Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

CACING TAENIA SOLIUM

KELOMPOK 10

DISUSUN OLEH :

RANI AULIA PUTRI 1D3B

D III KESEHATAN LINGKUNGAN


POLTEKKES JAKARTA 2
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan karunia-Nyalah,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “CACING TAENIA
SOLIUM” sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Penulis menyadari bahwa yang
diungkapkan dalam makalah ini masih jauh dari sempurna. Hal ini disebabkan karena
keterbatasan kemampuan yang dimiliki oleh penulis, sehingga akan menjadi suatu
kehormatan besar bagi penulis apabila mendapatkan kritikan dan saran yang membangun
makalah ini sehingga selanjutnya akan lebih baik dan sempurna.

Demikianlah yang dapat penulis sampaikan, semoga makalah ini bermanfaat bagi
semua pihak dan sebagai media pembelajaran mikrobiologi lingkungan khususnya dalam segi
teoritis sehingga dapat membuka wawasan ilmu pengetahuan serta akan menghasilkan yang
lebih baik di masa yang akan datang.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih atas semua bantuan yang telah
diberikan oleh berbagai pihak sampai tersusunnya makalah ini.

Jakarta, 24 Maret 2020

Penulis

ii
Daftar Isi

Kata Pengantar .......................................................................... ii


Daftar Isi ......................................................................... iii

1. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .......................................................................... 1
1.3. Tujuan Penulisan .......................................................................... 1
1.4. Manfaat Penulisan .......................................................................... 1

2. Pembahasan
2.1. Cacing Taenia Solium ……………………………………................. 2

3. Penutup
3.1. Kesimpulan ........................................................................ 12

Daftar Pustaka ........................................................................ 13

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Parasitologi adalah ilmu yang berisi kajian tantang organisme (jasad hidup),
yang hidup di permukaan atau di dalam tubuh organisme lain dapat bersifat sementara
waktu atau selama hidupnya, dengan cara mengambil sebagian atau seluruh fasilitas
hidupnya dari organisme lain tersebut, hingga organisme lain tersebut
dirugikan. Organisme atau makhluk hidup yang menumpang disebut dengan parasit.
Organisme atau makhluk hidup yang ditumpangi biasanya lebih besar daripada parasit
disebut Host atau Hospes, yang memberi makanan dan perlindungan fisik kepada
parasit.
Menyadari akibat yang dapat ditimbulkan oleh gangguan parasit terhadap
kesejahteraan manusia, maka perlu dilakukan usaha pencegahan dan pengendalian
penyakitnya. Sehubungan dengan hal tersebut maka sangat diperlukan suatu
pengetahuan tentang kehidupan organisme parasit yang bersangkutan selengkapnya.
Indonesia masih banyak penyakit yang merupakan masalah kesehatan, salah
satu diantaranya ialah cacing perut yang ditularkan melalui tanah. Cacingan ini dapat
mengakibatkan menurunnya kondisi kesehatan, gizi, kecerdasan dan produktifitas
penderitanya sehingga secara ekonomi banyak menyebabkan kerugian, karena
menyebabkan kehilangan karbohidrat dan protein serta kehilangan darah, sehingga
menurunkan kualitas sumber daya manusia. Prevalensi cacingan di Indonesia pada
umumnya masih sangat tinggi, terutama pada golongan penduduk yang kurang
mampu mempunyai risiko tinggi terjangkit penyakitini. (Surat Keputusan Menteri
Kesehatan No: 424/MENKES/SK/VI, 2006:1).

1.2. Rumusan masalah


1. Apa pengertian Cacing Taenia Solium?
2. Bagaimana siklus hidup Cacing Taenia Solium?
3. Bagaimana Morfologi Taenia solium?
4. Bagaimana gejala umum taeniasis solium?
5. Bagaimana diagnosis taeniasis solium?
6. Bagaimana Pencegahan dan Pengobatan Taeniasis saginata?

1.4. Manfaat Penulisan


Penulisan makalah ini untuk mengetahui cacing taenia soulium lebih spesifik lagi
dan untuk pembelajaran.

v
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1. Cacing Taenia Solium

Taksonomi Taenia solium


Kingdom : Animalia
Filum : Platyhelminthes
Kelas : Cestoda
Ordo : Cyclophyllidea
Famili : Taeniidae
Genus : Taenia
Spesies : Taenia solium

Pengertian Taenia solium


Taenia solium merupakan parasit yang termasuk dalam kelas cestoda yang hidup
dalam usus manusia dan dapat menyebabkan penyakit Taeniasis solium dan larvanya
menyebabkan penyakit cysticercosis cellulosae. Taenia solium disebut juga dengan
the pork tapeworm atau cacing pita babi. Hospes definitifnya adalah manusia
sedangkan hospes intermediernya adalah babi atau beruang hutan.

Siklus Hidup Taenia solium

vi
Proglotid yang matang (proglotid gravid) keluar bersama tinja atau bergerak aktif
menuju anus → cabang-cabang uterus anterior pecah dan telur keluar melalui
pinggiran anterior → jika telur termakan hospes intermedier (sapi) di dalam usus
embriofore terdesintegrasi oleh asam lambung → hexacanth embrio meninggalkan
kulit telur dan menembus dinding usus bersama limfe/darah berbagai organ dalam
yang paling sering adalah otot lidah, masseter diafragma, jantung, juga hati, ginjal,
paru-paru, otak dan mata babi → tumbuh menjadi cysticercus cellulosa (cacing
gelembung) dengan ukuran 5 mm x 8 – 10 mm dimana didalamnya terdapat scolex
yang mengalami invaginasi, scolex ini telah dilengkapi dengan kait-kait dan batil isap
→ bila cysticercus hidup ditelan manusia maka oleh enzim-enzim pencernaan
cysticercus ini dibebaskan →  scolex mengadakan evaginasi dan menempel pada
mukosa jejunum → tumbuh menjadi cacing dewasa dalam 3 bulan, cacing dewasa
dapat hidup lebih dari 25 tahun. Pada cysticercus cellulosa infeksi terjadi karena
manusia makan telur Taenia solium atau karena proglotid masuk ke lambung baik
karena regurgitasi (anti peristaltik) maupun sebab ikut bersama makanan. Di dalam
usus hexacanth embrio dibebaskan dan bersama aliran darah atau aliran limfe ke
organ-organ dan membentuk cysticercus cellulosae.

Morfologi Taenia solium

vii
Scolex Taenia solium

Proglotid gravid Taenia solium

Ciri-ciri cacing dewasa Taenia solium


Cacing dewasa mempunyai panjang 2 – 4 meter, kadang sampai 8 m Cacing ini terdiri
dari scolex, leher, dan strobila Scolex dilengkapi dengan 2 baris kait yang terdiri atas
kait panjang dan pendek, jumlahnya mencapai 25 – 30 buah. Diameter scolex ± 1 mm
terdapat 4 buah batil isap yang berbentuk mangkok Mempunyai 800 – 1000 segmen
dengan lubang kelamin pada sisi lateral kanan ata kiri tidak beraturan Uterus gravid
mempunyai cabang lateral mengandung 30 – 50 butir telur Ovarium terdiri atas 2
lobus lateral dan satu lobus kecil

viii
Telur Taenia sp.

Ciri-ciri telur Taenia sp. :


Ukuran : panjang 30 – 40 μm dan lebar 20 – 30 μm
Berwarna coklat tengguli
Lapisan embriofore bergaris-garis radier
Di dalamnya terdapat hexacanth embrio

Gejala Klinis Taeniasis solium


Cacing dewasa biasanya hanya menyebabkan peradangan setempat pada mukosa usus,
kerusakan yang lebih berat ditimbulkan oleh bentuk larvanya (cysticercus cellulosae).
Penderita taeniasis solium mungkin  hanya mengeluh tentang gangguan pencernaan
yang sifatnya ringan tetapi menahun, misalnya rasa sakit perut yang tidak begitu
nyata, diare, konstipasi bergantian, serta dapat terjadi eosinofilia mencapai 28%.
Pada cysticercosis gejala yang terjadi tergantung pada lokasi cysticercus cellulosae.
Cysticercus cellulosae bisa terdapat di kulit, otot, otak dan mata, sering kali bersifat
multiple dan tempat yang paling sering dihinggapi adalah otot bergaris dan otak. Kista
yang sedang tumbuh menimbulkan reaksi peradangan dan akhirnya fibrosis atau
perkapuran. Pada stadium infasi tidak ada gejala prodormal atau sakit otot ringan dan
suhu sedikit meninggi. Terjadi pembentukan kapsul dengan perubahan vaskuler.
Kadang-kadang parasit ini diserap atau diganti jaringan ikat. Keadaan ini dapat
menyebabkan adanya suatu fokus epilepsi. Mungkin juga terjadi perkapuran dan

ix
penyerapan sebagai parasit. Gejala dini yang mungkin terjadi adalah adanya tanda
oleh karena adanya proses desak ruang atau adanya sumbatan dari cairan otak. Gejala
lambat yang menonjol adalah epilepsi tipe Jackson. Cysticercosis di berbagai bagian
otak menimbulkan berbagai macam gejala tergantung letak cysticercus cellulosae.

Cara Diagnosis Taeniasis solium


Diagnosis taeniasis solium ditegakkan dengan menemukan proglotid gravid atau telur
dalam tinja atau daerah perianal dengan cara swab. Telur Taenia solium sulit
dibedakan dengan telur Taenia saginata tetapi proglotid gravidnya dapat dibedakan
berdasarkan jumlah lateral uterus atau scolexnya yang tidak mempunyai kait-kait.

Pencegahan dan Pengobatan Taeniasis saginata


Pencegahan taeniasis saginata : Memasak daging babi sampai matang sempurna
Memeriksa daging babi akan adanya  cysticercosis Menghilangkan sumber infeksi
dengan mengobati dan mencegah kontaminasi tanah dengan tinja manusia Pengobatan
taeniasis saginata : Praziquantel adalah obat yang paling sering digunakan untuk
mengobati taeniasis. Dosis yang diberikan adalah 5-10 mg/kg secara oral untuk sekali
minum pada orang dewasa dan 5-10 mg/kg pada anak-anak. Jika pasien memiliki
cysticercosis selain taeniasis, praziquantel harus digunakan dengan hati-hati.
Praziquantel adalah obat cysticidal yang dapat menyebabkan peradangan di sekitar
tempat cysticercosis, serta dapat menyebabkan kejang atau gejala lainnya. Obat
alternatifnya adalah Niklosamida, yang diberikan pada 2 gram secara oral untuk sekali
minum pada orang dewasa dan 50 mg/kg pada anak-anak. Setelah pengobatan, tinja
harus dikumpulkan selama 3 hari untuk mencari proglotid cacing pita untuk
identifikasi spesies. Pemeriksaan tinja harus dikaji ulang untuk telur taenia dalam
waktu 1 dan 3 bulan setelah pengobatan untuk memastikan sudah tidak terinfeksi
taeniasis. Epidemiologi Taenia solium dapat dijumpai di seluruh dunia terutama
daerah yang banyak mengkonsumsi daging babi dan mempunyai sanitasi yang buruk.

x
BAB 3
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Taenia solium merupakan parasit yang termasuk dalam kelas cestoda yang hidup
dalam usus manusia dan dapat menyebabkan penyakit Taeniasis solium dan larvanya
menyebabkan penyakit cysticercosis cellulosae. Taenia solium disebut dengan the
pork tapeworm atau cacing pita babi. Hospes definitifnya adalah manusia sedangkan
hospes intermediernya adalah babi atau beruang hutan.

xi
Daftar pustaka

Craig, C.F., et al. 1970. Craig and Faust’s Clinical Parasitology. Michigan : Lea &
Febiger CDC. Taeniasis. https://www.cdc.gov/parasites/taeniasis/
https://medlab.id/taenia-solium/
https://www.pintarbiologi.com/257/taeniasis-pengertian-siklus-hidup-cara.html/amp

xii

Anda mungkin juga menyukai