk di (a) kelenjar ludah, (b) invasi ke
ephitel dan oocytes dari ovarium untuk terjadinya transmisi
transovarial
lanjutan

6. Dimasukkan ke dalam tubuh host, dimana bibit penyakit :


 Dimuntahkan dari lambung atau berasal dari kelenjar
ludah,
 Menembus tubuh arthropoda seperti pada penularan
filaria,
 Penularan melalui bagian mulut atau permukaan badan
arthropoda yg terkontaminasi bibit penyakit
7. Bibit penyakit yg berada dlm feces arthropoda masuk ke
dalam luka gigitan atau digosokkan pada conjungtiva misal
pada Trypanosoma cruzi
8. Bibit penyakit diekresikan oleh kelenjar coxal, misalnya
penularan virus
9. Host mendapatkan infeksinya karena makanan atau
minuman terkontaminasi arthropoda yg mengandung bibit
penyakit
PENGENDALIAN ARTHROPODA

 Adalah upaya untuk mengurangi jumlah arthropoda


dan menghambat hubungannya dengan kesehatan
manusia. Pengendalian merupakan salah satu cara
untuk mencegah penularan penyakit, pengendalian
ada 4 cara :
1. Mekanis
2. Zat kimia
3. Biologis
4. Perlindungan perorangan
MEKANIS
 MELIPUTI :
1. Pengelolaan tempat hidup dan berkembang
biaknya arthropoda,
2. Memasang hambatan mekanis,
3. Menghilangkan atau memindahkan tempat
berkebang biaknya,
4. Menangkap dan membunuhnya
Beberapa pengendalian mekanis
 Perbaikan sanitasi lingkungan, merupakan upaya
yang sangat efektif dalam pengendalian lalat dan
kecoa, karena dengan sanitasi lalat dan kecoa akan
kehilangan tempat untuk menumbuhkan larvanya
 Dengan perangkap, biasanya dilakukan untuk
kepentingan penelitian tapi juga bisa untuk upaya
pengendalian arthropoda
 Penataan lingkungan, adalah menghilangkan tempat
berkembang biak dan mencegah arthropoda
berhubungan dengan manusia
ZAT KIMIA
 Penggunaan pestisida dalam pengendalian untuk
keperluan rumah tangga, pertanian dan program
kesehatan masyarakat sudah lama dilaksanakan
 Pemakaian yang berlebihan, cara pemakaian yg
tidak benar dan kualitas dari pestisida dapat
menimbulkan masalah lingkungan yg
membahayakan manusia
 Pestisida bermacam-macam antara lain, pediculisida
(pediculus), larvisida (larva), rodentisida (rodesia);
 Harus hati-hati dalam pemakaian ; harus sesuai
aturan pakai agar hasil efektif; tidak menyebabkan
resisten dan tidak mencemari lingkungan
Secara Biologis
 Pengendalian dengan
menggunakan musuh biologi,
dengan menanam ikan Gambusia
affinis yg akan memangsa larva
nyamuk pada genangan air
Perlindungan perorangan
 Dapat dilakukan dengan menggunakan
pakaian yg menutup tubuh, penggunaan
kelambu, menggunakan zat pengsir
serangga (Insect repellent) pada bagian
tubuh yg terbuka

Anda mungkin juga menyukai