Anda di halaman 1dari 19

Makalah Tekhnik Sampling

Memahami persiapan, berbagai jenis peralatan


penentuan titik, dan prosedur pengambilan sampel tanah
dan sampah

Disusun oleh :
Kelompok 12 Tingkat 1 D3 B
1. Rani Aulia Putri
2. Rafi Ahmad Zaidan
3. Sania Maulida
4. Widya Nur Anggraini

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II
TAHUN 2019

Daftar isi
Cover
Daftar isi
Bab 1
1.1 latar belakang
1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan
Bab 2
2.1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keadaan lingkungan dapat mempengaruhi kondisi ke
ehatan masyarakat. Banyak aspek kesejahteraan manusia dipengaruhi oleh
lingkungan, sehingga banyak akibat yang ditimbulkannya. Salah
satu penyebabnya vector dan tikus. Walaupun lingkungan sudah bersih, mereka
akan tetap ada di sekitar lingkungan.
Tikus merupakan binatang pengerat yang sudah menjadi musuh
masyarakat karena sebagai faktor penyakit dan identik berada di lingkungan
yang tidak terawat, kumuh, lembab dan kotor. Belum banyak disadari bahwa
kelompok hewan ini juga membawa, menyebarkan dan menularkan berbagai
penyakit kepada manusia, ternak dan hewan peliharaan. Penyakit itu dapat tertular
melalui ludah, urin atau fesesnya. Selain itu, tikus juga merusak properti rumah
karena sifat pengeratnya dan menjadi musuh para petani karena sering merusak
tanaman atau sawah milik mereka .
Selain tikus, ada beberapa vektor pengganggu lainnya seperti nyamuk
ataupun jenis serangga lainnya Vektor penyakit adalah serangga penyebar
penyakit atau arthopoda.Beda vektor dari vehicle, adalah bahwa vehicle itu suatu
penyebar penyakit yang tidak hidup, seperti air, udara, makanan dan lain-lainnya,
sedangkan vektor adalah benda hidup yakni serangga.. Yang dimana sangat
menganggu kondisi kesehatan manusia akibat dari lingkungan yang tidak sehat.
Keduanya juga merupakan spesies hewan yang meskipun tergolong memiliki
tubuh dengan ukuran kecil namum keduanya juga berbahaya bila tidak segera
ditangani.
Oleh karena itu, diperlukan adanya penanganan vector tersebut serta
mempelajari bagaimana kehidupan vector dan tikus agar tidak banyak penyakit
yang datang serta lingkungan pun menjadi sehat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari vektor dan tikus?
2. Apa saja alat dan bahan dalam pengambilan sampel vektor dan tikus
3. Apa kegunaan alat dan bahan dalam pengambilan sampel vektor dan tikus

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui alat dan bahan dalam pengambilan sampel vektor dan tikus.
2. Untuk mengetahui fungsi alat dan bahan dalam pengambilan sampel vektor dan
tikus.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Persiapan Pengambilan Sampel Vektor dan Tikus


1. Persiapan Trapping (alat perangkap)
- Survey/observasi
- Persiapan alat dan bahan
- Pembersiapan perangkap
- Penjemuran ( tidak di sentuh)
- Packing

2. Trapping
- Siapkan alat dan bahan
- Letakkan perangkap di area observasi
- Pasang umpan pada perangkap
- Observasi pada setiap 1-2 jam
- Hitung trapping rate

3. Penentuan Indeks Pinjal


- Persiapan alat dan bahan ( tikus, baskom, lysol/karbol, air bersih, sisir
rapat, laupe, petridist, sarung tangan,masker, dll)
- Mengisi baskom dengan air, campurkan lysol/karbol
- Letakkan penyangga diatas baskom untuk menahan tikus
- Sisir merata dari bagian kepala sampai ke ekorbagian atas samping dan
bawah
- Pindahkan pinjal dari baskom ke pertidist untuk hitung densitasnya
dan diidentifikasi
Indeks Pinjal = Jumlah Pinjal Ditemukan
Jumlah Tikus yang disisir

2.2 Berbagai Jenis Alat Pengambilan dan Tata Cara Pengambilan Sampel
Vektor adalah organisme yang tidak menyebabkan penyakit tapi
menyebarkannya dengan membawa patogen dari satu inang ke yang lain.
Berbagai jenis nyamuk, lalat, kecoa. Dan sebagai contoh nyamuk, berperan
sebagai vektor penyakit malaria yang mematikan. Pengertian tradisional
dalam kedokteran ini sering disebut "vektor biologi" dalam epidemiologi dan
pembicaraan umum.
Jenis-Jenis Vektor :
a) Vektor Potensial
Vektor potensial adalah vektor yang secara aktif berperan dalam penyebaran
penyakit.Vektor ini baik secara biologis maupun mekanis selalu mencari
hospesnya untuk kelangsungan hidupnya.
b) Vektor Pasif
vektor pasif, artinya secara ilmiah dapat dibuktikan bahwa dalam tubuh vektor
ada agen patogen dan dapat menularkan agen tersebut kepada hospes lain, tetapi
vektor ini tidak aktif mencari mangsanya. Dengan adanya perubahan lingkungan,
kemungkinan vektor tersebut dapat berubah menjadi aktif.
c) Vektor Biologis
Vektor biologis, dimana agen penyakit harus mengalami perkembangan ke
stadium lebih lanjut. Bila tidak ada vektor maka agen penyakit kemungkinan akan
mati. Contoh yang paling mudah adalah schistosomiasis, penyakit akibat
cacing Schistosoma japonicum. Larva(miracidium) masuk ke dalam tubuh
siput,berkembang menjadi sporocyst dan selanjutnya menjadi redia, kemudian
menjadi cercaria yang akan keluar dari tubuh siput, aktif mencari definif host,
melalui kulit dimana akan terjadi dermatitis (SOULSBY, 1982).
d) Vektor Mekanis
Vektor mekanis, dimana agen penyakit tidak mengalami perkembangan, tetapi
hanya sebagai pembawa agen penyakit. Tidak seperti penyakit malaria atau
arbovirus dimana terjadinya infeksi cukup satu kali gigitan vektor yang sudah
terinfeksi, pada infeksi filaria, vektor harus sering menggigit hospesny agar terjadi
infeksi. Diperkirakan lebih dari
100 gigitan agar cacing dapat bereproduksi dan menghasilkan mikrofilaria.
e) Vektor Insidentil
Vektor insidentil, vektor ini secarakebetulan hinggap pada manusia,
kemudian mengeluarkan faeces yang sudah terkontaminasi agen penyakit dekat
mulut. Secara tidak sengaja masuk ke dalam mulut, contohnya pada penyakit
Chagas yang disebabkan oleh Trypanosoma cruzi dan vektor yang berperan
adalah Triatoma bugs. Vektornya sebenarnya masuk dalam siklussilvatik, hanya
diantara hewan rodensia. Manusia terkontaminasi bila vektornya masuk dalam
lingkungan manusia.Penyakit yang sering mewabah di Indonesia dan dianggap
penting serta kemungkinan masuknya penyakit enzootic
Tikus adalah binatang yang termasuk dalam ordo rodentia, sub ordo
Myormorpha, family muridae. family muridae ini merupakan family yang
dominan dari ordo rodentia karena mempunyai daya reproduksi yang tinggi,
pemakan segala macam makanan (omnivorous) dan mudah beradaptasi dengan
lingkungan yang diciptakan manusia. jenis tikus yang sering ditemukan dihabitat
rumah dan ladang adalah jenis rattus dan mus.
adapun klasifikasi dari tikus adalah sebagai berikut :
Dunia : Animalia
Filum : Chordata
Sub Filum : Vertebrata
Kelas : Mammalia
Subklas : Theria
Ordo : Rodentia
Sub ordo : Myomorpha
Famili : Muridae
Sub family : Muridae
Genus : Rattus dan Mus
Species : Rattus tanezumi
Jenis-jenis Lalat :
1. Lalat rumah = Musca domestica
Ini jenis lalat yang paling banyak terdapat diantara jenis-jenis lalat
rumah. Karena fungsinya sebagai vektor tranmisi mekanis dari berbagai
bibit penyakit disertai jumlahnya yang banyak dan hubungannya yang erat
dengan lingkungan hidup manusia, maka jenis lalat musca domestica ini
merupakan jenis lalat yang terpenting ditinjau dari sudut kesehatan
manusia. sampah yang ditumpuk di tempat terbuka karena mengandung
zat-zat organic merupakan medium pembiakan lalat rumah yang penting.
berada dalam jarak 1,5 km di sekitar tempat pembiakannya, tetapi
beberapa bisa sampai sejauh 50 km.
2. Lalat Hijau (Chrysomya Megacephala)
Lalat Hijau termasuk ke dalam famili Calliphoridae. Lalat ini
terdiri atas banyak jenis, umumya berukuran sedang sampai besar, dengan
warna hijau, abu-abu, perak mengkilat atau abdomen gelap. Biasanya lalat
ini berkembangbiak di bahan yang cair atau semi cair yang berasal dari
hewan, termasuk daging, ikan, daging busuk, bangkai, sampah
penyembelihan, sampah ikan, sampah dan tanah mengandung kotoran
hewan. Lalat ini dilaporkan juga membawa telur cacing Ascaris
lumbricoides, Trichuris trichiura, dan cacing kait pada bagian luar tubuhnya
dan pada lambung lalat.

Jenis-jenis Nyamuk :

1. Nyamuk Aedes aegypti

Aedes aegypti merupakan jenis nyamuk yang dapat membawa virus dengue
penyebab penyakit demam berdarah. A. aegypti juga merupakan pembawa
virus demam kuning (yellow fever) dan chikungunya. Sebagai pembawa
virus dengue, A. aegypti merupakan pembawa utama (primary vector) dan
bersama Aedes albopictus menciptakan siklus persebaran dengue di desa
dan kota.

2. Nyamuk Anopheles
Anopheles (nyamuk malaria) merupakan salah satu genus nyamuk. Terdapat
400 spesies nyamuk Anopheles, namun hanya 30-40 menyebarkan malaria
(contoh, merupakan "vektor") secara alami. Anopheles gambiae adalah
paling terkenal akibat peranannya sebagai penyebar parasit malaria (contoh.
Plasmodium falciparum) dalam kawasan endemik di Afrika, sedangkan
Anopheles sundaicus adalah penyebar malaria di Asia. Anopheles juga
merupakan vektor bagi cacing jantung anjing Dirofilaria immitis.

3. Nyamuk Culex sp

Memiliki Palpi lebih pendek dari pada probocis. Sayap nya berbentuk
simetris. Dan tubuhnya bewarna coklat kehitaman. Berkembang biak di
tempat kotor atau di rawa-rawa. Biasanya menularkan penyakit dengan cara
membesarkan tubuhnya. Nyamuk Culex ini Menyebabkan penyakit
filariasis.

4. Nyamuk Mansonia

Pada saat hinggap tidak membentuk sudut 90º. Memiliki bentuk tubuh besar
dan panjang, dan sayap nya berbentuk asimetris. Nyamuk Mansonia
menyebabkan penyakit filariasis. Penularan penyakit dengan cara
membesarkan tubuhnya.

Jenis-jenis Kecoa

Kecoa adalah salah satu insekta yang termasuk ordo Ortopthera


(bersayap dua) dengan sayap yang didepan menutupi sayap yang
dibelakang dan melipat seperti kertas. Kecoa terdiri dari beberapa genus
yaitu Blaptella,periplaneta, blatta, supella, dan blaberus. Beberapa spesies
dari kecoa blaptella germanika, periplaneta americana, periplaneta
austalasiae, periplaneta fluginosa, blatta orientalis, dan supella
longipalpa.

Kecoa termasuk phyllum Arthropoda, klas Insekta. Kecoa dengan mudah


kita jumpai di rumah tinggal. Ia memakan hampir segala macam makanan
yang ditemukannya untuk bertahan hidup. Baunya yang tidak sedap,
kotoran dan kuman yang ia tinggalkan di setiap tempat yang ia hinggapi,
membuat kecoa dianggap sebagai indikator sanitasi yang buruk. Berbagai
kuman penyakit yang berasal dari tempat-tempat kotor menempel pada
tubuh kecoa dan akan menempel di setiap tempat yang dia hinggapi.

Jenis-jenis Tikus :
1. Tikus Rumah (Rattus tanezumi)
Tikus ini mempunyai panjang ujung kepala sampai ujung ekor 220-370
mm, ekor 101-180 mm, kaki belakang 20-39 mm, ukuran telinga 13-23 mm,
sedangkan rumus mamae 2+3=10. Warna rambut badan atas coklat tua dan
rambut badan bawah (perut) coklat tua kelabu. Yang terrnasuk dalam jenis tikus
rumah (rattus rattus) yaitu tikus atap (roof rat), tikus kapal (ship rat), dan black
rat. Jika dilihat dari jarak kedekatan hubungan antara aktifitas tikus dengan
manusia, tikus rumah merupakan jenis domestik, yaitu aktifitas dilakukan di
dalam rumah manusia atau disebut juga tikus komensal (comensal rodent) atau
synanthropic.
Tikus rurnah merupakan binatang arboreal dan pemanjat ulung .
Kemampuan memanjat tembok kasar dan turun dengan kepala dibawab sangat
lihai, dan hila jatuh dari ketinggian 5,5 meter tidak akan menirnbulkan luka yang
berarti bagi tikus. Makanan yang dibutuhkan seekor tikus dalam sehari sebanyak
10- 15% dari berat badannya. Perilaku makan tikus dengan memegang makanan
dengan kedua kaki depan, dan kebiasaan mencicipi makanan untuk menunggu
reaksi makanan tersebut dalam perutnya. Hal ini perlu diperhatikan apabila kita
memberantas tikus dengan racun. Tikus mempunyai kebiasaan mencari makan
dua kali sehari yaitu pada 1-2 jam setelah matahari tenggelam dan pada l-2 jam
sebelum fajar.
Umur tikus rumah rata-rata satu tahun dan mencapai dewasa siap kawin
pada umur 2-3 bulan baik pada tikus jantan maupun betina. Masa bunting selama
21-23 hari dan seek or tikus betina dapat melahirkan 6-12 (rata-rata 8) ekor anak
tikus. Setelah 24-48 jam melahirkan, tikus betina siap kawin lagi atau disebutpost
partum oestrus.
Dalam tubuh tikus, terdapat beberapa hewan lain (parasit) yang ada di
dalam tubuh (endoparasit) dan diluar/menempel di tubuh (ektoparasit) yang
merupakan penular atau penyebab banyak sekali jenis penyakit. Endoparasit tikus
antara lain cacing, virus, jamur, protozoa, bakteri, dan rickettsia yang mempunyai
tempat hidup di bati dan ginjal tikus. Sedangkan ektoparasit tikus meliputi: pinjal
(fleas) : Xenopsylla cheopsis, Stivalus cognatus; kutu (lice) : Polyp/ax spinulosa,
Hoplopleura pasifica; larva tungau (chigger) ; tungau (mite);dan caplak(ticks).
2. Tikus Got (Rattus norvegicus)
Tikus got ini mempunyai panjang ujung kepala sampai ekor 300-400 mm,
panjang ekornya 170-230 mm, kaki belakang 42-47 mm, telinga 18-22 mm dan
mempunyai rumus mamae 3+3=12. Warna rambut bagian atas coklat kelabu,
rambut bagian perut kelabu. Tikus ini banyak dijumpai diseluruh air/roil/got di
daerah kota dan pasar.
3. Tikus Ladang (Rattus exulans)
Tikus ladang mempunyai panjang ujung kepala sampai ekor 139-365 mm,
panjang ekor 108-147 mm, kaki belakang 24-35 mm dan ukuran telinga 11-28
mm dan mempunyai rumus mamae 2+2=8. Warna rambut badan atas coklat
kelabu rambut bagian perut putih kelabu. Jenis tikus ini banyak terdapat di semak-
semak dan kebun/ladang sayur-sayuran dan pinggiran hutan dan kadang-kadang
masuk ke rumah.
4. Tikus Sawah (Rattus Argentiveter)
Tikus sawah (Rattus rattus argentiventer) merupakan hama yang dapat
menimbulkan kerugian bagi tanaman pertanian, yang dapat menyerang tanaman
padi, jagung, kedelai, kacang tanah dan ubi-ubian.
Panjang tikus sawah dari ujung kepala sampai ujung ekor 270-370 mm,
panjang ekor 130-192 mm, dan panjang kaki belakang 32-39 mm, telinga 18-21
mm sedangkan rumus mamae 3+3=12. Warna rambut badan atas coklat muda
berbintik-bintik putih, rambut bagian perut putih atau coklat pucat. Tikus jenis ini
banyak ditemukan di sawah dan padang alang-alang.
R. rattus argentiventer (tikus sawah) adalah merupakan binatang pengerat.
Tanda karakteristik binatang pengerat ditentukan dari giginya. Gigi seri
berkembang sepasang dan membengkok, permukaan gigi seperti pahat. Selain itu
terdapat diastema (bagian lebar tidak bergigi yang memisahkan gigi seri dengan
geraham), serta tidak mempunyai taring. Gigi lainnya berada di bagian pipi terdiri
dari 1 geraham awal (premolar) dan 3 geraham atau hanya 3 geraham (Anonim,
1989).
5. Tikus Wirok (Bandicota indica)
Panjang dari tikus wirok ini dari ujung kepala sampai ekor 400-580 mm,
panjang ekornya 160-315 mm, kaki belakang 47-53 mm, telinga 29-32 mm
seangkan rumus mamae 3+3=12. Warna rambut badan atas dan rambut bagian
perut coklat hitam, rambutnya agak jarang dan rambut di pangkal ekor kaku
seperti ijuk, jenis tikus ini banyak dijumpai di daerah berawa, padang alang-alang
dan kadang-kadang di kebun sekitar rumah.
6. Mencit (Mus musculus)
Mencit adalah binatang asli Asia, India, dan Eropa Barat. Mencit (Mus
musculus) adalah anggota Muridae (tikus-tikusan) yang berukuran kecil. Mencit
mudah dijumpai di rumah-rumah dan dikenal sebagai hewan pengganggu karena
kebiasaannya menggigiti mebel dan barang-barang kecil lainnya, serta bersarang
di sudut-sudut lemari. Mencit percobaan (laboratorium) dikembangkan dari
mencit, melalui proses seleksi. Sekarang mencit juga dikembangkan
sebagai hewan peliharaan.
Tikus ini mempunyai panjang ujung kepala sampai ekor kurang dari 175
mm, ekor 81-108 mm, kaki belakang 12-18 mm, sedangkan telinga 8-12 mm,
sedangkan rumus mamae 3+2=10. Warna rambut badan atas dan bawah coklat
kelabu.
2.2.1 Alat dalam Pengambilan Sampel Vektor & Tikus
1. Alat Fisik & Kimia

No Nama Alat Gambar Kegunaan

1 Rat trap Sebagai perangkap tikus


atau Rodentia lainnya

2 Light Trap Untuk menangkap


serangga yang terbang
pada malam hari.

3 Pit Fall Trap Alat ini berfungsi untuk


menangkap serangga atau
hewan kecil yang berada
di permukaan tanah.
4 Insect Net Jaring digunakan untuk
menangkap serangga
terbang seperti kupu-
kupu, lalat, belalang,
lebah, dan capung.

5 Soil Warm Untuk mengetahui


Extractor adanya serangga pada
tanah.

6 Aspirator Untuk mengumpulkan


serangga berukuran kecil.
7 Fly grill Untuk menghitung
kepadatan populasi lalat.

8 Fly trap Untuk menangkap lalat


dalam jumlah besar. Dan
biasanya diletakkan
diluar ruangan.

9 Sarung Untuk mengambil sampel


tangan tikus
10 Masker Untuk menutupi bau
yang tidak sedap

11 Kapas Untuk dimasukkan


kedalam tabung sampel
dan diberi air gula untuk
makanan nyamuk

12 Kain Kasar Untuk menutup lubang


tabung sampel

13 Kertas Label Untuk memberi identitas


sampel
14 Mistar Untuk mengukur sampel

15 Kuas Untuk memindahkan


kutu tikus

16 Kain putih Untuk alas


menyisir kutu

17 Sisir rapat Untuk menyisir tikus


mendapatkan kutu
18 Tabung Untuk meletakkan
Sampel sampel

19 Gayung Untuk mengambil


jentik nyamuk di air

20 Pipet hisap Untuk memindahkan


jetik dari gayung ke
tabung

21 Timbangan Untuk mengukur beban


sampel
22 Spuit(suntik) Untuk menyuntikan suatu
zat kedalam tubuh

2. Bahan dalam Pengambilan Sampel Vektor & Tikus

NO Nama Bahan Gambar Kegunaan


1 Insektisida Aerosol Sebagai
pembasmi vektor
atau serangga

2 Chloroform Obat bius

3 Umpan Tikus Untuk menarik


tikus keluar dari
sarangnya
4 Tikus Sebagai Sampel

2.3 Penentuan Titik dan Pengambilan Sampel


Penetuan Titik :
1. Tentukan lokasi tempat penangkapan ( TPS / TPA )
2. Menentukan titik di mana TRAP akan di tetapkan.
3. Kemudian letakan TRAP dan pasang umpan tepat di bawah
4. Biarkan TRAP di pasang selama 1 jam kemudian , apabila ada lalat yang masuk ke
trap tutup lubang bagian atas trap dengan kapas dan lubang bagian bawah trap ditutup
dengan plastik.
5. Bawa ke laboratorium kemudian semprotkan isektisida ke dalam trap dan amati jenis
atau spesies apa saja yang di dapat berdasarkan ciri-ciri.

Pengambilan Sampel
Pre Bitting :
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Memasang berbagai makanan ditempat yang akan dipasang perangkap tikus atau
vektor
3. Membiarkan selama sehari semalam
4. Mengamati jenis makanan yang disukai tikus atau vektor
5. Mengulangi sampai diperoleh data yang meyakinkan
6. Menginterpretasi data yang ada = makanan yang paling banyak dimakan adalah
makanan yang disukai dan digunakan sebagai umpan.

Trapping :
1. Menyiapkan seluruh alat dan bahan yang akan digunakan
2. Mencuci semua perangkap kemudian direndam dalam air panas untuk menghilangkan
jejak atau bau khas tikus atau vektor
3. Menggunakan perangkap cage trap
4. Memasang perangkap dengan umpan sesuai hasil pre bitting waktu pemasangan sore
hari
5. Perangkap yang ada tikusnya atau vektornya dibawa ke laboratorium untuk
diidentifikasi lebih lanjut.

Identifikasi :
1. Menyiapkan seluruh alat dan bahan yang akan digunakan
2. Memasukkan perangkap yang ada tikusnya kedalam kantong plastik
3. Mengambil kloroform dengan kapas dan memasukkannya kedalam kantong plastik
4. Kantong plastik diikat dengan rapat
5. Mendiamkan beberapa saat, hingga tikus mati kemudian kantong dibuka
6. Melakukan penyisiran terhadap tikus untuk mendapat ektoparasit
7. Melakukan identifikasi dan pengukuran baik berat badan, panjang ekor, dan lain-lain
sesuai ketentuan yang ada.

Jika terdapat ektoparasit, ektoparasit tersebut dimasukkan kedalam botol yang telah
diberi bahan pengawet

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Jadi vektor dan tikus merupakan hewan hidup yang membawa dampak
penyakit terhadap lingkungan dan juga kesehatan manusia. Untuk itu diperlukan
pengendalian vektor dan tikus dengan cara yaitu fisik, mekanik, kimia dan
biologis. Salah satu cara pengendalian yang sering dilakukan yaitu dengan
pemasangan trapping tikus. Pemberantasan vektor secara sederhana ini sangat
bermanfaat di daerah-daerah pedesaan/pedalaman yang mempunyai area
persawahan yang luas dan metode pemberantasan sederhana ini tidak
menimbulkan pencemaran lingkungan baik pencemaran air, tanah maupun udara.
Serta masyarakat perlu dibina agar hidup dalam lingkungan yang bersih sehingga
kemungkinan vektornya tidak berkembang
3.2 Saran
Dalam pengambilan sampel vektor dan tikus harus memperhatikan teknik-
tekniknya dengan teliti dan benar. Dan juga hal pertama yang harus dilakukan
adalah mempersiapkan alat-alat untuk pengambilan vektor dan tikus, agar dalam
praktikum dapat berjalan dengan lancar.

DAFTAR PUSTAKA
http://salmasharmila.blogspot.com/2017/09/alat-dan-bahan-dalam-pengambilan-
sampel.html

https://www.scribd.com/document/359890447/TEKNIK-
PENGAMBILAN-SAMPEL-LALAT-docx

Anda mungkin juga menyukai