KELOMPOK 10
DISUSUN OLEH :
1. Nabila alfath
2. Puet khairul imam
3. Rani aulia putri
4. Salwa anwar
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan karunia-Nyalah,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “PROSES TERJADINYA
KESADAHAN AIR” sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Penulis menyadari bahwa
yang diungkapkan dalam makalah ini masih jauh dari sempurna. Hal ini disebabkan karena
keterbatasan kemampuan yang dimiliki oleh penulis, sehingga akan menjadi suatu
kehormatan besar bagi penulis apabila mendapatkan kritikan dan saran yang membangun
makalah ini sehingga selanjutnya akan lebih baik dan sempurna.
Demikianlah yang dapat penulis sampaikan, semoga makalah ini bermanfaat bagi
semua pihak dan sebagai media pembelajaran mikrobiologi lingkungan khususnya dalam segi
teoritis sehingga dapat membuka wawasan ilmu pengetahuan serta akan menghasilkan yang
lebih baik di masa yang akan datang.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih atas semua bantuan yang telah
diberikan oleh berbagai pihak sampai tersusunnya makalah ini.
Penulis
ii
Daftar Isi
1. Pendahuluan ........................................................................ 12
2. Pembahasan ........................................................................ 12
3. Penutup
3.1. Kesimpulan ........................................................................ 12
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
v
BAB 2
PEMBAHASAN
Air yang banyak mengandung mineral kalsium dan magnesium dikenal sebagai “air sadah”, atau
air yang sukar untuk dipakai mencuci. Senyawa kalsium dan magnesium bereaksi dengan sabun
membentuk endapan dan mencegah terjadinya busa dalam air. Oleh karena senyawa-senyawa kalsium
dan magnesium relatif sukar larut dalam air, maka senyawa-senyawa itu cenderung untuk memisah
dari larutan dalam bentuk endapan yang akhirnya menjadi kerak.
Air sadah tidak begitu berbahaya untuk diminum, namun dapat menyebabkan beberapa
masalah.Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral, yang menyumbat saluran pipa dan
keran. Air sadah juga menyebabkan pemborosan sabun di rumah tangga, dan air sadah yang
bercampur sabun dapat membentuk gumpalan sampah yang sukar dihilangkan. Dalam industri,
kesadahan air yang digunakan diawasi dengan ketat untuk mencegah kerugian. Untuk menghilangkan
kesadahan biasanya digunakan berbagai zat kimia.
Karena penyebab dominan/utama kesadahan adalah Ca2+ dan Mg2+, khususnya Ca2+,
maka arti dari kesadahan dibatasi sebagai sifat/karakteristik air yang menggambarkan konsentrasi
jumlah dari ion Ca2+ dan Mg2+, yang dinyatakan sebagai CaCO3.
vi
2.2. Jenis-Jenis Kesadahan dalam air
Kesadahan dibedakan berdasarkan 2 hal yaitu : 1. Berdasarkan ion logam dalam air dan 2.
Berdasarkan anion yang berikatan dengan logam.
C. Pseudo-Hardness
Sumber air yang mengandung konsentrasi ion Natrium yang tinggi seperti di laut juga dapat
mengganggu timbulnya busa pada sabun akibat adanya efek ion senama. Pada dasarnya
ion Natrium bukanlah penyebab timbulnya kesadahan, dan hal tersebut hanya terjadi ketika
Ion Natrium dalam air terdapat dalam konsentrasi yang tinggi sehingga disebut pseudo-
hardness.
vii
2.3 proses penyebab kesadahan
Penyebab dan sumber kesadahan
Kesadahan disebabkan oleh keberadaan ion divalen yang ada dalam air yang dapat
berikatan dengan molekul sabun dan saat bereaksi dengan beberapa jenis ion dapat
mengendap dan menimbulkan kerak. Sebagian besar kesadahan dalam air disebabkan oleh
ion kalsium dan magnesium meskipun ada kalanya juga disebabkan oleh ion divalen lainnya
seperti ion besi(II),ion mangan(II), stronsium, dll. Dibawah ini disajikan tabel kation dan
anion penyebab kesadahan dalam air.
Air sadah sebagian besar terjadi pada air tanah hal ini disebabkan air bersifat sebagi pelarut
yang baik yang dapat melarutkan hampir semua zat yang dilaluinya. Sifat air tanah
ditentukan oleh jenis batuan atau tanah yang dilalui oleh air saat teejadi proses infiltrasi.
Air seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya akan melarutkan sebagian besar mineral
yang ada dalam tanah. Kemampuan melarutnya mineral tersebut meningkat akibat adanya
karbon dioksida yang dilepaskan oleh hasil aktivitas bakteri. Air yang masuk kedalam tanah
akan mengikat karbon dioksida dimana pengikatan ini sebagai bentuk adanya reaksi
kesetimbangan dengan asam karbonat. Pada pH yang rendah material dasar seperti batu
kapur akan terlarut dalam air.
A. Metode Perhitungan
Salah satu metode penentuan kesadahan yang paling akurat adalah metode perhitungan
yang didasarkan pada perhitungan keberadaan divalen ion dalam sampel air yang diperoleh
melalui analisa kation yang lengkap. Konsentrasi masing-masing ion divalen dapat
ditentukan secara terpisah melalui metode standard atomic absorption atau inductively
coupled plasma atau dengan ion chromatography serta ion-spesific-electrodes.
B. Metode Titrasi dengan EDTA
Metode ini didasarkan pada reaksi antara ethylenediaminetetraacetic acid (EDTA) atau
garam natriumnya sebagai titran dengan ion logam divalent dalam sampel air.
EDTA sebagai chelating agent akan membentuk kompleks yang sangat stabil dengan ion
logam divalent dalam sampel berdasarkan persamaan reaksi Keberhasilan percobaan ini
bergantung pada indikator yang menunjukkan keberadaan EDTA dalam konsentrasi
berlebih/titik akhir titrasi. Indikator yang biasa digunakan adalah Eriochrome Black T atau
Calmagite. Dimana saat titik akhir titrasi tercapai atau seluruh ion kesadahan terikat akan
berubah warna dari merah anggur menjadi biru Selama proses titrasi, seluruh ion
kesadahan akan membentuk kompleks dengan dengan indikator terlebih dahulu sebelum
terjadi penambahan EDTA. Kompleks ion kesadahan dan indikator akan menunjukan warna
merah. Keberadaan EDTA akan mengganggu kestabilan kompeks indikator tersebut dan
membentuk kompleks dengan ion logam divalen yang lebih stabil sehingga akan membuat
warna merah menjadi warna biru. Yang menunjukkan seluruh ion kesadahan sudah terikat
oleh EDTA.
Ada beberapa gangguan yang terjadi selama proses titrasi seperti adanya kation lain yang
dapat mengikat EDTA. Namun hal tersebut dapat diantisipasi melalui penyiapan beberapa
modifikasi pada sampel seperti menciptakan suasana basa pada kisaran pH 10 dimana
pada pH tersebut seluruh kation selain kation kesadahan akan mengendap. Khusus untuk
analisa kesadahan kalsium dilakukan dengan modifikasi pH pada kisaran 12 untuk
mengendapkan sebagian besar kation logam selain ion kalsium.
viii
sadah yang bercampur sabun tidak dapat membentuk busa, tetapi malah membentuk
gumpalan soap scum (sampah sabun) yang sukar dihilangkan. Efek ini timbul karena ion 2+
menghancurkan sifat surfaktan dari sabun dengan membentuk endapan padat (sampah
sabun tersebut). Komponen utama dari sampah tersebut adalah kalsium stearat, yang
muncul dari stearat natrium, komponen utama dari sabun:
2 C17H35COO- + Ca2+ → (C17H35COO)2Ca
Dalam industri, kesadahan air yang digunakan diawasi dengan ketat untuk mencegah
kerugian. Pada industri yang menggunakan ketel uap, air yang digunakan harus terbebas
dari kesadahan. Hal ini dikarenakan kalsium dan magnesium karbonat cenderung
mengendap pada permukaan pipa dan permukaan penukar panas. Presipitasi
(pembentukan padatan tak larut) ini terutama disebabkan oleh dekomposisi termal ion
bikarbonat, tetapi bisa juga terjadi sampai batas tertentu walaupun tanpa adanya ion
tersebut. Penumpukan endapan ini dapat mengakibatkan terhambatnya aliran air di dalam
pipa. Dalam ketel uap, endapan mengganggu aliran panas ke dalam air, mengurangi
efisiensi pemanasan dan memungkinkan komponen logam ketel uap terlalu panas. Dalam
sistem bertekanan, panas berlebih ini dapat menyebabkan kegagalan ketel uap. Kerusakan
yang disebabkan oleh endapan kalsium karbonat bervariasi tergantung pada bentuk kristal,
misalnya, kalsit atau aragonit.
1. Pemanasan
Kesadahan Sementara dapat dihilangkan dengan jalan pemanasan. Dengan jalan
pemanasan
senyawa-senyawa yang mengandung ion bikarbonat (HCO3-)akan mengendap pada dasar
ketel. Reaksi yang terjadi adalah :
Ca(HCO3)2 (aq) –> CaCO3 (s) + H2O (l) + CO2 (g)
Mg(HCO3)2 (aq) –> MgCO3 (s) + H2O (l) + CO2 (g)
3. Pengenceran
Pengenceran dengan menggunakan air destilasi (air suling/aquadest) dapat pula dilakukan
untuk menurunkan kesadahan. Air yang memiliki tingkat kesadahan yang tinggi, dapat
diencerkan dengan air yang bebas sadah.
ix
Penurunan secara alamiah dapat pula dilakukan dengan menggunakan jasa asam-asam
organik (humik/fulvik) , asam ini berfungsi persis seperti halnya yang terjadi pada proses
deionisasi yaitu dengan menangkap ion-ion dari air pada gugus-gusus karbonil yang
terdapat pada asam organik (tanian). Beberapa media yang banyak mengandung asam-
asam organik ini diantaranya adalah gambut yang berasal dari Spagnum (peat moss), daun
ketapang, kulit pohon Oak, dll.
Proses dengan gambut dan bahan organik lain biasanya akan menghasilkan warna air
kecoklatan seperti air teh. Sebelum gambut digunakan dianjurkan untuk direbus terlebih
dahulu, agar organisme-organisme yang tidak dikehendaki hilang.
7. Penggunaan Zeolit
Zeolit adalah aluminosilikat berhidrat, alami atau buata, dengan struktur Kristal berdimenci
tiga terbuka, yang di dalam kisinya teerdapat molekul air. Air dapat diusih lewat pemanasan
dan zeolit kemudian dapat menyerap molekul lain yang ukurannya cocok. Zeolit digunakan
untuk memisahkan campuran lewat penyerapan terpilih (selektif).
x
BAB 3
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa:
Daftar pustaka
xi
Annafi, 2007. Pembuatan Larutan dan Standarisasinya. PT. Cahaya Bangsa : Bandung
Day, R. A. dan S. Keman. 2008. Kimia Analisa Kuantitatif. Erlangga : Jakarta.
Harjadi, W. 2000. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Gramedia : Jakarta.
Sukmariah. 2000. Kimia Kedokteran Edisi 2. Binarupa Aksara : Jakarta.
Syukri. 1999. Kimia Dasar 2. Bandung : ITB.
Wahyudi, 2000, Jurnal Kimia dan Larutan No.5 Volume 2. Universitas Jendral Sudirman :
Purwokerto.
xii