Anda di halaman 1dari 15

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengertian vektor adalah organisme yang tidak menyebabkan penyakit
tetapi menyebarkannya dengan membawa patogen dari satu inang ke yang
lainnya.
Pemerintah No.374 tahun 2010 menyatakan bahwa vektor merupakan
arthropoda yang dapat menularkan, memindahkan atau menjadi sumber
penularan penyakit pada manusia. Sedangkan menurut Nurmaini (2001),
vektor adalah arthropoda yang dapat memindahkan/menularkan
suatu infectious agent dari sumber infeksi kepada induk semang yang rentan.
Vektor penyakit merupakan arthropoda yang berperan sebagai penular
penyakit sehingga dikenal sebagai arthropod – borne diseases atau sering
juga disebut sebagai vector – borne diseases yang merupakan penyakit yang
penting dan seringkali bersifat endemis maupun epidemis dan menimbulkan
bahaya bagi kesehatan sampai kematian.

1
Tikus adalah hewan mengerat (rondensia) yang lebih dikenal sebagai
hama tanaman pertanian, perusak barang digudang dan hewan penggangu
yang menjijikan di perumahan. Belum banyak diketahui dan disadari bahwa
kelompok hewan ini juga membawa, menyebarkan dan menularkan berbagai
penyakit kepada manusia, ternak dan hewan peliharaan. Rodensia komensal
yaitu rodensia yang hidup didekat tempat  hidup atau kegiatan manusia ini
perlu lebih diperhatikan dalam penularan penyakit. Penyakit yang ditularkan
dapat disebabkan oleh infeksi berbagai agen penyakit dari kelompok virus,
rickettsia, bakteri, protozoa dan cacing. Penyakit tersebut dapat ditularkan
kepada manusia secara langsung oleh ludah, urin dan fesesnya atau melalui
gigitan ektoparasitnya (kutu, pinjal, caplak dan   Tikus merupakan masalah
rutin di Rumah Sakit, karena itu pengendaliannya harus dilakukan secara
rutin. Hewan mengerat ini menimbulkan kerugian ekonomi yang tidak
sedikit, merusak bahan pangan, instalasi medik, instalasi listrik, peralatan
kantor seperti kabel-kabel, mesin-mesin komputer, perlengkapan
laboratorium, dokumen/file dan lain-lain, serta dapat menimbulkan penyakit.
Beberapa penyakit penting yang dapat ditularkan ke manusia antara lain, pes,
salmonelosis, leptospirosis, murin typhus.  
Ditinjau dari nilai estetika, keberadaan tikus akan menggambarkan
lingkungan yang tidak terawat, kotor, kumuh, lembab, kurang pencahayaan
serta adanya indikasi penatalaksanaan/manajemen kebersihan lingkungan
Rumah sakit yang kurang baik. Mengingat besarnya dampak negatif akibat
keberadaan tikus dan mencit di Rumah Sakit, maka Rumah Sakit harus
terbatas dari hewan ini.  
Sebagai langkah dalam upaya mencegah kemungkinan timbulnya
penyebaran penyakit serta untuk mencegah timbulnya kerugian sosial dan
ekonomi yang tidak diharapkan, maka perlu disusun pedoman teknis
pengendalian tikus dan mencit di Rumah Sakit..

2
B. Rumusan masalah

1. Mengetahui sumber, fungsi, karakteristik, perananan vector dan tikus bagi


kehidupan manusia
2. Mengetahui jenis penyakit yang ditularkan melalui vector dan tikus

C.    Tujuan
1. Agar dapat mengetahui sumber, fungsi, karakteristik, perananan vector dan
tikus bagi kehidupan manusia
2.Agar dapat mengetahui jenis penyakit yang ditularkan melalui vector dan tikus

3
BAB ll
PEMBAHASAN

A. Pengertian, Sumber, Fungsi, Karakteristik Dan Peranan Vektor Dan Tikus


Bagi Kehidupan Manusia.
Pengertian vektor adalah organisme yang tidak menyebabkan penyakit
tetapi menyebarkannya dengan membawa patogen dari satu inang ke yang
lainnya.
Peraturan Pemerintah No.374 tahun 2010 menyatakan bahwa vektor
merupakan arthropoda yang dapat menularkan, memindahkan atau menjadi
sumber penularan penyakit pada manusia. Sedangkan menurut Nurmaini
(2001), vektor adalah arthropoda yang dapat memindahkan/menularkan
suatu infectious agent dari sumber infeksi kepada induk semang yang rentan.
Vektor penyakit merupakan arthropoda yang berperan sebagai penular
penyakit sehingga dikenal sebagai arthropod – borne diseases atau sering
juga disebut sebagai vector – borne diseases yang merupakan penyakit yang
penting dan seringkali bersifat endemis maupun epidemis dan menimbulkan
bahaya bagi kesehatan sampai kematian. Tikus adalah binatang yang
termasuk dalam ordo rodentia, sub ordo Myormorpha, family muridae.
family muridae ini merupakan family yang dominan dari ordo rodentia
karena mempunyai daya reproduksi yang tinggi, pemakan segala macam
makanan (omnivorous) dan mudah beradaptasi dengan lingkungan yang
diciptakan manusia. jenis tikus yang sering ditemukan dihabitat rumah dan
ladang adalah jenis rattus.
Sumber vektor dan tikus bagi kehidupan, Menurut Chandra (2003), ada 4
faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya suatu penyakit :
a. Cuaca
Iklim dan musim merupakan faktor utama yang mempengaruhi
terjadinya penyakit infeksi. Agen penyakit tertentu terbatas pada daerah
4
geografis tertentu, sebab mereka butuh reservoir dan vektor untuk hidup.
Iklim dan variasi musim mempengaruhi kehidupan agen penyakit, reservoir
dan vektor. Di samping itu perilaku manusia pun dapat meningkatkan
transmisi atau menyebabkan rentan terhadap penyakit infeksi. Wood tick
adalah vektor arthropoda yang menyebabkan penularan penyakit yang
disebabkan rickettsia.

b. Reservoir
Hewan-hewan yang menyimpan kuman patogen dimana mereka
sendiri tidak terkena penyakit disebut reservoir. Reservoir untuk arthropods
borne disease adalah hewan-hewan dimana kuman patogen dapat hidup
bersama. Binatang pengerat dan kuda merupakan reservoir untuk virus
encephalitis. Penyakit ricketsia merupakan arthropods borne disease yang
hidup di dalam reservoir alamiah.seperti tikus, anjing, serigala serta manusia
yang menjadi reservoir untuk penyakit ini. Pada banyak kasus, kuman
patogen mengalami multifikasi di dalam vektor atau reservoir tanpa
menyebabkan kerusakan pada intermediate host.
c. Geografis
Insiden penyakit yang ditularkan arthropoda berhubungan langsung
dengan daerah geografis dimana reservoir dan vektor berada. Bertahan
hidupnya agen penyakit tergantung pada iklim (suhu, kelembaban dan curah
hujan) dan fauna lokal pada daerah tertentu, seperti Rocky Mountains
spotted fever merupakan penyakit bakteri yang memiliki penyebaran secara
geografis. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan tungau yang
terinfeksi.oleh ricketsia dibawa oleh tungau kayu di daerah tersebut dan
dibawa oleh tungau anjing ke bagian timur Amerika Serikat.

5
d. Perilaku Manusia
Interaksi antara manusia, kebiasaan manusia.membuang sampah
secara sembarangan, kebersihan individu dan lingkungan dapat menjadi
penyebab penularan penyakit arthropoda borne diseases.
Fungsi dan karakteristik vector dan tikus bagi kehidupan; Dalam
hal ini vector dan tikus merupakan salah satu penyebab menimbulnya
salah satu penyakit pada manusia dan hal ini, tidak memiliki keuntungan
bagi manusia, maka kita perlu mengendalikannya.
Beberapa karakteristik vector dan tikus sebagai berikut ; Jenis-
jenis Vektor Penyakit Sebagian dari Arthropoda dapat bertindak sebagai
vektor, yang mempunyai ciri-ciri kakinya beruas-ruas, dan merupakan
salah satu phylum yang terbesar jumlahnya karena hampir meliputi 75%
dari seluruh jumlah binatang (Nurmaini,2001). Berikut jenis dan
klasifikasi vektor yang dapat menularkan penyakit :
 Arthropoda yang dibagi menjadi 4 kelas :
1. Kelas crustacea (berkaki 10): misalnya udang
2. Kelas Myriapoda : misalnya binatang berkaki seribu
3. Kelas Arachinodea (berkaki 8) : misalnya Tungau
4. Kelas hexapoda (berkaki 6) : misalnya nyamuk .
Dari kelas hexapoda dibagi menjadi 12 ordo, antara lain ordo yang
perlu diperhatikan dalam pengendalian adalah : Ordo Dipthera yaitu
nyamuk dan lalat;
a. Nyamuk anopheles sebagai vektor penyakit malaria
b. Nyamuk aedes sebagai vektor penyakit demam berdarah
c. Lalat tse-tse sebagai vektor penyakit tidur
d. Ordo Siphonaptera yaitu pinjal
e. Pinjal tikus sebagai vektor penyakit pes
f. Ordo Anophera yaitu kutu kepala Kutu kepala sebagai vektor
penyakit demam bolak-balik dan typhus exantyematicus.
6
Selain vektor diatas, terdapat ordo dari kelas hexapoda yang
bertindak sebagai binatang pengganggu antara lain
a. Ordo hemiptera, contoh kutu busuk
b. Ordo isoptera, contoh rayap
c. Ordo orthoptera, contoh belalanOrdo coleoptera, contoh kecoak
d. Ordo Rodentia, merupakan ordo dari kelas Mammalia yang
terbesar karena memiliki jumlah spesies terbanyak yaitu 2.000
spesies (40 %) dari 5.000 spesies untuk seluruh kelas Mammalia.
Dari 2.000 spesies Rodentia, hanya kurang lebih 150 spesies
tikus yang ada di Indonesia dan hanya 8 spesies yang paling
berperan sebagai host (vektor) dari agent patogen terhadap
manusia dan hama pertanian.  Delapan spesies tsb : Rattus
norvegicus (tikus riol/got/selokan/kota), Rattus-rattus
diardii (tikus rumah/atap), Mus musculus (mencit rumah), Rattus
exulans (tikus ladang), Bandicota indica (tikus wirok), Rattus
tiomanicus (tikus pohon), Rattus argentiventer (tikus
sawah), Mus caroli (mencit ladang).

Sedangkan dari phylum chordata yaitu tikus yang dapat dikatakan


sebagai binatang pengganggu, dapat dibagi menjadi 2 golongan :
a. Tikus besar, (Rat)
Contoh :Rattus norvigicus (tikus riol ), Rattus-rattus diardiil
(tikus atap), Rattus-rattus frugivorus (tikus buah-buahan)
b. Tikus kecil (mice)
Contoh:Mussculus (tikus rumah)
Arthropoda [arthro + pous ] adalah filum dari kerajaan binatang
yang terdiri dari organ yang mempunyai lubang eksoskeleton
bersendi dan keras, tungkai bersatu, dan termasuk di dalamnya
kelas Insecta, kelas Arachinida serta kelas Crustacea, yang
7
kebanyakan speciesnya penting secara medis, sebagai parasit,
atau vektor organisme yang dapat menularkan penyakit pada
manusia.
 Peranan vektor dan tikus bagi kehidupan
Peranan Vektor Penyakit Secara umum, vektor mempunyai peranan
yaitu sebagai pengganggu dan penular penyakit. Vektor yang berperan
sebagai pengganggu yaitu nyamuk, kecoa/lipas, lalat, semut, lipan, kumbang,
kutu kepala, kutu busuk, pinjal, dll. Penularan penyakit pada manusia melalui
vektor penyakit berupa serangga dikenal sebagai arthropod – borne diseases
atau sering juga disebut sebagai vector – borne diseases. Agen penyebab
penyakit infeksi yang ditularkan pada manusia yang rentan dapat melalui
beberapa cara yaitu :
1. Dari orang ke orang
2. Melalui udara
3. Melalui makanan dan air
4. Melalui hewan
5. Melalui vektor arthropoda.
B. jenis penyakit yang ditularkan melalui vector dan tikus
Tikus berperan sebagai tuan rumah perantara untuk beberpa jenis
penyakit yang dikenal Rodent Borne Disease. Penyakit-penyakit yang
tergolong Rodent Borne Disease adalah :
1. Pes atau sampar atau plague atau la peste merupakan penyakit
zoonosis yang timbul pada hewan pengerat dan dapat ditularkan pada
manusia. Penyakit tikus ini menular dan dapat mewabah. Gejalanya
antara lain adalah demam tinggi tanpa sebab, timbulnya bubo pada
femoral, inguinal dan ketiak juga sesak dan batuk.
2. Salmonellisis yang merupakan penyaklit yang disebabkan bakteri
salmonella yang dapat menginfeksi hewan dan juga manusia. Tikus
yang terinfeksi bakteri ini akan dapat menyebabkan kematian pada
8
manusia dan salmonellisis dapat tersebar dengan melalui kontaminasi
feses. Gejalanya antara lain adalah gastroenteritis, diare, mual,
muntah dan juga demam yang diikuti oleh dehidrasi
3. Leptospirosis merupakan infeksi akut disebabkan oleh bakteri
leptospira yang menyerang mamalia. Ini dapat menyerang siapapun
yang memiliki kontak dengan berbagai benda maupun hewan lain
yang mengalami infeksi leptospirosis. Gejalanya antara lain adalah
sakit kepala, bercak merah di kulit, gejala demam dan juga nyeri otot.
4. Murine typhus adalah penyakit yang disebabkan oleg Rickettsian
typhi atau R. mooseri yang dapat dotuarkan melalui gigitan pinjal
tikus. Gejalanya antara lain adalah kedinginan, sakit kepala, demam,
prostration dan nyeri di seluruh tubuh. Ada juga bintil-bintil merah
yang timbul di hari kelima hingga keenam.
5. Rabies merupakan penyakit yang menyerang sistem saraf pusat dan
memiliki gejala khas yaitu penderita jadi takut terhadap air dan
karena inilah rabies juga sering disebut hidrofobia. Tikus
menyebarkan penyakit ini melalui gigitan. Gejala awal dari rabies
tidaklah jelas, umumnya pasien merasa gelisah dan tidak nyaman.
Gejala lanjut yang dapat diidentifikasi antara lain adalah rasa gatal di
area sekitar luka, panas dan juga nyeri yang lalu bisa saja diikuti
dengan sakit kepala, kesulitan menelan, demam dan juga kejang.
6. Rat-Bit Fever atau demam gigitan tikus disebabkan oleh gigitan tikus
dan biasanya dialami anak-anak di bawah 12 tahun dan penyakit ini
memiliki mas inkubasi selama 1 hingga 22 hari. Gejala yang
ditimbulkan antara lain adalah sakit kepala, muntah, kedinginan dan
demam. Bakteri di dalam gigitan tikus merupakan penyebab dari
penyakit tikus ini.

9
C. PengendalianVektor dan Tikus
Pengendalian vektor dapat dilakukan dengan pengelolaan lingkungan
secara fisik atau mekanis, penggunaan agen biotik kimiawi, baik terhadap
vektor maupun tempat perkembangbiakannya dan atau perubahan perilaku
masyarakat serta dapat mempertahankan dan mengembangkan kearifan lokal
sebagai alternative.
Beberapa faktor yang menyebabkan tingginya angka kesakitan
penyakit bersumber binatang antara lain adanya perubahan iklim, keadaan
social-ekonomi dan perilaku masyarakat. Perubahan iklim dapat
meningkatkan risiko kejadian penyakit tular vektor.Faktor risiko lainnya
adalah keadaan rumah dan sanitasi yang buruk, pelayanan kesehatan yang
belum memadai, perpindahan penduduk yang non imun ke daerah endemis.
Masalah yang di hadapi dalam pengendalian vektor di Indonesia antara
lain kondisi geografis dan demografi yang memungkinkan adanya
keragaman vektor, belum teridentifikasinya spesies vektor ( pemetaan
sebaran vektor) di semua wilayah endemis, belum lengkapnya peraturan
penggunaan pestisida dalam pengendalian vektor, peningkatan populasi
resisten beberapa vektor terhadap pestisida tertentu, keterbatasan
sumberdaya baik tenaga, logistik maupun biaya operasional dan kurangnya
keterpaduan dalam pengendalian vektor.
Dalarn pengendalian vektor tidaklah mungkin dapat dilakukan
pembasmian sampai tuntas, yang mungkin dan dapat dilakukan adalah usaha
mengurangi dan menurunkan populasi kesatu tingkat yang tidak
membahayakan kehidupan manusia.
1) Pengendalian Non Kimiawi
a. Sanitasi dan Higienis Lingkungan
Tikus akan berkembang biak dan hidup dengan baik pada situasi
dimana mereka dengan mudah mendapatkan makanan, air, tempat

10
berlindung dan tempat tinggal yang tidak terganggu. Beberapa hal
yang dapt dilakukan untuk meminimalisasi gangguan tikus :
 Minimalisasi tempat bersarang/harborages antara lain :
eliminasi rumput/semak belukar
 Meletakkan sampah dalam garbage/tempat sampah yang
memiliki konstruksi yang rapat
 Meniadakan sumber air yang dapat mengundang tikus,
karena tikus membutuhkan minum setiap hari
b. Pencegahan secara fisik dan mekanis
Secara fisik dilakukan dengan eksklusi atau struktur kedap
tikus untuk mencegah tikus dapat masuk ke dalam bangunan antara
lain dengan menutup semua akses keluar-masuk tikus (celah, lubang)
pada bangunan, mengeliminasi sarang atau tempat persembunyian
tikus serta memangkas ranting pohon yang menjulur kebagunan, tidak
membuat taman terlalu dekat dengan struktur bangunan.
Secara mekanik dilakukan dengan membuat pelindung
(Proofing) sehingga tikus tidak dapat masuk ke dalam rumah, ruangan
dan tempat penyimpanan contohnya dengan memasang plat besi pada
pohon. Pengendalian secara mekanis lainnya juga dapat dilakukan
antara lain dengan menggunakan perangkap antara lain perangkap lem,
perangkap jepit, perangkap massal dan perangkap elektrik. Perangkap
merupakan cara yang paling disukai untuk membunuh atau
menangkap tikus pada keadaan dimana tikus yang mati disembarang
tempat sulit dijangkau dan dapat menimbulkan bau yang tidak sedap.

11
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Pengertian vektor adalah organisme yang tidak menyebabkan penyakit tetapi
menyebarkannya dengan membawa patogen dari satu inang ke yang lainnya.
Peraturan Pemerintah No.374 tahun 2010 menyatakan bahwa vektor merupakan
arthropoda yang dapat menularkan, memindahkan atau menjadi sumber penularan
penyakit pada manusia. Sedangkan menurut Nurmaini (2001), vektor adalah
arthropoda yang dapat memindahkan/menularkan suatu infectious agent dari sumber
infeksi kepada induk semang yang rentan.Tikus adalah binatang yang termasuk dalam
ordo rodentia, sub ordo Myormorpha, family muridae. family muridae ini merupakan
family yang dominan dari ordo rodentia karena mempunyai daya reproduksi yang
tinggi, pemakan segala macam makanan (omnivorous) dan mudah beradaptasi
dengan lingkungan yang diciptakan manusia. jenis tikus yang sering ditemukan
dihabitat rumah dan ladang adalah jenis rattus dan mus.
B.     Saran
Tikus merupakan salah satu vector penyakit yang merugikan manusia. Oleh karena
itu diperlukan adanya tindakan pengendalian agar masalah yang ditimbulkan oleh
adanya tikus dapat diminimalisir terutama masalah yang beerkaitan kesehatan.

12
C. Lampiran

Morfologi tikus

Morfologi
Lalat Morfologi Nyamuk

13
Morfologi kecoak

Morfologi Pinjal

14
DAFTAR PUSTAKA

http://sugarresearch.org/wp-content/uploads/2009/09/pengendalian-tikus.pdf
http://www.depkes.go.id/downloads/Pengendalian%20Tikus.pdf
http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/blb/article/view/2601/2553
http://ariexmilanibrahimovic.blogspot.com/2012/12/trapping-tikus.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Tikus. Diakses tanggal 25 November 2011
http://id.wikipedia.org/wiki/Tikus_rumah. Diakses tanggal 25 November 2011

           

15

Anda mungkin juga menyukai